NovelToon NovelToon
The Big Families 2

The Big Families 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:102.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Sekuel ke empat Terra The Best Mother, sekuel ke tiga Sang Pewaris, dan sekuel ke dua The Big Families.

Bagaimana kisah kelanjutan keluarga Dougher Young, Triatmodjo, Hovert Pratama, Sanz dan Dewangga.
Saksikan keseruan kisah pasukan berpopok dari new generasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKSI KELUARGA

Virgou mengetik cepat — perintah aman dikirim ke Darren untuk backup bukti, Seroja menerima file forensik otomatis, Dahlan diberi wewenang penuh mengoordinasikan pengawalan lokasi, sementara Bram menutup jalur publik agar penyidik bisa bekerja tanpa gangguan.

Darren berdiri, matanya menyala.

“Aku tarik salinan forensik dari server cadangan sekarang. Semua log — akses, metadata, paket transfer — kita freeze. Kita buat snapshot yang tidak bisa diubah!”

Di ruang tengah, suara ketikan dan notifikasi bersahut-sahutan. Tablet terbuka di meja panjang, peta jaringan dan daftar nama terpampang di layar. Semua fokus, kecuali satu suara lembut yang memecah kesunyian.

“Maaf,” tegur Rahma lembut, sambil menatap meja makan yang masih penuh makanan. “Bisakah kita kesampingkan itu sebentar? Anak-anak belum makan.”

Semua menoleh.

Terdiam sejenak.

Khasya menatap jam dinding, tersenyum samar. “Benar juga... kita lupa waktu.”

Virgou menghela napas dan menutup laptopnya. “Oke, istirahat sepuluh menit, makan siang dulu.”

Kanya langsung berdiri. “Ayo, sayang... ayo semua cuci tangan!” panggilnya pada anak-anak yang masih sibuk bermain di pojokan.

“Selesai makan... kita sholat dulu ya, biar tenang semuanya!” seru Layla.

“Terima kasih, sayang,” ujar Khasya lembut.

“Sama-sama, Bunda!” balas Layla.

Setelah makan, mereka berbondong menuju mushola keluarga. Andromeda maju sebagai imam. Suaranya tenang, bacaan ayatnya mengalun lembut. Di belakangnya, semua berdiri berbaris: para pria yang gagah, para wanita yang sabar, dan anak-anak kecil yang menatap takzim meniru gerakan orang dewasa.

Selesai salam, suasana hening. Tak ada yang bicara beberapa detik, seolah doa mereka menggantung di udara.

Khasya menatap ke arah kiblat, berbisik lirih, “Ya Allah, jadikan keluarga ini benteng bagi kebenaran, bukan hanya kekuatan.”

Virgou, yang duduk di sampingnya, mengangguk tanpa suara. “Dan jadikan ketenangan Bunda... jadi kekuatan kami,” gumamnya pelan.

🌤️

Anak-anak kemudian diminta tidur siang. Mereka naik ke kamar masing-masing, sementara para pengawal berjaga di tiap sisi rumah. Pintu belakang dikunci ganda, kamera keamanan diaktifkan.

Andromeda memeriksa semua jalur keluar masuk. Darren kembali ke ruang server. Seroja berbicara lewat panggilan aman dengan tim hukum. Dahlan menyiapkan laporan untuk diserahkan ke penyidik sore nanti.

Di sisi lain kota, pemandangan berbeda.

Langit kelabu menutupi bukit kecil di pinggiran kota. Asap tipis masih mengepul dari sebuah bangunan megah yang kini tinggal arang.

Villa Gondo — tempat rahasia, uang gelap, dan seluruh jejak keserakahannya — baru saja hangus.

Gondo berdiri di antara puing-puing, napasnya berat.

Pemadam baru saja pergi, menyisakan bau hangus dan tanah basah. Semua data, semua dokumen, semua aset yang disembunyikannya dari istri dan anak-anak… hilang tak bersisa.

Irwan dan Narwo berdiri beberapa meter di belakang, wajah mereka pucat.

Tablet yang mereka gunakan tadi pagi kini tergeletak di parit, hangus sebagian, tak bisa dinyalakan lagi.

Seluruh jaringan mereka dibekukan dari jarak jauh — tak ada yang bisa mereka akses, bahkan file pribadi.

Gondo hanya menatap, tak mampu berkata apa-apa.

Keringat dingin menetes di pelipisnya meski udara siang terasa panas. Ia sadar, bukan hanya harta yang hilang — tapi juga nama baiknya, pengaruhnya, seluruh permainan kotornya.

“Pak... apa kita kabur?” tanya Narwo lirih.

Gondo menatap kosong. “Kabur ke mana? Semua jalur ditutup... mereka sudah lebih dulu tahu.”

"Ternyata ... yang kita lihat tadi bukan data nasabah atau sistem yang kita buka," ujar Irwan menyadari. "Tetapi bom waktu!"

Gondo tak mampu berkata apa-apa, ia hanya menatap sisa-sisa vilanya.

Sementara itu, di gedung perkantoran tinggi di pusat kota, Heliya — wanita dengan pakaian rapi dan tatapan tajam — menatap layar komputernya.

Sebuah file baru masuk dari perusahaan SaveAccounting, berisi laporan forensik tentang penyimpangan dana.

Heliya membuka file itu perlahan, jantungnya berdetak cepat.

Ada nama yang ia kenal baik di sana — nama yang tak pernah ia sangka akan muncul.

Ia menelan ludah, menatap monitor tanpa berkedip.

Kring!

Panggilan masuk.

Ia menatap layar ponsel. Nomor tak dikenal. Dengan hati-hati, ia mengangkatnya.

“Halo... selamat siang. Apa benar ini Saudari Heliya Rumana?” suara berat seorang pria di seberang terdengar formal.

“Ya, saya sendiri. Ini siapa ya?” jawabnya berhati-hati.

“Kami dari kepolisian,” suara itu menjawab tenang. “Kami mendapat laporan tentang aliran dana tidak wajar di bawah nama Anda.”

Heliya terdiam. Jari-jarinya membeku di atas meja.

Satu detik terasa sangat panjang.

“Bisa ke kantor kami untuk memberikan keterangan?” lanjut suara itu.

Heliya memejamkan mata. Napasnya bergetar.

Ia tak menyangka badai yang dimulai dari suaminya ... kini sampai ke mejanya sendiri.

"Mas Gondo ... Kamu berani berkhianat? Aku pastikan kamu tidur di pordeo dalam jangka waktu yang sangat lama bersama antek-antekmu!" gumamnya lirih.

Di luar, awan mendung bergulung pelan.

Angin sore menyapu jendela kaca, memantulkan bayangan wajahnya — antara takut dan pasrah.

Ia tahu, permainan besar ini belum selesai.

Dan setiap keluarga... akan punya aksinya sendiri.

Bersambung.

Yah ... Mati deh ... Kalau berurusan sama keluarga Dougher Young.

Next?

1
Raisya Almira
Gak lah patlet Mimas...justru kayaknya lebih bersinar deh...karna ada dukungan dari pasangan...ayo dong patlet...💪
Nengs
ketinggalan aku kak may baru baca ini pdhl setiap hari ditengokin notif'a ga ada😄 mks semangat😍😍
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jangan diredupkan, Dimas. dukunglah seroja agar semakin bersinar terang
Lia Fitria
Wah kali ini ga perlu nguping & laporan sama onty Za ya baby😄😄
Lia Fitria
Bukan lagi di suapin makanan baby 🤭🤭
Eni Istiarsi
wah Paklek kok ragu gitu
Zay Zay
patlet mimas janan beunyelah pulu don,atuh beundutung muh.💪💪💪💪💪
nurry
lanjutkan menjodohkan mereka kakak, kan ata' Seroja juga ada rasa pada paklek Dimas pliiisss 🙏👍💪❤️
nurry
lanjut terus kak Maya 🙏💪❤️
nurry
aah paklek Dimas kenapa ragu, ayolah maju terus mdh2an ata' Seroja akan tetap bersinar👍💪❤️
nurry
hmmm yg lagi kasmaran🤭🤭🤭
nurry
😄😄😄😄😄
nurry
para kurcaci ikutan kepo 🤭🤭🤭
nurry
hahahaha ata' Kean, polos amat sih 😄
nurry
hadeuuhh papa Idal,kenapa nge gas terus🤦🤦🤦
Atik Marwati
kalo ditempatku namanya jalan tikus thor🤭
nurry
nah ketangkep kan 😄😄😄
Atik Marwati
🤣🤣🤣ga jadi kaburkan...
nurry
nekat bener, salah cari lawan pak Nanda
nurry
wah mau nyuap rupanya si Nanda 🤦🤦🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!