"Dimana ini? kenapa semuanya sangat bobrok? uuhh.. badan ku sakit sekali, " lirih Sherina yang mendapati tubuh nya berbaring di atas jerami.
"Kakak lihat, wanita kejam itu bangun kembali, apakah dia akan memukul kita lagi? " suara bisikan seorang anak kecil itu terdengar oleh Sherina, mereka mengenakan pakaian lusuh compang-camping, dengan tambalan di sekeliling nya.
"Mahkluk apa itu? kenapa mereka tampak seperti Monyet, " gumam lirih Sherina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-20. Belanja Sebanyak Mungkin
Meow..
Meow..
Meow..
Seekor kucing masuk ke rumah Nenek Sarah, kucing itu melihat Nenek Sarah dan lain nya dengan heran.
Meow..
Meow..
"Kucing.. " ujar Nenek Sarah anak menantu serta cucu nya secara bersamaan.
Praaankk...
"Dasar kucing sialan, kau baru saja membuat jantung ku terlepas" Nenek Sarah melempari kucing serta mengumpati nya.
"Jantung ku.. jantung ku.. " Dias mengusap dada nya yang terasa berdenyut.
"Kucing sialan.. awas saja jika aku melihat mu kembali, akan ku rebus kau sampai melepuh" umpatan terus di lontarkan ke pada sang kucing.
"Bau apa ini???" Dania mengendus-endus mencari dari mana bau itu berasal.
"Zay.. Bim.. kenapa celana kalian basah?" saat ini celana Zay dan Bim sudah basah seperti tersiram air.
"Zay.. Bim.. jangan bilang kalian buang air kecil di celana??" Lela menatap horor pada anak dan keponakan nya.
Sementara orang yang ditanya.. kini mereka sedang mencoba menyembunyikan celana basah mereka, dengan cara menghimpit nya menggunakan kedua kaki.
"Kalian.. kenapa diam saja?" Dania gemas pada anak dan keponakan nya.
"Kami tak sengaja Ibu.. " meski takut Zay mencoba menjawab pertanyaan sang ibu.
"Zay... ".
"Bim... " teriak serempak Dania dan Lela, mereka tak menyangka jika anak-anak mereka akan buang air kecil si celana.
"Maafkan kami Ibu.. aku hanya merasa sedikit takut.. " meski takut Zay mencoba untuk membela diri.
"Cepat segera bersihkan diri kalian" Nenek Sarah merasa jijik pada cucunya.
Zay dan Bim pun lari terbirit-birit menuju ke sungai, mereka takut jika mereka semakin di marahin lebih lama.
………………………………………………
"Bagaimana.. apakah kalian sudah tidak lapar lagi?" Sherina memperhatikan anak-anak tirinya makan dengan lahap.
"Aku sudah kenyang Ibu.. " Alena paling dulu menghabiskan makanan nya.
"Aku juga Ibu" Alena selalu tak ingin kalah dari sang adik.
"Kami juga sudah Ibu.. " Zevan juga tak mau ketinggalan.
"Kalau begitu.. ayo kita berbelanja semua kebutuhan kita, bukan kah kita juga harus membeli bahan renovasi rumah" Sherina sudah merasa tidak nyaman dengan gubuk mereka, maka Sherina akan mulai renovasi nya.
Menurut sistem koin emas yang Sherina miliki akan cukup untuk merenovasi gubuk reyot mereka, karna Sherina juga bisa membeli bahan lain nya melalui sistem.
"Ibu.. apa uang milik kita akan cukup?" Zevan tentu tak ingin nanti nya mereka akan kesulitan kembali.
"Sangat cukup, dan kamu jangan takut.. kan Ibu sudah bilang, mulai sekarang Ibu akan membahagiakan kalian.. Ibu akan lakukan yang terbaik untuk kalian, dan Ibu juga akan terus bekerja mencari uang" Sherina tau jika Zevan pasti cemas takut dirinya berubah kembali.
"Aku akan membantu Ibu untuk mencari uang" Alina selalu ingin menjadi orang terbaik pertama untuk Sherina.
"Ibu tau itu karna Alina yang terbaik.. bukan hanya Alina, tapi kalian semua adalah anak-anak Ibu yang baik" Sherina mengelus sayang satu persatu anak-anak tirinya.
Alina dan Alena tampak kegirangan, sementara tiga anak lelaki nya hanya bisa tersenyum malu.. mereka senang dengan perubahan Sherina, tapi terkadang mereka malu dengan perlakuan Sherina.
Zevan, Zovan serta Zivan mereka tak terbiasa BSI perlakuan seperti ini, karna selama ini belum pernah ada orang memperlakukan mereka sedemikian rupa.
"Ayo kita bergegas, agar kita segera pulang" Sherina sudah merasa tidak betah, dan dia ingin segera pulang ke gubuk nya agar bisa segera mandi.
Sherina belum mandi, tentu saja badan nya terasa sangan lengket sekali.
"Ibu.. " Alena memanggil Sherina ragu.
"Ada apa Alena.. apa ada yang kamu inginkan??" melihat dari tingkah Alena, Sherina yakin jika gadis kecil itu menginginkan sesuatu.
"Ibu.. boleh kah Alena dan yang lain nya membeli baju??" meski ragu Alena tetap mengatakan keinginan nya.
Sherina tersenyum kala mendengar keinginan Alena.. namun Sherina merasa sedih juga, sikap Sherina dalam novel benar-benar kejam, hingga anak-anak ini menyimpan begitu rasa takut serta keraguan besar terhadapnya.
"Ibu kan sudah bilang tadi, apapun yang kalian ingin kan maka belilah" Sherina akan terus berusaha untuk menyakinkan anak-anak tirinya jika Sherina bukan lah Sherina yang dulu.
Alena langsung berubah ceria setelah mendengar jawaban dari Sherina, dan Alena langsung menarik tangan sang adik untuk segera masuk ke toko pakaian.
"Gadis kecil.. apa kamu butuh sesuatu?" tanya pelayan toko ramah pada Alena.
"Kamu.. mereka hanya pengemis pasti mereka kesini untuk mengemis.. " pelayan toko satunya lagi langsung menilai Alena dan Alina sebagai pengemis.
"Selalu saja seperti ini.. " monolog Sherina dalam hati karna kesal mendengar ucapan pelayan toko pakaian tersebut.
"Kamu jangan begitu.. belum tentu juga mereka kesini untuk mengemis" pelayan toko pakaian pertama membela Alena.
"Terserah kau saja.. jika mereka ujung-ujungnya mengemis, maka jangan salahkan aku" pelayan satu nya lagi langsung pergi penyalahgunaan orang lain.
"Tolong ambilkan anak-anak ku masing-masing tiga pasang pakaian sudah jadi, aku ingin warna yang cocok dengan mereka, dan harus pakaian terbaik" Sherina tak ingin anak-anak tirinya di pandang rendah lagi karna pakaian nya.
"Tentu Nyonya.. silahkan ikuti saya" pelayan pakaian tampak senang atas pesanan Sherina, sementara pelayan sombong tadi tampak kecewa, karna orang yang di layani nya tak membeli satu pakaian pun.
"Terimakasih Nyonya karna telah berbelanja di toko kami" dengan ramah pelayan itu terus menemani Sherina.
"Ini untuk membayar semua pakaian ini.. dan ini untuk mu, terimakasih karna kamu tak memandang rendah kami" Sherina sengaja mengatakan hal tersebut, agar pelayan satuannya lagi merasa malu.
"Terimakasih Nyonya untuk bonus nya.. sudah kewajiban saya untuk melayani pembeli dengan baik" pelayan pakaian tampak polos, dia sama sekali tak mengerti sindiran halus Sherina kepada teman nya.
Sementara teman nya, kini dia merasa di permalukan oleh Sherina, dia pun menyesal karna merendahkan anak-anak Sherina.
Setelah membeli pakaian kelima anak tirinya Sherina segera membeli barang kebutuhan lain nya, berikut alat-alat untuk merenovasi gubuk mereka.
Kini tampak beberapa gerobak sudah berbaris rapih, belanjaan Sherina begitu banyak, karna Sherina membeli semua kebutuhan mereka.
"Ibu.. " Zovan tampak gelisah.
"Ada apa Zovan??" Sherina ingin tau apa yang akan di ucapkan oleh Zovan.
"Mengapa semuanya Ibu beli begitu banyak??" Zovan takut hari esok mereka akan kesulitan kembali, karna Sherina tak bisa menghemat.
"Bukan lah kita akan merenovasi rumah kita, dan bukan kah semua alat-alat yang ada di rumah kita sudah tak layak pakai!! Ibu ingin yang terbaik untuk kita semua, Ibu juga ingin kalian hidup dengan layak" Sherina maksud Zovan, karna di antara mereka, Zovan adalah orang yang banyak perhitungan.
"Begitu ya.. tapi. tapi.. nanti uang Ibu habis" lebih tepat nya Zovan ingin mengatakan uang kita.
"Jika habis maka Ibu akan cari lagi"
Bersambung... semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya 👋👋.