NovelToon NovelToon
Rembulan Yang Dilupakan

Rembulan Yang Dilupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Persahabatan / Fantasi / Fantasi Wanita / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puvi

Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Angin Perubahan dan Dendam yang Tersisa

Fajar di Kota Mata Angin datang disertai dengan nyanyian angin yang konstan melalui bilah-bilah kincir dan gemerincing lonceng dari menara pengawas. Su Yue terbangun lebih awal, seperti biasa. Dia duduk bersila di atas tempat tidurnya, menghirup udara pagi yang sejuk dan segar yang masuk dari jendela. Kali ini, dia tidak langsung memulai meditasi. Dia merenung.

Dua hari yang intens telah meninggalkan bekas yang lebih dalam dari sekadar luka gores dan kelelahan. Ada pelajaran tentang kerja sama, tentang kendali, tentang realitas dunia di luar tembok sekte yang terlindungi. Dan ada pula realisasi yang lebih kelam: bahwa kekuatan yang dia miliki, meski masih kecil, sudah cukup untuk menarik perhatian, baik yang baik, seperti Pedagang Chen dan Liu, maupun yang buruk.

Dia mendengar Xuqin dan Lanxi masih tertidur lelap. Dengan hati-hati, dia turun dari tempat tidur dan mendekati jendela. Dari lantai dua Pondok Kincir, dia bisa melihat sebagian pasar mulai hidup. Pedagang-pedagang kecil membuka lapaknya, asap mengepul dari tungku-tungku dapur warung makan, dan suara langkah pertama kuda patroli kota terdengar berirama di jalanan batu.

Tok. Tok.

Ketukan lembut di pintu.

Su Yue berbalik, tangannya refleks mendekati pedang yang bersandar di dekat tempat tidur.

"Siapa?"

"Ini Nyonya Hua. Ada pesan untuk kalian."

Su Yue membuka pintu. Nyonya Hua berdiri di sana dengan senyap, memegang selembar kertas kecil yang dilipat. "Seorang anak laki-laki pedagang mengantarkan ini tadi. Bilang dari Tuan Liu."

"Terima kasih," kata Su Yue, mengambil kertas itu. Setelah Nyonya Hua pergi, dia membukanya. Tulisan di dalamnya singkat dan rapi.

Nona-nona, terima kasih atas bantuannya semalam. Batu itu sudah stabil dan ahli segelku telah mengambil alih. Sebagai tanda terima kasih, ada informasi kecil: seorang tetua dari sekte kecil di selatan, 'Paviliun Awan Merah', sedang berada di kota untuk membeli bahan. Dia mungkin membutuhkan pengawal untuk perjalanan pulang ke selatan, upah besar. Jika tertarik, temui dia di kedai 'Angin dan Minuman' dekat gerbang selatan sebelum matahari tepat di atas kepala. Hati-hati, dia dikenal temperamental. - Liu.

Su Yue memandangi kertas itu. Misi lain. Upah besar. Tapi juga ada peringatan: temperamental. Dan yang lebih penting, ini adalah tetua dari sekte lain. Dunia lain lagi.

Dia membangunkan Xuqin dan Lanxi dan menunjukkan pesan itu kepada mereka setelah mereka cukup sadar.

"Paviliun Awan Merah? Aku pernah dengar sedikit," gumam Xuqin, mengusap matanya. "Sekte kecil, lebih kecil dari Qingyun, terkenal dengan teknik angin dan api mereka. Agak agresif."

"Upah besar," ulang Lanxi, matanya berbinar meski masih setengah tertutup. "Tapi 'temperamental'... itu artinya apa?"

"Artinya kita harus ekstra hati-hati," jawab Su Yue. Dia melipat kertas itu. "Kita sudah punya cukup sumber daya untuk sekarang. Tapi... informasi dan pengalaman dengan sekte lain bisa berguna. Kita bisa pergi lihat saja. Tidak harus menerima."

Setelah sarapan sederhana di pondok, mereka memutuskan untuk menjelajahi pasar terlebih dahulu sebelum memutuskan tentang misi baru. Mereka masih memiliki banyak koin emas, dan ada beberapa hal praktis yang mereka butuhkan: pakaian pengganti yang lebih tahan lama, tas yang lebih baik untuk membawa barang, mungkin peta wilayah sederhana.

Pasar Kota Mata Angin pagi itu ramai dan penuh warna. Mereka berjalan di antara lapak-lapak, terkadang berhenti untuk menawar. Xuqin, dengan pengetahuannya tentang kain, berhasil membeli tiga set pakaian praktis dari bahan tebal namun nyaman dengan harga murah. Lanxi tertarik pada seorang pandai besi yang menjual pisau dan golok berkualitas bagus, tapi akhirnya memutuskan untuk menabung. Su Yue diam-diam membeli sebuah mantel berkerudung berwarna abu-abu gelap yang sederhana, sesuatu untuk menyembunyikan penampilannya jika diperlukan.

Saat mereka sedang memeriksa sebuah lapak rempah-rempah langka, sebuah suara yang tidak asing dan tidak diinginkan membuat mereka membeku.

"Lihatlah siapa kita temui di sini. Tiga tikus desa yang berhasil kabur dari cakar kucing."

Mereka berbalik pelan. Di sana, berdiri di antara kerumunan, adalah Gao Feng, si pemimpin kelompok lima pria dari Sekte Qingyun. Dia tidak sendirian. Di sampingnya ada tiga dari anggota kelompoknya, termasuk Dorgu yang bertubuh besar. Mereka juga tampak baru saja kembali dari misi, dengan pakaian yang kotor dan beberapa luka kecil yang masih segar. Namun, di mata Gao Feng, ada api dendam yang sama yang mereka lihat setelah ujian praktik.

"Gao Feng," sapa Xuqin, dengan nada netral namun waspada. "Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Hal yang sama seperti kalian, tentu saja. Mencari sumber daya dengan upah misi," jawab Gao Feng, melangkah mendekat. Tatapannya tajam, terutama pada Su Yue. "Tapi sepertinya kalian cukup beruntung. Pakaian baru, ya?" Dia menatap mantel baru Su Yue dengan cibir.

"Urusan kami," balas Lanxi pendek, melipat tangannya.

"Tentu, tentu," kata Gao Feng, namun nada sinisnya tak tersembunyi. "Tapi kebetulan yang lucu, kami juga baru saja menyelesaikan misi. Pengawalan kafilah kecil. Dan tebak apa? Kami bertemu beberapa bandit yang ceritanya lucu. Mereka bilang mereka dihabisi oleh tiga gadis dengan pedang biru dingin, tongkat kayu, dan tinju seperti batu."

Dia berhenti, memandang mereka satu per satu. "Mereka menggambarkan kalian dengan cukup detail."

Su Yue tidak bergeming. "Masalah?"

Gao Feng tertawa pendek, tanpa humor. "Tidak, tidak ada masalah. Hanya... kami berpikir, setelah serigala dan bandit, mungkin kalian sudah puas. Tapi rupanya kalian masih mencari masalah."

Dia mendekat lebih dekat, suaranya rendah. "Aku peringatkan kalian. Jalan kultivasi itu panjang. Dan di Sekte Qingyun, persaingan semakin ketat. Kalian mungkin berpikir kalian hebat karena bisa membunuh beberapa binatang dan preman. Tapi itu tidak ada artinya dibandingkan dengan mereka yang benar-benar berbakat dan memiliki dukungan."

"Apakah itu ancaman?" tanya Su Yue, suaranya datar seperti es.

"Bukan ancaman. Nasihat," sahut Gao Feng, meski matanya berkata lain. "Jangan terlalu menonjol. Dan ingat, ada orang yang mengamati. Paviliun Bunga Plum Musim Dingin bukan jaminan kalian aman selamanya." Dia memandangi mereka sekali lagi, lalu berbalik. "Ayo, teman-teman. Masih ada urusan."

Dia dan kelompoknya pergi, menyatu dengan kerumunan pasar.

Xuqin menghela napas panjang. "Dia masih menyimpan dendam."

"Dan sekarang dia tahu kita di kota ini," tambah Lanxi, cemas.

Su Yue memandang ke arah mereka menghilang. "Biarkan saja. Dia tidak akan berbuat apa-apa di tengah kota. Tapi dia benar tentang satu hal: kita harus lebih waspada. Persaingan di sekte nyata, dan musuh tidak selalu datang dengan wajah bandit."

Insiden itu mengingatkan mereka bahwa dunia kultivasi tidak hanya tentang monster dan misi, tetapi juga tentang politik kecil, kecemburuan, dan persaingan sesama murid.

Mereka melanjutkan belanja dengan suasana hati yang lebih berat. Saat matahari hampir tepat di atas kepala, mereka memutuskan untuk setidaknya melihat informasi tentang misi dari tetua Paviliun Awan Merah. Mereka menuju gerbang selatan kota.

Kedai "Angin dan Minuman" adalah tempat yang sederhana, lebih mirip rumah minum untuk pekerja dan pedagang. Saat mereka masuk, bau arak murah dan asap rokok menyambut mereka. Suasana riuh, tapi mata semua orang langsung tertuju pada tiga gadis muda yang masuk, sebuah pemandangan yang tidak biasa di tempat seperti ini.

Di sebuah sudut yang agak terpisah, duduk seorang pria tua dengan jubah merah tua dan janggut putih yang tidak terawat. Wajahnya keriput, matanya merah dan berair, tetapi memancarkan aura yang kuat dan tidak stabil, seperti api yang siap meledak. Di mejanya sudah ada beberapa botol arak kosong. Itu pastilah Tetua Paviliun Awan Merah.

Dengan hati-hati, mereka mendekat. "Permisi, Tetua. Apakah Anda yang dari Paviliun Awan Merah?" tanya Xuqin dengan sopan.

Pria tua itu mengangkat kepalanya, matanya yang berair memandangi mereka dengan pandangan yang tidak fokus, lalu tiba-tiba tajam. "Apa? Kalian? Kalian murid-murid itu yang Liu bicarakan?" suaranya serak dan kasar.

"Benar, Tetua. Kami dari Sekte Qingyun. Tuan Liu menyebut Anda mungkin membutuhkan pengawal," lanjut Xuqin.

Tetua itu mendengus. "Qingyun? Sekte pertengahan yang lemah lembut itu? Hmph. Tapi Liu bilang kalian bisa diandalkan. Baiklah." Dia meneguk sisa arak di gelasnya.

"Aku butuh pengawal kembali ke Paviliun Awan Merah. Perjalanan tiga hari ke selatan, melewati Lembah Asap. Upahnya seratus koin emas per orang."

Seratus! Jumlah itu membuat mereka terkesiap. Tapi Lembah Asap? Itu nama yang tidak mengenakkan.

"Lembah Asap... itu daerah berbahaya?" tanya Su Yue.

"Bahaya? Hah! Hanya beberapa gas beracun biasa dan binatang lemah yang menyukai panas. Tidak ada apa-apa bagi kultivator sejati!" hardik tetua itu, tapi nada bicaranya yang berlebihan justru mencurigakan. "Tapi jika kalian takut, pergilah! Aku tidak butuh pengecut!"

Dia jelas menyembunyikan sesuatu. Dan sikapnya yang arogan dan mabuk tidak menjanjikan perjalanan yang mudah.

Su Yue, Xuqin, dan Lanxi saling bertukar pandang singkat. Komunikasi tanpa kata terjadi di antara mereka. Ini terlalu berisiko. Upah besar, tapi tetua ini tidak bisa dipercaya, dan daerah tujuannya berbahaya. Mereka sudah memiliki cukup sumber daya untuk saat ini.

"Maaf, Tetua," kata Xuqin dengan hormat. "Kami harus menolak. Masih ada urusan lain yang harus kami selesaikan di kota ini."

Wajah tetua itu langsung menjadi merah marah. "Menolak? Kalian menolak tawaranku? Berani sekali! Kalian pikir kalian siapa?!"

Auranya tiba-tiba memanas, tekanan dari tingkat kultivasinya yang jauh di atas mereka, mungkin di tingkat Core Formation, mendesak ke arah mereka, membuat napas mereka tersendat.

Tepat saat Su Yue siap menghunus pedangnya, sebuah suara yang tenang namun berwibawa muncul dari belakang mereka.

"Tetua Hong. Masih menyebabkan keributan di kedai orang lain?"

Seorang pria berjubah biru-abu yang sederhana, dengan aura yang dalam dan terkendali, berdiri di pintu masuk kedai. Dia adalah seorang tetua dari Sekte Qingyun! Tidak dikenal oleh mereka, tapi jubah dan lambangnya jelas.

Tetua Hong, si pemabuk, sedikit mundur, wajahnya masih merah tapi sekarang juga sedikit waspada. "Ah, Zhang Jun dari Qingyun. Apa urusanmu ke sini?"

"Sedang mengawasi beberapa murid baru yang sedang menjalankan misi," jawab Tetua Zhang Jun dengan sopan namun tegas. Matanya berpindah ke Su Yue dan kawan-kawan.

"Sepertinya mereka sudah menyelesaikan misi mereka dengan baik. Dan sepertinya mereka tidak tertarik dengan tawaranmu. Biarkan mereka pergi."

Ada ketegangan singkat di udara. Tetua Hong akhirnya mendengus, lalu membalikkan badan dan memanggil pelayan untuk arak lagi.

"Pergilah! Aku tidak butuh kalian!"

Tetua Zhang Jun memberi isyarat pada mereka.

"Keluar."

Begitu mereka berada di luar, di bawah sinar matahari yang terang, mereka menarik napas lega.

"Terima kasih, Tetua," ucap Xuqin, membungkuk.

"Tidak perlu. Aku kebetulan melihat kalian masuk. Tetua Hong itu terkenal licik dan pemarah. Menolaknya adalah keputusan yang bijaksana," kata Zhang Jun. Matanya yang bijak memandangi mereka.

"Kalian adalah Su Yue, Xuqin, dan Lanxi, ya? Yang bertahan di Air Terjun Embun Beku dan mendapat Paviliun Bunga Plum."

Mereka mengangguk, terkejut dia tahu.

"Kalian sudah menarik perhatian. Itu bisa menjadi pedang bermata dua. Berhati-hatilah, baik di dalam maupun di luar sekte." Dia memberi mereka sedikit anggukan, lalu berjalan pergi, menghilang di kerumunan pasar.

Mereka berdiri di depan kedai yang berisik, dipenuhi oleh perasaan campur aduk. Hari ini mereka diingatkan tentang dua jenis bahaya: persaingan dari sesama murid seperti Gao Feng, dan tipu daya dari kultivator lain yang lebih tua dan kuat seperti Tetua Hong. Dunia ini tidak pernah berhenti menguji mereka.

"Kita sudah mendapat cukup pengalaman untuk hari ini," kata Su Yue akhirnya. "Mari kita kembali ke Pedagang Liu, ambil sisa pil kita, lalu pulang ke sekte."

Keputusan itu terasa tepat. Kota Mata Angin telah memberi mereka sumber daya, koneksi, dan pelajaran berharga. Tapi sekarang, yang mereka butuhkan adalah keamanan dan waktu untuk mengasimilasi semua yang telah mereka alami, untuk mengubah koin emas dan pil menjadi kekuatan yang nyata di dalam diri mereka sendiri. Angin perubahan mungkin bertiup kencang di luar, tetapi terkadang, langkah paling bijaksana adalah mundur sejenak ke dalam sangkar untuk mengasah cakar dan sayap.

1
Melvina Sary
Menangkan suyue
Melvina Sary
Gao Feng jahat
Melvina Sary
Hehee takut dia itu
Melvina Sary
Bagus kerjasamanya 🙏
Mistik 55
Good senior song
Mistik 55
Mantap thor lanjut
Melvina Sary
Lohh udah bab terakhir nya. Perasaan cepat banget. Satu kopi thor ☕
Puvi: Makasih kk🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Mari berangkat misi kedua 🏇
Melvina Sary
Gooooo misi kedua 💪
Melvina Sary
Mantap untuk permulaan 👍
Melvina Sary
Tetua aneh
Melvina Sary
Loh. Jumpa tuh orang
Melvina Sary
Mantap thor
HUOKIO
Bagus. Cepat up nya thor
Puvi: Makasih kak
total 1 replies
Melvina Sary
Seru banget ada komedi nya
Puvi: Makasih kakak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
UP lagi thor 👍
Melvina Sary
Mantap untung banyak
Mistik 55
Bagus banget 🙏
Puvi: Makasih kak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Pedagang Chen sangat baik☺️
Puvi: iya tuh
total 1 replies
Melvina Sary
Semakin seru thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!