Jodoh dicari ✖️
Jodoh dijebak ✔️
Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.
Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Dada Ivy sesak, air matanya terus mengalir deras. Wajah bengis Papanya dan seringai di wajah Inara, menambah sakit hatinya. Mati-matian ia pertahanan bibirnya agar terus tertutup rapat. Sekali obat itu masuk, bisa jadi janin yang baru tumbuh di rahimnya, yang bahkan belum ditiupkan ruh, akan lenyap seketika. Suara detak jantung di ruang Dokter tadi, masih berdengung di telinganya, dan gambar yang terekam di layar monitor USG, masih bisa ia ingat dengan jelas.
Agung mencengkeram rahang Ivy, memaksanya membuka mulut. Sama sekali tak terlihat mimik iba di wajahnya meski wajah Ivy sudah basah dengan air mata.
"Dasar gadis sok suci!" maki Inara. "Ngatain gue, tapi dianya lebih parah."
Mata Ivy menyapa-nyala, menatap Inara penuh kebencian. Ia memang murahan, tapi tak rela jika dibandingkan dengan Inara.
Jantung Ivy mencelos saat sang Papa berhasil membuka mulutnya dan memasukkan obat tersebut. Jika tadi ia berusaha mati-matian menutup mulut, sekarang kebalikannya, ia berusaha memuntahkan obat tersebut, namun Papanya membungkam mulutnya. Tubuhnya lemas, harapannya hancur, putus asa. "Maafin Ibu, Nak," gumamnya dalam hati.
"Hentikan! Cukup!" teriak Ivana yang baru masuk, berlari ke arah mereka, menarik tubuh Inara yang menduduki paha Ivy. "Lepasin adikku!" Tak berhasil dengan menarik lengannya, dijambaknya dengan kuat rambut panjang Inara sampai wanita itu mengaduh dan melepaskan tangan Ivy.
"Lepas, sakit!" teriak Inara, menahan tangan Ivana agar melepas rambutnya. Tapi yang ada, Ivana malah semakin kencang menarik hingga tubuhnya roboh, dan Ivy bisa melepaskan kedua kakinya.
"Heh Ivana, lepasin dia!" teriak Agung.
Melihat fokus Papanya berkurang, Ivy mendorong sekaligus menendang hingga laki-laki paruh baya itu terjengkang. Persetan ia dikata anak durhaka, Papanya jauh lebih durhaka darinya. Buru-buru, ia memuntahkan obat yang untungnya belum sampe masuk ke tenggorokan.
"Pah, itu cucu Papa!" teriak Ivana, menatap Agung nyalang dengan nafas naik turun.
"Cucu?" Agung membalas tatapan Ivana tak kalah tajam. "Itu aib, anak haram" menunjuk perut Ivy.
"Yang aib itu, hubungan Papa dengan jalangg itu!" teriak Ivy, menunjuk Inara yang terlihat sedang merapikan rambut.
PLAK
Agung menghadiahi sebuah tamparan keras pada pipi Ivy. Melihat itu, senyum Inara langsung mengembang. Puas.
"Tersenyumlah," sambil memegang pipi yang panas dan memerah, Ivy menatap Inara. "Mungkin sekarang lo merasa menang, tapi tunggu saja, satu dua bulan kedepan, Papa juga akan buang lo!"
"Diam kamu!" bentak Agung.
Ivy menatap Papanya muak. Iyalah, sekarang masih kecintaan sama Inara, baru pacaran sebulan, tapi nanti saat bosan, udah nemu yang baru, pasti ditinggal. Mungkin kalau ada penganugerahan piala laki-laki terbanggsat, Papanya lah yang akan mendapatkan piala.
"Pah, itu cucu Papa. Bisa-bisanya Papa ingin melenyapkannya," ujar Ivana, membuang nafas kasar sambil geleng-geleng. Andai saja ia datang terlambat, mungkin anak Ivy sudah tak terselamatkan. "Ivana sudah lama menunggu kehadiran anak, bahkan sudah melakukan berbagai cara untuk bisa hamil, tapi.. " Ia tak bisa melanjutkan kata-katanya, menggigit bibir bawah sambil meremat celana, menahan air mata yang memaksa keluar. "Papa bilang ingin punya cucu, tapi kenapa sekarang saat Allah ngasih, Papa malah mau melenyapkannya." Hatinya hancur, kekecewaannya begitu besar pada sang Papa. Laki-laki yang hampir 30 tahun lamanya ia panggil Papa itu, sungguh tak punya hati.
"Biarkan anak itu lahir, Pah," ujar Ivana dengan suara bergetar, menatap Ivy nanar. "Jika dianggap aib, biar Ivana yang membesarkannya. Biar Ivana yang menjadi ibunya, dan nama Ivana yang tertera sebagai ibu kandungnya di akta kelahiran."
Ivy menggeleng, tak setuju itu, namun semua kalimat yang ingin ia utarakan, tertahan di tenggorokan.
Agung mendengus kesal, menatap Ivy tajam lalu turun dari ranjang. " Baiklah, kamu urus anak itu nantinya. Jangan sampai ada yang tahu itu anak Ivy. Ayo sayang, kita pergi!" membantu Inara turun dari ranjang, lalu membawanya keluar.
Ivana, ia langsung memeluk Ivy, meminta maaf karena hampir saja datang terlambat. Ia sedang di dapur bersama Bi Lastri tadi, tak tahu jika Inara datang.
"Kak, ini anakku, aku ingin merawatnya sendiri," Ivy menumpahkan air matanya di balik punggung Ivana. "Dia anakku, Kak."
Ivana mengangguk, sebelah tangannya mengusap kepala hingga punggung Ivy. "Itu urusan nanti, yang penting Papa gak berusaha lagi untuk menggugurkan janin dalam kandungan kamu."
Hening, tak ada lagi obrolan diantara mereka, keduanya larut dalam pikiran Masing-masing. Hanya suara isak tangis yang memenuhi kamar. Sejak Mama mereka meninggal, keduanya serasa seperti yatim piatu. Papa sebagai orang tua satu-satunya, yang seharusnya selalu ada untuk mereka, justru semakin tak ada perannya. Hanya berperan saat butuh sesuatu, selebihnya, tak mau tahu.
"Sayang, kamu gak penasaran, siapa ayah dari anaknya Ivy?" tanya Inara yang berada di kamar Agung. Wanita yang memakai rok span ketat di atas lutut serta blouse satin warna pink tersebut, duduk di pangkuan atasan sekaligus kekasihnya, memainkan helaian rambut panjangnya yang dicurly.
"Aku sudah suruh orang yang menyelidiki siapa kaki yang dekat dengan Ivy tiga bulan kebelakangan ini, juga melihat laporan perbankannya, dan dimana saja dia memakai uangnya," sahut Agung, sebelah tangannya berada di pinggang Inara, sementara sebelah lagi, sibuk mengelusi paha mulus sang wanita. "Ponselnya juga sudah aku sadap. Dia bilang laki-laki itu ia pilih random di club," ia tersenyum kecut. "Impossible."
"Di club?" Inara mengerutkan kening. "Blue Paradise?"
Agung menatap Inara, "Blue paradise?"
"Iya, bukankah teman baik Ivy, namanya Firman, dia jadi bartender disana."
"Benarkah?" Agung memang tak tahu apapun tentang putrinya tersebut.
Inara mengangguk.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, orang suruhan Agung tiba-tiba menelepon, mengabarkan jika club yang sering dikunjungi Ivy, adalah Blue Paradise, cocok dengan dugaan Inara.
"Minta rekaman CCTV 3 bulan lalu," titah Agung.
Tidak sulit bagi orang suruhan Agung untuk mendapatkan informasi. Selain mereka sudah berpengalaman dengan hal-hal seperti ini, uang juga menjadi kunci utama untuk melancarkan segalanya.
Malam hari, Agung sudah mendapatkan rekaman CCTV yang diminta. Terlihat Ivy keluar dari club bersama laki-laki dan seorang perempuan lagi. Tapi perempuan itu pergi setelah Ivy dan laki-laki itu masuk ke dalam mobil. Via telepon, orang suruhannya juga memberi tahu jika Ivy ada menggunakan kartu debitnya untuk membayar tagihan kamar hotel yang lokasinya yak jauh dari club tersebut.
"Identitas laki-laki itu, apa kamu sudah mendapatkannya?" tanya Agung. "Ilyasa Kaysan Nugraha," ulangnya setelah mendengar nama itu.
"Hah, siapa?" tanya Inara yang ada di samping Agung, sedang asyik bermain ponsel. Dia memang belum pulang dari rumah Agung, seharian disana, menghabiskan waktu berdua di kamar.
"Ilyasa Kaysan Nugraha, kamu kenal?" tanya Agung.
Nama itu tidak asing bagi Inara. Nama yang mengingatkan ia dengan mantan pacaranya, Nuh Khaizuran Nugraha. Nama belakang mereka sama, bahkan nama tengah juga mirip. Ia coba mengingat-ingat lagi nama adik-adik Nuh, namun sulit, ia lupa. Tapi... seingatnya Nuh pernah bilang, kalau nama adik-adiknya, juga nama nabi. Ilyasa... ya, itu pasti adik Nuh. Ia langsung membuka akun media sosial, membuka laman sebuah brand yang cukup terkenal meski masih terbilang baru.
"Yang, coba samain, apa ini orangnya?" Inara menunjukkan foto Adik Nuh yang menjadi salah satu model di brand busana muslim milik Nuh dan Yasmin. Ia memang sudah putus lama dengan Nuh, tapi masih suka kepo kehidupan pribadinya.
Ia dan Agung, lalu menyamakan foto Yasa dengan orang di CCTV tersebut. Dan...
"Ya, ini orang yang sama," ujar Agung. "Kamu kenal?"
Inara mengangguk, "Dia putra kedua Yusuf Liam Nugraha."
"Hah, siapa? Yusuf Liam Nugraha?" Agung takut salah dengar.
"Iya," Inara mengangguk cepat.
Mata Agung langsung berbinar, senyumnya mengembang. Siapa yang tak kenal Yusuf Liam Nugraha, pengusaha sukses yang bisnisnya ada dimana-mana, bahkan di luar negeri. Sepertinya, ia telah membuang berlian KW 1, dan mendapat ganti, berlian asli.
lha lo juga ngebuka baju Ipi.,
jadi satu sama donk..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
s' Ipi santai banget
s' Ilyas bingung banget
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
capai di jodohkan atau mirip di jual,,
seperti yang bdi ceritakan kepada mama Sani makanya seolah cari ke bahagia an
nya sendiri suka suka,,,,agar ayahnya
marah justru baik menurut Ivi jadi buat
sengaja',,, sukses Vi tetap semangat dan
selalu jadi wanita cantik dan baik,
yang ke dua,,,di kasi h mahar hanya liontin satu gram,,,bukan menghina na Yasa
tapi Ivi berasa bersalah,,,coba cewek lain seperti mantan Abangnya bisa mirip
rampok ,,,tapi yang sudah di hina oleh papa usup justru sangat nrimo dan jujur
melas kan malah di nikahi saja sudah
bahagia 😭 nangis bukan apa tapi terharu
dengan Ipi yang sederhana dan tidak
neko neko dan serakah ,,, Yasa uangnya
banyak Vi ga usah takut belilah kalung
yang kecil tapi manis,, sederhana tapi
elegan paksa beliin Yas ,,, sebenarnya ga bisa beli ga mampu belum mampu beli
Ivi jadi di paksa atau diam diam belikan
ayahnya duit mataan tapi lihat putrinya
lope lope sekebon jengkol yabVi kirim
ke Kakak Yuuuuuu 🤣🤣👍
dengar penjelasan Yasa. saking berharap bamget beli tiket nyongkel tabungan 🤣
El ku akan kece a abis melas justru ya
nanti tidak ada El yang ramai dan senyum
riang,,,abis bagaimana lagi ya yayang nya
di perkosa cewek cantik,,itu kata Luth,,,
kecil juga tau mana yang cantik dan jelek
Ipi beneran ya mau sendian dengan calon anak tanpa suami. bila ga ada dukungan
percaya Vi seratus ribu,,,,kaya cinta Alice
1000 pun akan setia haduhhh El 😭😭
cuma melas mau nonton saja nyongkel celengan,,