Follow ig @abil_rahma
Icha gadis cerdas disekolahnya, terbukti dari segudang prestasi yang dia dapatkan. Tetapi sayangnya dia gadis yang terlihat culun dan jarang bergaul, itu disebabkan karena Ayahnya mengatakan kalau dia sudah dijodohkan sejak bayi dengan anak sahabat Ayahnya. Yang dia tau sahabat Ayahnya itu orangnya sangat baik sekali. Tetapi dia tidak tau siapa orang yang sudah dijodohkan dengannya.
Vicky Al Ghifari seorang cowok yang terkenal playboy disekolahnya, suka gonta-ganti pacar. Dia juga tahu kalau sudah dijodohkan sejak bayi, tetapi keadaan itu dia manfaatkan buat mencari pacar sebanyak-banyaknya. Karena dia tak tahu siapa yang sudah dijodohkan dengannya.
Mereka harus menikah saat masih SMA kelas XII karena suatu alasan. Akankah mereka bisa menerima pernikahannya dan hidup bahagia atau sebaliknya?Karena ternyata orang yang dijodohkan tak sesuai dengan harapan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 21
Icha mendekati Al yang duduk disofa, matanya fokus kearah laptop dihadapannya.
"Ada yang bisa aku bantu Al?" tanya Icha setelah duduk disamping Al.
Al menoleh kearah Icha sambil tersenyum, tapi senyumnya memudar saat melihat penampilan Icha yang belum pernah dia lihat. Melihat Al menatap seprti itu Icha jadi salah tingkah.
"Kamu mau menggodaku ya dengan pakaian sperti itu," ucap Al menunjuk pakaian Icha dengan ekor matanya.
Bagaimana Al tidak berkomentar seperti itu, Icha saja hanya memakai celana pendek diatas lututnya yang hanya menutup setengah pahanya, dengan atasan kaos pendek yang pas dibadannya yang mungil, sehingga menonjolkan setiap lekuk tubuhnya.
"Bukan begitu Al, aku sebenarnya biasa pakai kaya gini kalo pas dikamar, kalo kamu gak suka akan ku ganti," ucap Icha, dia akan beranjak dari duduknya tapi tarikan Al mengurungkan niatnya.
"Gak usah, tapi kalau sampai aku khilaf jangan salahkan aku ya," ucap Al dengan menaik turunkan alisnya.
"Kalo gitu aku ganti aja," ucap Icha.
"Aku becanda Cha, gak apa-apa kamu mau pake kaya gini atau gak pake baju sekalipun asal dikamar, dan hanya aku yang boleh lihat, mengerti," ucap Al sambil menatap Icha lekat.
Icha mengangguk dan tersenyum malu-malu, "Iya aku ngerti Al," jawabnya kemudian.
"Yaudah sekarang temani aku aja, kamu duduk aja disini, ini sebentar lagi juga selesai," ucap Al.
Al melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Icha dia berbalas pesan dengan Nayla, kangem juga dengan sahabatnya itu.
"Al, Nayla besok mau main kerumah boleh kan?" tanya Icha.
"Iya boleh aja, asal gak bawa cowok," jawab Al tanpa menoleh ke Icha.
"Makasih ya, Nayla hanya sendiri," Icha senang karena Al mengijinkan Nayla main kerumahnya.
"Hm," hanya itu jawaban yang Al berikan, tapi Icha tidak terlalu menggubrisnya, dia sudah kembali menatap layar ponselnya.
Setelah tidak berbalas pesan dengan Nayla, Icha memutuskan untuk membaca novel online. Tapi baru beberapa menit saja, dia sudah tertidur. Mungkin novel bagi Icha seperti obat tidur.
Setelah Al menyelesaikan pekerjaannya, dia menoleh kearah Icha yang sudah terlelap dengan bersandaran di sofa. Dia menatap wajah polos Icha saat tertidur.
"Sepertinya gue sudah mulai menyukai gadis polos ini, dia manis saat tertidur," gumam Al sambil meneliti seluruh wajah polos Icha. Tatapannya berhenti pada bibir pink Icha yang tanpa polesan.
Cup
Al menempelkan bibirnya kebibir Icha cukup lama, tapi hanya menempelkan saja tanpa ada yang lainnya, karena dia takut Icha akan terbangun. Kemudian Al mengangkat tubuh mungil Icha untuk dibawa ke ranjang. Al menyelimuti tubuh Icha setelah membaringkannya. Lalu dia pun ikut naik keatas ranjang.
Cup
Kali ini bukan bibir yang dia kecup, tetapi kening Icha.
"Selamat tidur Cha," ucapnya, lalu dia membaringkan tubuhnya menghadap Icha dan memeluknya. Mereka tidur dalam satu selimut yang sama.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Pagi ini Al akan berangkat ke perusahaan Papanya untuk pertama kalinya. Kalau dulu dia sering berkunjung kesana untuk menemui sang Papa, tapi kali ini berbeda tujuannya adalah untuk bekerja.
"Hati-hati ya Al, semoga hari pertamamu bekerja lancar," ucap Icha kala mengantar Al keluar rumah.
"Makasih Cha, doakan aku ya, aku pergi dulu, assalamu'alaikum," pamitnya.
Icha meraih tangan Al dan mencium punggung tangan suaminya itu. Al pun tersenyum dengan perlakun Icha.
"Wa'alaikumsalam," jawab salam Icha, Al sudah melesat kearah mobil.
Setelah kepergian Al, Icha masuk kedalam rumah. Dia berniat membuatkan kue tiramisu kesukaan Nayla, karena sebentar lagi Nayla pasti akan datang.
Satu jam berlalu, bel rumah berbunyi.
Ting Tong
Ting Tong
Ting Tong
Bibi membukakan pintu tersebut, karena Icha masih membersihkan diri dikamar setelah membuat kue.
"Assalamu'alaikum Bik, Ichanya ada?" tanya Nayla saat tahu yang membuka itu pembantunya, karena terlihat dari pakaian yang dikenakan.
"Wa'alaikumsalam, silahkan masuk Non, Non Nayla kan? Sudah ditunggu sama Non Icha," Bibik mempersilahkan Nayla masuk dan membawanya keruang keluarga.
"Tunggu disini saja Non, biar Bibik panggilkan Non Icha," ucap pembantu itu.
Saat Bibik akan menaiki anak tangga ternyata Icha sedang menuruni anak tangga.
"Nayla sudah datang kan Bik? Biar aku temui, Bibik buatkan dia minum sama sajikan roti yanh tadi ya Bik," titah Icha pada pembantunya.
"Baik Non," jawab pembantunya.
Icha pun menemui Nayla yang berada di ruang keluarga.
"Cha kangen banget deh, hampir seminggu gak ketemu sama kamu serasa satu bulan deh," ucap Nayla saat melihat Icha mendekatinya, lalu dia memeluk Icha.
"Sejak kapan Nayla jadi lebay?" tanya Icha heran. Tapi dia pun membalas pelukan Nayla.
"Udah, ayo duduk Nay,"
Keduanya pun duduk berdampingan.
"Gimana kabar Om dan Tante Nay," tanya Icha, menanyakan kabar orang tua Nayla.
"Alhamdulillah Mama sama Papaku baik Cha, gimana kabar mertuamu Cha?" Mereka saling menanyakan kabar orang tuanya.
"Alhamdulillah, Mama sudah mendingan, cuman harus menjalankan kemo seminggu sekali doakan saja ya Nay, semoga penyakit Mama cepat diangkat," jawab Icha sedikit bersedih mengingat penyakit yang diderita meruanya.
"Aamiinn, pasti aku akan ikut mendoakan," ucap Nayla.
"Ohya, kabar kamu sama Al gimana? Masih seperti dulu apa sudah ada perubahan?" tanya Nayla lagi.
"Alhamdulillah sudah baik Nay, dia sudah mutusin pacarnya itu," jelas Icha.
"Aku ikut seneng kalo gitu," tepat saat Nayla berkata seperti itu Bibik datang membawakan minuman dan juga roti buatan Icha.
"Oh Nayla, aku tersanjung, kamu buatin makanan kesukaanku," lagi-lagi Nayla lebay sekali sikapnya.
Icha hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Nayla.
Lalu keduanya larut dalam obrolan. Nayla menyuruh Icha untuk memberi kejutan pada Al dengan membawakan makan siang buatannya. Icha pun menyetujuinya.
Icha bersiap-siap untuk masak makan siang dibantu oleh Nayla tentunya, menyiapkan beberapa masakan untuk dimasak.
Satu jam berlalu, keduanya telah menyelesaikan masakan mereka, ralat tapi Icha yang memasak, Nayla hanya membantu mengupas bawang dan memotong sayuran.
Setelah memasak Icha kembali ke kamr untuk mandi, sedangkan Nayla mencarikan baju yang pas untuk dipakai Icha. Sebenarnya Icha menolak, dia akan pakai baju seperti biasanya, tetapi Nayla memaksa supaya Icha merubah sedikit penampilannya dan akhirnya Icha menuruti kemauan Nayla.
Setelah selesai mandi, Icha langsung mengambil baju pilihan Nayla, yang dia tahu baju itu adalah baju pilihan Nayla saat mereka berbelanja sebelum liburan sekolah. Dan baju itu belum pernah dipakai oleh Icha sebelumnya alias masih baru.
Icha terlihat berbeda dari penampilan dia biasanya, kini dia lebih terlihat seperti gadis remaja, denan polesan make up tipis, kalu biasanya penampilannya terlihat lebih dewasa dari umurnya meskipun jarang menggunakan make up.
Bersambung.....
sholat terus maksiat jalan