Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Laurent tampak frustasi karena sampai saat ini Brianna masih juga belum ditemukan. Padahal dia sudah melakukan segala cara untuk menekan gadis itu, tapi nyata nya Brianna cukup bebal sehingga tidak mudah ditaklukan. Hal itu membuat nya merasa frustasi dengan kelakuan cucu nakal nya itu.
Padahal dia sudah menyusun sebuah rencana untuk Brianna. Dia akan menggunakan anak itu, agar bisa menarik hati seluruh anggota keluarga suami nya agar kelak bisa mendapatkan bagian dari aset yang dimiliki oleh keluarga Rodrigues.
Tanpa menggunakan Brianna, dia tidak yakin jika akan mendapatkan bagian yang layak jika suatu hari nanti suaminya itu meninggal. Anak, menantu, dan ketiga cucu nya itu pasti akan menguasai semua harta itu untuk kepentingan mereka sendiri. Dan bukan tidak mungkin dia akan disingkirkan tanpa membawa apapun dari rumah ini.
Karena itulah dia membutuhkan Brianna dengan segera. Walaupun dia harus menghabiskan waktu berharga nya untuk mendidik gadis itu, tapi semua tidak masalah untuk nya. Karena apa yang akan dia dapatkan nanti, akan jauh lebih penting dari sekedar waktu dan tenaga.
" Bisakah kau duduk dengan tenang? Kepala ku pusing melihat mu terus berjalan kesana kemari seperti itu! " Keluh Roberts.
Laurent berdecak kesal, " Aku sedang dilanda khawatir karena sampai hari ini cucu ku tidak juga datang. Padahal semua pakaian dan benda - benda penting nya sudah kubawa ke sini. Tapi anak itu masih saja keras kepala, hingga membuat ku merasa kesal karena nya! " Sahut nya dengan ketus.
" Kau harus bisa memaklumi Brianna, karena bagaimana pun juga sikap keras kepala nya itu diturunkan dari mu dan ayah nya. Jadi seharusnya kau tidak merasa aneh lagi akan hal itu! "
" Ck... Kau selalu saja mengejek ku, bahkan di saat suasana hati ku seburuk ini. Keterlaluan! "
Laurent pergi dengan langkah kaki menghentak. Wanita itu lupa dengan usia nya, dan kembali bertingkah kekanakan seperti seorang bocah. Benar - benar sebuah pemandangan yang sangat tidak enak dilihat oleh mata.
Roberts enggan menyusul, dan justru memilih untuk menikmati waktu santai nya dengan membaca sebuah majalah bisnis. Di cover majalah itu terpampang wajah tampan dari cucu pertama nya, yang mampu membangun sebuah kerajaan bisnis di usia nya yang masih cukup muda. Sebuah prestasi yang membanggakan bagi keluarga mereka.
Tepat di saat itu, Roberts melihat sebuah mobil mewah masuk ke pelataran rumah nya. Senyum nya mengembang, ketika dia melihat cucu pertama nya keluar dari dalam mobil itu.
" Drake... Kemana saja kau? Apakah kau lupa dengan jalan pulang hmm? " Tanya Roberts sambil memeluk cucu pertama nya dengan penuh rasa bangga.
" Jika aku lupa jalan pulang, maka aku tidak akan datang lagi ke rumah ini, Kek. Bagaimana kondisi Kakek? Sudah melakukan pemeriksaan kesehatan di bulan ini? "
Roberts terkekeh. Diantara ketiga cucu nya, hanya Drake sajalah yang memiliki perhatian lebih pada kesehatan nya. Anak itu selalu mengingatkan Roberts untuk menjaga kesehatan dan gaya hidup nya, agar bisa bertahan hidup lebih lama dari usia rata - rata manusia. Dia mengatakan jika Roberts harus bertahan hingga melihat Drake menikah, dan mendapatkan cicit untuk nya.
" Kondisi ku selalu baik, dan sehat. Besok aku akan pergi ke rumah sakit, dan melakukan pemeriksaan di sana. Kau tidak perlu mengomeliku untuk hal itu! " Sahut nya.
" Baiklah. Maaf karena kemarin aku tidak datang untuk makan siang bersama. Aku sudah mendengar semua cerita nya dari Mommy dan aku rasa kalian tidak perlu menyikapi berlebihan masalah gadis itu! "
Roberts menatap Drake dengan ekspresi bingung, " Kenapa? "
" Dia sudah cukup dewasa untuk menentukan jalan hidup nya sendiri. Dan kurasa tidak baik jika memaksa seseorang untuk tinggal di rumah ini, padahal orang itu jelas tidak mau melakukan nya! "
" Hah... Kau benar. Tapi nenek mu itu sangat keras kepala. Dia bahkan memerintahkan orang untuk membawa semua pakaian dan barang - barang penting milik gadis itu, satu dari apartemen nya secara diam-diam. Dia juga memerintahkan pemilik apartemen, untuk mengusir gadis itu dari sana. "
Apa?
Drake terkejut dengan apa yang didengar oleh nya. Jika semua itu benar, maka bisa saja Brianna sedang berkeliaran di jalanan karena tidak memiliki tempat untuk pulang. Dan jika ada polisi yang menemukan nya, bukan tidak mungkin jika gadis itu akan ditangkap karena dikira sebagai seorang imigran gelap.
" Aku pergi dulu, Kek. Aku baru teringat jika memiliki rapat penting yang harus aku hadiri! " Ucap Drake dengan terburu - buru. Dia tidak bisa membuang waktu lebih lama lagi, karena khawatir akan kondisi Brianna.
Roberts berdecak kesal, " Kau itu baru saja pulang, Drake! " Keluh nya.
" Nanti aku akan sering - sering menjenguk Kakek. Tapi maaf, kali ini aku benar - benar harus segera pergi! "
Drake berpamitan sekena nya, lalu pergi secepat kilat dengan mobil mewah nya. Dia harus segera bertemu dengan Brianna, dan menempatkan gadis itu di tempat yang aman. Jangan sampai gadis itu menjadi gelandangan, yang hidup terlunta - lunta di jalanan.
Ah... Dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi!
***
" Gimana menurut lo? Bagus kan? "
Briella menatap jengah kepada Yuriko, yang saat ini sedang memamerkan cincin pertunangan nya dengan Aarav. Tidak ada acara besar untuk pertunangan mereka, dan hanya dilakukan pertukaran cincin biasa di rumah gadis itu. Tapi semua itu sudah cukup membuat gadis itu merasa puas, karena dia bisa memamerkan semua nya pada Briella.
" Ck... Baru tunangan aja udah bangga. Ingat, yang menikah aja bisa cerai, apalagi yang cuma sekedar tunangan. Hati - hati deh buat lo, siapa tau nanti Aarav bakalan meninggalkan lo demi cewek yang jauh lebih baik! " Cibir Briella.
Yuriko tertawa terbahak, " Jelas gue bangga lah. Secara hanya gue yang diseriusin sama dia, dan diakui dihadapan semua orang termasuk keluarga besar nya. Sementara di luar sana, banyak cewek - cewek kegatelan yang hanya bisa mengkhayal untuk jadi pasangan nya. Tapi gue tidak akan memberikan celah untuk siapapun masuk ke dalam hubungan kami. So... Yang punya mental pelakor harap jauh - jauh dari kami! " Sahut nya.
Briella terdiam dan menatap Yuriko dengan sorot penuh kebencian. Ingin rasa nya dia mencakar wajah Yuriko, namun dia harus menahan diri nya untuk tidak membuat ulah. Dia harus berpegangan teguh pada sumpah Aarav yang akan meninggalkan Yuriko, dan menikahi nya nanti.
Yuriko pergi dengan gaya angkuh nya, dan meninggalkan Briella yang masih makan bersama dengan Cecilia. Membuat gadis itu memiliki kesempatan, untuk membicarakan keburukan Yuriko di belakang punggung nya.
" Sombong banget ya dia! " Ucap Cecilia.
Briella menatap sinis pada gadis itu, " Lo membicarakan Yuriko? Bukan nya dia itu sahabat sejati lo!? "
Cecilia terkekeh, " Lo pikir kayak gitu? Dengar Briella, gak ada yang nama nya persahabatan sejati di dalam genk ini. Kita ini hanya saling terhubung satu sama lain, demi sebuah keuntungan pribadi. Dan gue jengah melihat keangkuhan Yuriko akhir - akhir ini. Dia merasa jadi cewek yang paling hebat, hanya karena bisa dijodohkan dengan Aarav. Padahal semua anggota genk kita juga tau kalau Aarav itu cowok nya Roseanne! "
" Gadis itu udah gak ada di sini. Jadi jangan menyebutkan nama nya lagi! "
" Sorry. Gue hanya ingin menegaskan jika Yuriko itu sebenarnya tidak ada apa - apa nya. Dia hanya beruntung karena mempunyai orang tua yang menjabat di pemerintahan. Selebihnya, dia itu nol besar! "
Briella setuju dengan pemikiran Cecilia. Yuriko itu hanya hebat, karena kedudukan orang tua nya saja. Tanpa semua itu, maka dia tidak akan bisa bertunangan dengan Aarav.
" Lo beneran suka sama Aarav? " Tanya Cecilia. " Atau kalian memang punya hubungan spesial sebelum nya? Soalnya gue lihat dia perhatian banget sama lo, ketika lo pingsan di Mall kemarin! "
Briella tersenyum tipis, " Rahasia! " Jawab nya.
" Dih, kenapa harus dirahasiakan? Apa lo takut ketahuan sama Yuriko, kalau lo itu cewek simpanan Aarav selama ini? "
" Jaga omongan lo, ya! Gue itu bukan simpanan Aarav! "
" Lalu? "
" Gue dan Aarav memang menjalin sebuah hubungan spesial, jauh sebelum perjodohan itu diadakan. Dan hubungan kami itu tidak akan mudah dihancurkan begitu saja hanya karena cewek seperti Yuriko. So... Apapun yang cewek itu sombongkan pada gue, tidak akan berpengaruh apapun! "
Cecilia menatap Briella lekat. Dia mendapatkan sebuah informasi bagus, yang bisa dia gunakan untuk mengadu domba gadis itu dengan Yuriko. Ketika kedua orang itu sibuk bersaing satu sama lain, maka dia akan memanfaatkan celah itu untuk merebut Aarav dari mereka.
Ide bagus!
***
Brianna baru terbangun dari tidur nya, ketika hari sudah mulai gelap. Dia merasa lapar, dan memutuskan untuk memesan makanan dari pelayanan kamar.
Setelah menunggu beberapa lama, akhir nya pesanan nya datang juga. Namun satu hal yang menarik perhatian nya ketika dia membuka pintu, adalah keberadaan pria itu yang ternyata menempati kamar tepat di sebrang kamar nya. Pria itu juga sedang memesan pelayanan kamar, dan begitu mata mereka bertatapan pria itu melambaikan tangan pada nya.
Brak!!!
Brianna segera menutup pintu dengan keras, karena takut jika pria itu akan melakukan perbuatan buruk pada nya. Mungkin kah pria itu sengaja memesan kamar di sebrang kamar nya, agar bisa mengawasi nya dengan mudah dan lebih leluasa!?
Astaga... Membayangkan nya saja sudah membuat nya ketakutan.
Brianna mencoba mengalihkan rasa takut nya, dengan menonton siaran televisi sambil menyantap makan malam nya. Jika perut nya sudah terisi penuh, maka kemungkinan otaknya bisa dipakai untuk berpikir dengan lebih jernih.
Tok... Tok... Tok...
Baru saja Brianna selesai dengan makan malam nya, dia dikejutkan dengan suara ketukan di pintu kamar nya. Dia belajar dari kesalahan nya, saat dulu membukakan pintu untuk Rhino. Dan kali ini dia memilih untuk memastikan dulu siapa yang datang, sebelum membukakan puntu untuk orang itu.
" Siapa? " Tanya Brianna.
" Aku, Drake! "
Drake?
Brianna membukakan pintu, dan melihat jika memang benar pria yang datang itu adalah Drake. Kepala nya langsung di penuhi dengan banyak pertanyaan, akan bagaimana caranya pria itu mengetahui keberadaan nya di hotel ini.
" Boleh aku masuk? " Tanya Drake.
Brianna mengangguk, dan membuka pintu agar pria itu bisa masuk ke dalam kamar nya. Dia lalu mengikuti pria itu ke dalam dan duduk di hadapan nya.
" Bagaimana cara nya kau menemukan ku di hotel ini? " Tanya nya.
" Aku memerintahkan beberapa orang untuk mencari jejak mu. Dan ternyata kau pergi ke hotel ini begitu terusir dari apartemen! " Jawab Drake dengan santai.
" Ah... Begitu kah!? Lalu ada perlu apa kau datang ke sini? "
" Aku ingin membawa mu kembali ke rumah ku. Di sana kau bisa hidup dengan tenang, nyaman, dan aman tanpa ada seorang pun yang berani mengusik mu! "
" Aku sudah bilang bahwa tidak ingin bergantung pada siapapun di negara ini! "
" Kau bisa mengatakan itu jika kau masih memiliki kelengkapan untuk bertahan hidup. Pakaian serta semua barang - barang penting milik mu sudah diambil oleh nenek tua itu, kan!? Tanpa kartu identitas dan pasport kau akan dianggap sebagai imigran gelap, dan bisa saja kau masuk penjara karena nya. Apa kau tidak memikirkan sampai sejauh itu? "
Brianna menghela nafas panjang, " Aku sudah memikirkan semuanya, tapi aku belum menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah ini! " Sahut nya.
" Solusi nya sudah ada, dan hanya tinggal menunggu mu menurunkan ego agar bisa menerima nya. Jadi berhenti untuk bersikap keras kepala, dan terimalah bantuan dari ku ini, Anna! "
Brianna menatap Drake dengan lekat. Dia bisa merasakan ketulusan dari pria itu yang menunjukkan niat baik nya untuk menolong. Tapi tetap saja ada sedikit kekhawatiran di hati nya, yang tidak bisa dia abaikan begitu saja.
Ah... Seperti nya Brianna mengidap trusted issues!