JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU
Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.
Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".
Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.
Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?
Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU
BAB 20: JALUR TEKNOLOGI DAN DINDING ENERGI DI BARAT
1. Kedatangan yang Bising
Portal ungu-perak itu mengantar Tuanku, Fatimah, dan Jin ke lingkungan yang sama sekali berbeda dari hutan spiritual Roh Timur.
Mereka mendarat di atas sebuah landasan baja yang dingin. Udara tidak memiliki Qi Spiritual; sebaliknya, udara dipenuhi dengan getaran ultrasonik, aroma ozon yang menyengat, dan suara mesin yang berdentum tanpa henti.
Langit adalah lautan baja dan kaca, diterangi oleh cahaya neon yang terang benderang. Di bawah mereka terhampar metropolis raksasa yang tidak memiliki pohon, hanya gedung-gedung pencakar langit yang melayang dan kendaraan anti-gravitasi yang bergerak dengan kecepatan luar biasa.
"Ini... Benua Teknologi Barat," bisik Fatimah, matanya terpukau. "Tidak ada Qi, tetapi energi di mana-mana. Ini luar biasa!"
"Ini menakutkan," koreksi Tuanku. Ia merasakan dirinya hampir sepenuhnya terputus dari sumber kekuatannya. Tanpa Qi alam yang cukup, Qi Spiritual yang tersimpan di dalam dirinya terasa stagnan. Hanya Jin yang tetap tenang, meskipun kucing itu tampak sedikit bingung dengan suara bising di sekitarnya.
2. Dinding Energi dan Tanpa Qi
Mereka bersembunyi di balik tumpukan kotak logam besar. Tuanku mencoba merasakan lingkungan dengan Qi-nya.
"Aku tidak bisa merasakan Qi apa pun di sini, Fatimah. Ini adalah dunia tanpa Qi," kata Tuanku. "Bahkan Jin tidak bisa menarik apa pun."
"Mereka pasti telah menemukan cara untuk menekan resonansi spiritual," Fatimah menyimpulkan. "Teknologi mereka tampaknya mengganggu aliran Qi."
Saat mereka mencoba menuruni landasan, sebuah drone keamanan kecil, berbentuk bola perak dengan lampu merah berkedip, segera mendekati mereka.
"Identitas tidak terdaftar. Segera hentikan gerakan Anda, atau kami akan menggunakan mekanisme penahanan energi," suara robotik yang dingin bergema dari drone itu.
Tuanku mengabaikannya dan mencoba lari. Drone itu menembakkan pancaran cahaya biru ke arahnya.
Tuanku mencoba menggunakan Tongkat Lin Kai untuk menangkis, melepaskan sedikit Qi dari Batu Resonansi. Namun, Qi itu seketika dibatalkan oleh pancaran energi drone.
Zzzzzzzzt!
Pancaran itu tidak menyakiti Tuanku secara fisik, tetapi menghantamnya dengan gelombang energi yang menekan, membuatnya merasa lemah dan kehilangan keseimbangan.
"Qi kami tidak bekerja di sini!" seru Fatimah, menarik Tuanku.
"Jurus Penahanan Energi, efektif 99.98% terhadap gangguan Biologis dan Spiritual," kata drone itu dengan monoton.
"Kita harus keluar dari sini! Kita harus menemukan cara untuk menembus pertahanan energi mereka!" Tuanku menarik Fatimah ke dalam lorong layanan terdekat.
3. Pertemuan dengan Penyelidik
Mereka bergerak melalui lorong-lorong layanan logam yang sempit, menghindari sensor dan drone. Tuanku tahu bahwa mereka membutuhkan informasi dan sekutu.
Saat mereka bersembunyi di balik generator besar yang berdengung, mereka melihat seorang pria muda berpakaian seragam kulit hitam dan perak sedang memperbaiki panel kontrol yang rusak. Pria itu tampak sibuk, membawa perkakas teknologi yang aneh.
"Aku harus berbicara dengannya. Kita tidak bisa bergerak tanpa Qi," kata Tuanku.
"Berhati-hatilah. Orang-orang di sini terlihat seperti mereka hanya peduli pada mesin," Fatimah memperingatkan.
Tuanku melangkah keluar. "Permisi, Tuan. Bisakah Anda bantu kami?"
Pria itu berbalik. Wajahnya kurus dan cemas. Ia tidak bereaksi terhadap pakaian asing mereka, seolah-olah sudah terbiasa melihat hal aneh.
"Siapa kalian? Kalian tidak terdaftar di jaringan," kata pria itu, suaranya elektronik yang berat.
"Kami adalah pengembara dari Daratan Tengah. Kami mencari sesuatu yang disebut Jantung Kristal Teknologi," kata Tuanku.
Mendengar nama itu, wajah pria itu menegang. Ia segera menarik mereka ke dalam lorong yang lebih gelap.
"Jangan sebut nama itu dengan lantang! Itu adalah rahasia Dewan Kristal!" bisik pria itu. "Aku adalah Teknisi Zeta. Kalian pasti... Penyimpang Spiritual dari Benua Timur?"
"Kami adalah pencari keseimbangan," jawab Tuanku. "Kami perlu Jantung Kristal itu untuk mengunci ancaman kosmis yang bisa menghancurkan tiga benua."
4. Rahasia Jantung Kristal dan Dewan Energi
Teknisi Zeta menghela napas. "Ancaman kosmis? Kedengarannya seperti cerita rakyat. Tetapi Jantung Kristal itu adalah nyata, dan itu adalah masalah kita."
Zeta menjelaskan bahwa Jantung Kristal adalah sumber energi terpusat yang sangat besar, menghasilkan energi murni yang membuat peradaban teknologi Barat berfungsi. Namun, energi itu dikendalikan secara eksklusif oleh Dewan Energi, sekelompok kecil pemimpin yang sangat kuat dan kejam.
"Dewan Energi percaya bahwa Jantung Kristal adalah penemuan mereka. Mereka menggunakannya untuk menekan semua energi asing, termasuk Qi Spiritual," Zeta menjelaskan. "Mereka percaya bahwa Qi Spiritual adalah 'kekacauan primitif' yang harus dihilangkan."
Tuanku menyadari bahwa Dewan Energi ini mirip dengan Qian Yu—semuanya tentang kemurnian, tetapi dalam bentuk teknologi.
"Dan Jantung Kristal itu ada di mana?" tanya Fatimah.
"Di puncak Menara Kristal, yang dilindungi oleh dinding energi tertinggi. Tidak ada yang bisa menembusnya. Dan tidak ada yang bisa hidup tanpa Jantung Kristal itu," Zeta menjelaskan. "Itu adalah sumber energi, dan juga penjara kami."
5. Titik Lemah Teknologi
Tuanku dan Fatimah saling pandang. Mereka harus menembus benteng yang kebal terhadap Qi mereka.
"Zeta, apakah ada kelemahan pada sistem energi mereka? Pada Jantung Kristal itu?" tanya Tuanku.
"Kelemahan?" Zeta tertawa sinis. "Jantung Kristal adalah kesempurnaan! Kecuali... kecuali saat terjadi pergeseran energi."
"Pergeseran apa?"
"Setiap pergantian unit waktu (dikenal sebagai 'Siklus Alpha'), Jantung Kristal melepaskan kelebihan energi. Selama sepersekian detik, ketika energi lama dilepas dan energi baru diserap, ada jeda dalam Dinding Energi. Tetapi jeda itu hanya berlangsung sekejap, dan Anda harus berada di titik akselerasi tertinggi untuk menembusnya."
Tuanku tersenyum tipis. "Seketika, di titik akselerasi tertinggi... Itu bukan masalah Qi, tetapi masalah fisika. Kita bisa melakukannya."
Tuanku memandang Fatimah, yang meskipun terkejut, mengangguk dengan pemahaman spiritual. Lalu ia melihat Jin yang sudah tertidur lagi di lorong yang bising itu.
"Teknisi Zeta, kami membutuhkan bantuanmu untuk mencapai Menara Kristal pada Siklus Alpha berikutnya. Dan kami berjanji, kami akan membawa keseimbangan ke dunia teknologi ini," kata Tuanku.
Tuanku telah menemukan sekutu, dan ia telah menemukan kunci terakhir untuk mengunci Qian Yu: Jantung Kristal Teknologi dan Titik Lemah Waktu.
— AKHIR BAB 20 —