Wang Wu Xie hidup damai bersama keluarganya di perbatasan dunia fana dan dunia kultivasi. Namun jauh di dalam hatinya, tumbuh kerinduan akan dunia yang lebih luas dan keinginan untuk menapaki jalan keabadian.
Suatu malam, ia bermimpi tentang sosok misterius yang melawan tiga tetua sekte besar demi mempertahankan Pusaka Penentang Langit dan Kitab Reinkarnasi. Mimpi itu terasa terlalu nyata untuk sekadar bunga tidur.
Siapa sebenarnya sosok dalam mimpi itu? Apa hubungannya dengan darah Wang Wu Xie sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan menyeretnya menuju takdir yang tidak pernah ia bayangkan.
Penuh ketegangan dan intrik, jadi ikuti misteri yang ada dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21 - Menjadi Murid
Wang Wu Xie terkejut. Dia menoleh dan melihat bahwa yang gagal adalah Wang Wei An. Saudara sepupunya yang berusia 14 Tahun itu tampak menarik napas panjang, wajahnya kecewa, lalu perlahan berjalan ke sisi kiri.
"Siapa namamu?"
Wang Wu Xie menengadah, menatap kultivator paruh baya yang berdiri di depannya, lalu menjawab dengan tenang tanpa nada berlebihan.
"Wu Xie, dari keluarga Wang."
"Hmmm..." kultivator paruh baya itu mengusap dagunya dan kemudian berkata, "Nak. Kau memiliki akar spiritual satu elemen. Meski tidak tergolong langka, namun kemurniannya cukup baik. Aku juga merasakan tanda-tanda kau sudah melewati Tahap Pemurnian Darah. Kau masih berusia muda dan dalam hal ini... Bakatmu cukup menjanjikan."
Wang Wu Xie diam, menatap subjek di hadapannya dengan sorot mata datar. Kultivator paruh baya itu melanjutkan, suaranya tenang namun jelas.
"Elemen Api milikmu berguna untuk meleburkan tanaman spiritual. Aku sedang membutuhkan seseorang untuk membantu pembuatan pil-pilku. Jika kau bersedia, aku akan menjadikanmu murid."
Wang Wu Xie tidak mengatakan apa pun. Hanya saja sebagai jawaban, dia pun mengangguk pelan. Tindakannya membuat kultivator paruh baya di hadapannya tersenyum puas.
"Bagus. Karena kau akan menjadi muridku, maka aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Kau bisa berkultivasi seperti murid-murid yang lain. Ambillah tempat di sebelah kanan,"
"...... Baik," Wang Wu Xie berjalan ke tempat yang diminta. Dia mendapat perhatian para manusia fana sebab menjadi satu-satunya orang yang lolos ujian pertama.
Wang Jian menatap Wang Wu Xie dengan dingin, wajahnya memancarkan kesal dan rasa iri. Sementara itu Wang Wu Xie sama sekali tidak bereaksi, seolah ujian ini tidak ada artinya baginya.
"Kurang ajar. Aku pasti tidak akan kalah," geram Wang Jian sambil mengepalkan tangan. Dia pun ditunjuk dan kemudian berjalan ke salah satu kultivator Sekte Awan Putih.
"Memenuhi syarat."
"Memenuhi syarat."
Wang Jian dan Wang Tian Lei lolos ujian pertama. Mereka berdiri di sisi kanan, bersama Wang Wu Xie dan seorang gadis yang juga ikut diluluskan dalam ujian ini.
Wang Jian tersenyum sinis, matanya menatap kerumunan orang dengan rasa angkuh. Saat menoleh ke Wang Wu Xie, dengusan kesal terdengar jelas.
"Kau beruntung karena bisa terpilih menjadi murid Sekte Awan Putih," kata Wang Jian, nada suaranya menusuk. "Tapi ini belum berakhir. Jika kau tidak mengalami peningkatan dalam praktikmu, maka siap-siap saja ditendang keluar dari tempat ini."
Wang Wu Xie menatap Wang Jian tanpa ekspresi. Dia hanya diam dan kembali memandang lurus ke depan, memperhatikan setiap manusia fana yang sedang diuji. Terlihat lebih banyak dari mereka yang gagal dan berdiri di sisi kiri, beberapa bahkan menangis.
Wang Jian menatap jauh ke seberang, tempat di mana Wang Wei An bersama dengan orang-orang yang gagal dalam ujian pertama. Nada sindiran keluar dari mulutnya.
"Hmph, payah. Dia kalah oleh anjing yang baru saja dipungut masuk ke keluarga Wang ini,"
Wang Wu Xie menoleh. Sorot matanya mengeras, "Wei An adalah saudara kandungmu. Kau harusnya memberi dia semangat untuk tidak menyerah,"
"Hah, aku tidak butuh adik yang tidak berguna."
Wang Wu Xie mengamati subjek di dekatnya ini, sebelum menatap lurus ke depan. Nadanya dingin ketika bicara, "Jalanmu masih panjang, Wang Jian. Jika kau tidak bisa menjaga kata-katamu, maka suatu hari kau mungkin akan mati tanpa tahu apa pun."
"Bajingan!" Wang Jian mencengkeram kerah pakaian Wang Wu Xie, membuat semua orang terkejut, termasuk Tetua Zhang Hao.
"Beraninya kau menyumpahiku! Apa kau mau mati, hah?"
Wang Wu Xie tetap tenang, menatap datar ke arah Wang Jian, tidak bergerak sedikit pun dan membuat kekesalan Wang Jian memuncak.
"Hei..! Apa yang kalian lakukan di sana?" salah seorang kultivator buka suara. Hanya saja Wang Jian seakan tidak peduli.
"Kau benar-benar menyebalkan," Wang Jian menggeram. "Dengan sikapmu ini... Kau jelas akan menjadi musuh banyak orang,"
"Wang Jian, hentikan!" Wang Tian Lei meraih lengan Wang Jian dan berkata. "Lepaskan Wu Xie. Apa kau tidak mendengar Tuan Abadi? Jangan membuat masalah..!"
"Biarkan saja, Tian Lei-Dage." Wang Wu Xie buka suara. Nadanya dingin, "Aku ingin lihat apakah orang ini berani menaruh tangannya dan kehilangan hak sebagai murid."
"Dasar licik...!" Wang Jian mengepalkan tangan kanannya, seakan siap memukul. Namun akhirnya dengan geram, ia melepaskan kerah Wang Wu Xie. "Sebaiknya kau tidak muncul di hadapanku lagi setelah hari ini. Kalau tidak, aku pasti akan memukulmu."
Wang Wu Xie merapikan kerah bajunya yang kusut, jemarinya bergerak pelan seolah tidak ada apa-apa. Wajahnya tetap tenang, datar seperti air danau tanpa riak. Namun di balik ketenangan itu... Pikirannya menyala bagai bara yang tersulut angin.
"Kau beruntung, Wang Jian.... Karena aku tidak menaruh kebencian padamu. Aku masih ingat bagaimana kau pernah membuat ibuku tertawa dan selalu memperlakukannya dengan hormat. Jika saja sikapmu seperti ini padanya, maka bukan Mo Tian Shen... Kaulah yang akan menjadi target pertama kebencianku.”
******
Perjalanan MC di mulai dari nol,,, sehingga terlihat seperti real,, bukan sekedar fiksi
Dan tinggalkan jejak 👣👣👣👣
Semangat 💪💪💓💓
Jangan berhenti,,,, raihlah apa yang jadi mimpi mu.....
Ingatlah,,,, sukses berawal dari mimpi....
Meskipun tak menyukai Wu Xie,,,, nyatanya masih perduli,,, meskipun mungkin hanya untuk menjaga martabat keluarga Wang di mata umum,,,,
hehehehe 😁😁😁😁
Kenapa begitu panik...?!
Klo kematiannya begitu miris,, maka aku harap itu bukan Xiao Shuxiang, thor...
Cari tokoh lain aja,,, aku ngga rela Xiao Shuxiang di cabik-cabik...