NovelToon NovelToon
Sweetheart Of The Mafia Boss

Sweetheart Of The Mafia Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Konflik etika / Obsesi
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: flowy_

Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya jadi korban dalam pertarungan antargeng, ia malah jadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.

Gadis itu polos dan manis. Sedangkan pria itu tegas dan kuat, dan hampir sepuluh tahun lebih tua darinya. Tapi, ia tak kuasa menolak perasaan hangat yang gadis itu bawa ke dalam hidupnya.

Meski membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya.

Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat—antara gadis menggemaskan dan raja mafia muda yang tak pernah belajar mencintai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 02. Something changed

Pria itu langsung menjauh dari wajah gadis tersebut.

Namun, gadis itu masih tertidur pulas—sama sekali tidak sadar dengan apa yang baru saja terjadi.

“Eum…” gumamnya dalam tidur.

Pria itu menatapnya kosong.

“Kamu tidur nyenyak sekali ya," gumamnya pelan. Nada suaranya terdengar lembut.

Sesaat kemudian, ia mengeluarkan ponselnya dan mematikan nada dering.

Ekspresinya berubah. Wajah yang tadi hangat kini berubah dingin. Sorot matanya tajam dan penuh amarah.

“Halo,” ucapnya datar, penuh tekanan.

Di ujung sana, suara seorang pria terdengar khawatir.

“Kami kehilangan jejakmu… Kau di mana sekarang?” tanyanya hati-hati.

Meski mereka punya sistem, posisi pria itu tidak bisa terlacak. Dan itu membuat mereka panik.

Mendengar suara di ujung telepon, pria itu melirik ke arah Liora yang masih tertidur lelap. Tatapannya melembut, ada kehangatan yang sulit dijelaskan.

“Aku kirim lokasinya sekarang,” ucapnya datar namun tegas.

“Baiklah.”

Pria itu menutup telepon, lalu kembali menatap gadis itu.

Ia mengambil selimut dari sofa dan perlahan menutupinya, seolah ingin memastikan gadis itu tetap hangat.

Setelah itu, ia mengambil secarik kertas dan pena, lalu menulis sebuah nama di sana—Lucien Thorne Alverez.

Tanpa suara, pria itu meninggalkan kamar kecil itu.

Begitu ia menuruni tangga, deretan mobil mewah edisi terbatas langsung berhenti di depannya. Suasana langsung terasa dominan dan tegas.

Untung saja hari masih pagi dan lingkungan masih sepi. Kalau tidak, tempat ini pasti sudah jadi pusat perhatian.

“Bos, kamu terluka?” tanya Aiden dengan nada khawatir.

Lucien mengangguk pelan. “Aku baik-baik saja.”

Mendengar itu, Aiden tak bertanya lebih jauh. Ia segera berjalan ke arah Porsche hitam di barisan terdepan dan membukakan pintunya dengan hormat.

Begitu masuk ke dalam mobil, Lucien membuka kemejanya dan melihat luka tembak di perutnya. Rasa nyeri masih terasa… tapi bukan itu yang muncul di pikirannya.

Ia teringat wajah gadis itu.

Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat sedikit.

Di kursi depan, Aiden yang sedang mengecek sesuatu, terkejut melihat pemandangan itu.

Lucien… tersenyum?

Pria yang biasanya dingin dan tak tersentuh, kini tersenyum sendiri seperti orang habis jatuh cinta. Aiden benar-benar bingung harus bersikap bagaimana.

Tapi ekspresi itu hanya bertahan sebentar. Lucien kembali tenang.

“Selidiki seseorang untukku,” ucapnya datar.

Aiden langsung mengangguk. “Baik, siapa namanya?”

Saat menerima nama yang harus ia cari tahu, tubuh Aiden menegang.

Seorang gadis? Muda pula?

Apakah ini… orang yang tadi malam bersama Lucien?

Aiden tidak berani bertanya lebih jauh. Ia hanya diam, lalu mulai bekerja. Apapun alasannya, gadis itu pasti bukan orang biasa—karena untuk pertama kalinya, Lucien ingin tahu seseorang.

Tak ada satu pun yang tahu siapa sebenarnya CEO Thorne Corp.

Di seluruh Nocturne City, hanya segelintir orang yang pernah melihat wajah asli pemimpinnya. Itu pun hanya para pengawal pribadinya dan beberapa sahabat lamanya yang tahu.

Para eksekutif di perusahaan pun hanya tahu namanya—bukan sosoknya.

Bahkan reporter papan atas sekalipun tak pernah berhasil menangkap satu potret pun. Sosok itu terlalu tersembunyi dan terlalu berbahaya untuk didekati.

Dunia bisnis menjulukinya “Raja Bayangan.” Orang-orang bilang, bahkan presiden pun harus bicara hati-hati bila berurusan dengannya.

Namun yang tak disangka siapa pun—sang CEO misterius itu nyaris mati di gang semalam.

Dan gadis yang menyelamatkannya... hanyalah seorang siswi biasa bernama Liora Genevra.

......................

Di lantai tertinggi gedung megah itu, seorang pria berdiri menatap kota yang luas. Sorot matanya tajam, seolah dunia ini miliknya.

“Masuk,” ucap Lucien dengan suara tenang namun tegas.

Aiden melangkah ke dalam ruangan sambil membawa map. “Ini data yang Anda minta.”

“Taruh di meja,” jawab Lucien tanpa sedikit pun menoleh.

“Baik.” Aiden meletak kan map itu, lalu bersiap pergi.

Tapi belum sempat ia keluar, terdengar suara geram dari balik pintu.

“Lucien Thorne! Kau masih pengen hidup atau nggak sih? Aku udah capek-capek nyembuhin luka lamamu, dan sekarang kau terluka lagi? Sumpah, kalau kau begini terus, aku pensiun jadi dokter mu!”

Pintu terbuka dengan keras. Seorang pria tampan masuk dengan langkah cepat.

Lucien hanya menoleh sekilas. “Kau boleh keluar sekarang,” katanya kepada Aiden.

“Baik.” Aiden berjalan ke arah pintu dan memberi anggukan hormat.

Nolan hanya mengangguk singkat, lalu masuk. Aiden menutup pintu dari luar, meninggalkan ruangan itu untuk ke dua pria tersebut.

Meskipun Aiden khawatir soal kondisi Lucien, sebagai bawahan, ia tahu diri untuk tidak bertanya terlalu jauh.

Menjadi bagian dari lingkaran dalam Lucien bukan hal mudah. Mereka semua sudah melewati proses seleksi yang ketat dan panjang.

Baru setelah Lucien secara pribadi mengakui seseorang, barulah mereka benar-benar dianggap sebagai bagian dari Pengawal Kegelapan—pasukan pribadi yang setia hanya padanya.

Dan sebagai simbol kesetiaan, mereka diberi nama belakang Thorne.

“Apa kau memang sengaja nyari mati?” gerutu Nolan sambil memelototi pria itu. “Tubuhmu bukan mesin, Lucien. Suatu saat bisa rusak juga.”

Lucien hanya melirik sebentar, lalu berjalan menuju meja kerjanya tanpa mengucapkan sepatah kata.

Tapi begitu matanya menangkap data tentang Liora Genevra, ekspresi dinginnya pelan-pelan mencair. Ketegangan di wajahnya lenyap, digantikan sorot mata yang lebih tenang...

Ia terdiam, lalu menyentuh bibirnya pelan. Ingatan tentang kejadian pagi tadi kembali melintas, dan tanpa sadar, ia tersenyum kecil.

Melihat senyuman itu, Nolan membelalak.

“Lucien Thorne... senyum?!” gumamnya tak percaya.

Seumur hidup, ia belum pernah melihat wajah itu tersenyum seperti sekarang. Dan itu cukup membuatnya syok seharian.

Nolan mendengus pelan. Tapi detik berikutnya, tubuhnya menegang.

Hawa dingin yang tajam terasa menyusup ke tengkuknya… seperti ada sesuatu yang tidak beres.

Ia menoleh, dan benar saja—Lucien sedang berdiri di depan meja kerja, menatap tumpukan berkas tanpa suara. Ekspresi wajahnya datar dan tak terbaca.

Sebagai sahabat sekaligus dokternya, Nolan Archer cukup paham karakter Lucien. Biasanya kalau ekspresi itu muncul, berarti ada seseorang yang baru saja menyalakan sumbu pendek milik sang raja mafia.

Mengira itu soal pekerjaan, Nolan berusaha meredakan ketegangan.

"Hei, jangan terlalu diambil hati. Karyawanmu pasti cuma—"

Tapi Lucien tidak bereaksi. Bahkan tidak menoleh. Matanya tetap terpaku pada lembar demi lembar informasi yang ia genggam.

Diam... dan semakin dingin.

Nolan mengerutkan dahi, mulai menyadari ada yang berbeda. Ia mendekat, mencoba mengintip apa yang sedang dibaca pria itu.

Dan saat itulah, ia membaca nama di pojok kanan atas:

Liora Genevra.

Beberapa detik berikutnya, Nolan berdiri membeku.

Ia menatap Lucien dengan tatapan campur aduk. “Kau... serius?” gumamnya, nyaris tak percaya.

Lucien mengangkat wajahnya perlahan, sorot matanya datar namun penuh tekanan.

Tanpa satu kata pun, Nolan langsung menutup mulut.

Ia melangkah mundur, tapi rasa penasarannya masih belum bisa hilang.

Ia menoleh sekali lagi ke arah tumpukan berkas—dan saat itu juga Lucien menatapnya dengan tajam, lalu tanpa basa-basi, ia menendang kakinya—mendorong Nolan agar menjauh dari area pribadinya.

1
🥑⃟➳ᴹᴿˢ Caaaa ❤️⃟Wᵃf 🔰π¹¹
lanjutttt
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
dokter yang ini agak laen soalnya, makanya agak ragu🗿
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
bakar rumahnya kata gw teh!/Angry/
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.
.
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
karena tanpa bicara jadi pendiam dan tak beranikan untuk berbuka bicara
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
wkwk pasti terkejut tuh ketika berubah wajahnya
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
lumayan itu menarik ceritanya dan ingin lihat kelanjutan episode berikutnya
❤︎⃟⃟🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞꪻ꛰͜⃟ዛ༉
“Baiklah,“ ucapnya lembut.
❤︎⃟⃟🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞꪻ꛰͜⃟ዛ༉
ada secercah harapan
™•coffe
🥴🥴🥴
™•coffe
bagus
drpiupou
wah wahh
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ ͩᴍᷞᴏͧᴍᷡsͣ ᴳᴿ🐅☘𝓡𝓳
menarik cerita nya lanjutkan 🤗
Yuli a
semoga cepat sembuh... ya kk othor... diangkat segala penyakitnya... bisa beraktifitas seperti biasanya....
ditunggu up nya lagi...😊
☠𝐌𝐀⃝🥀𝐗❤ᴹᴼᶻᴬ❤️⃟Wᵃf
ada sesuatu tpi apa ya 😏 ntah apa yg trjdi nnti 🦖
🟢❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘʟᴜɴᴀ
👍👍👍👍👍
☠𝐌𝐀⃝🥀𝐗❤ᴹᴼᶻᴬ❤️⃟Wᵃf
kalo bisa lngsung aja sikat aja, ngapain menye bner dah.
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: /Speechless/
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
mudah mudahan liora nikah sama lucien tambah badas thur jngn buat menye menya ,😂😂😂😂😍😍😍😍
🟢❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘʟᴜɴᴀ
lanjut kak
Agatha cute📴
cerita bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!