keira dan angga menikah selama dua tahun. Angga memboyohg seluruh keiiarganya untuk tinggal di rumah keira yang besar. karena keira adalah anak pengusaha.
Awalnya keluarga Angga sangat baik, tapi seiring berjalannya waktu mereka semua berubah kasih yang dulu keira rasakan seolah hilang begitu saja. Apalagi saat mengetahui Anggal sekingkuh.
Apakah yang akan keira lakukan kepada suami yang berselingkuh dan di dukung oleh keluarganya? Apakah karena cinta dia akan terima begitu saja? Ataukah dia akan membalas semua dengan elegan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Apa mas yakin nanti mas Doni tak akan merengek saat waktunya bayar cicilan? Aku tak sanggup harus ikut bayar cicilan, gajiku seberapa sih di resto Indah kecuali kerja kantoran kan gajinya lumayan. Tapi kiya selama lima tahun tak akan punya tabungan apalagi kalau kita punya anak mas." Ucap Keira saat mereka di dalam kamar. Angga tidak terlalu sibuk dengan ponselnya karena pusing memikirkan masalah DP mobil yang di minta kakak dan ibunya.
"Itulah mas juga pusing." Jawab Angga sambil memijit pelipisnya.
"Cicilan motor Ita saja dua juta, belum uang kuliah Ita, belum uang jajan, bensin, makan sehari-hari, belum juga popok dan susu Saka masih kita yang belikan. Listrik, air....... belum kalau ibu setiap minggu minta uang lebih buat jalan-jalan. Gajiku di Tempat Indah gak sampek tiga juta sebulan mas, itu hanya cukup untuk makan semua orang sedangkan Mas ngasih hanya sampai dua atau tiga juta perbulan itu abis buat bayar cicilan motor Ita saja."Jelas Keira.
Angga baru sadar ternyata memang selama ini banyak sekali pengeluaran rumah yang di tanggung oleh istrinya Keira. Biasanya Keira tak pernah mengeluh, tapi setelah sikap mereka semua berubah Keira mengatakan semuanya. Ternyata selama ini dia sudah dzolim kerena memberikan uang hanya sampai dua atau tiga juta saja sedangkan dirinya menyimpan banyak di tabungannya.
"Maafkan mas sayang, mas akan usahakan kerja lebih giat lagi agar tidak pusing mengurus semuanya." Ucap Angga sambil memeluk sang istri membuat Keira membolakan matanya. Masih saja Angga bohong kalau sebenernya dia sudah naik jabatan apalagi gaji seorang manajer itu tidak sedikit entah lari kemana uangnya Keira tidak ngerti.
"Aku sebagai istri selalu mendoakan yang terbaik untuk setiap pekerjaan suamiku mencari nafkah untuk keluarga jika itu di jalan yang benar tapi jika suamiku berbohong aku berdoa semoga tuhan membuka semuanya, kalaupun mas mau berbohong di belakangku aku tak masalah karena yang rugi bukan aku tapi kamu dan keluargamu." Ucap Keira saat Angga melepaskan pelukannya, mendengar ucapan Keira membuat Angga sekita pucat.
"Apa Keira tau kalau selama ini aku sudah bohongin dia?" Batin Angga.
"Ma... mana mungkin aku bohongin dan khianati kamu kan kamu istri aku, istri yang sudah membantu dan menemani aku sampai mengangkat derajat keluarga mas. Kamu tau selama ini Mas selalu jujur sama kamu mana mungkin Mas bohong sam kamu , kamu percayakan sama Mas." Ucap Angga meyakinkan Keira.
"Terus untuk kekurangan DP mobil itu gimana Mas ada uangnya?" Tanya Keira.
"Mas akan usahakan cari jadi kamu gak usah pikirkan hal itu." Jawab Angga membuat Keira tersenyum karena akhirnya Angga tak akan memintanya untuk menjual perhiasan miliknya.
"Ya sudah kalau begitu kita tidur." Ucap Keira kemudian tidur membelakangi Angga seperti yang di lakukan kepadanya selama beberapa bulan terakhir. Melihat itu hati Angga sedikit tercubit, karena hal itu adalah yang biasa dia lakukan kepada Keira. Bahkan Keira sekarang terlihat lebih dingin padanya, biasanya Keira akan senang jika di peluk dan membalas memeluk sang suami tapi sekarang terlihat biasa saja.
"Apa aku sudah keterlaluan sama kamu Kei.." Batin Angga kemudian dia mengambil ponsel dan melihat jumlah uang yang ada di M-banking nya ternyata sudah ada dua digit uang yang ada di rekeningnya yang dia kumpulkan deri gaji dia sebagai manajer.
"Padahal sudah hampir enam puluh juta tapi harus di ambil untuk DP mobil Mas Doni besok. Minta Keira menjual perhiasannya sekarang tidak mungkin, ada-ada saja..." Ucap Angga menyimpan ponselnya dan ikut tidur di samping Keira, Angga memeluk Keira dari belakang hal yang sudah lama tak pernah dia lakukan kepada sang istri.
Rutinitas pagi seperti biasa akan ramai di dapur apalagi hari senin begini, Ita akan selalu heboh dengan outfit yang dia pakai sedangkan bu Linda lupa untuk menyetrikanya. Keira sudah tidak ikut mengurusi lagi keperluan Ita seperti yang di ucapkan Angga, hari ini dia membuat sarakan alakadarnya memasak stok yang ada di kulkas.
"Mas kamu jangan lupa nanti transfer uang ke rekening aku soalnya aku harus sudah bayar cicilan motor Ita dan uang semester nya." Ucap Keira saat mereka sarapan, sedangkan Ayu masih di dalam kamarnya dan suaminya sudah ada di depan rumah sambil membawa secangkir kopi yang terdengar hanya suara bu Linda dan Ita yang sedang adu mulut di ruang setrika, entah apa yang mereka ributkan.
"Iya nanti siang sekalian mas mau ambil uang dan jual perhiasan mama dan mbak Ayu..." Jawab Angga yang di angguki oleh Keira.
"Ini kopinya Mas aku berangkat kerja dulu..." Pamit Keira kemudian mencium tangan suaminya tak di sangka Angga malah menarik tangan Keira dan mencium kening Keira,hal yang sudah lama tak Keira dapatkan dari suaminya ketika dia berpamitan.
"Hati-hati di jalan....... jangan ngebut ya." Ucap Angga yang di angguki oleh Keira, Angga bahkan sampai ikut keluar mengantarkan Keira hal itu bisa di lihat oleh Doni dengan jelas yang sedang duduk di teras depan.
sama sama pengusaha
balas juga si laura itu. supaya gak jadi pelakor.