NovelToon NovelToon
Your Touch

Your Touch

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tr_w

"Kakak, aku akan kembali untuk mu! Tunggu aku sampai dewasa nanti ya! Aku hanya akan menikah dengan mu, janji! " Kata gadis kecil yang baru berusia 5 tahun dengan tas bergambar moana berwarna hijau.

"Pergilah! Jangan pernah kembali! Kau merepotkan!" Sarkas seorang anak laki-laki yang usianya baru saja menginjak 10 tahun.

Meski sudah mendapatkan segitu banyak perkataan yang kasar sekalipun, anak berusia 5 tahun itu sama sekali tidak merasa sakit hati.

Bagaimana jika anak yang berusia 5 tahun itu tumbuh menjadi anak yang sangat cantik dan manis. Namun sayangnya perangainya selalu membuat kepala orang tuanya pusing.

Dan saat dirinya sedang mengalami banyak masalah, anak laki-laki yang memintanya pergi itu datang kehadapannya dengan bentukan yang sangat berbeda.

***********

"Enyahlah dari kamar ku!"

"Apa yang ingin kau sembunyikan di balik handuk itu? Aku sudah pernah melihatnya sewaktu kecil, sepertinya masih sama kecilnya! "

"Valencia beatrice william!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

“Nah, begitu baru benar...... Sebelah sana lagi. Di kolong lagi, itu sebelah sana. Ais!!” Merasa yang dia perintahkan tidak sesuai dengan apa yang sedang di lakukan benda itu membuat gadis cantik itu melangkah membenarkan lokasi yang dia perintahkan.

Sebuah benda yang kata google  adalah robot vakum yang biasanya di gunakan untuk membersihkan rumah dengan sangat mudah. Dari pada dirinya pusing harus menggunakan alat yang mana dulu membuat otak pintarnya menggunakan benda tersebut.

“Jika seperti ini yang di maksud membersihkan rumah aku juga bisa, it’s so easy.” Celotehnya dengan songong, bahkan kakinya naik di atas sofa dan kembali menonton TV. Dari kejauhan, tepatnya di atas tangga seseorang sedang menggeleng melihat sikap gadis yang menurutnya ini sangat aneh dan menyebalkan. Ide mengerjainya muncul lalu dia naik dengan hati-hati dan mengambil sebuah remote yang terhubung langsung dengan alat robot vakum tersebut.

“Mudah? Kita lihat sejauh mana seorang keturunan William akan menurunkan harga dirinya untuk melakukan hal seperti ini.” Kekehnya dengan wajah senang saat dirinya melihat benda itu dalam mode berhenti dan tidak akan hidup jika tidak di hidupkan dengan remotenya.

Valencia yang merasa tidak mendengar suara bising alat, gadis itu membalik badannya dan melihat benda itu mati.

“Astaga!!! Kenapa berhenti?” Paniknya dengan wajah bingung, dia bahkan sudah menekan semua tombol yang ada tapi benda yang dia genggang sama kali tidak menunjukkan tanda akan hidup dan bisa dipakai.

“Pleasee, aku mohon jangan rusak...” Gumamnya dengan hati yang khawatir, dia sangat takut kalau seandainya dia ketahuan merusakan benda itu maka habislah dirinya. Di ujung tangga Ael sudah mati-matian menahan tawa saat gadis itu takut akan dirinya.

“Aku harus menggantinya dengan yang baru sebelum dia turun. Mudah untuk menggantinya tapi bagaimana bisa tanpa ketahuan?” Valencia sedang membolak-balik benda itu untuk mencari brand benda tersebut.

“Mampus kalau sampai aku ketahuan....”

“Siapa yang ketahuan?”

Brak!

“Mampus!” Valencia berdiri dan menyembunyikan vakum yang jatuh itu di belakangnya, dia tidak mau ketahuan. Sepertinya benda itu juga rusak karena jatuh lagi dari tangannya. Suara bariton itu membuatnya terkejut sehingga melempar benda itu secara tidak sengaja.

“Aku tanya, siapa yang ketahuan?” Tanya pria itu sembari berjalan mendekat layaknya orang yang ingin mengintimidasi. Ekspresi wajahnya memang datar, seakan dirinya adalah pemburu yang sedang mengamati mangsanya.

“Tidak ada, aku...aku hanya sedang berlatih menjadi pengacara untuk praktek bulan depan.” Ucapnya dengan wajah berusaha tidak panik, lucu sekali! Pikir Axel dengan menahan senyumnya.

“Cih! Ku pikir kamu sudah gila!” Ucapnya lalu beranjak ke atas sofa dengan mata menelisik setiap detail lantai dan meja yang kotor tadi. Sedangkan Valencia sudah mengangkat vakum itu tinggi-tinggi hendak melemparkan agar mengenai kepala pria yang pernah berarti di hidupnya.

“Ini belum bersih, sapu lagi!” Perintahnya dengan menyembunyikan senyumnya, gadis itu ternganga dan menggenggam erat alat itu di belakangnya. Wajahnya berubah lesu dengan merengut, Axel menoleh dengan wajah datarnya.

“Kenapa? Mau protes?” Pertanyaan sederhana namun pria itu terlihat lebih menyebalkan dari siapa pun.

“Tidak...” Valencia berjalan ke arah gudang lagi dengan menggumam. “Sialan! Dia sebenarnya dulu pasti adalah ibu mertua yang jahat sehingga saat menjadi pria pun masih tetap suka mengomel layaknya radio rusak!”

“Cepat Valencia !! Aku ingin bersantai!!!” Teriaknya dari ruang tengah.

Brakkk!!

“IYA!!! Sudah sekalian rusak saja! Tidak berguna” Tanggapan tadi yang awalnya teriakan menjadi gumaman saat dia bicara dengan vakum yang sudah rusak di buatnya.

Dengan kesal dia membawa kedua alat yang ada di dia sempat ambil tadi namun tidak pernah tahu caranya memakai benda itu. Axel sudah menggeleng saat gadis itu berusaha untuk menggunakan alat pel terlebih dulu.

“Kamu berteriak tadi?” Tanya pria itu sembari memperhatikan wajah cantik dengan bibir maju karena protes.

“Tidak, aku bicara biasa saja tapi kamu saja yang mendengarnya begitu.”

“Bodoh!” Valencia menghentikan aktivitasnya lalu menatap tajam pria itu, sudah dirinya berusaha dengan keras sekarang malah di katai bodoh.

“Kenapa? Mau protes?” Axel menghampiri gadis itu dan mengambil alih alat tersebut dan menjingjingnya. “Lihat dengan benar ini namanya alat pel yang mana akan di gunakan saat selesai menyapu. Dan ini sapu, di gunakan lebih awal.”

“Ternyata selain untuk mengajar kelas bisnis kamu juga mengajar kelas pembantu ya?”

Sring!

“Maaf..” Cicit Valencia saat matanya sudah beradu tatap dengan mata tajam pria itu. “Sudahlah, lelah mengajarimu! Aku akan pakai vakum saja!”

“Jangan!!” Valencia memegang lengan kekar itu untuk menghentikan Axel pergi ke gudang, mati dirinya jika sampai diketahui pria menyeramkan ini.

“Kenapa?”

“Aku saja yang membersihkan ini, aku bisa membersihkannya.” Sahutnya cepat dengan kini berdiri di depan pria itu untuk menghalangi, tanpa bicara pria itu mengeluarkan remote tadi dan hendak menghidupkan benda itu agar datang padanya. “Untuk apa remote ini?” Tanya Valencia dengan gugup.

“Menghidupkan benda itu, agar datang sendiri padaku. “ Dengan cepat dia menggeleng seakan tidak mau pria itu melakukan hal tersebut. “Ada apa denganmu? Kenapa aneh sekali.”

“Aku merusakan vakum itu..” Gumamnya namun sangat lirih sampai Axel sendiri hendak tertawa mendengarnya.

“Apa? Bicara yang keras, aku tidak mendengarnya.” Axel menatap gadis yang tengah menunduk itu lalu memencet tombol hidup dan benar ternyata alat itu tidak berfungsi dan sepertinya benar-benar dirusak oleh gadis yang tengah merasa bersalah ini.

“Aku merusaknya, maaf.” Kini gadis itu sedang meremas jemarinya dengan gugup takut di bentak dan dimarah lagi. Axel terkekeh lalu mengelus kepala gadis yang menurutnya sangat menggelitik hati ini.

“Tidak apa, ayo mau makan malam apa ?” Tanya dengan lembut, bahkan Valencia langsung mendongak menatap mata tegas itu dengan tatapan bingung. Axel semakin gemas dan mengusap pipi gadis yang tengah menatapnya itu.

“Bukankah lebih baik jujur bukan? Dengan seperti itu setidaknya tidak akan ada perasaan bersalahan apa pun. Menyembunyikan perasaanmu sendiri hanya akan mempersulit dirimu, hmm?” Petuahnya lalu menaruh alat tersebut ke gudang, besok akan ada pembantu yang datang untuk membersihkan tempat ini seperti biasanya.

“Tunggu apa lagi, ayo aku buatkan makan malam karena kejujuranmu.” Ajak pria itu sembari menggenggam tangan yang sempat dingin tadi karena gugup.

“Kamu tidak marah?” Tanyanya lagi dengan memastikan hal tersebut. Axel menatap dalam mata biru tersebut, mata yang selalu saja memikat mata mana pun yang menatapnya.

“Tidak, aku hanya suka menggodamu saja.” Ungkapnya dengan segera berjalan ke arah dapur dan mulai memasak saat Valencia sudah duduk di meja di depannya.

“Menyebalkan!” Sungutnya namun kini dengan senyum yang terbit di bibir gadis itu, tangannya meraba jantungnya yang berdetak cepat, astaga perasaan itu lagi. Jangan sampai dirinya...

“Jangan jatuh cinta padaku, karena pesonaku memang tidak tertandingi. Kau bisa menjadi yang ke sekiannya nanti.” Kata pria itu sembari menggunakan apron.

“Jangan terlalu percaya diri, kamu yang harus hati-hati, Jangan sampai jatuh dalam pesonaku.”

“Pesona anak kecil sepertimu mana mempan denganku!!”

Dan awal yang dikira dirinya romantis kini keduanya malah sibuk beradu pendapat yang mana malah saling memamerkan pesona siapa yang paling menarik. Dan keduanya sampai memasuki kamar masing-masing pun masih sibuk beradu mulut dengan pembicaraan yang melebar ke sana dan kemari.

1
Melly Y
thor semoga cia gak sama axel thor carikan cowo yg lebih segalanya dri axel kasihan cia😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!