Apakah pengorbananku tidak ada artinya? Luna, untuk apa kamu pertahankan lelaki seperti itu? lebih baik tinggalkan dia! Seluruh keluarga besar Luna sudah meminta Luna untuk meninggalkan Suaminya Bram yang tak pernah menghargainya sebagai seorang istri.
Hingga Luna menyaksikan langsung pengkhianatan sang suami. Bahkan dengan terang terangan suaminya bercumbu mesra dengan wanita lain di depan mata Luna. Apakah Luna akan mampu bertahan? yuk simak ceritanya di " Pengorbananku di hargai Pengkhianatan."
origina by Morata
Ig sihalohoherlita
FB. Nolan s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. BERUBAH UBAH_ PDHP
Luna segera masuk ke kamar Khairul dan menguncinya dari dalam. Ia tak pedulikan Apa yang dipikirkan oleh Bram terhadapnya.
Segera Luna kirim pesan kepada Desi, memberitahu bahwa Luna sudah berhasil mendapatkan tanda tangan Bram.
Tinggal selangkah lagi Luna berhasil. "Terus saja kamu lengah." gumam Luna. Luna yakin Bram belum menyadari kalau saldo rekeningnya sudah tidak gendut lagi. Mungkin dari kemarin ia belum cek kartu Atm-nya.
Luna berbaring di samping Khairul. "Luna belum sempat memposting foto produk kosmetik yang dikirim oleh sahabatnya. Masalah rumah tangganya telah menyita waktu dan pikirannya. Sampai Luna lupa kalau Luna juga ingin mencoba usaha berjualan online.
Mungkin nanti setelah semua selesai,dan Luna lebih senang, baru Luna bisa fokus memasarkan produk skin care. Luna mencoba memejamkan matanya Semoga besok semua berjalan dengan lancar.
****
"Mana teh untuk mas lun?" Tanya Bram menghampiri Luna yang sedang memasak nasi goreng dan hampir matang. Kemudian ia menarik kursi dan duduk menunggu luna menyuguhkan sarapan.
Luna tersenyum miring melirik ke arahnya.
Luna tuang nasi goreng ke dalam dua piring dan meletakkannya di meja makan, tepat di depan kursi tempat biasa Luna duduk dan di depan Khairul duduk.
"lho kok nasi gorengnya cuman dua piring? buatku mana Lun?" tanya Bram melihat ke arah nasi goreng yang masih mengepul asap di atasnya. Kemudian menatap luna dengan tatapan aneh tampak bingung.
"Nasi sisa semalam cuma cukup untuk dua piring." jawab Luna santai
"Lalu aku sarapan apa Lun?" tanya Bram dengan intonasi sedikit meninggi.
"Bukankah Beberapa hari lalu kamu biasa sarapan bersama calon istri muda Mas?" jawab Luna sambil mencuci tangannya di wastafel.
Bram membuang nafas dengan kasar. sepertinya ia sedikit kesal dengan ucapan Luna.
"Bukankah tadi malam kita sudah baikan Luna? kenapa sekarang kamu seperti ini, aku masih suamimu. Kamu wajib melayaniku Luna." teriak Bram.
"Bukankah setiap orang bisa berubah-ubah Mas? seperti kamu yang dengan mudahnya berpaling dengan wanita lain."ucap Luna tak kalah lantang.
"Luna, kamu itu benar-benar perempuan labil." tukasnya
"Bukankah kamu sendiri yang labil Mas?hanya karena wanita murahan itu, kamu dengan mudahnya tergoda dengan melupakan semua yang sudah kita lewati selama sepuluh tahun pernikahan kita." ucap Luna penuh dengan penekanan.
"Sudahlah, mas langsung berangkat ke kantor saja. Mas pusing pagi-pagi kamu udah mancing keributan." Bram berdesak kesal kemudian bangkit dan melangkah keluar.
Luna menatap punggungnya yang melewati ruang tengah dan berpas-pasan dengan Khairul.
"Ayah!" Panggil Khairul
"Khairul, Ayah berangkat kerja dulu ya." Bram menggendong bocah enam tahun itu.
"Ayah, Khairul sayang sama ayah, maafin Khairul ya, kalau Khairul kadang nakal. Tapi sekarang Khairul janji nggak akan nakal lagi. Khairul mau jadi anak penurut seperti yang Ayah bilang.
Tes!
Tanpa terasa bulir bening luruh begitu saja saat Luna mendengarkan ucapan polos, yang terlontar dari bibir mungil putranya.
"Sayang kok ngomong begitu? Khairul anak yang baik kok. Ayah juga sayang sama Khairul. " sahut Bram mencium pipi tembem putranya. Luna Masih berdiri memperhatikan mereka dari balik pintu dapur.
"Tapi ayah sekarang jarang ada waktu buat main sama Khairul. ucap Khairul tertunduk
Hati Luna rasanya sakit melihat pemandangan di depan matanya. Memang benar jika ada perselisihan di antara orang tua, maka anak yang menjadi korban. Hatinya terluka atas keegoisan orang tuanya.
"Tapi bukan berarti Luna siap untuk dimadu. Luna pun tak sanggup jika harus menerima keputusan Bram untuk beristri dua. Memang poligami itu bukan hal yang dilarang, tapi apa daya jika di dalam hati tak ada keikhlasan.
Luna menyeka belur bening di sudut matanya dan mendekati mereka.
"Khairul, ayah sayang sama Khairul. Maafin Ayah ya, kalau Ayah jarang main sama Khairul. Ayah janji kapan-kapan kita jalan-jalan. Sekarang Khairul sarapan sama mama ya." ucap Bram kemudian menurunkan tubuh Khairul.
Usai menurunkan Khairul, Bram pergi berangkat ke kantor. Tak lupa ia mengajak kening dan mencium ibunya. Bram memang terlihat sangat menyayangi Khairul.
Luna mengangguk saat Khairul menatapnya. dan menggandeng tangannya menuju meja makan.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓