NovelToon NovelToon
Gu Xiulan, Harapan Dan Pembalasan

Gu Xiulan, Harapan Dan Pembalasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

Dulu aku menangis dalam diam—sekarang, mereka yang akan menangis di hadapanku.”

“Mereka menjualku demi bertahan hidup, kini aku kembali untuk membeli harga diri mereka.”

“Gu Xiulan yang lama telah mati. Yang kembali… tidak akan diam lagi.”
Dari lumpur desa hingga langit kekuasaan—aku akan memijak siapa pun yang dulu menginjakku.”

“Satu kehidupan kuhabiskan sebagai alat. Di kehidupan kedua, aku akan jadi pisau.”

“Mereka pikir aku hanya gadis desa. Tapi aku membawa masa depan dalam genggamanku.”

“Mereka membuangku seolah aku sampah. Tapi kini aku datang… dan aku membawa emas.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Senja mulai merayap turun saat Ulan berjalan sendiri dari sungai, membawa keranjang cucian yang tampak berat.

Dia sengaja menyebutkan pada dua gadis jika tubuhnya belum fit .Jadi pulang meskipun cuciannya belum selesai.

Untunglah keduanya percaya dengan apa yang di katakan ulan.Ulan pergi dengan jantung berdebar kencang.

Sisa air mengalir menetes dari pakaian basah yang ditumpuk asal.

Semua penduduk berada di ladang menanam jagung.

Suara dari speaker desa yang menyerukan giliran sebentar lagi di perkirakan akan berbunyi.Tiba waktunya semua orang kembali ke rumah masing-masing.

Tapi satu jam lagi.

Saat melintasi rumah Paman Lu,sebuah rumah tua yang letaknya agak terpencil dekat tikungan jalan desa ,Ulan memperlambat langkahnya. Dia mengedarkan pandang ke belakang, memastikan bahwa beberapa gadis dan para gadis dari tim pendidikan yang tadi mencuci di sungai , sudah berada di belakangnya, walau belum tampak dalam pandangan.

Kesempatan ini sempit, tapi cukup baginya.

Dengan sengaja, ia menjatuhkan keranjangnya ke tanah. Bunyi “braaak” yang nyaring menggema, membuat beberapa burung terbang dari atap rumah. Pakaiannya sedikit tumpah. Ulan berseru keras, "Aduh! Kenapa keranjangnya bocor begini sih?!"

Sambil membungkuk membereskan cucian, dia mengeluh dengan suara cukup keras agar bisa terdengar dari rumah di depannya. Ia juga menambahkan batuk-batuk kecil,agar kehadirannya terasa alami dan mudah dikenali siapa pun yang sedang mengintip dari dalam.

Begitu semuanya dirasa cukup meyakinkan, dia berdiri di depan pintu rumah Paman Lu dan mulai mengetuk pelan. “Paman Lu? Aku cuma mau pinjam keranjang. Yang kupakai rusak, pakaianku nggak bisa dibawa...” ucapnya sambil mengetuk dua kali lagi, sedikit lebih keras.

Sunyi.

Tak ada sahutan.

Tak ada suara dari dalam rumah. Ulan menoleh ke kanan dan kiri, lalu pura-pura mendesah kecewa. "Mungkin sedang tidur... atau ke ladang," gumamnya dengan nada cukup keras agar bisa terdengar oleh siapa pun yang kebetulan lewat sebentar lagi.

Ia berjalan mundur dua langkah, lalu berdiri sebentar dekat pagar, dan seolah tak sengaja,mengucapkan, “Kalau keranjangnya ada di luar, boleh kupakai ya... nanti kukembalikan.”

Dia mengetuk pintu sekali lagi, lebih keras dari sebelumnya.

Tak ada jawaban.

Namun, sebelum sempat ia mundur, tiba-tiba daun pintu terbuka dengan kasar dan sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya.

“Huh?!” Ulan terkejut. “Lepaskan!”

Heh bercanda.

Ulan sudah memperkirakan kejadian ini. dia tinggal kooperatif dan menjerit sekeras hati.

Tapi paman lu yang dia ingat sebenarnya adalah pria tua yang rapuh.Tapi tangan yang menariknya sekarang terlihat keras dan kokoh.

Ulan sempat terkejut sesaat.

Tanpa diberi kesempatan, dia ditarik masuk dengan kasar ke dalam rumah. Pintu tertutup kembali dengan suara bantingan keras. Udara di dalam ruangan lembab dan gelap. Hanya cahaya samar dari celah jendela menerangi debu yang menari di udara.

“Maaf...aku.” suara berat seorang pria terdengar dari balik gelap. Nafasnya bau arak. Ulan terhuyung, dan tubuhnya terbentur kursi kayu di belakang.

Yang bikin dia terkejut , adalah suara itu bukan suara paman lu. paman lu sudah tua dan suara yang dia dengar sepertinya dari seorang pemuda.

Tidak, jangan-jangan..

Deg.

Ulan jadi ketakutan sendiri ketakutan ini bukanlah rasa ketakutan yang dibuat-buat. Ini adalah sebuah ketakutan asli.

Pria yang menariknya jelas bukan paman lu.

“Aku cuma mau pinjam keranjang! Lepaskan aku!” teriak Ulan, panik, mencoba mundur. Tapi tangannya dicekal lagi.

Dalam kegelapan, dia hanya bisa melihat bayangan besar yang makin mendekat ke wajah nya.Tangan pria itu terulur, mencengkeram bagian kerah bajunya. Ulan menjerit dan menepis sekuat tenaga.

"Jangan...

Krek...

Suara robekan kain terdengar. Entah pakaian siapa yang koyak, tapi Ulan menjerit lebih keras, cukup untuk menggema ke luar rumah.

“Aku bilang lepaskan!!”

Pria itu mendekat lagi, kali ini sesuatu yang lembut mendarat di bibir ulan. sebagai wanita yang pernah menikah ulan tau apa ini.

Ketika keduanya berhimpitan di lantai, ulan bisa merasakan tubuh pria ini panas.Dia tahu betul dari mana asalnya panas ini.

Afrodisiak yang dia lemparkan dalam bentuk asap sebenarnya bekerja. tapi tidak bekerja kepada paman lu melainkan pada pria di depannya ini.

Pria asing yang bahkan tidak dia kenal sama sekali.

Dari luar, terdengar langkah kaki beberapa orang lewat. Ulan menjerit sekali lagi, kali ini lebih nyaring, berharap seseorang mendengar.

Pria yang sedang memeluk dan menciumnya secara paksa, sebenarnya memiliki kesadaran yang minim.

Afrodisiak yang diberikan oleh ulan sebenarnya tidak cukup keras untuk dirinya. apalagi Ulan hanya memakai setengah dari dosis.

Saat memiliki sedikit kesadaran, dia melihat ulan yang ketakutan sebenarnya merobek pakaiannya sendiri.

Ulan sangat cepat,dia juga menarik paksa pakaian laki laki di depannya sampai dia bertelanjang dada.

Suasana yang gelap tidak bisa menyembunyikan fakta jika pria ini memiliki kulit yang putih.

Ulan ingin menangis melihat orang di depannya adalah orang asing. tapi dia tidak memiliki pilihan lain.

Selain bunuh diri dan membunuh orang,dia akan melakukan apapun. hanya untuk menghindari tragedi yang pernah terjadi di kehidupan sebelumnya.

Seperti yang diperkirakan oleh ulan, pergerakan dan keributan yang dibuatnya sebenarnya memancing rasa penasaran para gadis yang lewat.

Akibatnya mereka saling pandang dan mendobrak masuk ke rumah paman lu.

begitu pintu terbuka, maka terbuka pula lah mulut mereka lebar-lebar. hal yang pertama dilihat adalah bagaimana dua manusia beda jenis saling bertumpukan seperti roti lapis.

Yang pria bahkan tidak mengenakan pakaian, ulan sendiri hampir mengenaskan karena pakaiannya robek di mana-mana.

Is.. pelecehan.

Melihat ada orang lain yang membuka pintu, ulan dan pria asing ini tersentak lalu sadar. keduanya buru-buru berdiri dan mencoba meraih pakaian dan menutupi tubuh masing-masing seadanya.

Plak...

Uni, gadis dari tim pemuda pendidikan langsung maju dan menampar pria tadi.

Tamparan ini saya dengar keras menyiratkan jika itu dilemparkan karena kemarahan.

"kurang ajar beraninya kau membuat onar di desa ini? berani berbuat Hooligan kau akan dihukum keras, ayo teman-teman ikat dia dan bawa dia ke kantor polisi"

Yang lain segera bekerja sama mengambil sesuatu dan mengikat pria ini sementara Ulan menangis tersedu-sedu. tapi memanfaatkan celah untuk memperlihatkan jika tubuhnya tidak lagi tertutupi.

Perlu dikatakan jika, tahun ini 60-an adalah tahun yang kontroversial. Adapun masalah Hooligan adalah masalah. Jika anda terkait dengan masalah holigan ada kemungkinan anda akan ditembak di tempat.

Ulan sudah merencanakan hal ini sebaik mungkin dan korban sebenarnya adalah paman lu. Tapi yang tidak disangka adalah ada orang lain di tempat ini dan orang ini adalah orang asing yang bahkan tidak pernah dilihat di kehidupan ini bahkan di kehidupan sebelumnya.

Hah, alang-alang menyeluk pekasan, biar sampai ke pangkal lengan.

Jika sudah basah lebih baik mandi sekalian saja kan.

Ulan menangis tersedu dan berkata"kakak aku sudah tidak bersih lagi, Aku tidak ingin hidup lagi huhuhu"

Semua orang tidak tahu harus berkata apa. Yang ada hanya memberikan pelukan hangat untuk menenangkan Ulan.

"Ulan... betapa malang nasibmu. calon suamimu harus menikah dengan sepupu, bahkan kau tidak bisa melahirkan dan sekarang...."

Oh ulan...

Tangisan ulan semakin keras.

Pria yang tadinya terkena afrodisiak tiba-tiba tersadar seutuhnya.Awalnya dia bingung dengan apa yang terjadi tapi otaknya langsung bekerja optimal.

Pada saat itulah dia menyadari ada sesuatu yang salah di sini.

Dia tidak pernah mengalami keinginan kuat terhadap wanita. Terkadang dia juga harus berhadapan dengan wanita-wanita cantik. Tapi dia tidak pernah berpikir senonoh seperti itu.

Tapi kenapa ketika mendengar suara gadis di pintu tiba-tiba ada sesuatu yang membuat dia tidak sabar.

Hah jelas ada yang salah.

Matanya menatap ulan.

Dalam pertikaian tadi sebenarnya dia melihat, gadis inilah yang berinisiatif membuka pakaiannya bahkan merobek pakaiannya sendiri.

Jadi apa yang terjadi hari ini sebenarnya ada sangkut pautnya dengan gadis ini.

Hanya saja dia menangis.

"Huh akhirnya, Aku terjebak juga"ucapnya sinis di dalam hati.

Suara tangis dan pelukan nak bergema di rumah paman lu.Para gadis segera bergerak cepat.Pria yang tidak di kenal, segere di ringkus.Mengingat status ulan yang sudah malang, gadis dari pemuda pendidikan, Tidak lantas mengirimnya ke kantor polisi. Tapi menunggu di rumah kepala desa .

Tahun ini reputasi lebih penting dari pada nyawa manusia.Mereka berjalan kaki dengan menarik pesalah di kediaman kepala desa.

Dan paman lu yang dipikirkan oleh ulan sebelumnya ,ada di situ.

"kepala desa keluarlah kami ada urusan"kata Uni.

Suaranya lantang dan penuh percaya diri. Kepala desa yang sedang berbicara dengan adik laki-lakinya,terkejut dan keluar.

Rasa terkejutnya bertambah lagi melihat pemuda asing yang diikat sedemikian rupa. Ada juga Ulan yang masih menangis dengan kondisi yang menyedihkan.

Oh tidak kenapa pakaian gadis itu sepertinya robek.

Dan...

Jangan-jangan..

Kepala desa mendapatkan firasat buruk.

"ini apa yang terjadi sebenarnya kenapa dia diikat dan kenapa Ulan menangis?"tanya kepala desa.

Ulan masih menangis dan tidak bicara apapun. Tapi beberapa gadis pemuda pendidikan bertindak sebagai saksi mata.

Tanpa menyembunyikan apapun mereka membicarakan hal yang mereka lihat tadi.

Ulan bersama mereka mencuci dan pulang lebih awal dengan alasan tidak enak badan. Tapi ketika mereka menyusulnya lagi,sebenarnya ada kejadian yang tidak masuk akal seperti itu.

Oh ulan , kenapa nasibmu begitu sial.

Kepala desa dan Paman lu, serta anggota keluarga kepala desa keluar mendengar narasi itu. Bagaimana mungkin mereka tidak terkejut.

Tidak mungkin .

Pria yang diikat dan dituduhkan ini juga tidak bicara tapi dia malah tersenyum sinis.Paman lu entah bagaimana bisa menafsirkan senyuman itu.

Eh...

Masalah apa lagi.

Paman lu hanya geleng-geleng kepala. dia tidak menyangka jika orang yang menginap di rumahnya sebenarnya adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Tapi kok malah meledaknya di sini dan bertepatan di rumahnya pula.

sial.

 Ulan berdiri di ambang, menahan napas.

Paman lu yang di ingat Ulan, berdiri di depan nya.

Orang yang di target kan tapi gagal total.

Paman Lu berdiri cepat, menyambut Ulan dengan suara setengah panik, “Oh, Ulan, kamu? Ini… ini hanya salah paham.” Dia menoleh ke arah pria itu yang duduk di tanah dengan posisi terikat.lalu pandangan nya kembali pada Ulan. “Kebetulan saja. Pria ini orang luar desa, kerabat jauh…Jiang Weirann..ada masalah di tempat asalnya, jadi dia menginap sementara di sini.Jadi Ulan mungkin ada kesalahfahaman saja”

Suasana menjadi tegang. Ulan tidak tahu harus berkata apa. Seluruh tubuhnya menegang, terutama saat dia menangkap sorot mata si pria yang katanya bernama Jiang Weiran. Pria itu tampak tak asing, meskipun dia bersikap biasa, menundukkan kepala dengan cara sopan dan menjaga geraknya agar tetap rendah.

Kepala desa tiba-tiba muncul dari belakang, langkahnya tergesa. Dia mengangkat tangan, memberi isyarat agar semua diam. “Ulan,” katanya dengan nada lembut, “ini masalah pribadi. Jangan dibawa ke kantor polisi dulu. Bicarakan baik-baik saja dulu.”

Ulan menggigit bibir, ingin bicara tapi suaranya tercekat.

Kepala desa melanjutkan, “Pria ini sudah minta maaf. Paman Lu dan aku bersedia menjaminnya, dan ini juga sudah keluarga besar tahu. Tidak usah kita ungkit lagi. Kalau kau masih merasa dirugikan, mari kita bicarakan di balai, empat mata. Tapi tidak usah buat kegaduhan.”

Ulan menatap kepala desa, lalu ke Paman Lu, lalu ke pria asing itu yang masih diam membisu. Tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan rasa bersalah, namun semuanya juga tidak menunjukkan niat untuk menyerangnya.Weiran sendiri, seperti bayangan di dinding, duduk diam tapi mengawasi semuanya dengan tenang.

“Apa namanya…?” gumam Ulan akhirnya.

“Namanya Jiang Weiran,” jawab Paman Lu buru-buru. “Dia… hanya ingin menumpang beberapa hari. Kalau bisa jangan diperpanjang. Tidak baik.”

"Dan kalian semua,harap jangan sebarkan hal ini dulu,akan ada kompensasi ya nanti " kata kepala desa pada para gadis.

Para gadis di bisikan sesuatu oleh kepala desa,jadi mereka pergi setelah mempercayakan masalah Ulan dengannya.

"Ingat lah, reputasi ulan juga penting, jadi...

"Baik... aku mengerti,kalian pulang dulu"

"Hem kami pergi,hati hati ulan, jangan khawatir, jika dia tidak bertanggungjawab aku akan maju untuk melaporkan masalah holigan ke polisi "

Ulan masih menangis jadi dia tidak berani menjawab.

Setelah menyelesaikan masalah para saksi mata,Kepala desa segera mengalihkan pembicaraan. “Ulan, ikut aku sebentar. Kita bahas ini baik-baik, ya?”

Dengan ragu, Ulan mengikuti kepala desa, meninggalkan rumah itu. Tapi satu hal mengganggu pikirannya, tidak peduli seberapa keras pria itu berusaha terlihat biasa, dia tidak terlihat seperti pria biasa. Dia terlihat… terlalu terkendali.

Dan dia tahu, orang yang bisa mengendalikan dirinya dengan begitu rapi... biasanya bukan orang sembarangan.

Astaga apa yang sudah aku lakukan.

1
Etty Rohaeti
lanjut
Fauziah Daud
yup betul ulan.. trusemangattt
Fauziah Daud
trusemangattt... lanjut
Fauziah Daud
trusemangattt
Cha Sumuk
sdh bab 3 tp mc cewek nya msh bodoh ms ga phm2 bahwa dirinya lg ngulang waktu, cerita ga jls berbelit Belit kesan nya,
samsuryati: say mc nya, sejak awal hanyalah seorang gadis tanpa pengalaman bahkan tanpa ilmu pengetahuan. tidak seperti kita yang tahu membaca dia hanya tahu desa bahkan belum pernah menikmati kota. meninggal pada tahun 70 sekian, hidupnya memang seperti katak di bawah tempurung.

jadi kelahiran kembali memberikan dia pilihan namun pilihan itu belum serta merta membuat dirinya berubah dari gadis muda yang bodoh menjadi gadis muda yang pintar.
ingatlah di dalam dua kehidupan dia bahkan belum pernah belajar.
Ini bukan tentang transmigrasi gadis pintar era 21 ke zaman 60-an di mana era kelaparan terjadi.
bukan say, cerita ini di buat membuat ulan mampu merubah hidupnya selangkah demi selangkah tidak langsung instan.

salah satunya adalah dia yang tidak pernah belajar sebenarnya bisa membaca tulisan-tulisan yang dipaparkan oleh layar virtual.
ya say, anggap saja itu adalah modal pertama dia untuk berubah.
jadi aku masih perlu kamu untuk mendukung agar perubahannya bisa membuatmu puas
total 1 replies
Fauziah Daud
bagus.. trusemangattt
Fauziah Daud
trusemangattt
Andira Rahmawati
ulan nya terlalu lambat telminya kelamaan..😔
Fauziah Daud
bijak ulang.. trusemangattt
Fauziah Daud
trusemangattt.. lanjut
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Fauziah Daud
trusemangattt
Fauziah Daud
lanjuttt
Fauziah Daud
luarbiasa
Fauziah Daud
trusemangattt
Fauziah Daud
hadir thor
Cilel Cilel
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!