NovelToon NovelToon
Cinta Bukan Sedarah

Cinta Bukan Sedarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: miss ning

Selby dan Bagas saling mencintai dalam diam. Saat Bagas menyatakan cinta Selby menolak karena berpikir mereka saudara sedarah.

Padahal mereka bukan sedarah. Akankah hal itu bisa terungkap?

Akankah ibu dari Bagas mengungkap rahasia yang selama ini dia simpan rapat?

Dapatkah Bagas dan Selby bersatu.(Disarankan baca lebih dulu novel Benih Kakak Iparku.)

Baca kisah mereka hanya di Mangatoon/Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

“Bercanda.”

“Huh, aku pikir serius.” batin Selby.

“Ayo turun.”

Selby menatap dimana ia berdiri. Sebuah pusat perbelanjaan yang besar. Ternyata Bagas membawanya ke supermarket yang ada di dalam sebuah mall.

Bagas mengambil keranjang dorong. Mereka berjalan beriringan. Seperti sepasang suami istri yang sedang pergi belanja bulanan. Terlihat serasi.

Selby mengambil banyak camilan. Sedangkan Bagas mengambil sayuran, daging, telur dan bahan makanan lain yang sedang ia butuhkan.

Selain camilan Selby juga mengambil beberapa kebutuhan untuk perempuan.

“Kau tidak membeli itu?”

Selby melihat arah pandang Bagas. Dimana berbagai macam merek dan ukuran pembalut untuk wanita yang tersusun rapi disana.

“Aku hanya tidak ingin membeli itu saat kau datang bulan. Jadi cepat ambil buat stok di rumah.”

Selby melipat tangan di dada. Menatap Bagas dengan wajah kesal.

“Cepat ambil. Kenapa diam saja? Apa perlu aku yang ambilkan?”

Bagas berjalan ke arah etalase yang tersusun berbagai jenis pembalut disana. Ia mengambil salah satu merek pembalut wanita berwarna hijau dengan gambar daun sirih di bungkusnya.

“Bukan yang itu.”

Selby langsung buru-buru mengambil merek pembalut yang biasa ia pakai. Satu berwarna hitam dengan ukuran yang panjang untuk ia pakai di malam hari. Dan satu lagi berwarna orange yang ada sayapnya. Lalu ia masukkan ke dalam trolly belanja. Kemudian menarik tangan Bagas untuk segera pergi dari sana.

Bukan ia malu tetapi Selby tidak suka banyak gadis yang sedang memilih pembalut menatap Bagas dengan kagum. Karena jarang sekali ada lelaki yang mau menemani seorang wanita untuk membeli pembalut.

“Bukankah itu lelaki tadi?”

“Iya. Tampan banget. Sempurna sebagai calon suami.”

“Hustt, jangan keras-keras. Ada ceweknya di sampingnya.”

“Tidak apa lagian juga belum menikah. Mereka bisa saja putus kan.”

Bisik-bisik para gadis disana membuat telinga Selby memanas. Dia kesal. Hatinya mendadak panas hanya mendengar pembicaraan yang tidak bermutu dari dua gadis yang terlihat sepantaran dengan mereka.

“Cepat bayar. Tidak usah menengok.”

Bagas menarik kedua sudut bibirnya. Dia tahu Selby sedang kesal. Tapi dia sangat suka. Selby seperti sedang cemburu karena kekasihnya dikagumi banyak gadis.

“Lihat senyum pria itu. Tampan sekali.”

Selby langsung menatap tidak suka dengan gadis yang berdiri tepat dibelakangnya. Gadis itu tidak takut. Dia menatap balik Selby dengan berani. Mereka saling tatap dalam ketidaksukaan cukup lama. Seperti ada api permusuhan yang baru saja tercipta.

“Ayo.” Ajak Bagas menggenggam tangan Selby mengajak gadis itu untuk segera pergi tanpa memedulikan gadis yang mengagumi dirinya tadi.

“Lepas.”

Bagas menggenggam kembali tangan Selby yang sempat terlepas. Selby menolak tapi Bagas memaksa. Akhirnya Selby pasrah. Dia menatap tangannya yang digenggam Bagas. Dalam hati merasa senang.

“Lain kali jika pergi bersama tidak usah tebar pesona. Aku malas meladeni para penggemarmu yang fanatik seperti mereka.”

“Siapa yang tebar pesona?”

“Menurutmu, aku yang tebar pesona? Gadis-gadis tadis terpesona denganku?”

Bagas tidak langsung menjawab. Dia menikmati setiap ekspresi yang diperlihatkan di wajah Selby. Mereka tidak pernah berbicara sepanjang ini. Dan mereka tidak pernah menampilkan ekspresi lain selain ekspresi datar.

Selby bertambah kesal melihat Bagas yang terus tersenyum menanggapi ocehannya. Walau kesal Selby terus mengikuti langkah Bagas. Berjalan beriringan sambil berpegangan tangan. Diam-diam Selby tersenyum melihat tangannya digenggam erat oleh Bagas.

Bagas menoleh Selby langsung memasang wajah datar. Ia menatap Bagas pura-pura masih kesal. Padahal dalam hati berbeda. Ia justru sangat senang.

“Ini.”

“Es krim?”

“Supaya suasana hatimu membaik.”

Bagas memberikan satu cup es krim rasa strawberry untuk Selby. Ia tahu saat kesal Selby selalu makan es krim. Bagas juga tahu strawberry Adalah rasa favorit yang disukai Selby.

“Terima kasih.”

“Hanya terima kasih?”

Selby menatap Bagas dengan sendok es krim yang masih menempel di mulut. “Kau mau apa?”

“Ciuman mungkin.”

Uhuk-uhuk

Selby tersedak es krim. Dia tidak salah dengar? Bagas minta ciuman darinya? Oh Tuhan ini salah. Dia harus mengendalikan perasaannya. Jangan sampai melewati batas yang tidak seharusnya.

“Bukan muhrim.”

Bagas tertawa. “Hanya bercanda Selby. Jangan diambil hati. Dan jangan kesal-kesal lagi. Ayo pulang sudah malam. Kita harus istirahat besok hari pertama kita kuliah.”

Selby mengangguk. Lalu mereka pulang ke apartemen malam itu. Bagas merapikan belanjaan mereka ke dalam kulkas. Lalu istirahat setelah makan malam. Selby sudah lebih dulu tidur. Karena Bagas harus mengurus suatu hal terlebih dahulu.

Keesokan harinya

Selby dan mahasiswa baru lainnya berkumpul di lapangan. Hari ini hari pertama mereka kuliah. Dan mereka sedang mendengarkan ketua Bem berbicara menjelaskan tentang universitas mereka. Termasuk organisasi apa saja yang ada di kampus, seluk beluk kampus, dan kegiatas ospek yang akan mereka jalani selama seminggu kedepan.

“Untuk mempererat hubungan antara senior dan junior makan kalian harus mendapat sepuluh tanda tangan dari kakak senior termasuk ketua BEM kita, Edward.” Ucap salah satu anggota Bem di kampus itu.

Huh

Salah seorang mahasiswi bernama Jessy menghembuskan nafas dengan kasar. Selby melihat itu lalu bertanya kepada Jessy.

“Kenapa?”

“Kau tahu kata kakakku si Edward ketua BEM kita itu susah didekati. Bagaimana kita bisa minta tanda tangan dia?”

“Kita belum mencoba kenapa kau sudah menyerah?”

“Haduh Selby kau tidak tahu seberapa dingin itu si Edward. Kutub utara dan Selatan jika digabung masih dinginan dia tau.”

Selby tersenyum mendengar perumpamaan yang diucapkan Jessy. Ia lalu menepuk punggung temannya itu. “Bagaimana kalau kita bikin api unggun disana supaya sedikit hangat?”

“Hahaha.” Jessy tertawa begitu kencang hingga terdengar oleh anggota BEM disana.

“Siapa itu?” Selby langsung menutup mulut Jessy dengan tangannya.

Anggota BEM langsung menghampiri Jessy dan Selby. Ia melihat Selby dan Jessy secara bergantian dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jessy sedikit takut tetapi tidak dengan Selby. Selama tidak melakukan kesalahan untuk apa takut?

“Siapa yang tertawa tadi?”

Jessy diam. Menunduk melihat ke bawah. Dia takut berkata jujur dan mendapat hukuman. Selby juga diam. Tetapi dia tidak menunduk. Selby menatap anggota BEM bernama Sissy dengan berani.

“Ed, lihat gadis itu. Dia berani menatap Sisil dengan berani. Bahkan tidak ada ketakutan di wajah gadis itu. Tidak seperti teman di sebelahnya.”

Edward melihat ke arah Selby. Dengan wajah datar dan tanpa ekspresi.

“Kau yang tertawa?” tunjuk Sisil pada Selby.

“Apa tertawa dilarang kak?”

“Berani juga kau menjawab.”

“Tidak ada alasan untuk aku takut.” Sisil bertepuk tangan sebanyak tiga kali. Membuatnya mengundang perhatian mahasiswa lain kea rah mereka.

Edward menarik salah satu sudut bibirnya. Dia suka wanita yang tidak mudah ditindas.

“Lari lapangan tiga kali.”

“Kenapa harus lari?” tanya Selby yang tidak terima dengan perintah anggota BEM itu.

“Masih tanya kenapa? Karena kalian tertawa kencang dan mengganggu kenyamanan mahasiswa lain.”

“Sepertinya hanya kakak yang terganggu. Anggota BEM lain biasa saja.”

“Wow, lihat gadis itu Ed. Berani dan tidak takut Sisil. Aku suka dia.” Heboh Ciko yang menyukai sikap Selby dalam menghadapi Sisil.

Edward berdiri. “Kau tidak boleh menyukainya. Ayo kesana.”

Selby menarik lengan Jessy yang hendak berlari mengitari lapangan. Tidak ada peraturan yang melarang mahasiswa baru tertawa. Jadi kenapa harus lari? Selby tidak akan pernah mau menerima hukuman yang memang bukan kesalahan dirinya. Kita harus membela diri jika tidak bersalah. Jangan mau ditindas oleh senior dengan kekuasaannya. Yang benar akan tetap benar. Dan yang salah barulah dihukum. Jangan sampai orang yang tidak bersalah menerima hukuman yang tidak seharusnya ia terima.

1
Meiriyana
menarik cerita nya
Meiriyana
Rara bukan Sisil
𝕊𝕚𝕥𝕚 𝕄𝕒𝕣𝕚𝕪𝕒𝕥𝕦𝕟
up lgi thor kurang
Ani Basiati
lanjut thor
Khoirun Nisa
semangat buat up nya kaka
rose🦋
ini kisah Selby Thor, astaga aku nungguin bngt up nya, tau nya ada cerita sendiri dsni, aku baruuuu tauuu Thor.
Fat Ibunya Ari Firman
double up thor,pengin cepat ke cerita dimana mama cinta mengetahui perasaan mereka...
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀J💜⃞⃟𝓛§𝆺𝅥⃝©Adinѕ⍣⃝✰
akhirnya ketemu dg kisah Selby dan bagas
Fat Ibunya Ari Firman
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!