NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Romansa Fantasi
Popularitas:653
Nilai: 5
Nama Author: Azurius07

Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertempuran Pertama

Pagi harinya di depan gerbang.

Terdapat seekor kuda berwarna hitam yang telah menungguku.

Jujur saja, semakin aku pikirkan rencana ini, semakin panik aku jadinya.

Jika aku gagal dalam melakukan ini, maka artinya kehancuran untuk kami semua.

Namun, tidak ada yang dapat aku lakukan selain ini. Hal ini juga akan kugunakan untuk meminimalisir korban jiwa yang akan timbul dalam serangan kali ini.

“Apakah anda gugup Yang Mulia?” seorang tentara bertanya padaku.

“Gugup? Tidak sama sekali. Siapa namamu prajurit?” tanyaku padanya.

“Prajurit Elano Yang Mulia. Kalau boleh jujur saya sangat takut dengan pertempuran ini,” ucapnya pertama dengan berani dan kedua dengan ketakutan.

“Takut itu sangat manusiawi, aku juga takut,” ucapku sembari memegang pedangku, pedang berwarna kebiruan. Pedang ini merupakan pedang khusus milik Verxina yang akan hilang di tutorial dan ditemukan setelah menghabisi Demon Mantis Legion Queen di tahun kedua. Pedang kuat yang memiliki kemampuan special menembus zirah musuh, cocok digunakan ke Ratu mereka yang kuat dalam pertahanan, namun lemah.

“Anda takut Yang Mulia?” tanya Elano padaku.

“Sangat, aku takut kalau tugasku takkan terlaksana dengan benar dan malah mencelakai pasukanku sendiri,” Aku tersenyum padanya dan menaiki kuda ini. Walaupun sebelumnya aku tidak bisa menaiki kuda, sepertinya tubuh Verxina memiliki instingnya sendiri.

“Kalau begitu, bagaimana jika saya mengikuti anda Yang Mulia,” ucapnya menaiki seekor kuda juga.

“Jangan tinggalkan kami Yang Mulia!” Kapten tim jarak dekat muncul dari belakangku dengan delapan anggota lainnya, masing-masing dengan kuda mereka.

“Apa yang kalian lakukan mengikutiku ke kematian, dan juga Kapten, bukankah tugasmu adalah mengatur pasukanmu diatas sana?” tanyaku pada mereka.

“Ada tuan Lukasz, lagipula tubuh tua ini kurang pemanasan Yang Mulia. Kami akan membantu sebisa kami disana,” aku tersenyum mendengarnya, dan teriakan itu benar-benar memberikanku semangat yang baru.

“Tujuan kita adalah membunuh Ratu musuh. Hal ini tidak akan mudah karena pengawalnya. Pasukan artileri akan meratakan mereka dulu sebelum kita dapat menuntaskan Ratu mereka. Jika ini berhasil, tidak ini harus berhasil. Kita akan datang kembali dan membawa kepala mahluk sialan itu dan mempersembahkannya ke tuhan kita! Maju!” Kami menunggangi kuda bersama dan menuju arah kiri menjauh dari jalanan tempat para monster bergerak.

Kuat-kuat kalian disana, tolong ulur waktu hingga kedatangan kami disana.

(***)

“Udara hari ini bagus, cuaca hari ini juga mendukung,” ucap Lukasz yang berada di tingkat dua kastil bersama tentara yang lain.

Dua jam sebelumnya ia mendengarkan kembali apa yang Putrinya katakan tentang misinya kali ini.

“Aku ingin kau jaga Maria dengan semua kemampuanmu yang ada Lukasz. Dialah yang dapat membantuku dalam mengalahkan pasukan penjaga ratu musuh,” ucap Verxina sebelumnya yang diingat betul oleh Lukasz. Namun, Lukasz tahu dengan benar apa maksud Verxina.

Maria adalah salah satu bawahan langsung Verxina sejak mereka masih anak-anak. Ia selalu yakin akan kemampuan menembak Maria sejak kecil yang menunjukkan akurasi sangat sempurna. Bahkan ia yakin bahwa Maria dapat menembak lebih baik daripada tentara yang berada disini.

“Maria, jika kau melihat tandanya tembaklah!” teriak Lukasz dari bawah, Maria berada di puncak menara dengan beberapa tentara dengan meriam sihir mereka. Siap ditembakkan kapan saja.

“B..baiklah tuan Lukasz. Aku tidak akan mengecewakan Putri Verxina,” ucap Maria dari atas.

‘Aku tidak akan mengecewakan Yang Mulia!’ pikir mereka berdua sekarang saat melihat Putri Verxina pergi menuju Ratu monster. Mereka saling melambaikan tangan dan berfokus ke tugas mereka masing-masing.

‘Berhati-hatilah Yang Mulia, semoga anda selamat,’ harapan mereka berdua dan seluruh tentara di kastil tersebut. Sekarang mereka melihat kedepan, dimana para monster mulai menampakkan wujud mereka.

“Artileri, tembak serentak saat mereka mulai memasuki wilayah serang. Jangan simpan peluru kalian, muntahkan semuanya!”

“Pemanah dan Balista kalian akan menyerang mereka yang mulai mendekat. Bidik di kepala atau mata mereka. Tubuh mereka terlalu kuat untuk anak panah!”

“Artileri sihir! Serang area pertahanan Ratu musuh, hanya kalian yang mampu melakukannya. Keselamatan Yang Mulia Putri Verxina ada di tangan kalian!”

“Petugas medis, rawatlah sebanyak-banyaknya yang kalian bisa rawat. Jangan berada di depan, tetaplah dibelakang.”

“Pasukan jarak dekat, selalu bersama. Kita lebih kuat saat kita berada dalam satu formasi!”

“Dan terakhir, singkirkan sebanyak mungkin monster yang kalian bisa. Semoga kita semua diberkati,” Lukasz menutup perintahnya. Sesaat kemudian seluruh meriam menembakkan pelurunya ke arah musuh yang telah memasuki jarak tembak mereka.

(***)

Boom Boom Boom Boom

Suara ledakan terdengar dengan cukup keras dari tempat kami. Kami sekarang berada di sekitar jarak empat kilometer dari posisi Ratu musuh jika perkiraanku tepat.

“Yang Mulia, saya melihatnya, sebuah gerombolan monster dengan mahluk apa-apaan itu?!” Kapten melaporkan padaku dari teropong yang ia bawa.

Gerombolan monster terlihat secara jelas. Beberapa monster raksasa ditambah dengan sebuah monster berwujud bagian bawah belalang sembah dan bagian atas menyerupai manusia buruk rupa.

“Bentuk setengah monster, setengah manusia. Mungkinkah itu Ratu mereka?” tanya Elano saat juga ikut membidik.

“Tidak salah lagi, Ratu Demon Mantis Legion, Isla!” Aku menyeritkan dahi, mengerti ini takkan mudah terlebih lagi dengan tim kecil seperti ini.

“Tembakkan suar ke arah mereka,” perintahku yang langsung dilakukan Elano. Suar ditembakkan kearah gerombolan Ratu.

Tak lama kemudian muncul ledakan kuat yang menghancurkan beberapa monster di tempat mereka. Isla sendiri mencari tahu lokasi penyerangnya, namun kembali menerima serangan tepat di belakangnya, membunuh monster penjaganya.

“Kesempatan kita menyerang! Waktu kita sangat terbatas!” Perintahku ke seluruh tim penyerang yang langsung maju menyerang musuh yang tersisa.

Pedang yang kubawa mengeluarkan sinar biru. Di kepalaku muncul ratusan gerakan untuk membasmi musuh yang ada. Satu kupotong kepalanya, yang kedua pedangku menembus abdomennya, dan yang ketiga menghancurkan perisainya.

Pedang ini benar-benar menakjubkan. Seluruh pertahanan musuh dapat kami lumpuhkan, hal ini tinggal menyisakan Ratu mereka didepan mata kami.

Namun, tidak seluruh rencana akan berjalan dengan baik. Tanpa kami sadari, pasukan monster mulai berbalik dan menuju arah kami dengan cepat.

“Para monster mendekat! Semuanya halangi mereka sampai Yang Mulia selesai!” ucap Kapten melihat monster-monster yang mulai mendekati mereka.

“Aku akan menyerang Ratu mereka!” Aku merasakan adanya tangan yang memegang kerah pakaianku. Saat aku melihatnya, itu Kapten.

“Yang Mulia, segera lari! Ratusan musuh kemari dengan cepat!” Kapten menginformasikan sebelum mengangkatku menaiki kudanya.

“Kapten! Yang lainnya?!” Dia hanya menggelengkan kepalanya, yang berarti seluruh tim telah dihabisi dan tersisa kami berdua saja?

Air mata menetes dari kedua mataku. Delapan orang didepan mataku, delapan orang terbunuh sia-sia karena rencana bodohku ini.

“Ini bukan waktunya untuk kecewa dan sedih Yang Mulia. Maafkan saya tapi anda masih harus tetap hidup,” aku berkedip sebentar mendengarnya.

“Apa maksudmu Kapten?!” Aku menatapnya dengan bingung akan perkataannya.

“Elano! Tangkap Yang Mulia!” dengan seluruh kekuatannya, ia melemparku ke Elano yang secara ajaib masih hidup walaupun memiliki luka dimana-mana.

“Kapten! Apa yang kau lakukan?!” Teriakanku hanya dibalas senyuman oleh Kapten. Saat aku melihat Elano, ia hanya tertunduk dan berbelok ke kanan, sepertinya mengerti sesuatu.

“Skill Provokasi diaktifkan!” Tidak, tidak apa yang kau lakukan Kapten!

“Jaga diri kalian, kalian masih muda,” Seluruh monster mengejar Kapten dan kudanya yang tetap berlari setelah memberikan provokasi untuk mengejar mereka.

Monster yang sebelumnya mengejar kami berdua, berputar mengejar Kapten yang berusaha menjauh dari kami. Kami dapat melihat Kapten tersenyum lebar sebelum menghilang di lautan monster.

“Kita tidak boleh menyia-nyiakan pengorban Kapten, Yang Mulia! Saya akan membantu anda apapun yang harus saya korbankan!” Elano melihatku dengan tatapan seperti takkan ada penyesalan lagi. Aku membalasnya dengan sebuah anggukan.

“Kita selesaikan ini! Untuk Kapten, Tim Penyerang dan Tim Pertahanan di Kastil!” Sebuah ledakan terjadi kembali dari barisan musuh. Mereka masih menembakkan meriam dari kastil.

Aku mengusap kedua mataku dan mulai berdiri diatas kuda ini. Elano memegangi kedua kakiku agar seimbang. Pedang yang kubawa kunaikkan dengan sangat tinggi.

“Elano, setelah hitungan ketiga, hentikan kuda ini. Tiga!” kuda berhenti secara mendadak, memberikanku momentum untuk melompat tinggi dengan pedang yang makin menyala. Seranganku tertuju ke kepala Isla dengan seluruh keinginanku adalah menghancurkan kepala jelek itu.

Isla mencoba menahannya dengan cakar besinya, namun pedang itu benar-benar melupakan perisai dan pertahanan musuhnya. Pedangnya menembus kepala Isla, membelahnya menjadi dua, membunuh Ratu Demon Mantis Legion dengan sekali serangan.

Elano yang tengah menangkis serangan sebuah monster dikagetkan dengan monster yang tiba tiba terjatuh tak bergerak sama sekali, sama seperti ratusan monster dibelakangnya yang hanya diam ditempat tanpa bernafas.

“Kita berhasil melakukannya Yang Mulia!” kata Elano ke Verxina yang terjatuh dari serangannya.

“Yang Mulia?!” Ia cepat-cepat menembakkan suar lain ke atas, mengisyaratkan bahwa mereka meminta bantuan sebelum Elano ikut pingsan karena luka-luka yang ia dapatkan.

(***)

“Komandan Lukasz! Musuh terus berdatangan dari arah kanan! Tim 5 telah dikalahkan!” ucap salah satu tentara setelah menahan serangan monster.

“Monster juga berdatangan dari arah kiri kita Komandan!” ucap tentara lain saat melihat beberapa rekannya tewas oleh monster.

“Maria! Bagaimana keadaanmu?!” tanya Lukasz yang masih menebas monster yang datang kepadanya.

Sejak setengah jam yang lalu, tembok kastil telah dijebol dan monster memasuki jarak tempur mereka. Lukasz, Maria dan seluruh pasukan bertempur mati-matian dalam bertahan hidup dari monster yang menyerang.

“A..aku..aku masih bisa..hueek!” jawab Maria yang memuntahkan darah. Ia telah menggunakan seluruh sihir dan energinya untuk menembakkan meriam sihir yang membantu Verxina dalam penyerangannya ke Ratu Monster.

“aaaa kita akan mati disini Tuan Lukasz! Aku senang bisa bertemu denganmu dan Tuan Putri Verxina!” ucap Maria yang merasa bahwa mereka akan kalah.

“Aku minta maaf jika selama ini aku selalu merepotkan kalian! Huek!” ucapnya kembali sebelum memuntahkan darah dan mencoba menyembuhkan beberapa tentara yang terluka berat.

“Bisa tidak kau diam! Simpan tenagamu saat Yang Mulia datang! Yang Mulia akan berhasil melakukannya!” jawab Lukasz yang kini melesat dan menebas monster-monster yang datang padanya.

“Namaku Lukasz Valentine! Pengawal Yang Mulia Verxina Cheval! Jika kalian mau menyakitinya, kalian harus menghadapiku dahulu!” Teriaknya dengan lantang menantang setiap monster yang datang padanya.

Lukasz Bersiap melesat kembali, namun ia menyadari sebuah hal. Monster yang dari tadi menyerang tiba-tiba berhenti bergerak. Lukasz yang heran melihat Maria yang juga menutup mata saat salah satu monster berada di depannya.

“Eh aku masih hidup?” ucap Maria dan beberapa petugas medis lainnya saat melihat tubuh mereka tidak tercabik oleh monster.

“Itu artinya?” ucap Lukasz yang melihat suar berwarna hijau ditembakkan dari arah Ratu Monster.

“Yang Mulia berhasil,” ucap Lukasz yang sangat lega denga napa yang terjadi.

“Pertempuran selesai! Ini kemenangan kita!” seru Lukasz yang mengangkat pedangnya. Ia lalu menaiki seekor kuda yang memerintahkan beberapa tentara untuk menjemput pasukan penyerang.

“Maria, ikut denganku, kita akan ke Yang Mulia,” Maria berlari kecil menuju Lukasz dan kudanya. Mereka bergerak dengan cepat menuju lokasi Verxina yang tak sadarkan diri disana.

1
ameliaha
luar biasa
Shinichi Kudo
Duh, hati rasanya meleleh.
Washi
🙏Tolonggg thor, update secepatnya!🙏
Azurius07: jam 12 siang kak updatenya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!