NovelToon NovelToon
Penghakiman Diruang Dosa

Penghakiman Diruang Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Iblis / Menyembunyikan Identitas / Barat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: R.H.

⚠️ *Peringatan Konten:* Cerita ini mengandung tema kekerasan, trauma psikologis, dan pelecehan.

Keadilan atau kegilaan? Lion menghukum para pendosa dengan caranya sendiri. Tapi siapa yang berhak menentukan siapa yang bersalah dan pantas dihukum?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.H., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Mangsa Baru Preman Pasar

Hari ini adalah hari minggu, aku merentangkan tangan sambil membuka jendela. Cahaya matahari bersinar menyilaukan mata ku.

Aku segera membersihkan tubuhku dan segera pergi ke pasar untuk memasak hidangan. Seperti biasa aku berjalan sendirian sambil mengenakan hoodie hitam menutupi sebagian wajahku.

Saat sedang berada di pasar, aku mencium jelas aroma bau amis sisa-sisa sayur dan ikan basi menyengat di hidung.

Mataku tertuju pada sayur segar yang tersusun rapih. Ku ambil sayur kol, wortel dan bahan dapur lainnya untuk membuat sup.

Aku segera membeli sayur dan membayarnya, pandanganku tiba-tiba teralihkan kepada sosok lelaki berbadan besar, tampak menakutkan. Sepertinya dia preman pasar dari wajahnya yang garang, tubuhnya kekar, dan sorot matanya tajam.

"Siapa lelaki itu?" Tanyaku kepada sang penjual sayur itu.

Ibu itu menoleh sekilas lalu menatapku dengan tatapan hati-hati, aku bingung melihat ekspresinya.

"Dia adalah preman di pasar ini, kamu harus hati-hati kalau ketemu dia, namanya aaron. Dia sangat kasar dan suka memukul penjual jika tak mau bayar uang sewa." Ucapnya berbisik sambil melirik aaron.

Ku lihat ekpresi ibu itu seperti takut jika berbicara cukup keras. Tiba-tiba saja lelaki itu datang menghampiri kita. Kulihat ibu tersebut tampak takut dan gelisah.

Apakah dia semenakutkan itu? kalau iya, maka dia adalah targetku yang ke-16 nanti.

"Hei kamu... bayar uang sewa bulan ini, 100 ribu." Ucap aaron dengan kasar memasang wajah garang.

Ibu itu gemetar, lalu menyerahkan uang dengan ragu.

"Cepat." Suaranya meninggi dan kasar, dia merampas uang itu di tangan ibu penjual sayur.

Orang-orang di pasar menoleh, tapi tak satu pun berani bertindak.

Aku terdiam menatap aaron dengan tatapan tak suka, tak sadar aku mengepalkan tanganku dan mulutku tiba-tiba berucap lirih.

"Kembalikan uang itu, atau kamu akan berurusan dengan ku." Ucapku dinggin sambil menatap tajam Aaron yang kini menatapku tak suka.

"Jangan ikut campur." Bentaknya kasar.

Aku benar-benar emosi saat itu juga, rasanya ingin memukulnya dan menyeretnya ke neraka yang aku buat.

Namun tiba-tiba saja pukulan telak mengenal rahang ku, aku terkejut sambil memegang bibirku yang sedikit robek.

Ibu itu tanpa terkejut, semua orang di sana menatap kita. Tak ada yang berani untuk menolong apalagi mereka tahu aaron adalah preman pasar yang sangat kejam di kawasan ini.

"Pergi urusan kita sudah selesai, aku sudah memberikanmu uang jadi pergilah dari sini." Teriak ibu itu kesal dan lelaki itu pun pergi meninggalkan kita.

Ibu itu menghampiriku dengan panik, dia bertanya lirih menatapku yang hanya diam sambil mengepalkan tanganku erat.

"Nak kamu baik-baik saja kan?" Tanya ibu itu tanpa khawatir, aku menatap ibu itu sambil tersenyum lalu mengangguk tanda bahwa aku baik-baik saja.

"Dia memang seperti itu, sudah hampir 10 tahun." Kata ibu itu.

Aku menatap Aaron yang menjauh. 'Dia akan jadi target ke-16-ku.'

"Aku baik-baik saja terima kasih." Aku lalu pergi meninggalkan pasar itu lalu mengambil kantong plastik yang berisi sayur yang ku letakkan di bawah.

Pulang dari pasar. Aku memilih untuk mengikuti aaron diam-diam untuk mengetahui tentang keluarganya.

Kulihat dirinya berjalan sendirian di sebuah gang sempit, aku ikuti dia diam-diam tanpa sepengetahuannya. Aaron berhenti di sebuah rumah kecil tak jauh dari pasar. Aku mengamati rumah itu dari kejauhan, seperti pencuri yang mengincar hartanya.

Aku diam untuk beberapa saat, namun saat ingin pergi langkahku terhenti oleh suara teriakan dari rumah itu. Aku menoleh mendapati suara bentakan yang begitu kasar.

"Mas ampun... jangan sakiti anak kita." Suara seorang wanita memohon histeris mencoba untuk menenangkan situasi.

Telingaku sontak jadi panas apalagi aku mendengar suara pukulan yang begitu kuat.

Suara isak tangis seorang wanita paruh baya dan seorang anak kecil laki-laki yang memohon ampun.

"Pah jangan sakit ibu." Mohon anak itu berlutut di kaki aaron.

Aku, aku melihat jelas semua itu, air mataku hampir jatuh. Aku mengintip di balik jendela, terdiam tak bisa berbuat apa-apa.

"Dasar istri tak berguna mati sana." Suaranya meninggi tak lupa dia menampar istrinya.

Wanita itu merintih kesakitan namun dia tak bisa melawan, dia terduduk lemas menatap suaminya dengan wajah kasihan. Sedangkan anaknya memeluk ibunya dengan rasa takut, mereka terlihat begitu memilukan.

Aaron dia segera keluar dengan wajah emosi, aku yang tahu itu segera bersembunyi. Untung saja dia tak melihatku.

Aku keluar dari persembunyian dan masuk di rumah itu tanpa permisi, aku melihat jelas wajah anak dan ibu saling berpelukan.

Aku mendekat perlahan wanita itu menatapku dengan tatapan sedih dan kasihan. Aku berjongkok menatap wanita itu dengan tatapan ibah.

"Anda baik-baik saja?" Tanyaku khawatir, dia menatapku dengan bingung.

"Kamu siapa?" Tanya ibu itu kepadaku, aku lalu tersenyum kecil menatap mereka.

Aku hanya tersenyum kecil. "Sebut saja aku... seseorang yang peduli."

Namun, kata-kata aku selanjutnya membuat wanita itu tersenyum berbinar sambil menghapus air matanya.

Sebut saja ibu itu bernama tama, wanita muda yang masih berumur 30 tahun dan mempunyai satu anak laki-laki berumur 5 tahun.

"Bagaimana ibu setuju?" Tanyaku memastikan, dia mengangguk haru.

"Bagus setelah itu jangan pergi di rumah ini, agar polisi tak mencurigai." Kataku memastikan, dia hanya mengangguk lagi.

Anaknya hanya menatapku diam, tak mengerti apa-apa. Wajahku tertutup masker dan hoodie. Aku yakin mereka tak akan mengenaliku.

****

Malam itu, aku sudah bersiap. Obat bius telah kusemprotkan ke sapu tangan, hoodie hitam menutupi tubuhku, dan topeng iblis kukenakan sebagai simbol penghakiman di ruang dosa. Malam ini, Aaron akan menerima balasan atas semua yang telah ia lakukan.

Dan yah? Bisa ditebak aku akan melakukan aksi gila ku malam ini.

Ku datangi di tempat nongkrongnya Aku mulai mengintainya dari balik bayangan menyatu dengan gelapnya malam. Ia sedang asyik mabuk bersama beberapa preman yang aku yakin, pasti mereka komplotan teman-teman dari aaron. Dari cara mereka memperlakukannya, jelas Aaron adalah pemimpin mereka.

Waktu berlalu. Aku mulai bosan menunggu, hingga akhirnya Aaron berdiri, tubuhnya sempoyongan.

Aku segera bersiap siap merapikan Hoodie yang ku pakai, tak lupa mengenakan topeng iblis sebagai identitas penghakiman diruang dosa.

"Aku duluan ya." Kata aaron lalu berdiri berjalan sempoyongan. "Kalau soal makanan aku yang bayar." lanjutnya sambil menepuk dada nya.

Ia mengeluarkan lembaran uang merah, membayar kepada penjual, lalu berjalan keluar dari tempat itu. Mulutnya terus bergumam, entah apa yang ia katakan. Sepertinya, ia tak sadar bahwa bahaya sedang mengintainya.

Aaron memasuki gang sempit yang gelap, tanpa pencahayaan. Tempat sempurna untuk mengeksekusi rencana.

Aku bergerak pelan, langkahku nyaris tak bersuara. Saat jarak cukup dekat, aku menyergapnya dari belakang. Telapak tanganku yang sudah dilapisi obat bius menutup hidung dan mulutnya.

"Arghhh!" Ia sempat memberontak, tubuhnya menggeliat, namun tak lama kemudian, ia melemah lalu tubuhnya ambruk. Pingsan.

Aku menatap tubuhnya yang tergeletak di tanah. Malam ini, satu lagi dosa akan diadili

1
dhsja
🙀/Scowl/
Halima Ismawarni
Ngeri au/Skull//Gosh/
R.H.: ngeri sedap-sedap au/Silent//Facepalm/
total 1 replies
Halima Ismawarni
seru
R.H.
Slamat datang di cerita pertama ku/Smile/ Penghakiman Diruang Dosa, semoga teman-teman suka sama ceritanya/Smile/ jangan lupa beri ulasan yang menarik untuk menyemangati author untuk terus berkarya/Facepalm/ terimakasih /Hey/
an
lanjut Thor /Drool/
an
lanjut Thor
an
malaikat penolong❌
iblis✔️
dhsja
keren /Hey/
dhsja
keren /Hey/
dhsja
Lanjut /Smile/
dhsja
Keren😖 lanjut Thor 😘
diylaa.novel
Haloo kak,cerita nya menarik
mampir juga yuk ke cerita ku "Misteri Pohon Manggis Berdarah"
R.H.: terima kasih, bak kak😘
total 1 replies
Desi Natalia
Ngangenin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!