NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM ISTRI YANG DIBUNUH SUAMI

BALAS DENDAM ISTRI YANG DIBUNUH SUAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

PERINGATAN!!!! SELURUH ISI CERITA NOVEL INI HANYA FIKTIF DAN TIDAK RAMAH ANAK ANAK. PERINGATAN KERAS, SEMUA ADEGAN TAK BOLEH DITIRU APAPUN ALASANNYA.

Setelah membantu suaminya dalam perang saudara, dan mengotori tangannya dengan darah dari saudara-saudara suaminya, Fiona di bunuh oleh suaminya sendiri, dengan alasan sudah tak dibutuhkan. Fiona bangkit kembali, ke lima tahun sebelum kejadian itu, dengan tekad kuat untuk membalas Dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13 : Sedikit angin yang membawa kehangatan di hati Fiona.

Jeritannya membelah keheningan kamar yang gelap. Fiona bangun, napasnya tersengal, dan dadanya naik turun dengan cepat. Keringat dingin membasahi dahinya. Ia duduk tegak di atas ranjang, matanya membelalak, masih terbayang adegan Vergil di ruang bawah tanah. Tiba-tiba, suara di sampingnya mengagetkan, "Ada apa?"

Fiona menoleh. Di sampingnya, Vergil duduk tegak, raut wajahnya tidak bisa dibaca, namun ada sedikit keterkejutan yang terlihat di matanya. Pria itu menatapnya dengan tatapan tajam, mengamati setiap gerak-geriknya.

"Sialan! Kau membuatku terkejut!" pekik Fiona, memegangi dadanya. Jantungnya masih berdegup kencang. Ia menghela napas, mencoba menenangkan diri. Ia menatap Vergil yang masih menatapnya lekat-lekat. "Itu... itu hanya mimpi."

Vergil menghela napas panjang, ekspresi terkejutnya menghilang, dan kembali menjadi dingin. "Mimpi? Apa yang kau impikan, hingga membuatmu berteriak seperti orang gila?" tanyanya dengan nada datar, seolah-olah jeritan Fiona tidak mengganggunya sama sekali.

Fiona menatapnya dengan tatapan tajam, rahangnya mengeras. "Bukan urusanmu!" jawabnya dingin. Ia tidak ingin Vergil tahu apa yang ia lihat, atau seberapa cemasnya ia. Ia tidak ingin Vergil menganggapnya lemah, karena satu-satunya hal yang ia inginkan adalah balas dendam. Fiona kemudian bangkit dari ranjang, merapikan bajunya yang berantakan, dan berjalan pergi, meninggalkan Vergil sendirian di kamar.

Fiona duduk di sebuah kursi di samping perapian yang menyala. Ia tidak lagi gelisah dan emosi, dan kini pikirannya kembali dipenuhi oleh rencana. Ia memejamkan mata, memutar kembali ingatannya tentang Tristan. Senyumnya, tawa angkuhnya, bagaimana dia memanipulasi orang-orang di sekitarnya. "Kau akan menyesal telah menunjukkan sisi itu padaku, Tristan," gumamnya, suaranya pelan dan penuh bahaya.

Ia mengambil pena dan selembar perkamen, mulai mencoret-coret. Rencana pertama: memotong jalur pasokan dana Tristan yang selama ini datang dari Ratu Eleanor, ibu Felix. Tristan dikenal karena pesonanya, tetapi tanpa kekayaan, pesona itu tidak akan banyak berarti. Ia tahu Ratu Eleanor akan dengan senang hati mengambil alih kekuasaan putra-putranya jika mereka menunjukkan kelemahan.

Rencana kedua: menggunakan jaringan mata-matanya untuk menyebarkan desas-desus tentang skandal Tristan, yang akan menghancurkan reputasinya dan dukungan dari rakyat. Tristan sangat bergantung pada popularitasnya, jadi itu adalah kelemahan terbesarnya. Fiona tahu, sekali desas-desus itu mulai menyebar, sulit bagi Tristan untuk mengendalikannya.

Rencana ketiga: ia akan menjebak Tristan dengan mengikatnya dengan hutang. Ia memiliki kenalan yang dapat ia manfaatkan untuk memanipulasi uang, dan ia akan memastikan bahwa Tristan terlibat dalam skema yang akan membuatnya berutang kepada pihak-pihak yang sangat berbahaya.

Ia terus menulis, menguraikan setiap langkah, dan mencari kelemahan-kelemahan kecil lainnya. Ia tidak akan terburu-buru, tetapi ia akan memastikan setiap langkahnya terencana dengan matang, karena ia tahu, dendam adalah hidangan yang paling lezat jika disajikan saat dingin.

Setelah merampungkan rencananya, Fiona berjalan menuju pemandian, ia ingin membersihkan tubuhnya dan menenangkan pikirannya yang kalut. Ia membiarkan dirinya tenggelam dalam air hangat, uapnya menenangkan semua ototnya yang tegang. Ia menutup mata, membiarkan gelembung-gelembung sabun yang beraroma harum mengapung di sekitar tubuhnya.

Beberapa saat kemudian, Fiona keluar dari bak mandi dan melilitkan handuk di tubuhnya. Rambutnya masih basah dan meneteskan air. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara pintu terbuka. Ia terkejut, berbalik, dan mendapati Vergil berdiri di ambang pintu, matanya terpaku pada tubuh Fiona. Senyum tipis, nyaris tak terlihat, terukir di wajahnya.

"Wow," gumam Vergil, suaranya serak. "Pemandangan yang indah."

Fiona memegangi handuknya dengan erat, matanya menyorotkan amarah. "Berhenti menatapku seperti itu!" serunya, suaranya dipenuhi kejengkelan. "Kau sudah melihat semuanya, jangan bertingkah seolah ini pertama kalinya kau melihat tubuhku."

"Benar, aku sudah melihatnya," kata Vergil, melangkah masuk ke dalam kamar. "Tapi itu tidak menghentikanku untuk mengagumi apa yang ada di hadapanku sekarang. Lagipula, aku tidak pernah benar-benar menidurimu. Aku hanya mencicipinya."

"Omong kosong, Vergil!" bantah Fiona, wajahnya memerah karena marah. "Kau yang mengambil keperawananku!"

Vergil mengangkat bahu, seolah itu bukan masalah besar. "Ya... terserahlah. Jadi, apa rencanamu selanjutnya? Apa kau butuh bantuanku, atau kau bisa menyelesaikannya sendiri?" tanyanya, suaranya kembali dingin dan tidak peduli, seolah pembicaraan mereka barusan tidak pernah terjadi.

Fiona menatap mata Vergil, menyadari bahwa ia tidak bisa melakukan semua ini sendirian. Ia membutuhkan bantuan Vergil, pangeran yang paling licik di antara yang lain. "Aku butuh bantuanmu," jawabnya, suaranya rendah dan tegas. "Aku punya rencana untuk menghancurkan Tristan, dan aku butuh bantuanmu."

Vergil bersandar di dinding, mengamati Fiona yang kini duduk di depannya, tangannya menggenggam pena dengan erat. "Baiklah, beritahu aku. Apa yang ada di kepalamu?"

Fiona menyingkirkan perkamennya dan menatap Vergil, mata ungunya berkilauan penuh tekad. "Tristan. Dia mengandalkan kekayaan dan popularitasnya. Kita akan mengambil keduanya."

"Aku punya ide untuk menyebarkan desas-desus, tetapi itu tidak cukup. Aku butuh seseorang yang bisa secara efektif memotong jalur pasokan dananya," jelasnya, suaranya tenang dan penuh perhitungan. "Kau memiliki pengaruh, Vergil. Gunakan itu untuk menghancurkan Tristan dari dalam."

Vergil menyeringai, sebuah ekspresi yang membuat Fiona sedikit bergidik. "Memotong jalur dana Tristan?" gumam Vergil. "Ratu Eleanor memiliki hubungan yang sangat baik dengan Tristan. Aku butuh sesuatu yang kuat."

Fiona tersenyum tipis, memiringkan kepalanya. "Aku tahu Ratu Eleanor akan dengan senang hati mengambil alih kekuasaan Tristan jika dia menunjukkan kelemahan. Kita akan membocorkan rahasia kecil Tristan kepada Ratu Eleanor, tentang utangnya kepada pihak-pihak berbahaya. Ratu Eleanor tidak akan ragu-ragu untuk memutus pasokan dana Tristan jika dia tahu itu akan menjatuhkannya."

Vergil mengangguk, matanya menunjukkan ketertarikan. "Itu rencana yang bagus. Kau memikirkan semuanya." Vergil mengeluarkan sebuah dompet kecil yang terbuat dari kulit, lalu memberikan kepada Fiona. Fiona membuka dompet itu, di dalamnya tidak ada uang, hanya sebuah lencana kerajaan, yang menandakan bahwa Vergil telah memotong suplai dananya.

Vergil mengambil kembali dompet itu. "Ratu Eleanor tidak tahu bahwa Tristan berutang, itu hanya rumor yang kusampaikan padanya. Aku akan menghubungi kenalanku untuk memastikan Tristan tidak akan mendapatkan uang dari mana pun."

Fiona menatap Vergil, bibirnya menyunggingkan senyum tipis. "Kau sudah melakukannya sebelum aku membuat rencana." Nada suaranya dingin, tetapi ada sedikit kekaguman yang tersembunyi. "Luar biasa, Vergil."

Vergil balas menatapnya, sudut bibirnya terangkat. "Tentu, aku selalu berada selangkah di depanmu, nona." Dia menatap Fiona dengan tatapan yang intens, seolah membaca setiap pikirannya. "Kau tidak bisa membandingkan dirimu dengan kejeniusanku."

"Aku akui," jawab Fiona, suaranya terdengar serak. "Tapi untuk kali ini saja."

Tiba-tiba, ia merasakan pusing. Pandangannya kabur, dan ia merasakan tubuhnya terasa panas, lalu Vergil menyentuh keningnya.

"Fiona, apa kau kurang sehat?" Vergil mengerutkan kening, dan ia merasakan hawa panas dari tubuh Fiona. "Badanmu terasa panas."

Fiona hanya bisa menggeleng lemah, mencoba untuk berdiri, namun tubuhnya terasa sangat berat. "Aku hanya... aku..." Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, pandangannya menggelap, dan tubuhnya ambruk.

"Fiona! Sialan!" Vergil menangkap tubuhnya sebelum menyentuh lantai. Ia menidurkan Fiona dengan lembut, membaringkannya di ranjang. "Kau terlalu fokus pada tujuan balas dendammu, hingga lupa untuk makan akhir-akhir ini," gumamnya pada dirinya sendiri. Vergil menatap wajah Fiona yang pucat, lalu menghela napas panjang.

"Kau selalu merepotkanku, Fiona," katanya, suaranya terdengar dingin dan datar. "Kau harus membayarnya suatu saat. Tapi, tenang saja. Aku akan membantumu mencapai tujuanmu."

Vergil berjalan pergi, tetapi ia berhenti di ambang pintu, lalu berbalik dan kembali ke arah ranjang. Ia menatap wajah Fiona yang terlelap, lalu membungkuk dan mencium keningnya dengan lembut.

"Aku tak tahu apa yang kurasakan terhadapmu, tapi... selamat istirahat. Serahkan bagian ini padaku."

Meskipun pingsan dan tubuhnya tak bisa ia gerakan, Fiona tetap bisa mendengar suara Vergil. Air matanya menetes saat Vergil pergi meninggalkannya. Di kehidupan sebelumnya, Felix, suaminya, tak pernah sekalipun melakukan itu padanya. Ia selalu memanfaatkannya, dan tidak pernah ada tindakan sekecil apa pun yang menunjukkan kelembutan. Yah... meskipun Vergil masih tetap dingin dan menganggap Fiona hanya sebagai senjatanya saja, perlakuan barusan membuat hati Fiona sedikit melembut.

1
Cha Sumuk
kurang menarik krna mc ceweknya lemah,, biasa' nya klo setelah kelahiran jd kuat tp ini mlh lemah hemmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!