NovelToon NovelToon
Hello, Mr. Kordes

Hello, Mr. Kordes

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:105.3k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Siapa sangka moment KKN mampu mempertemukan kembali dua hati yang sudah lama terasa asing. Merangkai kembali kisah manis Meidina dan Jingga yang sudah sama-sama di semester akhir masa-masa kuliahnya.

Terakhir kali, komunikasi keduanya begitu buruk dan memutuskan untuk menjadi dua sosok asing meski berada di satu kampus yang sama. Padahal dulu, pernah ada dua hati yang saling mendukung, ada dua hati yang saling menyayangi dan ada dua sosok yang sama-sama berjuang.

Bahkan semesta seperti memiliki cara sendiri untuk membuat keduanya mendayung kembali demi menemui ujung cerita.

Akankah Mei dan Jingga berusaha merajut kembali kisah yang belum memiliki akhir cerita itu, atau justru berakhir dengan melupakan satu sama lain?

****

"Gue Aksara Jingga Gayatra, anak teknik..."

"Meidina Sastro Asmoro anak FKM, kenal atau tau Ga?"

"Sorry, gue ngga kenal."
.
.
.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Goes To Cikalong

Mei berjalan di paling akhir bersama Nalula, memperhatikan badan tegap Jingga yang terhalang oleh Maru. Untung saja pemuda cool yang tak banyak bicara itu memiliki badan atletis, sehingga pandangannya akan sosok Jingga bisa terbatasi.

Mei memang selalu menjaga jarak, persis-persis ketemu virus lah kalo ketemu lelaki satu ini! Selalu percaya, ini untuk kebaikan semuanya.

Ia hanya berani melihat sosok Jingga dari kejauhan saja selama ini, itu pun hanya jika ia tak sengaja melihat pemuda itu. Biarlah ia menyembuhkan diri dengan metode lost feeling yang diyakininya sebagai langkah terbaik untuk dirinya maupun Jingga.

Bahkan degupan jantungnya baru saja normal kembali, namun kini... salahkan tata letak kantin yang menyediakan meja bundar sehingga duduk di posisi mana saja ia akan tetap bisa bertukar pandang secara bebas dengan Jingga, Mei menelan salivanya sulit, bisakah ia duduk di atap kantin saja, sekarang?

Yang lain sudah memposisikan diri dan menarik kursi untuk berada di meja yang sama. Dempet-dempetan meski beberapa laki-laki termasuk Mahad lebih memilih sedikit mundur, tak mau begitu menempel.

Mau tak mau Mei yang datang paling akhir tak bisa memilih kursinya, dan kursi yang tersisa adalah space di depan Jingga.

Sejak tadi ia tak berani sekedar menatap Jingga lebih dari 3 detik. Pun, saat Jingga angkat bicara...ia memilih menghindari tatapan, entah ia yang menunduk, melihat case hapenya yang terdapat goresan-goresan cerobohnya, sekedar menatap layar ponsel yang menampakan wallpaper kucing gemoy atau mungkin juga memainkan kuku-kuku bersihnya, semua Mei lakukan yang penting ia bisa mengalihkan pandangan saat harus bertemu tatap dengan netra hitam Jingga, kentara sekali ia masih belum bisa move on dan lari dari masa lalu...

Mungkin hanya ia yang sampai di menit ini tak banyak berucap, atau mungkin sebenarnya memang ia belum berucap sepatah kata pun sejak duduk di meja.

Mei benar-benar kehilangan kemampuannya memikat orang lain dengan kata-kata saat ini, sejak memutuskan keluar dari dunia media sosial dan menjalani kehidupan normal, memfokuskan diri untuk pendidikan dan kesehatannya yang tak bisa normal seperti orang lain. Sampai saat ini terkadang ia sering nyeri persendian atau penda rahan dengan sebab sepele, meski tak separah 3 tahun ke belakang dimana ia memutuskan untuk ikut pindah ke Bandung.

"So, dimanakah letak dunia bernama Cikalong itu?" tanya Mahad.

"Bandung, kan?" Vio mengangguk mantap setengah bangga. Ia sudah membayangkan bagaimana kota indah itu akan memanjakan dirinya, yaaa itung-itung kkn sambil liburan, begitu kan? KKN itu ajang cuti dan vacation dari kepenatan aktivitas kampus meskipun ada bayang-bayang proker yang menyertai.

"Bandung sebelah pojok baratnya Vio..." ralat Jovi so tau.

"Ya apa bedanya, masih Bandung juga kan?" debat Vio masih berwajah cerah, mendengar kata Bandung...."gue bangga banget mau jadi teteh-teteh Bandung!"

Jingga kini meraih ponselnya dan membuka google mapsnya, "berbatasan sama Purwakarta kayanya...dari sini jaraknya sekitar 120 km-an." alisnya menukik terlihat begitu fokus mengotak-atik ponselnya.

Oke, jika Maru memang selalu memasang tampang anteng tak tergoyahkan, berbeda dengan yang lain yang sudah syok lahir batin, macam nahan sesuatu dan bikin perut mules. Resah, tak nyaman !!!

Lihatlah wajah Zaltan yang menganga tercekat persis orang baru nelen lalat sepaket sampah-sampahnya.

Dan Jingga adalah tipikal manusia sadis yang tak segan-segan menunjukan layar pipih itu menghadap ke arah rekan-rekannya demi memastikan wajah teman-temannya tak bisa lebih menyedihkan lagi.

"An jink." Arlan dan Jovian refleks mengumpat ketika melihat angka yang tertera.

Bahkan mata Senja sudah mendadak berkaca-kaca seperti hendak menangis. Syua yang sipit pun tak kalah melebarkan kelopak mata semampunya, bila perlu mungkin akan ia robek kelopak matanya biar lebih lebar liat kenyataan pahit di depannya.

Mahad menepuk tangannya satu kali, "oke kawan-kawan, jadi kita sudah tau yaa...kemana kita akan dibuang. Sampai sini, adakah yang tau kalau sampai disana selain pake jet pribadi bisa pake apa biar cepet sampai?"

"Bentar deh Mahad, bentar...jangan buru-buru dulu," Senja menekan dadanya dan menyenderkan punggungnya masih mencoba mengatur perasaan kagetnya, "tapi daerahnya ngga kaya yang gue sering tonton di film-film horor kkn itu kan? Hutan belantara rumahnya kawanan mo nyet?" tegasnya tanpa tedeng aling-aling.

Zaltan yang berada di dekat Senja sudah menepuk-nepuk pundak loyo gadis itu, "lo tenang aja Nja, kalo abis balik kkn lo jadi berbulu, gue anter waxing..." ucapannya itu tak membantu justru semakin memperparah kondisi wajah Senja yang kian mendung.

"Ini aslinya, sejauh itu...disana ngga ada gerai tiramisusu? Bolen Kartikasari? Cheseecuit? Padahal gue udah bangga banget bisa sambil ngevlog..." ujar Vio.

Jingga kembali memperjelas layar dengan membuka google earth dimana tulisan-tulisan kecil dan garis-garis melintang persis bola kusut itu menunjukan semakin jauhnya kata Cikalong dengan pusat kota Bandung, bahkan sepertinya titik bertuliskan cikalong ini adalah titik terjauh dari peradaban.

"Ngga usah diperjelas kenapa, sih Ga...makin terpuruk gue kalo ngga bisa pesen shopee."

"Bisa Nja...bisa...ntar kurirnya suruh naik turun bukit, kaya ninja hatori." Alby ikut bersuara sembari membuat gerakan memanjat punggung Arshaka.

Mei masih terdiam, ia sama halnya dengan kawan perempuan lain, tapi sepertinya suaranya sudah terwakili, jadi ia tak perlu bersuara lagi demi memperkeruh suasana.

Syua menghela nafasnya sembari menatap ke atas dengan mulut komat-kamit.

"Lo lagi ngitungin apa Yua?" tanya Mei lebih penasaran dengan apa yang dilakukan gadis itu, "kita berangkat hari apa nanti, tanggal berapa? Masuk ke itungan hari baik di feng shui engga kira-kira biar ngga si al-si al amat."

"Ihh Syuaaa!" Vio menepuk bahu Syua sekali.

"Pake motor aja ngga sih, Ga?" tanya Maru.

"Bisa, tapi kalau pake motor dari sini ke Bandung bisa menempuh 4 sampai 6 jam, itu juga kalo ngga banyak istirahatnya, kecuali pake mobil bisa dipangkas lewat tol Cipularang yang cuma 2 jam kalo lancar kartu e-toll ngga bermasalah. Sisanya emang harus pake motor biar lebih efisien. Kita ngga tau medan yang bakalan ditempuh itu kaya apa..." jelas Jingga.

See, Mei tak bisa menulikan pendengarannya dari sikap si Sigma ini. GOATnya itu, semakin membuat Mei kerdil berada di kelompok kkn ini. (Greatest Of All Time)

"Jadi..."

*****

...Meet Our Team KKN 21...

...Goes to Cikalong...

...Kordes : Aksara Jingga Gayatra....

...Wakordes : Nagara Kertamaru....

...Sekertaris : Meidina Sastro Asmoro, Arshaka Mandala....

...Bendahara : Purwangga Mahadri....

...Pubdok : Nararya Zaltan, Teuku Zioma Arlan....

...Logistik : Aluna Senja, Raindra Jovian....

...Konsumsi : Raras Nalula, Lengkara Savio...

...Humas : Sultan Tri Alby, Livia Syua Tan....

Ia yang sejak tadi diam, tak kalah heningnya dengan tempat sendok di depan mereka justru mendapatkan lirikan secara tiba-tiba dari Jingga dan tanpa aba-aba menjadikannya sebagai sekertaris, dengan segala alasan dan alibi mengada-ada yang dibuat si kordes hingga yang lain mengiyakan. Apa maksud dan tujuan Jingga sebenarnya?

"Anak FKM kalo nulis lebih teliti, suka pake hati...." ujarnya terlihat seperti cibiran. See...apa hubungannya? Tapi karena ini Jingga yang bicara, maka yang lain ikut mengiyakan. Jingga berhasil membuat semua suara dan perhatian berpihak padanya.

Mei sudah memasang tampang tak terima, tapi ia tau jika itu percuma saja, ia selalu kalah..sejak dulu. Jadinya, ia hanya bisa mendumel di dalam hati.

Jingga nih! Selalu seenaknya. Si*alan deh...

.

.

.

.

1
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣akhirnya buyarrrr deh ga jadi kepo.
eeeeh tapi ngapain jingga n mei didlm????
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣🤣astaga
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣mulut nya arlan
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣bukan ank lutung?????
lestari saja💕
kenapa si ci yuuu
lestari saja💕
si alby memang diluar prediksi bmkg🤣🤣🤣🤣🤣
lestari saja💕
maru tak terbawa arus....
sya-sha
candaannya bikin ngakak.yg baca jadi ikutan
rheisha
hahajaan,beruk kata nya...😁
rheisha
pinter banget senja balikin omongan nya ...😀
yuli
lanjuuuttt
sya-sha
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
rheisha
setajir itu kah mahad....enak dong
Khoirun Ni'mah
seru ya liat anak2 KKN,,emang seseru itu ya atau itu cuma khayalan teh Sin aja
🌸🌸mommy anak2..😉😉
😂😂😂😂😂😂
Zee Zee Zubaydah
duuh ayo dong mei,katanya mau saling terbuka lagi
jadi jangan ada yg di tutup²in lagi ya cantik
Fitria_194
arlan gk ada jaim jaimnya depan cewek... 😆😆😆😆.
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣yg ini juga betulllllll
lestari saja💕
benerrrrrr
lestari saja💕
pada berasumsi sediri sendiri😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!