Hidup bagaikan sebuah misteri. kata bahagia apakah ada dalam hidup aku? aku menanti kebahagian itu akan hadir, namun bisakah aku mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rii_ ch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3.
Alarm rutin di pagi hari ku sudah berbunyi dengan nyaring. Seolah berteriak di telingaku hei clarisa kamu harus bangun tidur, sudah waktunya memulai aktivitas hari ini, ingat hidup ini bukan hanya tidur saja.
"Hoam, aku masih mengantuk," ujar clarisa sambil duduk dan menutup mata, nyawanya masih belum terkumpul.
Clarisa tersentak mendengar teriakan ibunya yang membangunkan adik-adiknya disebelah kamarnya.
"Ayo clarisa kamu harus semangat hari ini," ujar clarisa sambil menarik napas perlahan-lahan dan menghembuskan perlahan-lahan.
Clarisa membuka pintu kamarnya menuju dapur, tapi disana ibunya sudah mulai mengeluarkan bahan makanan yang akan dimasak untuk sarapan pagi ini.
Clarisa mengambil gelas dan mengisikan air ke gelasnya, lalu dia meminum air itu sampai habis karena dia merasa haus.
"Bu, aku bantu ya masaknya," ujar Clarisa.
"Baik nak, kamu bisa potong-potong bawang,cabai dan sayurnya" jawab Ibu.
Setelah beberapa menit kemudian masakan yang ibu dan clarisa masak sudah selesai dan sudah di sajikan di atas meja. Yang mereka masak adalah nasi goreng, telur dadar serta tempe goreng.
Ayah menuju meja makan, menarik kursi dan duduk di kursi.
Samanta dan revano keluar dari kamar dan sudah memakai seragam, mereka menuju meja makan, menarik kursi dan duduk.
Ibu mengambil piring dan sendok dan mengisi nasi goreng dan lauk pelengkapnya. Setelah semua sudah dapat bagian, ibu duduk di kursinya. Mereka pun memakan sarapannya sampai habis.
Piring kotor pun diangkat dan dibersihkan oleh clarisa. Setelah itu clarisa menuju kamarnya, dia harus beres-beres untuk berangkat ke sekolah.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar clarisa diketuk samanta.
"Kak udah selesai belum? Ayo kak sudah waktunya berangkat kesekolah," ajak Samanta.
"Iya dek ini sudah selesai," jawab Clarisa membuka pintu kamarnya dan menggendong tas sekolahnya dipunggungnya.
Clarisa dan kedua adiknya berangkat kesekolah berjalan kaki.
"Kenapa mereka tidak pamit ke orang tuanya? ya karena kedua orang tuanya sudah terlebih dahulu pergi ke tempat berjualan ".
Clarisa dan kedua adiknya sambil bercerita dan menanyakan hal apa saja, dengan begitu perjalanan mereka tidak terasa sudah sampai di depan gerbang sekolah.
"Samanta dan revano," panggil Clarisa.
Kedua adiknya melirik kakaknya.
"Kalian semangat dan rajin belajarnya ya, dek." seruan clarisa.
Kedua adiknya pun tersenyum dan memberikan jempol. Setelahnya adiknya pergi menuju sekolah masing-masing.
Clarisa memasuki gerbang sekolah dan berjalan menuju kelasnya.
Di persimpangan lorong kelas dia bertemu sandra, seperti biasa sandra akan menyapanya dengan suara ciri khasnya. Sepanjang lorong dia menceritakan kegiatan yang dilakukan sepulang sekolah kemarin.
Clarisa pun mendengarkan teman baiknya itu sesekali dia menimpali obrolan temannya, ya kadang dia iri melihat sandra. Sandra begitu bahagia dan dia kelihatan menikmati kesehariannya.
Sandra terlebih dulu masuk ke kelasnya dan menyapa teman-teman lainnya sambil menarik kursi, meletakkan tas dan duduk.
Sandra setengah berteriak, "Clarisa kenapa kamu berhenti di depan pintu."
Clarisa menoleh kesandra, bergerak menuju kursinya. Clarisa menggelengkan kepalanya.
"Nggak mungkin kan yang tadi berdiri di lorong kelas itu jayden," pikir Clarisa.
"Hey, Kamu kenapa menggelengkan kepala dan kayak orang bingung gitu," ujar Sandra.
"Sandra tadi aku ngeliat jayden dekat kelas kita, apa aku salah liat?" ujar Clarisa dengan suara pelan menghadap ke arah sandra ".
Dengan polosnya sandra menjawab,"lah jayden kan kelasnya nggak jauh dari kelas kita."
Bukannya jawaban seperti maksud clarisa. Iya dia tau itu tapi maksudnya jayden kayak ngeliatin clarisa gitu, namun clarisa bingung maksud tatapan dari jayden itu apa.
"Baiklah kita nggak usah bahas itu, kita fokus belajar aja hari ini," ujar Clarisa.
"Ok bestie, kamu saja yang semangat dan rajin belajarnya, aku hanya menyalin tugas dari kamu saja," candaan Sandra.
Clarisa tersenyum dan menggelengkan kepala, ada saja jawaban ajaib dari teman sebangkunya ini dia tau sandra hanya bercanda.
Ditempat lain jayden hanya diam saja di tempat duduknya dengan muka uring-uringan. Padahal teman-temannya sudah mengeluarkan lelucon dan tingkah aneh. namun jayden hanya diam saja.
Ziko bertanya, "Kamu kenapa jayden? Dari tadi kamu diam saja. ya walaupun kamu jarang ngomong tapi ini aneh kamu dari tadi diam saja."
"Berisik jangan ajak aku ngobrol," ucapan emosi jayden serta memberikan tatapan tajam.
Salah satu teman jayden yang bernama chris menendang pelan kaki ziko memberikan kode lirikan mata seolah berkata, "jangan ganggu dia biarkan saja, kamu diam saja sambil menunjuk ke arah jayden."
Ziko tidak terima pengen menjawab jayden, namun ares sudah menarik lengan ziko dengan maksud menengahi karena situasinya kurang baik.
Untung bel berbunyi pertanda jam kelas sudah di mulai. Jayden dan teman-temannya yang lain sudah mengeluarkan perlengkapan belajarnya. Dan gurunya memasuki kelas dan memulai menjelaskan materi.
Jayden memperhatikan dan menyimak materi yang disampaikan oleh gurunya. Walaupun suasana hati jayden kurang baik dia tetap mencoba fokus belajar.
Iya jayden termasuk salah satu siswa yang pintar,
dia hanya minus kalo ngomong menusuk.
Ditempat lain yaitu kelas clarisa, suasana proses belajarnya juga berjalan baik. Di depan kelas guru menyampaikan materi dan menjelaskan contoh soalnya.
Setelahnya gurunya bertanya siapa yang bisa mengerjakan soalnya, namun murid di dalam kelas tersebut tidak segera tunjuk tangan.
"Clarisa maju kedepan coba jawab pertanyaan yang ibu tanyakan," ujar Guru.
Clarisa menuju kedepan papan tulis, dia mencoba menulis jawaban atas pertanyaan yang diminta. Ya soal yang di jawab dia itu adalah soal trigonemetri.
Guru dan teman-temannya memperhatikan jawaban yang di tuliskan clarisa sampai selesai.
"Kamu memang pintar clarisa, ibu bangga sama kamu," ujar Guru sambil memberi isyarat kepada clarisa untuk kembali kekursinya.
Clarisa berjalan ke kursinya, namun dia mendengar seruan temannya, "Seperti biasa dia mencari perhatian guru dan sok pintar."
Omongan seperti itu sudah biasa clarisa dengar, ada yang terang-terangan mengatakan sudah miskin, belagu sok pintar.
Kadang dia sakit hati mendengar beberapa omongan yang menusuk dan sikap tidak baik yang diterima dari beberapa temannya. Tapi clarisa menahan diri mencoba sabar.
"Aku bukan seperti yang mereka maksud," gumam Clarisa sambil menghela napas dan duduk dikursinya.
"Clarisa seperti biasa abaikan omongan orang-orang yang tidak baik. Kamu bukan seperti itu ya besti," ucap Sandra dengan mengkedipkan mata dan memberikan muka lucu, mencoba menghibur temannya ini.
Clarisa tersenyum merasa terhibur dengan tingkah konyol sandra, ya sandra termasuk mood booster bagi clarisa.
Bel istirahat pun berbunyi, pertanda mata pelajaran selesai dan sudah waktunya siswa-siswi istirahat.
Clarisa dan sandra keluar kelas dan menuju kantin, sandra bertanya, "kita beli apa ya?"
"Makan batagor dan minuman dingin," ujar clarisa.
"Ayo boleh juga tuh," jawab Sandra sambil berjalan ke arah penjual.
Jayden dan temannya sudah terlebih dahulu sampai di kantin bahkan mereka sudah memesan dan makanan dan minuman sudah depan mereka.
Jayden melihat ke arah clarisa dan memperhatikan apa saja yang dilakukan clarisa.
Clarisa merasa sedang dilihat dan diawasi orang, dia pun melirik kesekitar, benar dugaannya tatapannya bertemu dengan mata jayden.