NovelToon NovelToon
PENGHIANATAN SANG ADIK

PENGHIANATAN SANG ADIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Pelakor jahat
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ristha Aristha

Ariana harus menerima pukulan terberat dalam hidupnya, ketika suaminya ketahuan selingkuh dengan adiknya. Siapa yang mengira, berkas yang tertinggal suatu pagi membawa Ariana menemukan kejam suatu perselingkuhan itu.
Berbekal sakit hati yang dalam, Ariana memutuskan untuk pergi dari rumah. Namun dibalik itu, dia secara diam-diam mengurus perceraian dan merencanakan balas dendam.

Apakah Ariana berhasil menjalankan misi balas dendamny??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ipar adalah maut

Hati yang sakit kini merambat ke urat leher. Kepalaku pening, leher terasa sangat kaku setelah mendengar teriakan bertubi-tubi dari dua wanita yang memaki sejak tadi.

"Kamu jadi perempuan, jangan sok, Ariana!" Wanita yang berkata seperti itu adalah Susi, ibu mertua, oh, mungkin akan segera menjadi mantan mertua.

Perawakannya yang gempal, berwajah manis dengan bibir tipis. Untuk paru baya sepertinya , ku akui Bu Susi tergolong cantik. Sayangnya, paras yang cantik itu tidak diimbangi dengan mulut yang bagus.

"Kamu pikir siapa bisa usir anakku seperti itu, hah?" lanjut wanita itu sambil menunjuk ke arahku.

Sesaat aku hanya bergeming dan mengambil nafas dalam-dalam. Jika ditanya siapa, aku adalah pemilik rumah sekaligus seorang istri yang dikhianati oleh suami dan adik sendiri.

Namun belum sempat aku mengatakannya, kulihat Bu Susi beralih ke wanita paru baya lain disana. Dia adalah Endah, Mama tiriku.

"Lihat, kelakuan anakmu, Endah! Ini bukti kalau kamu gak becus didik anak".

Bola mataku bergeser menatap Mama yang nampak mendelik tidak terima.

"Enak aja! Kamu yang gak bisa didik Dimas. Bisa-bisanya dia selingkuh." Balas Mama

Tentu saja, sebagai seorang ibu, Bu Susi akan kesal, meskipun tuduhan terhadap anaknya itu benar. Dari yang aku lihat, mereka akan terus berdebat memperebutkan posisi benar dan salah.

Padahal keduanya sama saja.

Mendengar perdebatan sepertinya tidak akan berakhir, keningku rasanya seperti ditarik. Dua wanita yang seharusnya bersikap bijak, nyatanya malah berlakon seperti anak-anak.

"Urus anakmu ini, Endah!"

"Harusnya kamu yang urus Dimas. Eh, denger ya, aku__"

"Diam!" Aku tiba-tiba berteriak menyela debat. Sejak bertemu mereka, baru kali ini aku meninggikan suara.

Oh, jelas. Dua wanita yang gila hormat itu, langsung melotot ke arahku.

Bahkan di detik selanjutnya, kudengar Mam berkata, "Kamu barusan bilang apa, Riana? Kamu menyuruh aku diem?"

Napas aku tarik dalam-dalam. Mata sengaja aku tutup, masih tidak berani menatap Mama yang jelas sangat marah.

Meski begitu, aku tak terus-menerus menjadi Ariana yang sabar. "Kalian sama saja!" seruku kemudian.

Aku membuka mata, melihat ibu mertua yang nampak kaget. Setelahnya aku berkata, "Anak ini memang selingkuh dariku. Dan Mama___" pandangan ku alihkan ke arah Mama. "Yang jadi selingkuhan Dimas adalah Ayunda, anak kesayangan Mama!"

Bisa ketebak, reaksi kedua wanita itu terlihat sama sekali tidak terkejut. Aku pikir, setidaknya mereka akan berpura-pura dan menunjukkan rasa simpati pada wanita yang diselingkuhi.

Namun apa yang terjadi? Salah satu dari wanita itu malah menaikkan bibir sambil memutar bola mata, menyepelekan perselingkuhan yang dilakukan oleh anaknya sendiri.

"Eh, Ariana. Dimas itu laki-laki, seharusnya kamu itu introspeksi diri kenapa suamimu bisa sampai selingkuh dari kamu". ujar Bu Susi.

Instrospeksi? Aku bahkan tidak tahu jika ada alasan yang dibenarkan untuk selingkuh..

Ketika masih kucoba menahan sesak didada, Mama tiba-tiba menyela, "Benar tu, Riana. Sekarang kamu tahu kan, kenapa perempuan tidak boleh bekerja kalo sudah menikah? Suamimu akan kesepian! Wajar kalo dia cari perempuan lain. Lagian salah kamu sendiri."

Hah? Bibirku menganga lebar. "Ma! Mama yakin ngomong kayak gitu?"

Tiba-tiba mataku terasa panas. Jantungku sakit, seperti ada batu besar yang siap menghantam gumpalan darah didalam disana.

"Kalo aku gak kerja, gimana bayar cicilan motor Dimas?" Sambil menahan sesak, aku kembali berkata, "Kalo aku cuma dirumah nemenin Dimas, kita mau makan apa, Ma?"

Tak peduli dengan reaksi Mama, aku beralih menatap ke Bu Susi dengan berkaca-kaca. "Sekarang aku tanya sama ibu, pernah gak anak kesayangan ibu kasih uang? Siapa yang rutin kasih jatah uang bulanan buat ibu? itu aku, Dimas pake uang itu untuk ibu!"

Dadaku terasa naik turun menahan sesak. Sungguh, aku tidak mengungkit-ungkit soal uang. Selama ini aku ikhlas, tapi mereka yang tidak pernah mau mengerti.

"Ibu pikir, Dimas punya uang?" Aku menggeleng. "Nggak, Bu. Dimas gak bakal punya uang, kalo gak aku kasih. Dan dia malah selingkuh sama Ayunda, adikku sendiri?"

Untuk sesat, kalimatku tidak dibantah. Begitu tatapanku mengedar bergantian, bisa kulihat Mama dan Bu Susi terdiam. Meski aku yakin, mereka bergeming karena sedang berfikir untuk mengatakan apa.

Benar saja, bibir Bu Susi terbuka. "Mungkin suamimu khilaf. Lagian pasti setiap manusia punya salah".

"Khilaf?" keningku mengernyit. "Selingkuh bukanlah khilaf, dia itu brengsek. Ayunda juga, breng___"

PLAKK!!

Mataku mendelik, sedangkan pipiku terasa panas karena tamparan yang tiba-tiba dilayangkan oleh Mama.

"Kamu bilang adikmu apa, hah?" begitulah yang aku dengar dari Mama, setelah dia menghadiahiku dengan sebuah tamparan. "Dasar anak gak tau di untung!"

Aku bergeming. Daripada tamparan itu, rasa sakit didalam sini jauh lebih terasa besar. Namun setelah semuanya, hatiku sudah mulai kebal .

Bahkan aku sepertinya keberatan jika harus mengeluarkan airmata sejak kalimat tak berempati seperti tadi.

"Kamu itu cuma anak pungut, Ariana! Ayunda anak kandungku!"

Hah, aku hanya membuang nafas dengan berat. Sakit sekali, benar-benar menyesakkan meskipun itu memang kenyataan.

Anak pungut katanya. Lalu kenapa mereka mengambilku jika akan terus diungkit seperti ini? Apa aku pernah minta untuk diadopsi? Entahlah, aku bahkan tidak ingat bagaimana aku bisa berakhir di keluarga itu.

Banyak yang ingin aku katakan, tapi sialnya semua kata-kata seperti tertelan. Bagaimanapun, selama ini mereka yang menghidupiku, walaupun rasanya lebih banyak deritanya daripada bahagia yang kuingat.

Mungkin karena aku banyak diam, Mama lagi-lagi tidak terima. Rambutku tiba-tiba ditarik, sensasi nyeri kembali terasa sama seperti saat Ayunda menjambak ku.

"Dasar anak pungut gak tau diri! Kamu pikir kamu siapa bisa melawan aku, hah? Siapa yang selama ini menghidupi kamu kalau bukan aku..."

Berbagai versi cacian terus menyambangi telinga. Aku hanya meringis, tak segan membalas menarik rambut wanita yang sebagian sudah beruban.

Sementara Bu Susi, entah ekspresi apa yang saat ini dia berikan. Aku tidak tahu, dan memang tidak tertarik untuk mencari tahu.

"Anak, sial__"

"Endah berhenti!"

Beruntung, sepertinya Tuhan masih baik padaku. Sebab sebelum rambutku habis, bisa kudengar suara yang familiar berjalan kearah kami.

"Cukup, Endah. Apa yang kamu lakukan?" Lelaki yang menarik Mama adalah Dito, Pap tiriku, satu-satunya yang paling baik di keluargaku.

"Lepasin, Mas. Aku mau hajar anak pungut sialan ini."

Kulihat Mama terus meronta, meminta dilepaskan sambil menunjuk-nunjuk ke arahku. Ya, sepertinya aku akan habis jika Papa datang terlambat.

"Udah, Endah. Lebih baik kamu pulang, dan tenangin diri dulu".

"Nggak! Aku mau kasih pelajaran sama, Ria___"

"ENDAH!"

Aku terkejut, Papa yang biasanya tenang, membentak seperti barusan. Namun sepertinya bukan hanya aku, tapi Mama juga terlihat ketakutan dengan bentakan suaminya barusan .

Seakan tak mau Mama kembali berulah, papa segera menarik wanita itu. "pulang sekarang!"

Akan tetapi, kulihat Papa juga menoleh kearah Bu Susi. Lalu berkata, "Ibu lebih baik pulang kalau gak mau aku aduin sama, Parjo".

"Riana". Kali ini Papa beralih padaku. "Maaf, tapi kalau sudah tenang , kamu mau datang kerumah buat menyelesaikan masalah ini, kan?"

Dengan gampang aku mengangguk. Walaupun sebenarnya aku tidak mau melihat wajah Dimas ataupun Ayunda.

Ah, kenapa perselingkuhan yang sering aku lihat diberita, sekarang malah menimpa rumah tanggaku? Bahkan tak tanggung-tanggung, suamiku berselingkuh dengan adik iparnya sendiri.

Salahku, kenapa aku tidak bawa jauh-jauh Dimas dan memilih tinggal didekat rumah keluargaku.

Sekarang aku tahu, kenapa orang selalu mewanti-wanti. Karena ipar adalah maut.

****************

1
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Ada apa dgn papanya Riana mungkinkah Riana mau dijodohkan !
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Sabar Riana semoga kamu segera mendapatkan pekerjaan yg baik juga atasan yg baik juga yg bisa menghormati dan melindungi seorang wanita dari orang2 yg mau melecehkannya dan segera dapat pengganti Dimas.
Ma Em
makanya Riana kamu jgn lemah lawan Ayuna dan ibunya yg selalu menghina dan merendahkan mu Riana kalau kamu diam Ayuna dan ibunya makin menjadi tambah berani dia dan jgn dituruti kemauan mereka lebih baik cari kebahagiaanmu sendiri Riana tinggalkan orang2 yg tdk tau diri itu.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Semangat Riana kamu jgn patah semangat semoga kamu bisa melewati cobaan dgn legowo dan cepat lepaskan Dimas biarkan dia dgn Ayunda untuk apa Riana pertahankan lelaki mokondo yg cuma morotin uang kamu Riana, semoga Riana cepat move on dan aku berharap sih Riana berjodoh dgn Kenzi meskipun umurnya lbh muda dari Riana.
Ma Em
Bagus thor ceritanya aku langsung suka apalagi cerita perselingkuhan yg si istri yg diselingkuhin tdk bodoh dan berani melawan pada si suami dan pelakor .
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!