Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menghajar Idrus
Bima memasang kuda kuda , jari telunjuknya bergerak mengait memprofokasi Idrus , melihat itu Idrus naik darah
" hiaaat "
Idrus menyerang dengan tendangan memutar, Bima menepis pelan tendangan itu
" ga ada tenaga, belum makan yah?" Ejek bima. Idrus makin emosi dan menyerang membabi buta. Bima menunggu momen di mana Idrus lengah saat menyerang dengan tangan nya , ia mau melumpuhkan salah satu tangan Idrus. Kesempatan itu datang juga Idrus yang emosi tak mengontrol pertahanan nya, saat Idrus menyerang dengan telapak tangan nya Bima mencengkram telapak itu dan menyerang pangkal bahu guna memutuskan urat penghubung ke sikut
"Blugh,"
" aaaargkh"
teriak Idrus menjerit kesakitan, tangannya terasa tak bertenaga saat di cengkram oleh Bima, ia mengangkat kakinya menendang Bima, Bima melihat arah tendangan mengerahkan sedikit tenaga nya dan menepak mata kaki idrus
" kraaak " terdengar suara tulang patah yang keras, penonton bergidik mendengar nya
" aaaargkh,"
jerit kesakitan idrus terdengar belum reda sakitnya ia tertendang di dada dan terlempar keluar arena.
Tepuk tangan menggema
Bima menangkupkan tangan nya kepada pak Endang, ia tahu ini mungkin berbuntut panjang Idrus di pastikan tidak lagi bisa menggunakan tangan kanan nya untuk berlatih silat di masa depan kecuali ia mampu menyambung urat yang putus di bahunya, kakinya pun di pastikan pincang.
Nama perguruan NAGA HIJAU meroket tinggi, pembawaan murid dan hasil pertandingan Bima membawa nama harum.
Di sebuah rumah mewah , pak handoko terkejut dengan penampilan Bima ia sedang menonton siaran televisi yang menayangkan kompetisi silat, sedangkan intan hanya menatap kosong pada sosok Bima, setelah hampir 2 tahun tak bertemu intan makin merindukan Bima, sering ia ke rumah Bima tapi Bima tak ada di rumahnya, bulan kemarin ia kesana Bima ternyata sudah pindah dan tak ada yang mengetahui pindah kemana. Tak terasa bulir bening menetes di sudut matanya, pak handoko yang melihat intan menangis hanya menghela napas , ia sadar sudah salah menilai Bima.
" Intan, maafkan papa yah?" Ucap Handoko pelan" papa ga akan melarang kamu untuk dekat dengan Bima lagi,"lanjut nya
"Percuma pah, Bima seakan menghindar dari Intan sekarang, bahkan sekarang rumahnya pun intan tak tahu " desah Intan pelan.
" Kenapa kamu ga mendatangi perguruan nya saja" Intan termenung sesaat, ia mengapa ia tak mendatangi perguruan Bima.
" terima kasih pa" Intan bergegas keluar
" hei mau kemana Intan?? Tegur Handoko
" mau ke perguruan Bima pa, Intan mau ketemu Bima" Jawab Intan
" papa ikut" Handoko bergegas menyusul Intan yang sedang menuju mobilnya, Intan berhenti dan menatap papanya penuh selidik
" papa mau menghina Bima lagi, ga pa, papa ga usah ikut" tolak Intan
"Papa mau minta maaf" ucap Handoko pelan" papa tau perkataan papa sudah menyinggung Bima, papa ikut yah," pinta pak handoko Intan termenung sesaat sebelum ia menganggukan kepala" tapi kalau papa menghina Bima lagi, Intan akan kabur dari rumah" lanjut Intan tegas ,Pak Handoko hanya menghela napas dan menganggukan kepalanya.
Intan dan pak Handoko mengarahkan mobilnya ke alamat perguruan NAGA HIJAU yang di dapat nya dari Google map.
Bima saat ini sedang berkumpul di aula rumahnya, kini Bima telah pindah dekat dengan lapangan tempat murid muridnya berlatih, ia membeli sebuah rumah milik warga di sana dari hasil menjadi kondektur dan melatih anak anak muridnya, walau ia tak mematok biaya tapi para orangtua murid sukarela menyumbangkan uangnya untuk Bima dan untuk perguruan NAGA HIJAU, karena para orangtua menyadari semenjak ikut dalam perguruan naga hijau anak nya semakin rendah hati, dan tak pernah lagi sakit sakitan , karena Bima menerapkan ilmu padi pada anak muridnya, juga mengajarkan tenaga dalam membuat tubuh mereka lebih sehat dan kuat
" Assalamualaikum , selamat siang semuanya " Bima membuka suara
"Waalaikum salam" Jawab serempak para hadirin yang datang
" hari ini kita telah di beri anugerah oleh Allah swt, yang mana perguruan kita menjadi juara dalam kompetisi silat , dan mendapatkan uang bonus sebesar 135 juta rupiah, dari juara 1 , 60 juta dari juara 2 , 40 juta dari juara 3 , 20 juta rupiah, dan dari juara harapan 1,2, dan 3 , 15 juta rupiah . Untuk piala hak mutlak bagi pemenang, hanya saja di pajang di perguruan. Bila ingin memajang di rumah harus menduplikat sendiri, bagaimana apa setuju??" Tanya Bima
Aldo dan yang lainnya berdiri
" kami setuju guru" ucap nya serempak
" terima kasih, dan untuk uang bonus kemenangan, saya mengajak para murid dan orangtua untuk berdiskusi, baiknya di gunakan untuk apa, karena saya masih muda butuh nasihat dari pada orangtua sekalian " ucap Bima kemudian
Pak rt berdiri, setelah berbincang sejenak dengan para orangtua lainnya,
" maaf nak Bima, atas kesepakatan kami para orangtua, kami menyerahkan semua uang yang di dapat dalam pertandingan kompetisi, untuk membangun perguruan agar lebih maju lagi, karena setelah kompetisi yang di siarkan di televisi saya yakin makin banyak nanti yang akan masuk ke dalam perguruan" ucap sang rt panjang lebar.
" baiklah kalau kesepakatan para orang tua sudah mengambil keputusan seperti itu, saya meminta pak rt sebagai tokoh masyarakat di sini dan sebagai penasehat perguruan agar mengkoordinir untuk perluasan tempat latihan , dan untuk pendaftaran murid yang akan datang" ucap Bima
Di tengah pembicaraan seorang murid datang tergesa gesa, setelah mengucap salam ia berlari ke hadapan Bima,
" maaf guru , di rumah ada tamu ibu menyuruh saya memanggil guru" Bima mengeryitkan dahi, tamu dari mana pikirnya
" oh iya terima kasih, saya akan kesana," Bima berdiri" saya minta maaf karena ada tamu di rumah, musyawarah ini saya serahkan pada kakek, dan pak rt, terimakasih " Bima keluar dari aula , ia melihat sebuah mobil yang tampak familiar
" Assalamualaikum " ucap Bima, Intan yang melihat Bima langsung bergegas dan memeluk Bima, Bima terdiam canggung
"Eh mbak Intan, kok tau aku di sini, lepas dulu mbak ga enak sama ibu dan papa mbak ," Bima berbisik pelan, Intan yang baru menyadari melepas pelukannya dan berdiri malu di sisi bima,
" om apa kabar" ucap Bima menyalami pak Handoko yang sedang terbengong melihat kelakuan putrinya.
" oh eh, alhamdulillah om baik, " ucap pak Handoko tergagap kaget
" silakan duduk mbak Intan, dan om Handoko " Bima mempersilahkan keduanya
Intan duduk di dekat Bima, seakan ga mau jauh dari Bima, pak Handoko tersenyum malu melihat putrinya
" maaf om, boleh saya tau maksud kedatangan om??" Tanya Bima saat sudah duduk semua,
" begini Bima, om minta maaf atas perkataan om dulu, ga seharusnya om berbicara seperti itu" pak Handoko berkata sambil menundukan muka ia malu atas perkataan nya dulu" om berbuat begitu karena selama ini banyak yang mendekati intan hanya untuk mempermainkan dan memporoti intan, " lanjut nya kemudian, Bima menghela napas panjang
" baiklah om, saya sudah memaafkan sedari dulu, walau saya merasa sakit , tapi saya maklum dengan status om, pastinya om ga mau mbak Intan di kecewakan" Jawab Bima
" terima kasih yah nak Bima, om semenjak berkata begitu , sampai sekarang Intan marah sama om," kata pak Handoko kemudian tapi ia di plototi anaknya
" ih papa " ucap Intan dengan muka merah menahan malu, Seandainya ia bisa menghilang pasti ia menghilang untuk menyembunyikan malunya.
Bima tersenyum , ia tak menyangka Intan akan sebegitunya
" ya udah karena besok om masih ada kegiatan, om mau pulang dulu, sekali lagi om minta maaf yah, kalau ada waktu maen lah ke rumah " ucap pak Handoko lagi
" Lho kok pulang pah, Intan masih mau di sini" protes Intan mengetahui papanya akan pulang,
" papa pulang besok masih ada kegiatan, papa mau nyiapin keperluan buat besok, kamu di sini aja nanti pulang nya minta antar Bima saja" Jawab pak handoko enteng. Intan melirik ke Bima, Bima menganggukan kepalanya.
Pak handoko pulang setelah berpamitan dan menitipkan Intan pada ibunya Bima.
Selepas kepergian pak handoko, ibunya Bima kembali ke kamar beristirahat, intan langsung memeluk Bima
" gw kangen bim, tega loe yah 2 tahun ga ada kabar dan menghindari gw" cecar Intan, Bima tersenyum canggung, ia mengusap pelan rambut Intan yang hitam dan wangi.
" gw juga kangen mbak...aduh" Bima berteriak pelan saat perutnya di cubit Intan
" manggil mbak lagi gw cubit lagi" ancam Intan, " Bima meringis
" gw juga kangen, tapi apa arti kangen gw tan , gw orang ga punya, ga pantes buat kangen sama loe, " ucap Bima pelan
Intan mempererat pelukannya, " yang gw suka diri loe apa adanya, bukan ada apanya, loe tau gw sering ke rumah loe ?" Tanya Intan penuh selidik
Bima menganggukan kepalanya, " Loe tega amat ga nemuin gw kalau loe tau gw datang?" Cecar Intan
" gw tau nya malem pulang ngenek " ucap Bima sambil mencubit pelan hidung intan" Loe tambah cantik aja tan" ucapnya pelan , Intan memerah pipinya
" Udah bisa ngerayu yah sekarang, ayo udah berapa cewek yang loe rayu" Intan mencubit perut Bima, Bima meringis
" baru loe doang sweaar" Bima mengangkat jari tangannya
" awas kalau, ada cewek lain, gw labrak kalau ada" ancem intan
" Eh kok gitu , jomblo terus dong gw" protes Bima
" jomblo???, trus gw siapa loe?" Intan emosi ,
" he he he, gw sayang loe " Bima memeluk Intan, " tapi gw ga pantes buat loe" ucapnya kemudian
" gw cuma mau sama loe, kata siapa loe ga pantas buat gw" mendadak Intan mencium bibir Bima, Bima kaget mendapatkan ciuman mendadak dari Intan, tak lama ia membalas, Bima dan intan melepas ciuman nya saat sudah mulai kehabisan napas, intan bersemu merah mukanya, menambah kecantikan nya lebih menonjol.
" jadi kita resmi pacaran nich??" Goda Bima, intan mencubit Bima
" masih nanya" geram intan, Bima terkekeh senang ia mempererat pelukannya " terima kasih sayang" ucap Bima mencium kening intan , intan tersipu dan membenamkan mukanya pada dada bidang Bima, ia menemukan kenyamanan di sana , mereka saling diam dalam pelukan, tak lama terdengar dengkur halus intan," malah tidur" Bima menggelengkan kepalanya melihat intan tertidur di pelukannya
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏