NovelToon NovelToon
BOSS WITH BENEFIT

BOSS WITH BENEFIT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / CEO
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Five Vee

Putri Regina Prayoga, gadis berusia 28 tahun yang hendak menyerahkan diri kepada sang kekasih yang telah di pacari nya selama 3 tahun belakangan ini, harus menelan pahitnya pengkhianatan.

Tepat di hari jadi mereka yang ke 3, Regina yang akan memberi kejutan kepada sang kekasih, justru mendapatkan kejutan yang lebih besar. Ia mendapati Alvino, sang kekasih, tengah bergelut dengan sekretarisnya di ruang tamu apartemen pria itu.

Membanting pintu dengan kasar, gadis itu berlari meninggalkan dua manusia yang tengah sibuk berbagi peluh. Hari masih sore, Regina memutuskan mengunjungi salah satu klub malam di pusat kota untuk menenangkan dirinya.

Dan, hidup Regina pun berubah dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 35. Jauhi Kakakku.

Keesokan paginya di kontrakan Regina.

Wanita itu tengah membuat sarapan untuk dirinya dan sang adik. Karena sudah lama tidak menempati kontrakannya, bahan makanan yang ada hanya beras. Maka Regina membuat nasi goreng tanpa daging dan juga sayur.

“Hanya nasi?” Tanya Reka melihat isi piring yang di letakkan sang kakak di hadapannya. Ia kemudian meraih piring itu, lalu menyantapnya.

“Hanya ada beras.”

Reka menghentikan kunyahannya. Ia menatap lekat sang kakak. “Jadi kamu tinggal di tempat atasanmu?” Pertanyaan Reka membuat wanita itu tersedak. Ia kemudian meraih gelas air minum di hadapannya.

“Tidak apa-apa, kamu juga sudah dewasa. Ingat Dian teman SMP mu, dia saja sudah punya dua anak.” Ucap Reka yang kembali menyuapi nasi goreng ke dalam mulutnya.

“Apa sih, Ka?”

“Jujur lah.. aku juga tidak akan menceritakan apapun kepada keluarga kita. Asalkan satu hal, kamu bisa menjaga dirimu. Jangan sampai hamil di luar nikah. Karena yang malu bukan hanya dirimu, tetapi juga keluarga kita yang lain.”

Deg!!

Dengan susah payah Regina menelan nasi goreng itu, agar bisa melewati kerongkongannya. Jelas saja Reka tau tentang hal-hal seperti itu, dia seorang dokter.

“Oh ya, mobil dimana? Kenapa tidak ada di depan?” Tanya Reka mengalihkan pembicaraan, karena ia sudah melihat wajah sang kakak yang sudah memerah.

“Sudah di jual.” Jawab Regina singkat.

Alis Reka hampir menyatu, mendengar jawaban sang kakak.

“Apa kamu kekurangan biaya hidup? Hingga menjual mobil?” Dan Regina menjawab dengan gelengan kepala.

“Dia sering mogok, jadi William—.”

“William membelikan mu mobil baru. Iya kan?”

Lagi-lagi Regina menjawab dengan gerakan kepala, kali ini ia mengangguk. Memang jika sudah berhadapan begini, tidak ada hal yang mampu wanita itu sembunyikan dari sang adik.

‘Apa pria itu benar-benar mencintaimu? Atau hanya menginginkan tubuhmu saja?’ Batin Reka bertanya.

“Baik sekali dia. Lalu mana mobil barumu?”

“Ada di apartemen William. Aku tidak mungkin membawa kesini, karena Alvino bisa curiga.”

Reka menghela nafasnya pelan. Ia kemudian meletakan alat makannya di atas piring yang telah kosong.

“Kenapa begitu memperdulikan pria itu? Sementara, dia saja tidak memperdulikan perasaanmu?”

Regina menarik piring sang adik, kemudian menumpuk dengan piring kosong miliknya.

“Aku bukannya memikirkan perasaan Alvino. Aku hanya tidak mau, dia tau jika aku memiliki hubungan dengan William.” Jawab wanita itu dengan suara rendah.

Reka mencoba untuk mengerti, ia merasa kasihan sekaligus merasa bersalah, karena tidak ada di dekat sang kakak, saat wanita itu mengalami patah hati karena pengkhianatan yang Alvino lakukan. Sehingga kini kakaknya terjebak di dalam hubungan yang rumit bersama dua pria.

“Ya sudah, kamu pesan taxi. Kita berangkat sama-sama. Aku harus ke rumah sakit pusat untuk melapor. Sore ini aku kembali pulang.”

Regina mengangguk. Ia meletakan piring kotor pada bak pencucian yang ada di dapurnya. Wanita itu kemudian memesan taxi secara online.

Belum ada satu menit, terdengar suara mobil di depan rumah Regina. Membuat ia dan Reka bergegas keluar dari dalam rumah.

Namun bukanlah taxi yang datang, melainkan Alvino. Pria itu kembali terbakar cemburu, ketika mendapati Regina keluar dari dalam rumah kontrakannya bersama pria kemarin.

“Wah.. pagi-pagi, pria ini ada di rumahmu, Re?” Ucap Alvino sembari bertepuk tangan.

“Memangnya kenapa, apa ada masalah?” Bukan Regina yang menjawab, tetapi sang adik, Reka.

“Tentu saja masalah, karena kamu berada di rumah kekasihku.” Alvino mendekat ke arah Reka, kemudian melayang sebuah pukulan, namun kali ini berhasil di tepis oleh Reka.

“Hentikan, Vin.” Regina memisahkan mereka berdua. Dan berdiri di tengah mereka.

“Kamu membelanya sayang?” Tanya Alvino tak percaya.

“Ya, aku membelanya karena dia adikku.”

Alvino tersentak, ia teringat Regina dulu pernah bercerita jika dia mempunyai seorang adik laki-laki.

“Adikmu?” Tanyanya lagi. Namun Regina tak menjawab, ia menarik tangan Reka meninggal rumah itu, karena taxi yang ia pesan sudah datang.

“Sayang, tunggu.” Alvino mengejar dan berusaha meraih tangan Regina, namun dengan cepat, Reka menepisnya.

“Jauhi kakakku. Jangan pernah menganggu kakakku lagi. Aku pastikan hubungan kalian akan segera berakhir!!”

Alvino mematung di tempat. Ia pernah mendengar ancaman seperti itu dari William.

“Sial. Kenapa aku bisa ceroboh begini.”

****

“Nona Regina, ikut ke ruangan ku.” William memberi perintah kepada sang sekretaris sambil berlalu. Ia berjalan dengan satu tangan berada di dalam saku celananya.

Regina menurut. Ia pun mengikuti sang atasan masuk ke ruangan pria itu. Namun ia bingung karena tak mendapati William disana.

Saat hendak berbalik, ternyata pria itu berada di balik pintu. William pun mengunci pintu ruangannya.

“Honey, aku sangat merindukanmu.” Pria itu menghambur kedalam pelukan sang sekretaris. Tingkah William membuat Regina mengerutkan dahinya.

“Berlebihan. Kemarin kita seharian bersama.”

“No… tadi malam tidak. Dan tidur tanpa memeluk kamu itu, rasanya ada yang kurang.” William mengeratkan pelukannya.

Regina hanya mampu menepuk-nepuk punggung sang atasan. Pria berumur 32 tahun yang memiliki sifat kekanakan.

“Jangan lebay. Sebelumnya juga kamu tidur sendiri. Biasa saja, kan?”

“Itu lain cerita, Hon. Kalau kata orang, lain dulu lain sekarang. Sekarang aku sudah terbiasa memeluk kamu saat tidur, jadi terasa ada yang berbeda saat kamu tidak ada.” William melepaskan pelukannya, ia kemudian menangkup kedua pipi Regina, membuat bibir wanita itu mengerucut.

William menjadi gemas. Kemudian, ia menyatukan bibir mereka berdua. Tak niat menolak, Regina membalas sentuhan yang William berikan.

“Aku kangen, Hon.” Bisik pria itu dengan suara yang mulai serak. Ia benturkan dahinya pada dahi sang sekretaris.

“Aku sedang datang bulan.”

“Jangan membohongi ku, kamu baru beberapa hari yang lalu datang bulan.”

‘Dan jika perkiraan ku benar, saat ini kamu memasuki masa subur mu. Akan aku buat kamu lupa, sehingga aku bisa menanam benih yang banyak.’ Lanjut William dalam hati.

“Hal seperti itu saja, cepat tanggapnya.” Ucap Regina mencebikan bibirnya.

William terkekeh. Ia kemudian melepaskan Regina dan menuju kursi kebesarannya.

“Untuk urusan kesejahteraan si boy, memang harus cepat tanggap, Hon.”

Pria itu melepas jas yang ia gunakan, menggantungnya pada gantungan jas yang tersedia di dekat kursi kerjanya, kemudian ia menghempaskan bokongnya di atas kursi.

Melihat sang atasan yang sudah mulai bekerja, Regina berjalan menuju mini pantry, kemudian membuatkan kopi untuk William.

“Kopi anda, pak.” Ucap Regina bergurau.

“Thanks, Hon.” William meraih cangkir itu, kemudian menyeruput sedikit isinya.

“Apa Reka sudah pulang?” Tanyanya lagi.

“Nanti sore, dia sedang kerumah sakit pusat tempatnya bekerja.”

William menganggukkan kepalanya. Ia meminta Regina duduk sejenak di hadapannya.

“Apa kamu punya adik kandung yang lain? Atau kakak kandung? Beritahu aku, aku tidak mau nanti bernasib seperti si rahwana karena tidak mengenali saudara mu.”

Regina tergelak mendengar kalimat panjang yang William ucapkan.

“Saudara kandung ku, hanya Reka. Kami berbeda usia 18 bulan. Dia lahir saat aku berusia 1 tahun 6 bulan.” Regina mulai menjelaskan.

“Aku punya empat saudara sepupu pria. Keempatnya dari pihak ayah. Dua diantara mereka, anggota kepolisian. Tetapi mereka bertugas di luar kota.”

William bergidik ngeri, Reka saja sudah sangat kritis, apalagi yang lainnya.

“Semua saudaraku, memperlakukan aku seperti Reka. Jadi, jika nanti kamu melihat pria lain memelukku, tolong jangan terpancing dulu. Karena, hanya saudara ku saja yang berani melakukan itu. Dan aku juga hanya akan melakukan itu dengan orang terdekat ku.”

William menganggukkan kepalanya tanda paham. Ia tidak mau bernasib seperti Alvino. Di cap buruk oleh saudara dari Regina.

“Aku akan bersikap manis, agar di restui di pertemuan pertama.” Ucap William terkekeh.

.

.

.

Bersambung.

1
Heranyca Simsala
Bgmn pun ceritanya, Regina dan Alvino sama² Tak Jelas ini/Facepalm/
Alita Dewi
Luar biasa
Diah Andria
😂😂😂
Salim ah
astaga will,, kamu yg keterlaluan
dibantai trrus tp belum ada kata sah
seharusnya disahkan dulu lah
nambah dosa saja tau
Salim ah
astaga will,, kamu yg keterlaluan
dibantai trrus tp belum ada kata sah
seharusnya disahkan dulu lah
nambah dosa saja tau
Sintia Dewi
wkwkwk bisa2nya saat2 genting si will ngelawak segala nama orang stella disamakan dgn merk pengharum ruangan/Joyful/
Sintia Dewi
mulut sampek berbusa itu gimna ya/Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/ dikira ngocok telor apa sampek berbusa
Fredy: tergantung cara ngocok n telor yg gimn dulu mba 😂😂
total 1 replies
Sintia Dewi
km akan lebih merasa bersalh dan makin bersyukur krna ibu2 yg menolong km itu ibunya regina wanita yg dulu pacarnya tidur dgn mu selama 2th
Sintia Dewi
seimbang lah will bahkan posisimu lebih dr reka secara km kakak ipar reka dr pihak regina dan dr pihah wilona...
Salim ah
sama-sama durhakim😅😅😅
Sintia Dewi
tamara salah mulu deh..pas tau hamil aja lu acuh sm tamara bahkan kyk gk mau anak itu ada giliran udh ditinggal lu gk trima bawa pergi anaklu..edan si alvin inu
Sintia Dewi
kata2 dlm novel ini..."mungkin bisa se-amin tp jangan lupa kalian tidak se-iman", "jaga batas jangan sampai kelewat, klok lewat harus balik lg"," malu bertanya, kita balik lg"/Joyful//Joyful//Joyful/
Sintia Dewi
mama mertua yg lebih syang mantu ketimbang anakknya gw suka bgt/Chuckle//Joyful//Joyful/
Sintia Dewi
wah2 dulu aja lu manfaatin tamara biar hasratmu tersalurlam giliran tamara hamil krna ulahmu begitu teganya km alvin..udh tamara km kabur aja mulai semua dr awal..bukan sepenuhnya itu slhmu tp km yg menanggung semuanya sendiri.
Sintia Dewi
awas aja nantik anakmu persis kyk regina kepang dua, gigi ompong trus ingusnya meler2 apa msih bergidik jijik km/Joyful//Joyful//Joyful/
Sintia Dewi
lu udh cinta sm tamara alvino cuman blon sadar aja...
Sintia Dewi
tebakanmu benar will..dgn alasan gk bs menyalurkan hasrat karna pernah ditolak regina & ingin mengahargai regina dia memanfaatkan tamara buat memenuhi hasrat sialanya itu...
Sintia Dewi
wkwkwk gw kira mreka gagap karna baru jumpa setalah puluhan tahun, taunya panggilan khusus kar-kar, au-au... lucu jg para ortu ini/Facepalm//Joyful//Joyful/
Sintia Dewi
wkwkwkw mau pura2 eh malah ketahuan mau ciuman apes km will, alamat dikerjain lg km sm ayahmu/Facepalm/
Sintia Dewi
gk pp jg klok regina gk jd mantu mahendra dia jg gk mau, & km jngan ngarep ketinggian tamara klokpun km yg jd mantu apa km akan bs sedekat itu dgn nyonya mahendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!