NovelToon NovelToon
Wajah Tersembunyi

Wajah Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Pengganti / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Mafia
Popularitas:74
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

Dara, seorang detektif yang menangani kasus pembunuhan berantai harus menelan kenyataan pahit. Pasalnya semua bukti dan saksi mengarah padanya. Padahal Dara tidak kenal sama sekali dengan korban maupun pelaku, begitu juga dengan anggota keluarga dan saksi-saksi yang lain.


Dalam keadaan yang terpojok dan tanpa bantuan dari siapapun, Dara harus berusaha membuktikan bahwa dirinya tidak terlibat dalam aksi pembunuhan keji tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Sampai di rumah Ardi.

"Dari mana saja kamu ini tengah malam begini?" kesal Maria saat mendapati Ardi dan Arum yang baru saja masuk ke rumah, dengan pandangan yang belum terlalu jelas, sembari mengusap matanya dan juga menguap.

Putri melihat seorang wanita yang sedang memakai baju tidur kimono sedang berjalan menuruni tangga, masih dengan gayanya yang dulu, Maria tetap berambut pendek dan juga tetap cantik, kulitnya pun nampak sangat bersih, hanya saja sekarang tubuhnya lebih berisi.

Namun Ardi dan Arum tidak menjawab pertanyaan Maria, melainkan mereka segera berjalan ke arah sofa. 

"CK." Maria pun berdecak kesal seraya menghampiri mereka berdua.

"Astaga! Apa yang sudah kalian lakukan?" tanya Maria dengan terkejut, lalu menutup mulutnya dengan kedua tangan. Maria pun melihat Ardi dan Arum secara bergantian beberapa kali.

Baru saja Maria bisa menyadarkan dirinya dari kantuk, dia malah disuguhi seorang wanita yang terbaring di atas sofa dengan bajunya yang berlumuran banyak darah dan bibir pucat pasi.

"Kami tidak melakukan apapun, kami malah menolongnya," ucap Ardi. 

"Cepat hubungi Natasha dan suruh kirim dokter kemari sekarang," suruh Ardi. Maria pun segera menyadarkan dirinya dan berlari ke lantai dua untuk mengambil ponsel di dalam kamarnya.

GLEK.

Mendengar nama-nama yang tidak asing, Putri hanya terpaku di ambang pintu sembari meremas tangannya sendiri dengan gugup, dia juga berusaha dengan sangat keras mengatur nafasnya. 

Grep.

"Apa kamu sedang gugup?" tanya Arum yang tiba-tiba saja sudah ada di hadapan Putri sembari menggenggam tangannya.

"Tenanglah, dia akan tetap hidup dan baik-baik saja," ucap Ardi sembari duduk di sofa, dekat dengan Dara yang tengah berbaring dan juga memperhatikan Dara dengan seksama.

"Hmb," gumam Putri sembari mengangguk tipis.

"Duduklah, aku akan mengambil kamu minum," ucap Arum.

"Eh, tidak perlu," sergah Putri sembari memegang pergelangan tangan Arum, sehingga Arum pun menghentikan langkahnya.

"Aku akan pulang saja dan beristirahat," ucap Putri.

"Tidur saja disini, besok pagi baru pulang," ucap Ardi.

"Terimakasih, tapi itu tidak perlu, karena aku besok pagi harus bekerja," ucap Putri dengan ramah.

"Apa aku perlu mengantarmu?" tanya Ardi.

"Tidak perlu, rumahku ada di pusat kota, jadi pasti jalanan tidak terlalu sepi dan juga tidak gelap," ucap Putri.

"Baiklah kalau begitu hati-hati dan terimakasih banyak," ucap Arum.

"Iya sama-sama," jawab Putri, dia pun juga segera melihat ke arah Ardi dan membungkukkan badan dengan sopan.

Beberapa saat kemudian.

"Apa dia teman baru?" tanya Ardi setelah Putri pergi dari halaman rumahnya.

"Hmb, dari mana Paman tahu?" tanya Arum.

"Karena masih ada jarak saat aku melihat kalian," jawab Ardi.

"Kami sama-sama menjadi juri inti saat itu di perusahaan makanan cepat saji," jawab Arum.

"Apa yang terjadi? Siapa yang sakit?" tanya Natasha saat baru saja dia masuk ke rumah Ardi dan melihat ke arah Arum.

"Lihatlah," ucap Ardi, Natasha pun segera melihat ke arah sofa dan tidak kalah terkejutnya dengan Maria tadi.

"Kenapa kamu membawanya kemari? Bagaimana jika nanti anakmu melihat?" tanya Natasha dengan panik.

"Dia pasti sudah tertidur lelap saat ini," ucap Ardi.

Grep.

Natasha segera berjalan ke arah Ardi dengan tergopoh. "Apa sebenarnya yang sedang kamu kerjakan? Bukankah kita semua sudah sepakat bahwa tidak akan melakukan hal-hal seperti ini lagi?" tanya Natasha setelah dia berjalan ke arah Ardi dan mencengkram kerah bajunya.

"Eh, eh, apa yang sedang kamu lakukan?" teriak Maria sembari menuruni tangga.

"Apa ini Maria?" geram Natasha sembari melepas cengkraman tangannya.

"Bukan suamiku yang melakukannya," ucap Maria. Rupanya Ardi dan Maria juga sudah menikah dan memiliki anak.

"Paman Ardi tidak melakukan apapun, justru kami sedang menolongnya," ucap Arum seraya mendekat ke arah Natasha.

"Benarkah?" tanya Natasha. Arum segera mengambil ponselnya dari saku dan menunjukkan pesan yang dikirim oleh Dara, sama seperti saat Arum menunjukkan hal tersebut pada Ardi tadi.

"Lalu siapa dia?" tanya Natasha.

"Temannya Arum," jawab Ardi singkat.

"Kenapa kamu diam saja Natasha berlaku kasar padamu?" tanya Maria.

"Percuma menjelaskan pada orang yang sedang emosi," jawab Ardi. Natasha pun hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar, tanpa meminta maaf pada Ardi.

"Lalu mobil yang tadi siapa?" tanya Natasha. Saat dia berjalan ke rumah Ardi. Lebih tepatnya rumah tersebut adalah rumah yang dulu pernah ditinggal oleh suami dan madunya, dia berpapasan dengan mobil Putri yang keluar dari halaman. 

"Itu juga temanku yang membantu melacak keberadaan nomor ini, sehingga kami bisa menemukannya," jawab Arum.

"Arum," ucap Natasha seraya memegang kedua pundak Arum dengan lembut.

"Arum dengarkan aku baik-baik. Jika ada apa-apa minta tolonglah pada kami, kami juga mempunyai orang yang bisa meretas, jangan minta tolong pada orang luar. Hidupmu saat ini masih belum aman, meskipun orang yang sempat menyanderamu sudah ada di tangan polisi."

"Ingatlah jika ibumu menitipkanmu pada Tante Maria, kalau sampai terjadi apa-apa pada dirimu, Tante Maria lah yang akan paling merasa bersalah," ucap Natasha. Seketika Arum pun menunduk dan menyesal.

"Apa kamu mengerti?" tanya Natasha dengan suara lembut.

"Iya, aku mengerti, maafkan aku," ucap Arum dengan sangat menyesal.

"Jangan pernah diulangi lagi," ucap Maria.

"Untung saja tadi aku segera mengikutimu," sahut Ardi. Mereka seakan mengambil kesempatan untuk bisa memberikan ultimatum pada Arum.

"Apa nanti yang akan aku jelaskan pada Kakak, jika sampai terjadi apa-apa pada kamu?" Imbuh Maria.

Rupanya Arum adalah keponakan Maria, dia merupakan anak dari Kakak kandung Maria. "Sudah, sudah, yang penting dia baik-baik saja," ucap Ardi mencoba menengahi.

"Kapan dokter akan datang? Lihatlah dia sudah sangat pucat," ucap Ardi sembari melihat ke arah Dara.

"Dokter sudah di jalan," ucap Natasha.

"Bagaimana kalau kita pindahkan dia ke ruang kerjaku saja?" tanya Natasha.

"Baiklah," ucap Ardi yang segera beranjak dari duduknya, dia juga segera membopong lagi tubuh Dara untuk dibawa ke rumah utama. Tentu saja Arum akan langsung mengekor, sementara Maria tidak ikut, karena harus menjaga Putranya.

***

Ciiiit.

Setelah memastikan bahwa Putri mengendarai mobilnya cukup jauh dari rumah Natasha, dia sengaja meminggirkan mobilnya dan berhenti sejenak untuk mengatur nafas. "Kenapa bisa bertemu dengan orang-orang itu?" tanya Putri pada dirinya sendiri.

Putri membuka kaca mobil, terasa angin sejuk menyeruak hingga tulang, tapi Putri tidak ada niatan menutup kaca mobilnya kembali. Putri memejamkan mata beberapa saat dan menghirup udara yang cukup segar tersebut, agar pikirannya bisa kembali jernih. 

"Apa sekarang yang harus aku lakukan?" Pertanyaan itu beberapa kali muncul dibenaknya. Bahkan saat itu, sepertinya dia juga tidak bisa berbagi dengan siapapun tentang kegundahan hatinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!