NovelToon NovelToon
REINKARNASI MAFIA

REINKARNASI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Preman / Fantasi / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: ridwan jujun

menceritakan tentang seorang wanita yang terlahir lagi menjadi seorang mafia untuk membalaskan dendam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ridwan jujun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak peka

"Mengenai penyelidikan saat terjadi penyerangan markas, apa kalian sudah tahu identitas orang yang kalian tangkap waktu itu?" tanya Elvano.

"Ya, sesuai dugaan mereka adalah anak buah dari Arvin. Kita masih belum tahu motif mereka menyerang begitu secara tiba-tiba, jika ingin menyerang seharusnya mereka menyerang sarang musuh bukan tempat markas," Edgar.

"Tapi sepertinya, itu hanya sebuah bentuk peringatan. Jika mereka sudah memberikan kode, pasti suatu saat nanti dia akan menyerang lagi," Kenzo membenarkan kacamatanya.

"Bisa jadi iya, tapi sulit di katakan tidak. Itu artinya kita juga membutuhkan Johnny juga untuk berjaga-jaga, karena pasukan kita masih menjalani pelatihan yang maksimal. Akibat penyerangan kemarin Yohan memberikan pelatihan yang ketat lagi," Lucas.

"Ntahlah, untuk masalah bantuan Johnny sepertinya tidak perlu," Carlos.

"Kenapa?"

"Ya tidak, masa iya kita meminta bantuan hanya karena pasukan kita tidak terlatih?!"

"Untuk berjaga-jaga, kita hanya perlu meminjam anak buahnya untuk bergabung bukan Johnny nya!"

"Tetap saja!"

"Sepertinya tidak perlu, pasukan kita sudah lebih dari cukup yang penting mereka bisa menguasai senjat4." Kenzo.

Mereka mengangguk paham, sebenarnya pasukan mereka bisa berkelahi fisik hanya saja bagi mereka belum cukup menguasai jadi masih ada keraguan. Padahal bagi kita pasti sudah ahli dalam bertarung fisik.

Liana membuka mata terbangun dari tidurnya, lalu ia menoleh ke samping di mana ada seorang pria sedang duduk bersandar di 𝘏𝘦𝘢𝘥𝘣𝘰𝘢𝘳𝘥. Ternyata Arion, pria itu sedang memperhatikan teman-temannya yang sedang mengobrol.

"Oh, Arion?" wajah bantal Liana.

Arion menoleh kala mendengar suara lenguhan, ia tersenyum kemudian mengubah posisinya menjadi menyamping dan menopang kepalanya menggunakan tangannya.

"Pagi, Li~"

Liana tersenyum tipis kemudian duduk namun matanya masih sedikit terbuka mungkin karena masih mengantuk juga tapi harus bangun mana mungkin dirinya akan terus tidur walaupun ini hari libur.

"Morning, baby. Bagaimana tidur mu, nyenyak?" senyum Elvano pada Liana.

Liana mengangguk.

"Jika masih mengantuk kenapa tidak tidur saja lagi?" Kenzo.

Liana menggelengkan kepalanya.

"Kau sudah merasa baik?" tanya Edgar.

Liana mengangguk.

Felix menggigit bib1r bawahnya kemudian ia berdiri dari sofa dan menghampiri Liana.

"Hmm?" Liana mendongak namun seperti setelah sadar.

"Bagaimana tidak bisa menahan kalau kau segemas ini, Liana?!"

𝘉𝘳𝘶𝘬!

Felix menindih tubvh dan menatap pergelangan tangan Liana.

"Eugh~ apa sih~?" Liana yang kesal dan mulai tersadar.

"Bagaimana kalau jadwal liburan hari ini adalah bermain seharian dengan mu di atas kasur ini?" senyum seringai Felix.

Liana membulatkan mata, "Enggak! Enyahlah!" Liana menggelengkan kepalanya kuat.

"Ini tidak sulit kok, dan tidak membutuhkan tenaga yang ekstra,"

"Gil4, das4r mesvm! Lepasin aku! Arion ...." Liana menoleh ke arah Arion meminta tolong.

Bukannya membantu justru Arion terkekeh dan mengubah posisi menjadi terlentang.

Liana menatap kesal, benar-benar tidak bisa diharapkan!

Felix tersenyum smirk, "Tidak ada yang membantu mu, jadi menyerah lah untuk ku,"

"Kau ini benar-benar!" Liana mencoba melepaskan tangan dari pegangan Felix.

"Coba saja kalau bisa lepas dari ku,"

"Jika bisa?!"

"Kalau bisa? Hmm ... ntahlah, aku tidak bisa menjanjikan sesuatu,"

"Tidak heran kalau pria memang tidak pernah menepati janjinya!" sinis Liana.

"Aku mengatakan hal itu bukan untuk memintamu menyamakan diriku dengan pria lain. Justru jauh berbeda, aku adalah pria yang tidak pernah kau jumpai selama hidupmu sebelum bertemu dengan ku,"

"Ya, karena kau pria mesvm dan gil4 yang pernah ku temui seumur hidup ku!" datar Liana.

"Kok kamu bilangnya begitu?" wajah yang cemberut namun mengesalkan.

"Jangan menunjukkan ekspresi menggelikan itu! Cepat lepaskan aku!"

"Beri aku k1ss dulu, maksud ku morning k1ss," senyumnya.

"Makin lama kau sama seperti ...." Liana melirik ke arah yang lain, "Seperti Carlos,"

"Apa maksudnya menjual nama ku?!" kesal Carlos.

"Oh tentu saja berbeda, aku ya aku Carlos ya Carlos,"

"Aish! Cepat lepaskan!"

"Morning k1ss dulu,"

Liana kesal kemudian mencari jalan lain untuk bisa lepas dari Felix. Liana melirik posisi Felix yang menindih tubvhnya ia jadi memiliki ide yang bagus, namun sepertinya akan sedikit sakit.

"Kau pikir aku tidak bisa lepas dari mu?!" sinis Liana.

"Memang kau bisa melawan ku?" remehnya.

"Tentu saja bisa, tapi mungkin ini akan menyakiti mu,"

"Aku tidak akan merasa sakit, karena tenaga mu masih belum cukup untuk melawan ku,"

“𝘚𝘰𝘮𝘣𝘰𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢!”

"Oke!"

"Coba saj–"

𝘋𝘶𝘨𝘩!

"AAGHK!"

Liana langsung mendorong dan berdiri menjauh dari Felix.

Liana menggunakan lututnya untuk menendang bagian bawah Felix sehingga Felix meringkuk memegang miliknya. Yang lain tertawa melihat tingkah mereka yang benar-benar diluar dugaan.

"Das–s4r gadis nakal!" Felix merintih.

"Aku sudah bilang padamu sebelumnya, tapi kau terus meremehkan ku," Liana menyilangkan kedua tangannya di depan sambil menatap datar.

Felix perlahan berdiri kemudian menatap Liana dengan ekspresi serius. Kenapa jadi merinding? Pikir Liana.

“𝘚𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘩𝘪𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘪𝘢, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢-𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢,” batin Liana.

"Kalau begitu, aku pergi dulu sampai jumpa!" melangkah pergi.

"Kau mau kemana?! Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan! Liana!"

Namun Liana sudah keluar kamar dahulu.

"Gadis nakal! Lain kali kau tidak bisa lepas lagi dari ku!"

-

-

1 jam kemudian.

Liana lapar ia memiliki makanan instan seperti mie namun harus di open dahulu agar matang. Ia membuka 𝘮𝘪𝘤𝘳𝘰𝘸𝘢𝘷𝘦 dan memasukkan wadah makanan instan.

Lalu tibalah Edgar menghampiri Liana.

"Kau sedang apa?" tanyanya.

"Memanaskan makanan," Liana menutup 𝘮𝘪𝘤𝘳𝘰𝘸𝘢𝘷𝘦.

Edgar membuka lemari di atas Liana untuk mengambil sebuah kaleng selai. Spontan Liana menunduk juga terkejut, Edgar menunduk menatap Liana yang malah bergeser dengan tatapan kesal.

"Bisa gak sih kalau bukannya pelan-pelan?! Kalau kena kepala ku bagaimana?!" omel Liana.

Edgar menatap Liana beberapa detik lalu berdecih, ia pun menarik Liana untuk berdiri di depannya seperti tadi. Kemudian Edgar membuka dan menutup pintu lemari gantung berkali-kali.

Liana mendongak karena pintu lemari itu tidak mengenai kepalanya karena apa? Karena Liana pendek.

"Lihat, bahkan jika aku membanting pintu pun tidak akan mengenai kepala mu," menutup pintu lemari.

Liana menatap kesal.

"Bukannya mau mengejek, tapi kau memang pendek,"

Liana menoleh ke belakang dengan tatapan kesal. Liana akui dirinya memang pendek bahkan tingginya hanya se-dad4 Edgar.

“𝘚𝘪4𝘭! 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘭𝘶𝘤𝘶?! 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢!” batin Edgar.

Edgar mencolek dagu Liana sambil menggelengkan kepalanya lalu pergi sambil tersenyum-senyum.

"Kenapa dia sama seperti Felix sih?! Gak! Gak hanya mereka berdua, tapi semuanya! Kenapa, kenapa aku bisa bertemu dengan pria-pria yang aneh dan mesvm seperti mereka?! Hidup kembali memang membuat ku bersyukur, tapi tolong jangan bertemu dengan pria-pria ini! Kenapa?! Kenapa?!" Liana mendumel meminta belas kasihan pada sang pencipta.

"Kalau begini lebih baik jangan hidupkan aku lagi, gak masalah jika aku jebloskan ke neraka, asal jauhkan aku dari mereka!" Liana memegang keningnya.

-

-

"Sayang~"

Liana mendengar alunan suara yang familiar dan menyebalkan serasa ingin memotong pita suaranya itu, tadi Felix, lalu Edgar dan sekarang Carlos. 3 pria itu benar-benar membuatnya tidak bisa tenang dalam sehari saja, ini 'kan hari libur! Tidak ada bedanya seperti di Mansion, cuma pindah tempat saja tapi suasana sama.

"Apaan sih! Mau apa?!" kesal Liana menatap Carlos.

"Kok respon mu begitu?" Carlos langsung menghentikan langkahnya.

"Katakan apa yang kau mau?! Tapi setelah itu jangan ganggu aku!"

"Aku mengganggumu ya?"

"Iya! Kenapa?!" jawab cepat Liana.

"Aku mencari mu karena ingin mengajak mu ke luar bersama yang lain," cemberut.

"Kenapa tidak kalian saja?!" lirik Liana.

"Duh! Yang benar saja, kita liburan 'kan bersama mu jadi mau kemana pun kita harus bersama!" Carlos mulai kesal.

"Kan sama saja!"

"Beda! Tanpa mu bagaimana bisa holiday terasa menyenangkan?!"

"Itu kalian! Kalian yang bersenang-senang sendiri!"

"Apa maksud mu?!"

Mereka berdua saling adu suara di sana, yang satu tidak pekaan dan yang satu emosian.

"Sudah lah! Kalian saja sana, aku mau di sini!"

"Tidak bisa begitu! Kau harus ikut! Jika tidak aku akan membawa mu paksa!"

"Jangan memaksa ku!"

"Makanya ikut!"

"Gak mau!"

"Kenapa?!"

"Ya gak mau!"

Carlos merasa kesal atas tolakan Liana, dengan terpaksa ia harus menggendong Liana tanpa persetujuan dari Liana.

Carlos membawa Liana keluar dari Villa.

"Carlos! Turunkan aku! Aku bilang aku tidak mau!" berontak Liana.

"Aku sudah bilang, jika kau tidak mau aku akan memaksa mu!"

"Kau tidak bisa melakukan itu padaku!"

"Kenapa tidak?!"

"Aku–"

"Ada apa ini?!"

Liana dan Carlos menoleh di mana Arion dan yang lain sedang berdiri melihat pemandangan laut.

"Turunkan aku!" Liana meminta turunkan, Carlos akhirnya menurunkan Liana.

"Kau menyebalkan!" dumel Liana.

"Aku hanya membawa mu ke sini!"

"Tutup mulutmu! Aku sudah bilang aku tidak mau tapi tetap di paksa!"

"Itukan salah sendiri, berani menolak berani bertanggung jawab," Carlos menggidikan bahunya.

Liana merasa kesal, padahal dirinya masih sedikit lelah karena bermain kemarin dan ia berencana untuk rebahan di atas kasur yang lembut dan hangat.

"Jika kau lelah, sebaiknya kembali saja. Dan Carlos, lain kali jika Liana tidak mau kau jangan memaksanya untuk melakukan yang kau mau!" Kenzo melirik Carlos dari ujung matanya.

Carlos mengalihkan pandangan kesal.

Liana berjalan malas ke arah Kenzo karena jika kembali lagi akan memakan waktu banyak untuk istirahatnya, saat ini mereka berada di halaman luas yang berpagar kayu.

Tempat Villa mereka berada di dataran tinggi sehingga bisa melihat suasana pemandangan pantai dari sini.

"Kau tampak lelah," Kenzo menangkup kedua pipi Liana.

"Bisa dibilang begitu," cemberut Liana untuk mengadu.

Kenzo melirik sinis ke arah Carlos, merasa di lirik Carlos melihat ke arah lain.

"Aku akan mengantar mu ke Villa,"

"Tidak usah, dah terlanjur!" kesal Liana.

Kenzo tersenyum tipis kemudian menarik Liana untuk berdiri di depannya sekalian melihat pemandangan lautan biru beserta pegunungan yang tampak jauh dari mereka berada. Kenzo memeluk Liana dari belakang.

"Besok kita kembali ke Mansion," Arion menatap datar ke lautan.

Liana menoleh ke arah Arion. Bukannya Liana kecewa karena liburan berakhir, tapi ia merasa ada sesuatu hal yang membuatnya tidak nyaman tapi ntah apa itu.

"Karena ada pekerjaan yang harus kita selesaikan," timbal Kenzo, ia sangat peka terhadap reaksi Liana.

"Padahal kita berencana untuk liburan selama seminggu, atau dua minggu. Tapi pekerjaan tiba-tiba datang, ironisnya lagi Yohan tidak mungkin bisa melakukannya," tambah Elvano.

"Tidak apa 'kan, Liana?" tanya Kenzo.

"Kenapa tanya aku?"

"Kita takut kau kecewa karena hanya liburan 2 hari, padahal 2 hari tidak cukup untuk menghilang stress,"

"Lebih baik kita kembali ke Mansion!" datar Liana.

Mereka langsung menoleh ke arah Liana.

"Kenapa? Kau tidak suka liburan yah?" Felix.

"Orang gil4 mana yang tidak suka liburan?!"

"Lantas?"

"Tahu sendiri liburan menghilang stress, bukannya stress ku hilang karena kuliah malah tambah stress menghadapi kalian!"

Beberapa detik mereka saling melirik kemudian tertawa bersamaan.

"Apa yang kalian tertawakan?!" kesal Liana.

"Tidak, ternyata ini yang membuat mu tidak mau keluar dan ingin di Villa saja?" kekehan Edgar.

"Kenapa baru tahu sekarang?!" datar Liana.

"Soalnya kita belum terlalu paham tentang dirimu, jadi wajar saja kita tidak tahu," senyum Carlos menopang dagunya di pagar kayu.

"Das4r pria-pria tidak peka,"

"HEYY!" kompak mereka.

•••

TBC.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!