Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.
“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”
Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.
“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.
Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.
“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendadak Jadi Penurut
Tidak ingin lebih lama di rumah sakit apalagi dokter mengatakan kondisinya baik-baik saja, Raka memutuskan untuk pulang hari ini juga.
Arumi tidak setuju malah menyuruh Raka tetap dirawat 2 hari lagi hingga akhirnya timbul perdebatan sampai Roni memutuskan untuk menengahi dan membawa Arumi keluar kamar.
“Ngapain juga kamu harus ngotot, Ar. Raka bukan anak kecil lagi,” nasehat Roni sambil memegang kedua bahu sepupunya.
“Mood dia lagi naik turun, Ron, bakalan susah nyuruh Raka makan teratur apalagi minum obat.”
“Ya udah biarin aja toh kalau sakit dia yang merasakan sendiiri bukan kamu.”
“Kalau kayak gini terus kapan Raka sembuhnya ?”
Roni tersenyum, “Kecuali kakinya, kondisi fisik Raka yang lainnya baik-baik saja Arumi.”
“Otaknya juga korslet jadi agak somplak,” sungut Arumi membuat Roni tergelak.
“Baru kebentur sedikit udah re-start lagi padahal hasil MRI nya baik-baik aja.”
Gemas dengan gaya bicara sepupunya, Roni mengacak gemas rambut Arumi.
“Ternyata kamu peduli banget sama Raka. Kenapa aku merasa kamu ada hati sama dia ?” ledek Roni dengan alis terangkat sebelah
Arumi langsung melotot, “Jangan asal tebak ! Semakin lama aku malah sebal sama dia. Untung kontraknya hanya berlaku 1000 hari, kalau lebih, bisa-bisa aku mati muda.”
“Huussshh, jangan asal bicara ! Ucapanmu bisa jadi doa,” nasehat Roni sambil mencubit hidung Arumi.
Arumi menarik nafas dalam-dalam untuk menurunkan tingkat emosinya yang terus naik levelnya.
“Jangan terlalu juga membenci Raka, nanti malah jatuh cinta,” ledek Roni lagi.
Handphone di tangan Arumi bergetar, ada dua pesan masuk secara berurutan dan yang terakhir tulisannya MAMA.
“Sepertinya suamimu sudah berhasil menghubungi mamanya,” ledek Roni.
“Anak manja !” gerutu Arumi sambil mencibir.
Masih kesal dengan Raka, Arumi memilih melihat pesan dari dokter Erwn.
(Ar, suamimu setuju untuk dirawat semalam lagi)
(Dokter Fajar berhasil meyakinkan Raka untuk menambah waktu terapinya supaya cepat sembuh)
Sebelum membalas pesan dari dokter Erwin, Arumi memperlihatkannya pada Roni yang terkekeh saambil geleng-geleng kepala.
“Sepertinya Raka anak mami banget,” ledek Roni.
Arumi mengangguk-angguk sambil mengetik pesan balasan untuk dokter Erwin
(Sip Om, thankyou juga buat dokter Fajar)
Baru saja Arumi menekan tombol kirim, handphonenya kembali bergetar tapi bukan pesan whatsapp yang masuk melainkan panggilan telepon dengan tulisan MAMA di layar.
Arumi menghela nafas dan kelihatan ragu antara menerima atau mengabaikannya.
“Biar aku yang menjawab kalau kamu tidak mau memperpanjang masalah ini.”
“Tidak usah.”
“Kenapa ? Bukankah Raka dan keluarganya tidak tahu kalau kita bersaudara jadi drama calon suami bisa dilanjutkan ?”
“Mama Sofia sudah tahu semua soal aku dan Raka dan beliau tidak marah sama sekali padaku atau Raka. Sikap mama malah membuatku merasa bersalah.”
Gantian Roni yang menghela nafas sambil tersenyum. Ia kembali memegang kedua bahu Arumi.
“Ar, keluarga apalagi orangtua sangatlah penting dalam hidup kita tapi kalau sudah bicara soal pernikahan, mereka semua diperhitungkan sebagai pihak ketiga.”
“Aku harus bagaimana Roni ?”
“Dalam pernikahan yang harus diutamakan adalah perasaan kalian berdua. Kalau memang setelah 3 tahun kalian tetap tidak bisa saling cinta untuk apa dipertahankan ? Yang menjalani kamu dan Raka bukan kamu dan ibu mertua.”
Arumi menghela nafas sambil mengangguk-angguk pelan. Handphonenya kembali berkedip dan terpampang tulisan MAMA di layar.
“Aku terima dulu Ron. Biasanya kalau sampai berkali-kali ada hal penting.”
Roni mempersilakan Arumi dengan gerakan kedua telapak tangannya. Arumi pun menjauh, tidak mau pembicaraannya di dengar Roni.
*****
Entah apa yang disampaikan Sofia pada putranya sampai membuat Raka menuruti permintaan awal Arumi supaya ia dirawat selama 2 hari.
Yang mengherankan bukan sekedar makan teratur tspi Raka mengikuti saran dokter Fajar untuk menambah waktu fisioterapi selama di rumah sakit.
Dan hari ini tanpa bertanya apalagi protes, Raka ikut pulang bersama Arumi dan Roni ke rumah yang disewa Arumi sejak Raka kecelakaan.
Raka menolak bantuan siapapun yang ingin mendorong kursi rodanya. Ia masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamarnya.
“Raka tunggu !” cegah Arumi yang buru-buru menghampirinya.
“Kamu ingat soal rumah ini ?”
“Ya.”
“Tapi kamu lupa siapa aku ?” tanya Arumi sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Ya.”
Arumi menghela nafas, menatap Raka yang terlihat dingin. “Istirahatlah !”
Tanpa bicara, Raka membuka pintu kamar dan mendorong kursi rodanya masuk lalu menutup pintunya.
“Kenapa dia selalu lupa tentang aku ?” keluh Arumi pada Roni yang menghampirinya.
“Jangan jadikan beban, yang penting sekarang bagaimana maumu ? Apa kamu tetap tinggal di sini mengurus Raka sampai bisa jalan atau carikan dia perawat untuk membantunya.”
“Dokter Fajar bilang kemampuan Raka sudah mencapai 75%. Apa masih perlu dicarikan perawat ?”
“Tentu saja masih perlu. Carikan caretaker laki-laki.”
“Mana mungkin Raka mau. Kalau pergi tugas ke luar kota dengan Bimo, dia tidak pernah mau sekamar.”
“Kalau begitu carikan caretaker perempuan.”
Arumi terdiam, seperti enggan mengiyakan tapi bingung memberikan alasan apa pada Roni.
“Kalau kamu tetap jadi perawatnya, Raka akan curiga kalau aku hanyalah seorang aktor yang kamu sewa untuk berakting jadi suamimu,” ledek Roni sambil terkekeh.
“Tolong beri aku waktu 3 hari sambil mencoba bicara dengan Raka. Siapa tahu dia tidak perlu perawat pribadi karena sudah bisa mandi sendiri. Untuk masalah lain, sudah ada 3 pelayan di sini.
“Aku tidak masalah Ar, semuanya terserah padamu.”
“Kamu memang sepupuku yang penuh pengertian,”
ujar Arumi sambil menoel pipi Roni dan mengedipkan sebelah matanya.
“Kalau begitu sebaiknya aku tinggal di sini juga minimal sampai kamu memutuskan apa yang ingin kamu lakukan pada Raka.”
“Boleh. Aku akan minta pelayan untuk membersihkan kamar yang pernah ditempati Thalia.”
“Apa tidak ada pilihan lain Ar ?” pinta Roni dengan wajah memelas.
Arumi terkekeh, “Maaf tidak ada Ron. Di rumah ini hanya ada 3 kamar tidur.”
“Kalau begitu aku tidur di kamarmu dan kamu pindah ke kamar Thalia. Gimana ?”
“Kenapa bikin repot sih Ron ?” Arumi langsung cemberut. “Kan hanya 3 hari, repot kalau harus memindahkan barang-barangku.”
Tiba-tiba pintu kamar Raka terbuka dan pria itu keluar lagi mendorong kursi rodanya sendiri.
“Aku lupa bilang terima kasih karena kalian sudah mengantarku pulang dan sekarang aku ingin istirahat. Mari aku antar keluar.”
Arumi dan Roni saling menatap dengan wajah bingung dengan sikap Raka yang tiba-tiba mengusir mereka berdua
“Kami berdua tidak akan pergi sampai 3 hari ke depan,” tolak Arumi.
“Siapa yang mengijinkan kalian tinggal di sini ?” Raka mengernyit lalu menyipitkan matanya.
“Mama So…. Hhhmmm maksudku mamanya pak Raka. Beliau minta kami berdua menemani anda sampai 3 hari ke depan.”
Ternyata Raka yang tidak percaya langsung mengambil handphone dari saku celananya dan menghubungi Sofia.
Entah apa jawaban Sofia saat Raka memastikan ucapan Arumi karena pria itu hanya menghela nafas beberapa kali lalu mengakhiri panggilannya.
“Ingat hanya 3 hari ! Setelah itu kalian harus pergi dari sini !”
Arumi menatap Raka dengan tajam. “Baik !”
raka msih shat tp udh d blng mninggal....mndingn blik lg deh kl msih sling cnta,jgn gngsi yg d gdein...
stlh psah,bru mrsa khilangn....cma bs "s'andainya"....tp ingt,dlu kn raka bnci bgt sm arumi....mlah lbh mlih s ulat bulu drpd istrinya....kl skrng mnysal,nkmti aja....😝😝😝
ga sbr nunggu mreka dpt hkumn stimpal....
Arumi msih pduli trnyta....enth krna msh punya prsaan atw krna hti nurani....
bkannya tnggung jwb,mlah kbur...
enk bgt dia bs bbas skian thn,sdngkn kluarga krban mndrta krna khilngn orng2 yg d cntainya......mga dia jg mrasakn skit yg sma....