NovelToon NovelToon
DRAMA SI SANGKURIANG

DRAMA SI SANGKURIANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: gilangboalang

Di tengah hiruk pikuk kota Bandung yang modern, seorang pemuda terjebak dalam cinta yang tidak seharusnya. Ia tak tahu, bahwa wanita yang ia cintai menyimpan masa lalu yang kelam — dan hubungan mereka bukan sekadar kisah cinta biasa, melainkan takdir yang berulang dari masa lampau...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gilangboalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BABAK X: KONFRONTASI DI BAWAH CAHAYA JALANAN ​ADIEGAN 23: PECAHNYA RAHSIA ABADI

​Jalanan sepi di Bandung itu menjadi saksi bisu adegan paling dramatis. Reza, Nahkoda sukses berlumuran darah, terpaku di tempatnya. Nawangsih (Ratih) dan wanita tua penolongnya terhuyung di dekat mobil mewah. Dan Arya, sang ayah, berdiri tegak di antara mereka.

​Nawangsih, yang baru saja lolos dari bahaya besar, menatap Arya. Ia tidak kaget melihat Arya—ia tahu Arya adalah Ayah Reza. Namun, ia kaget dengan waktu kedatangan Arya yang sangat tepat.

​Tiba-tiba, semua ketakutan Nawangsih berubah menjadi amarah. Amarah yang ia pendam selama lima belas tahun karena ditinggalkan.

​Nawangsih melepaskan diri dari wanita tua itu dan berlari ke arah Arya, bukan untuk berlindung, melainkan untuk melampiaskan.

​BUGH!

​Nawangsih melayangkan tangannya, menampar wajah Arya dengan keras. Tamparan itu tak kalah keras dari tamparan yang ia terima dari Reza beberapa detik sebelumnya.

​"BRENGSEK! KAU DATANG HANYA UNTUK MELIHAT ANAKMU SENDIRI MENJADI BINATANG?! KAU LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU, ARYA?!" teriak Nawangsih, air matanya kini bercampur amarah dan kekecewaan.

​Ia memukuli dada Arya dengan tangan gemetar.

​"KAU MENINGGALKANKU SAAT AKU MENGANDUNGNYA! KAU LARI DARI TANGGUNG JAWAB! KAU PIKIR KAU BEBAS? KAU PIKIR KAU BISA MENEMBUS DOSAMU HANYA DENGAN MEMBERINYA UANG DAN PANGKAT?! KAU LIHAT ANAKMU SEKARANG! KAU LIHAT ANAKMU BERUSAHA MEMPERKOSA IBU KANDUNGNYA SENDIRI!"

​Arya tidak membalas. Wajahnya menerima tamparan itu, dan ia membiarkan Nawangsih memukulinya. Ia tahu ia pantas menerima semua itu. Wajahnya yang tegang dipenuhi penyesalan mendalam.

​Reza, yang baru saja sadar dari pukulan balok, melihat adegan itu dan semakin bingung. Ia tahu pria di mobil itu adalah ayahnya, Arya. Tapi mengapa Ayahnya menerima tamparan dari Ratih, wanita yang baru ia kenal beberapa minggu, dan mengapa Ratih memanggil Ayahnya dengan nama depan dan menuduh Ayahnya meninggalkannya?

​Tiba-tiba, Reza kembali sadar. Obsesi dan amarahnya kembali memuncak.

​"AYAH! APA-APAAN INI?! NGAPAIN AYAH DI SINI?! Ratih! Sini kamu! JANGAN COBA-COBA MENGADU PADA AYAH! SINI KAMU!" teriak Reza, berjalan terseok-seok, wajahnya masih berdarah.

​Reza mencoba menyeret Nawangsih menjauh dari Arya. Ia mencengkeram lengan Nawangsih dengan tenaga yang tersisa, menariknya kuat-kuat, bermaksud menyeretnya kembali ke semak-semak.

​Tarikannya begitu kuat hingga sebagian baju Nawangsih robek di bagian bahu, memperlihatkan tanda lahir di pangkal leher yang sama, yang kini disadari oleh semua orang yang hadir—tanda yang sudah dilihat Reza dan Arya.

​Nawangsih berteriak.

​"TOLONG AKU, ARYA! AKU MOHON! DIA ANAKMU! AKU TAKUT DIA MEMPERKOSAKU! DIA HARUS TAHU AKU INI IBUUUUNYA!"

​Teriakan putus asa Nawangsih dan baju yang robek itu sudah cukup bagi Arya. Refleks seorang ayah yang ingin melindungi wanitanya dan anaknya meledak.

​Arya segera melepaskan genggaman Reza dari Nawangsih dengan kasar.

​Tangan Arya mencengkeram pergelangan tangan Reza, tarikan kuat sang Chief Officer.

​"LEPASKAN DIA, REZA! HENTIKAN KEGILAAN INI! DIA TIDAK BISA KAU SAKITI! DIA TIDAK BISA KAU SENTUH! DIA... DIA IBU KANDUNGMU!" bentak Arya, suaranya menggelegar, penuh otoritas yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya kepada putranya.

​Arya, yang biasanya tenang, kini terlihat seperti badai.

​Reza terhenyak. Ia memandangi tangannya yang kini dilepaskan paksa oleh Ayahnya. Amarahnya seketika tergantikan kebingungan total.

​"APA?! IBU?! Ayah gila?! Ini Ratih! Ini wanita yang aku cintai! Dia mau menikah denganku! Ayah jangan percaya dia! Dia berbohong karena dia mau membatalkan pernikahan! Dia licik! Dia bilang dia Nawangsih, tapi itu akal-akalan dia saja!" raung Reza, menunjuk ke arah Nawangsih dengan jijik.

​"CUKUP, REZA! ARYA MENGGERAM. "DIA TIDAK BERBOHONG! DIA ADALAH NAWANGSIH! DAN DIA ADALAH IBU KANDUNGMU! WANITA YANG KAU CINTAI, YANG KAU PAKSA KAWIN, YANG KAU USAHAHAKAN PERKOSA, ADALAH IBU KANDUNGMU SENDIRI!"

​Arya menunjuk ke wajah Nawangsih yang awet muda, lalu menunjuk tanda lahir di leher putranya.

​"KAU PIKIR KENAPA WAJAHNYA TIDAK PERNAH MENUA?! ITU KUTUKAN! KUTUKAN KARENA KAU LAHIR! KUTUKAN KARENA KEBERADAANMU! DIA TERPAKSA MENYAMAR SEBAGAI RATIH UNTUK LARI DARI MASA LALU! DAN KAU... KAU DATANG DAN MENCINTAI IBU KANDUNGMU SENDIRI!"

​Reza menggelengkan kepalanya, keras-keras. Kebenaran itu terlalu absurd, terlalu menjijikkan untuk diterima oleh logikanya yang telah ditempa oleh disiplin militer.

​"AKU TIDAK PERCAYA! INI AKAL-AKALAN DIA! DIA CUMA TAKUT! DIA CUMA TAKUT AKU TAHU DIA MISKIN! DIA BERMAIN DRAMA DENGAN AYAH!" Reza maju selangkah, menatap Arya dengan tatapan penuh pengkhianatan.

​"Ayah bohong! Aku sudah mencarinya! Ibuku menghilang! Ibu tidak mungkin semuda ini! Tidak mungkin aku jatuh cinta pada ibuku sendiri!"

​Reza menatap Nawangsih, matanya kini penuh kebencian.

​"Kamu wanita licik! Kamu menggunakan cerita ini untuk menghancurkanku! Aku akan membunuhmu!"

​Nawangsih hanya menangis, tidak sanggup berkata-kata lagi. Ia sudah mengungkapkan semuanya, tetapi putranya menolak kebenaran itu.

​Arya tahu, kata-kata saja tidak akan berhasil. Ia harus menyelamatkan putranya dari kegilaan ini.

​"Reza! Kita pergi dari sini! Sekarang! Kita akan kembali ke Jakarta! Ayah akan jelaskan semuanya! JANGAN PERNAH DEKATI DIA LAGI!" perintah Arya, mencengkeram lengan putranya dan menariknya paksa menuju mobil.

​Reza melawan dengan sekuat tenaga, tetapi pukulan balok tadi membuatnya lemah. Ia diseret oleh Ayahnya, matanya masih menatap tajam ke arah Nawangsih.

​Di tengah kekacauan itu, Nawangsih (Ratih) hanya bisa merosot di tanah, menangis histeris, menatap putranya yang diseret menjauh oleh pria yang meninggalkannya. Takdir telah mempermainkannya dengan cara yang paling kejam.

1
Agustina Fauzan
baguuus
gilangsaputra
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!