NovelToon NovelToon
Jodohku Tetanggaku

Jodohku Tetanggaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Ayudia Larasati, gadis cantik yang sudah berkali - kali gagal mendapatkan pekerjaan itu, memilih pindah ke desa tempat kelahiran ibunya setelah mendapatkan kabar kalau di sana sedang ada banyak lowongan pekerjaan dengan posisi yang lumayan.
Selain itu, alasan lain kepindahannya adalah karena ingin menghindari mantan kekasihnya yang toxic dan playing victim.
Di sana, ia bertemu dengan seorang pria yang delapan tahun lebih tua darinya bernama Dimas Aryaseno. Pria tampan yang terkenal sebagai pangeran desa. Parasnya memang tampan, namun ia adalah orang yang cukup dingin dan pendiam pada lawan jenis, hingga di kira ia adalah pria 'belok'.
Rumah nenek Laras yang bersebelahan dengan rumah Dimas, membuat mereka cukup sering berinteraksi hingga hubungan mereka pun semakin dekat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Lain Dari Yang Lain

"Alhamdulillah." Kata Laras sambil meregangkan tubuhnya saat ia sudah menyelesaikan semua pendaftaran.

"Sudah?" Tanya Dimas yang melirik singkat ke arah Laras.

"Sudah. Makasih laptop dan bantuannya ya, mas." Kata Laras yang di jawab anggukan oleh Dimas.

Ia kemudian mematikan laptop milik Dimas dan beranjak duduk di sofa, tepatnya di sebelah Dimas.

Laras meraih botol minumnya dan kembali meminum minuman itu sambil melirik ke arah Dimas yang tampak serius bekerja.

"Mas itu apa? Mas design rumah juga?" Celetuk Laras yang penasaran.

Dimas pun melirik gadis di sebelahnya kemudian sedikit menggeser tab nya agar Laras bisa melihat apa yang sedang ia kerjakan.

"Cuma membuat visualisasi hasil rancangan arsitek aja." Jawab Dimas.

"Wiih, keren gambarnya!." Kata Laras yang tampak antusias.

"Mas lulusan desain grafis?" Tanya Laras yang di jawab anggukan oleh Dimas.

"Hari ini aku bisa anter ke tempat service laptop." Kata Dimas.

"Serius? Makasih ya mas." Kata Laras yang tersenyum senang.

Dimas yang melihat senyuman Laras itu pun ikut tersenyum tipis sambil mengalihkan pandangannya.

"Yasudah, aku pulang dulu, mas. Mau siap - siap." Kata Laras yang kembali di jawab anggukan oleh Dimas.

Sepertinya ia yang banyak bicara ini harus sabar jika bicara pada pria tampan di depannya yang sangat irit bicara.

"Untung ganteng, baik juga. Padahal ngomong banyak juga gak di suruh bayar. Fix sih, kalo ada lomba bicara terhemat, mas Dimas pasti juara satu se desa." Batin Laras merasa gemas pada kehematan kata - kata yang keluar dari mulut Dimas.

"Bude dimana ya, mas? Mau pamitan." Kata Laras yang celingukan.

"Masuk aja, biasanya lagi nonton tv." Jawab Dimas tanpa mengalihkan pandangan dari tabnya.

"Ya Allah, di anterin kek, gak peka banget. Masak tamu baru sekali berkunjung, suruh celingukan nyari tuan rumahnya di rumah segede ini." Gerutu Laras dalam hati sambil melirik Dimas yang malah menyalakan sebatang rokok.

Laras pun akhirnya masuk kedalam rumah Dimas dan menuju ke suara tv yang sedang menyala. Benar saja, di sana ia menemukan bu Asih yang sedang menonton ftv.

Laras segera menghampiri dan berpamitan pada wanita paruh baya itu. Tak lupa ia juga mengucapkan terima kasih pada bu Asih.

"Mas, aku pulang dulu." Pamit Laras.

"Hm. Chat aja kalau udah siap." Jawab Dimas yang mengarahkan rokoknya ke bawah.

"Lah, aku kan gak punya nomer hape mas." Kata Laras yang masih berdiri di depan Dimas.

Dimas kemudian meraih ponselnya dan memberikan pada Laras setelah ia menghidupkan ponselnya.

"Ketik nomor hape kamu." Titah Dimas.

Laras pun menurut dan meraih ponsel dari tangan Dimas. Namun ia tak sengaja menekan tombol off ponsel itu, sehingga ponselnya mati. Saat ia menyalakannya lagi, ternyata ponsel itu memiliki kunci pola.

"Maaf mas, tadi kepencet. Ini kekunci." Kata Laras yang cengar cengir sembari menunjukkan layar ponsel pada Dimas.

"Huruf d besar dimulai dari kanan." Jawab Dimas santai yang justru membuat Laras terkejut.

"Ni orang emangnya gak takut ngasih tau pola kuncinya ke orang lain? Kalo aku macem - macem gimana coba?" Batin Laras yang membuatnya bengong.

"Sudah?" Suara Dimas menyadarkannya.

"Eh, iya bentar." Jawab Laras yang langsung membuka ponsel Dimas dan menyimpan nomor ponselnya.

"Ini mas. Aku pulang, ya." Laras mengembalikan ponsel Dimas setelah mengetikkan nomor ponselnya.

"Iya." Jawab Dimas sambil meraih ponselnya. Ia tampak mengotak atik ponsel itu, sebelum meletakkannya kembali.

...****************...

"Ti, Laras pergi dulu sama mas Dimas." Pamit Laras pada Utinya.

"Iyo, ati - ati yo nduk, le. Uti titip Laras, yo Dim." Kata Uti.

"Njih, in syaa Allah. Pamit njih, ti, Assalamu'alaikum. (Iya, in syaa Allah. Pamit ya, ti, Assalamualaikum)." Pamit Dimas sembari menyalami Uti.

"Waalaikumsalam." Jawab Uti.

Laras mengekori Dimas yang sudah lebih dulu keluar dari rumah.

"Pakai ini." Dimas memberikan helm pada Laras.

"Emang jauh, mas?" Tanya Laras sembari memakai helm.

"Hampir satu jam perjalanan." Jawab Dimas.

Laras mengangguk mengerti kemudian segera naik ke motor setelah Dimas mengulurkan tangannya. Keduanya pun segera berangkat karena hari sudah semakin siang.

Tak seperti yang lalu, perjalanan kali ini Laras lebih banyak berceloteh walaupun hanya di beri jawaban pendek atau sekedar anggukan dan gelengan.

Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, mereka berdua akhirnya sampai di sebuah toko komputer yang besar. Tak hanya menjual berbagai macam komputer, laptop dan aksesori, toko ini juga membuka jasa service.

Laras segera turun dari motor setelah Dimas memarkirkan motornya. Seperti biasa, ia berpegangan pada bahu Dimas saat turun dari motor sport milik Dimas.

"Gak bisa?" Tanya Dimas yang melihat Laras kesulitan membuka pengunci helm.

"Nyangkut deh kayaknya, mas. Susah banget." Keluh Laras.

"Sini." Dimas yang masih duduk bersandar di motornya, membantu Laras melepas helmnya.

"Lihat ke atas, Ay." Titah Dimas yang justru membuat Laras bengong.

"Gimana, mas?" Tanya Laras.

"Ndongak." Dimas mengulangi ucapannya sembari memeragakan apa yang ia maksud.

"Bukan, mas tadi panggil aku apa?" Tanya Laras sambil mendongak, sementara Dimas membantu melepas pengunci helm yang ternyata benar - benar tersangkut.

Dimas terdiam tak memberi jawaban. Laras berfikir kalau Dimas tadi hanya salah sebut. Namun, ia salah, tak berselang lama, Dimas menjawab pertanyaannya.

"Ay. Kenapa?" Tanya Dimas.

"Belum pernah ada yang manggil namaku gitu." Jawab Laras.

"Namamu Ayudia Larasati, kan? Salah kalo aku panggil Ay?" Tanya Dimas yang membuat Laras tercengang.

"Irit ngomong, tapi sekalinya ngomong agak panjang, gak bisa di bantah." Batin Laras.

"Gak salah sih, cuma kedengerannya tuh asing aja. Biasanya orang - orang manggilnya Yu atau Ayu sekalian." Jawab Laras tak mau kalah.

"Biasakan aja." Kata Dimas yang kemudian berhasil melepas pengunci helm.

"Terserah mas aja lah. Aku cuma takut orang yang denger bisa salah paham." Ujar Laras kemudian.

"Urusan mereka kalau salah paham." Jawab Dimas santai sambil melepas jaketnya.

"Terus, kalo misal aku jadi baper karna di panggil kayak gitu, gimana?." Tanya Laras.

"Gitu aja baper. Tak gawe baper tenanan, gelem? (Aku bikin baper beneran mau?)." Tawar Dimas yang hanya di jawab cebikan oleh Laras.

Setelahnya, mereka berdua masuk kedalam toko yang ternyata milik teman Dimas. Dengan entengnya, Dimas meminta pada temannya itu untuk mendahulukan pengerjaan laptop milik Laras.

Setelahnya, Dimas asyik mengobrol dengan temannya sambil menunggu informasi dari pegawai bagian service. Sementara Laras hanya mendengarkan sembari sesekali memainkan ponselnya.

Dari apa yang dia dengar, ternyata memang begitulah gaya bicara Dimas. Lebih baik dia bicara irit dari pada sedikit panjang tapi nyelekit.

"Katanya bisa jadi hari ini. Tapi perlu nunggu sekitar dua jam. Mau nunggu di sini atau mau jalan - jalan, Ay?" Tanya Dimas.

"Aku terserah mas aja." Jawab Laras.

Lagi pula, ia sungkan jika meminta Dimas mengantarnya jalan - jalan. Walaupun sebenarnya dia memang ingin melihat - lihat Kabupaten.

"Lah jare uduk cewekmu, cok! Ngono leh mu nyeluk Ay Ay mbarang. (Lah katanya bukan pacarmu. Gitu kamu manggilnya Ay Ay segala.)" Cicit teman Dimas.

"Jenenge ngono. (Namanya gitu)." Jawab Dimas.

"Bocah nak menengan ki moduse ngeri! (Anak kalau pendiam tuh modusnya serem!)" Gelak teman Dimas yang tak di tanggapi oleh Dimas.

"Ati - Ati, mbak. Orang ini kalau sudah menjerat, bikin gagal move on. Sudah beberapa kasusnya, mantannya pada gagal move on!" Kekeh teman Dimas yang memperingatkan Laras.

"Lambemu! (Mulutmu!)." Kata Dimas pada temannya.

"Ayo Ay, nanti otakmu di cuci dia." Ajak Dimas yang beranjak. Laras pun menurut dan ikut beranjak bersama Dimas.

"Pergi dulu, mas." Pamit Laras pada si pemilik toko.

"Arep tok jak nangdi Dim, tonggomu? (Mau kamu ajak kemana Dim, tetanggamu?)" Tanya teman Dimas.

"Kencan!" Jawab Dimas yang terdengar asal, tapi mampu membuat pipi Laras memerah.

"Segawon tenan bocah iki. (Memang guguk anak ini). Ati - ati, mbak, jangan mau di modusin om - om kesepian itu." Gurau teman Dimas sambil tertawa.

"Gak usah di dengerin." Lirih Dimas sembari mendorong pelan bahu Laras agar berjalan keluar toko.

Tingkah Dimas yang seperti itu, nyatanya langsung membuat pipi Laras kembali memanas.

"Sial! Dibikin baper beneran sama om - om satu ini." Batin Laras yang berusaha menyembunyikan wajahnya yang merona.

1
Nur Wakidah
aku sg moco melu kesemsem karo guya guyu dewe ☺️☺️☺️
Sari Nande16
q seng Moco Yo kesem sem 🤣🤣
Yulay Yuli
selalu kesemsem dengan perlakuan Dimas, berasa aku yg digituin 😅😀
Dewi kunti
ojo sue2 ay mengko Ndak gur njagani jodoh nya org,sat set ngunu lho
Sari Nande16
uluh2 mas Dimas 🥰🥰
Yulay Yuli
mauuuu..... mau.... 😘😁
Yulay Yuli
lemes ya dipanggil sayang sama Ay 😂😂😂
ayu rahma
ahh dimass so sweeett,, 🥰🥰
Bungatiem
ih gemes
Yulay Yuli
udh buruan halalin thour
Dewi kunti
biasanya tambah LG up nya
Bungatiem
double upda ya Thor
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
Bungatiem
Thor ko novel rahasia pasangku ga pernah update?? padahal bagus juga lo cerita nya 😞
Faqisa Sakila
Dri cinta ugal2an pak kades sama crita ini jd novel favorit bnget ,,
update trus y kk..
sk bngt ma critany
Dewi kunti
ra usah cemburu
Dedes
makane gek endang dicencang mas 😂
Nur Wakidah
nah mas Dim , , , Hadooohhh kan kedisek an Gus Farid 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
mas Dimas isok misoh yoan 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
awas ketikung MAS DIM , , , 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!