Spin off : Scandal Kakak Ipar
Tentang takdir yang memisahkan dua hati. Yang harus merubah hati untuk pasangan mereka yang baru. Tapi di balik itu semua Sasha bersyukur karena sifat Leo yang ternyata obsesif dan impulsif kepada dirinya, Sasha nekat menyerahkan tubuhnya pada pria lain karena Leo ingin memperkosanya karena Sasha tidak ingin menjadi perebut suami orang, sedangkan Sophia istri hasil perjodohan harus menelan pil pahit tepat setelah melakukan malam pertama. Leo menyatakan hanya mencintai Sasha yang sekarang sudah berstatus mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chariz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
"Maaf lama" Sasha meletakkan barang belanjaan di atas meja mini bar di dapur apartemen nya.
"Tidak, makanan nya baru tiba. Ayo makan selagi hangat"
"Iya" Sasha menghampiri Leo yang tengah duduk di atas karpet bulu.
Keduanya makan dengan tenang, sesekali Sasha diam-diam melirik ke arah Leo. Ia ingin menanyakan tentang pernikahan, namun belum mendapatkan waktu yang tepat.
"Kamu hidup dengan baik disini, honey" Leo melihat sekeliling apartemen yang luas dilengkapi perabotan yang mewah.
"Ya begitulah"
"Mungkin kamu juga sudah melupakan ku?"
"Kakak masih mengisi hati ini, tapi aku tidak mau menjadi seorang perebut"
"Maksudnya?" Leo menaikkan sebelah alisnya.
"Aku tahu kakak sudah menikah, sebaiknya kita menjaga jarak" ucap Sasha dengan tatapan sendu.
"Bilang sekali lagi!" Leo semakin mendekat kemudian mencengkram dagu Sasha dengan kuat.
"Lepas kak, sakit" cicit Sasha.
"Aku ingin hubungan kita kembali seperti biasa, kamu tetap pemenangnya honey" Leo mencium bibir Sasha, ia mencoba memasukkan lidahnya namun Sasha merapat kan bibir nya dengan cukup kuat.
"Kenapa?" sentak Leo.
"Aku tidak bisa kak"
"Heh sekarang kamu bisa bilang begitu, tidak ingat bahwa kamu suka sekali saat aku mencumbu setiap lekuk bibir mu ini" Leo menarik tubuh Sasha kemudian menjatuhkan nya di atas sofa.
"Tolong lepas kak" Sasha sekuat tenaga keluar dari cengkeraman Leo yang sepertinya ingin meruda paksa dirinya.
"Ayo kita nikmati malam ini, honey" tangan Leo mulai bergerilya di atas tubuh milik Sasha.
"Jangan!" teriak Sasha dengan nafas terengah.
"Tenanglah, kamu akan suka" ucap Leo dengan tersenyum miring.
"Dasar psikopat!"
"Hahaha, aku menjadi gila karena mu" Leo membuka gesper celananya.
Dug. Dengan sekuat tenaga Sasha menendang bagian pusaka milik Leo.
"Aww" Leo berteriak kesakitan kemudian menampar pipi Sasha dengan cukup keras, hingga meninggalkan jejak merah disana.
Sasha menangis, bukan karena rasa sakit di pipinya tetapi ia menyesal mengapa dulu bisa menyukai pria gila di hadapan nya.
"Maaf honey" tiba-tiba Leo sadar dengan perbuatan nya.
Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, Sasha berlari menuju pintu keluar namun Leo dengan mudah bisa menangkapnya kembali.
"Mau kemana?"
"Lepas kak" Sasha meronta dengan tenaga yang masih ada.
"Kita belum bersenang-senang, honey"
Sasha langsung mengigit pergelangan tangan Leo hingga mengeluarkan darah, saat ia tengah kesakitan Sasha segera keluar dari apartemen nya dan segera mengunci pintu dari arah luar.
Sasha meluruhkan tubuhnya di bawah pintu, ia menangis dengan keras.
"Kak Edric" lirih Sasha.
Pintu bergetar, di dalam Leo mungkin mencoba mendobrak pintu dari dalam, untung saja apartemen disini sudah di desain kedap udara.
Sasha bangkit berdiri, kemudian perlahan melangkah menuju lift.
Ting. Pintu lift terbuka, Sasha keluar dan langsung menuju lobi apartemen.
"Sasha" panggil Adhyaksa, ia tahu nama gadis di depan nya saat mendengar Selena memanggilnya.
Sasha menoleh, kemudian berlari memeluk Adhyaksa.
"Hei kamu kenapa? Tenanglah" Adhyaksa menepuk-nepuk bahu Sasha dengan pelan.
"Bawa saya dari sini pak, kemana pun terserah" Sasha merapatkan pelukan nya.
Adhyaksa menghela nafas, menatap iba dengan keadaan Sasha yang terlihat berantakan.
"Ayo ikut saya" Adhyaksa membawa Sasha ke ruangan kerja milik nya yang berada di apartemen ini, ya selain dosen di universitas milik keluarga nya ia juga salah satu pemilik apartemen ini.
"Duduk lah"
Sasha menggeleng, tidak ingin melepaskan pelukan nya.
"Baiklah kita duduk berdua" Adhyaksa ikut duduk di samping Sasha.
Adhyaksa berusaha menerka apa yang sudah di alami oleh gadis di hadapan nya ini.