NovelToon NovelToon
SERENA (Aku Ingin Bahagia)

SERENA (Aku Ingin Bahagia)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Guru Jahat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nita03

Doa Serena setiap waktunya hanya ingin bahagia, apakah Serena akan merasakan kebahagiaan yang dia impikan? atau malah hidupnya selalu di bawah tekanan dan di banjiri air mata setiap harinya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Halaman Sembilan

***

Hariz sudah memutuskan untuk pindah ke perusahaan Papanya, Kemarin Hafiz tidak masuk kerja karena ada acara keluarga sekaligus ia membahas soal kepindahan nya dengan Para orang tua.

Hafiz juga memberitahu soal dirinya yang ingin membawa Serena pindah, Om nya. Pak Andre sempat melarang, karena Cara kerja Serena cukup bagus.

Hafiz terus memohon, dan akhirnya Pak Andre mau melepaskan Serena.dan gara-gara membahas Serena, Bu Farhana jadi ingin tahu bahkan sampai meminta Hafiz untuk membawanya Makan malam di Rumah.

Tapi Hafiz tidak berjanji, karena ia yakin pasti Serena akan menolak apalagi mereka tidak ada hubungan apa-apa selain teman kerja.

Dan hari ini mungkin haru terakhir Hafiz bekerja di kantor Om nya, dan untuk bekerja di perusahaan Papanya juga tidak langsung besok, tapi anti di hari Senin.

.

Hafiz baru saja sampai di kantor, seperti biasa Serena sudah datang. Dan terlihat Dirga juga ada tapi mereka tidak ada yang berbicara.

Hafiz menjadi meja kerja Serena, "Selamat Pagi serena.”

Serena mendongkakkan kepalanya menatap Hafiz yang tengah tersenyum kepadanya, Serena membalas dengan senyuman tipis nya. “Selamat Pagi Juga Mas Hafiz.”

 “Kata Om Andre hari ini keputusan nya, tapi kamu tenang saja. Om Andre sudah setuju kok kamu ikut pindah sama Mas.” Ucap Hafiz.

“Tapi Nggak akan di minta uang penalti kan Mas? Kan aku kerjanya nggak sampai habis kontrak.” Tanya Serena.

“Soal itu Aman, walaupun di perjanjian nya ada yang begitu. tapi untuk kamu di bebaskan, kan ada orang dalam masa harus bayar penalti.”

“Loh iya aku baru ngeh, jadi Mas Hafiz ini keponakan nya Pak Andre?”

Hafiz terkekeh, “Iya, tapi ada sebagian yang tahu. Memang kamu nggak ngeh gitu nama belakang nya kan sama?”

Serena menggelengkan kepalanya, “Awalnya sempat curiga, soalnya namanya belakang nya Anggara. tapi kalau di pikir-pikir banyak kok yang namanya sama.”

“Nanti kerjanya langsung hari besok atau gimana, Mas?” Tanya Serena.

“Hari ini kan baru hari kamis, jadi besok kamu sudah nggak kerja disini lagi. ada waktu beberapa hari untuk kamu istirahat, mulai kerjanya nanti hari Senin, Nanti Mas jemput di kontrakan. jangan nolak.” jawab Hafiz.

Tanpa mereka sadari, Dirga dari tadi mendengar perbincangan mereka berdua.

“Serena juga mau ikut pindah kerja? Apa karena gara-gara Gue?” ucap Dirga dalam Hatinya.

Sebenarnya Dirga juga sebentar lagi akan habis kontrak kerja, dan rencana nya ia tidak akan memperpanjang masa kerjanya.

Dirga akan ikut kerja dengan saudaranya di Surabaya, soal tunangan nya dengan Clara sudah ia urus dan di batalkan. Walaupun Clara nya menolak dan ingin melanjutkan nya.

.

Siangnya, Serena kembali di panggil Pihak HR. Dan ternyata panggilan tersebut membahas soal Serena boleh berhenti tanpa harus membayar uang penalti.

Rekan-rekan satu tim nya tentu mendengar kabar tersebut, ada yang senang ada juga yang tidak.

Serena sih sudah yakin dengan reaksi Mereka, dan yang paling banyak tentunya yang tidak senang.

“Sudah biasa, yang penting aku nggak ganggu hidup mereka.” Gumam nya.

Kadang kalau ada yang tiba-tiba baik, itu bukan berarti benar-benar baik. Tapi ada maunya.

Serena sudah tahu bagaimana sifat mereka, orang-orang bermuka dua. dan Serena selalu menghindari interaksi dengan mereka semua.

.

Sore itu, saat Serena sedang membereskan beberapa dokumen dan merapikan meja kerjanya untuk terakhir kalinya, ponselnya kembali berbunyi. Sebuah pesan dari tetangganya di kompleks rumah lama muncul di layar.

"Ren, kamu udah tahu belum? Hari Minggu nanti Vina mau nikah sama Rama. Katanya sih buru-buru biar nggak makin jadi omongan tetangga."

Serena memandangi pesan itu lama. Ada rasa kaget, tapi juga tidak terlalu terkejut. Ia sudah menduga keluarga Paman Reza akan bertindak cepat demi menyelamatkan nama baik mereka. Tapi entah kenapa, hatinya tetap terasa sesak.

Ia menghela napas dan meletakkan ponselnya di meja. Meskipun dirinya sudah tidak lagi tinggal di rumah itu, bayang-bayang masa lalu masih sering datang tanpa diundang.

Namun satu hal yang ia sadari—hidupnya kini bergerak ke arah yang berbeda. Dan ia harus tetap melangkah ke depan, tak peduli seberapa banyak masa lalu mencoba menariknya kembali.

Hafiz mendekat, ia sudah rapi akan pulang. Dan rencananya mereka akan pulang bersama.

"Dari tadi melamun, baca apa, Ren?"

"Pesan dari tetangga. Vina, sepupu aku mau nikah Minggu ini."

“Kamu mau datang?” Tanya Hafiz, ia belum tahu soal sepupu Serena yang Hamil lebih dulu itu.

Serena menggeleng pelan. "Sepertinya aku nggak datang, lagian aku juga nggak di undang sama mereka.”

Hafiz menepuk bahu Serena pelan. "Yang penting sekarang kamu jaga dirimu. Fokus sama masa depanmu. Nggak Papa Mereka tidak menganggap kamu keluar lagi.”

Serena tersenyum tipis. Sore itu, ia kembali menguatkan dirinya. Masa lalunya mungkin penuh luka, tapi masa depan masih bisa ia tulis ulang—dengan tangan dan pilihannya sendiri.

“Sudah selesai kan beres-beres nya?yuk pulang.” Hafiz berjalan lebih dulu dan di susul oleh Serena.

.

Hafiz pulang ke Rumah Orang tuanya, Bukan kemauan nya sebenarnya. Bu Farhana yang memaksa nya pulang.

“Bang Hafiz kenapa nggak tinggal disini aja sih?” Tanya Hafizah. Adik perempuan satu-satunya, baru berusia 11 tahun. kelas 6 SD.

“Soalnya jauh ke tempat kerja Abang.” Jawab Hafiz.

“Nah karena sekarang udah mau kerja sama Papa, berarti kamu harus pindah lagi kesini. Kan jaraknya nggak begitu jauh.” Bu Farhana datang dang bergabung dengan mereka di ruangan tengah.

“Nanti Abang pikir-pikir lagi.”

“Serena gimana?” Tanya Bu Farhana.

“Ya nggak gimana-gimana, Senin nanti udah pindah kerja.” Jawab Hafiz.

“Pacar Abang?”tanya Hafizah.

“Bukan, teman kerja.”

“Mama pengen ketemu, siapa tahu cocok jadi mantu.” kekeh Bu Farhana.

“Bukannya Mama pengen punya besan biar bisa diajak shoping bareng? Kalau Mama tahu siapa Serena pasti Mama nggak akan setuju.” Ucap Hafiz.

“Maksudnya?” Tanya Bu Farhana.

“Yatim piatu, tinggal sama Paman Bibi nya. Tapi Sekarang sudah keluar dari rumah Paman nya karena disana juga sepertinya sering di suruh beres-beres rumah, pernah waktu itu pas nganter pulang. Bibi nya langsung marah terus nampar Serena, katanya Paginya serena nggak nyapu sama ngepel, terus cucian Juga nggak di cuci.”

"Sebenarnya kalau setiap pagi di perhatiin wajah sama tangannya, suka pada lebam.” Lanjut Hafiz.

Bu Farhana terdiam, melihat Mama Diam. Hafiz menghela nafas nya, ia berdiri dan pamit ke kamar karena mau istirahat.

1
Yuni Ngsih
Duh Author ada orang yg ky gtu pdhal masih klwrga ,hrsnya membimbingnya bkn memarahinya cerita kamu bafu nongol bikin ku marah & kezel Thor ,kmu sih yg bikin ceritra bgs banget jd yg baca kbw emozi ....he....lanjut tetap semangat
Nita: terima kasih kak, udah mampir.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!