Farrah, gadis desa yang lugu, berhasil menaklukkan hati seorang Mafia kejam bernama Martin.
Kisah cinta mereka berawal ketika Martin tidak sengaja melihat Farrah menangis histeris di bandara, ia dipaksa ikut dengan seorang pria paruh baya sebagai ganti hutang ayahnya yang tidak bisa dibayar.
Meskipun saling mencintai, namun masalah besar yang dihadapi oleh Martin menjadi kendala dalam hubungan mereka.
Baca selengkapnya di novel ini >>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jasmoone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke Bali
Mendengar teriakan itu, lelaki yang diduga suami Farrah tampak panik dan segera berlari menuju sumber suara.
Bagas merasa itu adalah kesempatan baginya untuk menyampaikan banyak hal tentang Martin pada Farrah.
" Farrah, dengarin aku, aku memang belum pernah bertemu kamu sebelumnya tapi aku yakin kamu adalah Farrah yang kami cari, Farrah pemilik KTP ini. " Ujar Bagas seraya menunjukan kembali KTP atas nama Farrah Malika itu.
" Iya Farrah, kami yakin kamu adalah Farrah yang dikenalin Martin ke kita-kita via video call waktu itu, kenapa waktu itu Martin kenalin kamu ke kita-kita?, karena dia tahu akan datang hari di mana dia tidak bisa berada di sampingmu. " Ujar rekan yang lainnya dengan nada serius.
" Betul Farrah, kau harus tahu satu hal, Martin tidak akan memperkenalkan seseorang pada orang terdekatnya jika orang itu tidak penting baginya. " Sambar rekan yang lainnya lagi.
Farrah tampak tertegun seperti memikirkan sesuatu, dengan muka tampak memerah ia berkata " berapa kali aku harus bilang bahwa aku tidak mengenal Martin. " Ucap Farrah dengan wajah sedikit tertekan.
" Farrah kau harus " Bagas seperti ingin mengatakan sesuatu lagi pada Farrah, namun lelaki yang diduga saumi Farrah itu tiba-tiba datang.
" Kalian mau keluar dari rumah ini sendiri atau mau dijemput polisi??" tanya lelaki yang diduga suami Farrah itu dengan nada tinggi.
Bagas menangkap ekspresi panik dan sorot mata seperti menyembunyikan sesuatu di wajah lelaki yang diduga suami Farrah itu.
Meskipun keberadaan mereka terancam namun Bagas enggan meninggalkan rumah itu, hati kecilnya mengatakan bahwa wanita yang mirip Farrah di rumah itu memang benar Farrah kekasih sahabatnya.
Segala cara telah ia coba untuk tetap tinggal di rumah itu, namun lelaki yang diduga suami Farrah itu tetap menolaknya dan melaporkan Bagas dan rekan-rekannya ke polisi.
Tak lama kemudian, polisi pun datang, seketika wajah lelaki yang diduga suami Farrah itu tampak senang.
Beberapa polisi akhirnya menangkap Bagas dan rekan-rekannya itu, namun seorang polisi tampak melepaskan Bagas ketika ia melihat kalung yang dipakai oleh Bagas.
Polisi itu pun memberitahu rekan-rekannya untuk melepaskan yang lain, Bagas dan rekan-rekannya pun akhirnya tidak jadi ditangkap.
Hal itu sontak membuat lelaki yang diduga suami Farrah itu terkejut, ia pun bertanya pada polisi.
" Ada apa Pak?, kenapa dilepaskan? " tanya lelaki itu heran.
Namun polisi tidak menjawab, beberapa orang polisi itu pun kemudian pergi.
" Lelaki yang diduga suami Farrah itu terlihat semakin panik, ia tampak berjalan ke arah pintu dan menelpon seseorang.
...***...
Sementara di Jakarta, Martin tengah dibingungkan dengan fakta-fakta yang ia lihat.
Namun ia mencoba mengabaikan hal itu, Martin tidak ingin hal itu mengganggu pikirannya.
Singkat cerita, tiga hari kemudian, karena kondisinya sudah sangat baik, dokter akhirnya memperbolehkan Ibunya Martin untuk pulang.
Setelah mengurus pembayaran, Martin, Anna, dan rekan-rekannya membawa sang Ibu pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, Martin memasak sup kesukaan sang Ibu yaitu sup ceker ayam.
Beberapa saat kemudian, sup ceker ayam itu pun selesai dimasak, dengan hati-hati Martin membawa sup ceker ayam itu pada Ibunya.
" Ada sup kesukaan Mama nih, " Ujar Martin seraya meletakkan semangkok sup ceker ayam ke meja di depan Ibunya.
" Hmmmm, aroma jahenya seger banget kak " Ucap Anna memuji sup masakan kakaknya itu.
Perpaduan aroma segar jahe dan kaldu ayam yang khas membuat Anna tak tahan ingin mencobanya, ia pun akhirnya mengambil satu ceker di mangkok sang Ibu.
" Hmmm?, aduhhh enggak kuat, cicip satu ya, Ma. " Ujar Anna seraya mengambil satu ceker ayam dari mangkok sang Ibu.
Ibunya pun menganggukkan kepala tanda setuju, Anna tampak sangat menikmati sup masakan kakaknya itu.
" Hmmmm, nyumy... Nyumy. " Ucap Anna sambil menggigit ceker ayam itu.
Tingkah lucu Anna itu pun tak sengaja tertangkap oleh salah satu rekan Martin, yang kebetulan ada di ruangan itu juga.
" Eiiii, katanya mau diet nih, hehe. " Goda salah satu rekan Martin sambil tersenyum.
" Sebiji doang kak, enggak banyak kok, hihi. " Balas Anna sambil tertawa kecil.
Anna tiba-tiba tertegun seperti memikirkan sesuatu, ia tampak beberapa kali menatap sang Ibu.
" Ada apa dik, kok lihat Mama gitu amat? " tanya Ibunya Martin yang tak sengaja melihat sang putri menatapnya.
" Ummm..., Ma, a, anu..., om yang nyamperin Mama di rumah sakit kemarin siapa sebenarnya?, kok dia nangis gitu lihat Mama? " tanya Anna penuh selidik.
" Mama kan sudah bilang, om itu teman lama Mama. " Jawab sang Ibu sambil tersenyum.
Dengan wajah penuh curiga Anna menatap sang Ibu, " cuma teman doang?, enggak lebih? " tanya Anna lagi.
" Iya, sayang. om Jarwo itu teman Mama waktu kuliah dulu, dia senior Mama di kampus. " Ujar Ibunya Martin sambil tersenyum namun matanya seperti menyembunyikan sesuatu.
" Mama memang lebih tua dari aku tapi aku juga bukan anak kecil lagi kali Ma! " gumam Anna dalam hati yang merasa bahwa Ibunya tidak mengatakan yang sebenarnya.
" Ummmm.. " Anna tampak seperti ingin mengatakan sesuatu namun ia mengurungkannya ketika mendapati sang kakak tiba-tiba muncul dari arah dapur membawa segelas air.
" Ma, minum obat dulu ya. " Ucap Martin seraya meletakkan segelas air dan beberapa obat ke depan Ibunya.
" iya, tapi dua menit lagi ya. " Jawab sang Ibu seraya menyandarkan kepalanya ke sofa.
...***...
Singkat cerita, setelah beberapa hari di rumah dan melihat kondisi sang Ibu sudah benar-benar pulih, Martin pun memutuskan untuk kembali ke Bali.
Ia berpesan pada Ibu dan adiknya untuk tetap waspada di mana pun berada, karena keadaan sedang tidak baik-baik saja.
" Ma, Anna, kalau kalian ada keperluan keluar jangan sendirian ya, minta temani mereka ya. " Ujar Martin mengingatkan Ibu dan adiknya.
" Iya kak, " Jawab Anna.
Melihat Martin seperti sedang bersiap-siap, Ibunya pun bertanya.
" Kakak mau ke mana? " tanya sang Ibu.
" Aku mau ke Bali Ma, ada beberapa pekerjaan yang harus ku selesaikan di sana. " Jawab Martin.
Ibunya Martin tampak menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
" Bro, titip nyokap dan adik gue ya. " Ucap Martin seraya mengambil jaketnya lalu kemudian pergi.
Setibanya di Bali, Martin langsung menuju villa tempat tinggalnya dan Farrah waktu itu.
Tak lama kemudian, Martin pun tiba di villa, karena kebetulan pintu villanya terbuka ia pun langsung masuk, dua rekannya yang sedang masak tampak kaget melihat kedatangan Martin yang tiba-tiba.
" Eh, Tin!, kok enggak ngomong-ngomong??. " Tanya salah satu rekannya dengan ekspresi kaget.
" Gimana adik loe sudah ketemu? " tanya rekannya yang satunya.
" Sudah, yang lain mana? " tanya Martin.
Dua rekan Martin itu pun menceritakan bahwa Bagas dan yang lain sedang dalam suatu misi.
Mendengar hal itu, Martin pun langsung menelpon Bagas.
Pernyataan Bagas sontak membuat Jantung Martin berdegup kencang, seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bagas.
Tidak ingin membuang-buang waktu, Bagas pun meminta Martin untuk segera datang ke alamat rumah mewah tempat Farrah tinggal itu.
Tanpa menunggu lama, Martin pun bergegas pergi menuju alamat rumah yang dikirim oleh Bagas tadi.
Setibanya di alamat rumah itu, Martin sempat ber kesulitan untuk masuk ke rumah itu karena dijaga ketat oleh beberapa petugas keamanan.
Namun, setelah mengetahui bahwa Martin adalah kerabatnya Bagas, petugas keamanan itu pun memperbolehkan Martin untuk masuk.
Dengan perasaan yang tak karuan Martin melangkahkan kakinya ke dalam rumah itu, Farrah yang saat itu tengah menikmati segelas jus di ruang depan, tampak kaget melihat Martin yang tiba-tiba muncul dari depan pintu.
Tanpa sadar, gelas jus yang ia pegang itu pun jatuh ke lantai dan pecah...
mari saling dukung
dan semangat menulis 💪