Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Mira melihat ke arah gambar gaun yang di tunjuk oleh Antonio.
"Warna gaun ini persis dengan warna kesukaan aku," gumam Mira dalam hati.
"Baik pak, saya akan pesankan segera gaunnya," kata Mira pada Antonio sambil membawa katalog itu dan keluar dari ruang kantor Antonio.
Kemudian Mira menelpon pegawai butik dan memesan dress yang di minta oleh pak Antonio.
"Baik mbk, akan segera saya proses dan dress nya nanti akan kita kirim ke kantor pak Antonio," ujar pegawai butik tersebut pada Mira.
"Oke terimakasih," kata Mira menutup teleponnya.
Mira terdiam sejenak pikirannya melayang ke arah gaun yang di pesan Antonio tadi.
"Apa benar gaun itu untuk aku ya, soalnya kan pak Antonio tidak punya pacar sampai detik ini dan yang aku tahu, aku yang selalu menemani dia kalau ada acara jamuan makan malam seperti ini," Mira bermonolog.
Beberapa jam kemudian ada kurir yang mengantarkan gaun ke kantor Antonio atas pesanan Mira.
"Dengan mbk Mira?" tanya kurir itu ketika tiba di kantor Antonio.
"Iya betul," jawab Mira pada kurir itu.
"Silahkan tanda tangan di sini mbk atas pesanan mbk nya di butik Elizabeth tadi," kurir itu menjulurkan sebuah note pada Mira.
"Baik," kemudian Mira membubuhkan tanda tangan nya pada note yang di berikan kurir tadi.
"Ini barangnya mbk," kurir itu menyerahkan sebuah handbag cantik pada Mira.
"Terimakasih," Mira menerima handbag cantik itu dari kurir.
Sejenak Mira mengamati handbag yang sangat cantik itu "handbag nya aja cantik banget apalagi gaunnya ya, jelas mahal banget ini harganya," kata Mira terheran-heran.
Kemudian Mira membawa handbag itu masuk ke dalam ruang kantor Antonio.
"Permisi pak, ini gaun yang bapak pesan tadi," Mira menyerahkan handbag cantik yang berisi
gaun pesanan Antonio tadi.
"Oh ya,terimakasih Mir," kata Antonio menerima handbag cantik itu dari tangan Mira.
"Saya permisi pak," Mira keluar dari ruangan Antonio dan kembali duduk di kursi kerjanya di depan ruangan Antonio.
"Kalau memang gaun itu untuk aku, kenapa tadi tidak langsung di kasihkan ke aku ya?" Mira mengerutkan keningnya.
"Oh, mungkin nanti pulang kerja pak Antonio pasti ngasih kan gaun itu padaku," ujar Mira kepedean.
Didalam ruang kantor Antonio terlihat dia sedang memperhatikan handbag yang ada di atas meja kerjanya itu "Mudah-mudahan Laras suka dengan gaun ini," ucap Antonio sambil menyunggingkan senyumnya
...-------------...
Di kantor tempat Laras bekerja terlihat Laras dan Arin masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, mereka berdua masih berkutat dengan komputer yang ada di hadapan mereka.
"Laras," panggil Arin pada Laras tiba-tiba disela-sela kesibukan mereka mengerjakan pekerjaan.
"Hem," jawab Laras sambil terus mengetik di komputernya tanpa menoleh sedikit pun pada Arin yang ada di sebelah nya.
"Sudah lama aku tidak makan masakan ibumu yang enak banget, aku kangen nih," ujar Arin sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ya udah nanti pulang kerja kamu ikut aku ke rumah, ibu tadi masak rendang Rin," ucap Mira yang pandangannya masih tertuju pada komputernya.
"Hmmmm...rendang buatan Bu Weni sangat mantul rasanya, oke kalau begitu nanti pulang kerja aku ke rumah mu atau kalau perlu aku menginap di rumahmu Laras buat ngabisin rendang buatan ibumu," Arin terkekeh sambil melihat Laras yang masih fokus pada komputernya itu.
Laras menoleh pada Arin sambil mencibirkan bibirnya "dasar Arin ," gerutu Laras.
Arin makin terkekeh mendengar Laras mengumpat dirinya.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul Lima sore ini, Mira mulai merapikan meja kerjanya dia juga menunggu Antonio keluar ruangannya dengan membawa handbag yang berisi gaun itu untuknya.
Mira tersenyum sendiri membayangkan Antonio nanti memberikan handbag yang berisi gaun mahal itu.
Yang di tunggu pun terlihat keluar dari ruang kantor nya.
Antonio berjalan menuju ke arah meja Mira dan bertanya pada Mira "jamuan makan malamnya nanti jam delapan kan Mir?"
"Iya pak jam delapan," jawab Mira antusias.
"Makasih Mir kalau begitu saya pulang dulu," kata Antonio.
Mira mengerutkan keningnya melihat Antonio tidak segera memberikan handbag yang di bawanya itu.
"Emmm....pak," panggil Mira pada Antonio yang hendak melangkah pergi dari tempatnya.
"Ya," Antonio menghentikan langkahnya dan menoleh pada Mira.
Mira sedikit ragu dan malu mau menanyakan
perihal gaun itu.
"Ada apa Mir?" tanya Antonio pada Mira.
Mira mengerjap lalu ia memberanikan diri untuk bertanya pada Antonio.
"Emmm...nanti malam bapak mau ke jamuan makan malam itu dengan siapa?" tanya Mira dengan sedikit takut.
Antonio mengernyitkan keningnya sambil menatap Mira.
"Kenapa Mir?" Antonio balik tanya pada Mira.
Mira bingung harus jawab apa lalu ia pun menjawab sekenanya " emmm....tidak apa-apa pak, cuma tadi kan pak Antonio pesan gaun yang katanya untuk seseorang, apa seseorang itu yang akan menemani bapak ke jamuan makan malam nanti."
Antonio tersenyum lalu berkata pada Mira
"Iya Mir dia yang akan saya ajak ke acara jamuan makan malam nanti," ujar Antonio
membuat Mira makin penasaran.
"Maaf pak, dia pacar bapak?" tanya Mira dengan sedikit khawatir.
"Dia wanita yang spesial buat saya Mir," Antonio berkata dengan nada penuh kebahagiaan.
Mira mengatupkan kedua bibirnya mendengar
ucapan Antonio barusan.
"Ya sudah Mir saya pulang dulu," ujar Antonio yang kemudian berjalan pergi meninggalkan tempat Mira.
Mira memperhatikan Antonio sampai Antonio menghilang dari pandangan matanya.
"Aku kira pak Antonia mengajak aku ke acara jamuan makan malam itu tapi....ternyata pak Antonio sudah punya seseorang yang spesial kata dia, beruntung sekali wanita itu," Mira menggigit bibirnya menahan kecewa.
Antonio mengemudikan mobilnya menuju ke arah apartemennya.
Setelah beberapa menit kemudian Antonio tiba juga di apartemennya,Antonio memarkir Mercedes Benz nya itu di depan apartemennya.
Kemudian dia pun masuk ke dalam apartemennya dan dengan segera Antonio mandi lalu berpakaian rapi, kali ini Antonio
mengenakan setelan jas berwarna burgundi.
"Semoga saja Laras tidak menolak ajakan aku kali ini," ucap Antonio sambil memperhatikan handbag yang berisi gaun untuk Laras itu.
Antonio keluar dari apartemennya dan segera masuk ke dalam mobil dan tak lama kemudian mobil itupun sudah meluncur pergi meninggalkan apartemennya.
Selama dalam perjalanan di dalam mobil Antonio merasakan ada sedikit keraguan di hatinya "Kalau Laras tidak mau aku ajak bagaimana ya?" gumam Antonio khawatir.
"Ah sudahlah yang penting aku kesana dulu, ya Tuhan .... mudah-mudahan Laras tidak menolak ajakan saya nanti."
Mobil Antonio semakin mendekati ke rumah Laras dan jantung Antonio tidak berhenti berdebar-debar sedari tadi.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode