NovelToon NovelToon
SENORITA PERDIDA

SENORITA PERDIDA

Status: tamat
Genre:Misteri / Cintapertama / Mafia / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:36k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #2

Keputusan Rayden dan Maula untuk kawin lari tidak semulus yang mereka bayangkan. Rayden justru semakin jauh dengan istrinya karena Leo, selaku ayah Maula tidak merestui hal tersebut. Leo bahkan memilih untuk pindah ke Madrid hingga anaknya itu lulus kuliah. Dengan kehadiran Leo di sana, semakin membuat Rayden kesulitan untuk sekedar menemui sang istri.

Bahkan Maula semakin berubah dan mulai menjauh, Rayden merasa kehilangan sosok Maula yang dulu.

Akankah Rayden menyerah atau tetap mempertahankan rumah tangganya? Bisakah Rayden meluluhkan hati sang ayah mertua untuk merestui hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Taktik Perlahan

...•••Selamat Membaca•••...

Tiga hari sebelum kepergian Maula dan Rayden, strategi mulai dijalankan. Vanessa mulai mengatur situasi agar Archer lebih sering sendiri tanpa Isabella di sekitarnya dan dia akan mencoba membangkitkan kenangan-kenangan Archer bersama sang ayah.

Di sisi lain, Rayden mengumpulkan potongan-potongan informasi kecil, yang perlahan ia lemparkan kepada Archer dalam obrolan santai.

“Archer, waktu kita kecil… kau ingat tidak, kau sempat dibawa ke rumah sakit dan perlu donor darah?” tanya Rayden saat sore sambil menonton pertandingan tenis di ruang santai. Kali ini hanya mereka berempat tanpa Isabella, wanita itu dibuat sibuk oleh Vanessa sehingga mereka memiliki banyak waktu dengan Archer.

Archer menoleh sekilas. “Aku ingat samar-samar. Tapi… waktu itu katanya kau sakit juga kan?”

“Bukan aku. Waktu itu yang sakit Ibuku.” Rayden menatap layar, meskipun pikirannya jauh dari pertandingan.

Archer hanya diam. Tapi ekspresinya mulai berubah, ia sedang berpikir.

“Ibumu? Sakit apa? Bukanya yang masuk rumah sakit adalah kau?” Rayden tersenyum samar dan menggeleng pelan.

“Ibu yang sakit karena dia habis transfusi darah untukmu, ya, dia mendonorkan darah untukmu, Archer.” Archer tak bisa lagi berkata-kata lalu menatap Rayden dengan intens.

“Bukan, setahuku, Mommy yang...”

“Ibuku Archer, bukan Ny. Isabella. Kau bisa tanyakan langsung padanya.” Rencana mengacau pikiran Archer berhasil, pria itu tampak berpikir.

Vanessa juga mulai membangkitkan kenangan-kenangan antara Archer bersama ibu kandungnya. Semua berjalan dengan baik didukung oleh cerita masa lalu dari Rayden.

Malamnya, Maula menemui Vanessa di balkon. Mereka membawa dua cangkir teh herbal, mencoba meredakan ketegangan.

“Besok malam kita mulai fase terakhir,” kata Maula.

Vanessa menoleh. “Pancingan terakhir?”

Maula mengangguk. “Besok adalah hari ulang tahun Mr. Dragonvich. Aku akan menyajikan hidangan favoritnya dan menyetel lagu klasik kesukaannya. Rayden sudah menyiapkan tayangan video pendek untuk mengenang beliau.”

Vanessa mengerti arahnya. “Dan Archer akan duduk di sana, di depan semua itu.”

“Ya, dan rekaman hasil autopsi ibu Rayden akan muncul di akhir video. Kita tidak akan mengatakan siapa pelakunya. Tapi ekspresi Archer… akan bicara banyak.”

Vanessa tersenyum tipis. “Saatnya bayangan Isabella retak.”

“Semoga semua ini selesai, aku sudah lelah hidup dalam bayang-bayang Isabella.” Maula menepuk pundak Vanessa.

“Sama Van, aku juga lelah. Dia selalu mengusik aku dan Rayden.” Mereka berdua saling melempar senyum.

Hari berikutnya...

Acara makan malam sederhana tapi elegan digelar. Isabella mengenakan gaun hitam elegan, wajahnya terlihat tenang tapi tatapannya terus waspada. Di sisi lain, Archer mulai menunjukkan tanda-tanda gelisah karena dua hari ini pikirannya benar-benar dikacau oleh mereka bertiga bahkan Archer sudah mulai meragukan Isabella.

Rayden membuka acara dengan pidato singkat. Maula menyalakan proyektor, dan video mengenang Mr. Dragonvich pun dimulai. Gambar-gambar lama, foto keluarga, hingga cuplikan suara tawa yang sudah lama hilang, terdengar menyayat.

Isabella tampak gelisah. Saat video hampir selesai, layar mendadak berganti dan muncul hasil autopsi Ibu Rayden dengan suara rekaman dokter forensik membacakan kesimpulan:

“Pasien mengalami gagal jantung akut akibat akumulasi zat Nonabital, disuntikkan secara berkala dalam dosis kecil dan meningkat tajam dalam 24 jam sebelum kematian.”

Tayangan berhenti.

Isabella tersentak. Archer berdiri dari kursinya begitu pula dengan Rayden, mereka sangat emosi.

“Apa ini?” suara Archer tajam, namun tak ada yang menjawab. Semua menunduk.

Maula hanya menatapnya datar dan Vanessa meneguk teh dengan tenang, Rayden menatap saudaranya dalam diam seakan tahu reaksi Archer.

Archer berbalik ke ibunya. “Mom… kau tahu soal ini?”

“Itu video dari mana? Mommy tidak tahu.”

“Mom, semua video kenangan itu berasal dari dokumentasi milik Mommy dan kenapa hasil autopsi ibu Rayden juga ada di sana? Apa hubungannya dengan Mommy?” Isabella tampak gelagapan.

“Mommy juga tidak tahu, mungkin saja Maula yang sudah mengolah video itu, Mommy memberikan video padanya sebelum ini.” Maula ikut berdiri dan menatap Isabella.

“Aku? Bagaimana aku bisa tahu tentang semua itu, kan saat itu aku belum masuk ke keluarga ini dan kalau pun iya aku yang memasukkan, kenapa anda begitu gelisah? Seharusnya anda enjoy saja Mommy.” Isabella merasa terpojok kali ini, tatapan Archer seakan mengunci pergerakannya.

Isabella menatap Archer. “Itu hanya fitnah. Fitnah yang dibuat oleh mereka yang ingin menghancurkan keluarga ini!”

“Fitnah?” Rayden ikut bersuara.

“Kalau begitu buktikan Ny. Isabella,” suara Maula akhirnya terdengar. Tenang, tapi menusuk. “Kami punya rekaman, catatan medis, dan... video lain.”

Isabella bangkit, wajahnya merah padam. Archer mendekati Isabella dan memegang kedua bahu sang ibu.

“Apa kau yang memalsukan hasil forensik itu? Selama ini yang kita ketahui bahwa ibu Rayden meninggal karena kecelakaan biasa, bukan karena penyakit jantung dan obat yang disuntikkan jelas kalau bukan obat biasa. Apa kau terlibat Mommy? Kenapa kau sembunyikan semua ini jika memang kau tahu?” Isabella tak bisa mengelak lagi, percuma kalau dia bohong karena dia yakin bahwa mereka semua sudah tahu.

Isabella mundur beberapa langkah dan tertawa. Lalu layar kembali menampakkan foto-foto dokumentasi ruangan di lantai enam dan semua file yang menyangkut identitas Archer dan Rayden.

Archer kembali terduduk dengan tatapan penuh sesal ke arah layar. Sepucuk surat dari sang ibu yang tertuju padanya namun disembunyikan oleh Isabella.

Lalu layar menampilkan beberapa bukti dokumen tentang Archer yang memang anak kandung Santinica.

Archer duduk di meja makan tanpa sepatah kata. Ia tampak lebih tenang, tapi matanya menyimpan badai. Ia meletakkan sebuah surat di tengah meja yang diberikan oleh istrinya.

Surat itu adalah hasil tes DNA. Hasil yang diminta diam-diam ke klinik keluarga Dragonvich.

Isabella menatapnya ngeri. Archer berkata pelan, “Kau bukan ibuku.”

Isabella membeku.

Maula menggenggam tangan Rayden di bawah meja. Vanessa memandang Archer dengan sorot hormat, kebohongan puluhan tahun itu akhirnya retak.

Isabella berdiri. “Kalian semua durhaka! Kalian—”

“Kau tak bisa menyebut kami durhaka ketika yang kau lakukan adalah kejahatan,” ucap Archer. “Mulai hari ini, kau bukan siapa-siapa lagi di keluarga ini.”

“Aku membesarkanmu seperti anakku sendiri Archer. Ini balasanmu?” Archer berdiri tapi tangannya digenggam oleh Vanessa.

“Kau mendoktrin pikiranku untuk membenci mereka dan kau juga membuat aku jauh dari ibu dan saudaraku.”

“Aku melakukan itu karena aku menyayangimu.”

“Sayang?” Rayden ikut berdiri lalu melemparkan sebuah bukti lagi. Archer melihatnya dan menggelengkan kepala.

“Kau berniat menghabisi aku Mom? Kau mau membunuh aku dan semua bisnisku kau kuasai diam-diam? Hahaha ini yang kau sebut dengan sayang?” Isabella langsung menghancurkan semua itu.

Archer berlari ke lantai enam dan memeriksa sendiri apa yang ada di ruangan itu. Semuanya menahan Isabella agar wanita itu tidak kabur tapi sayang sekali, Isabella tak segampang itu ditaklukkan.

Dia menusuk pisau yang ada di meja makan ke pinggang Maula dan Vanessa karena mereka berdekatan. Rayden yang kaget spontan menolong mereka dan hal itu digunakan oleh Isabella untuk kabur.

Di ruangan tersebut, Archer begitu menyesali perbuatannya selama ini. Isabella secara terang-terangan menipu dia dan memanfaatkannya hanya untuk harta Dragonvich.

...•••Bersambung•••...

1
Putri vanesa
Semoga Maula kuat dan msih aman sma yg lainnya, Ray knpa gk minta tolong papamu dan om axelee
Putri vanesa
Sukaa banget setelah sekian lamaaaa Mauuulaa ❤️❤️
Vohitari
Next, seriesnya seru thor
Pexixar
Lanjut lagi
Miami Zena
Series yg paling ditunggu, mentalku aman kok thor
Sader Krena
Lanjutan ini selalu kutunggu, cepat rilis thor
Flo Teris
Selalu nungguin series nya, btw mentalku aman banget
Cloe Cute
Segerakan series 3 kak, udah gak sabaar aku tuh
Bariluna Emerla
Aku menunggu series 3 kak
Zayana Qyu Calista
Sedih kan kamu Ray, mana istri lagi hamil lagi kamunya berulah. Sekarang Maula hilang malah kelimbungan, cepat rilis yang ketiga kak, udah gak sabar mau baca
Rika Tantri
Puas banget sama pembalasan Maula tapi kesel banget sma Rayden. Udah tau si barabara itu otaknya gesrek, masih aja diikutin
Zayana Qyu Calista
Ditunggu banget nih series 3, yg paling dinanti ini mah. Cepetan kak ya
Arfi
Cepat di rilis kak, gk sabar aku
Arfi
Puas banget sama Maula ih, salah cari lawan kan lo Bar
Hanna
Kamu tuh ceroboh banget tau dak sih Ray, gak bisa baca apa kalo dia pura2
Hanna
Wajar aja Maula ngamuk dan ninggalin kamu Ray, dia ngeliat pergulatan panas kamu sama barbara.
Hanna
Puas banget aku weehh
Hanna
Dia nyoba ngeracau pikiran Maula ini mah
Ranti Zalin
Puas banget ngeliat dia diginiin, mampos
Ranti Zalin
Bikin masalah nih org njirr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!