Nasya Andira, sejak kecelakaan yang membuat kedua orang tua nya meninggal. Nasya terpaksa harus hidup seorang diri, beruntung ia bertemu dengan Olin. Wanita paruh baya yang begitu baik hati dan memberikannya pekerjaan.
Berawal menjadi seorang pelayan di sebuah warung makan mie milik Olin. Nasya memilih untuk pergi ke Jakarta mengadu nasib agar bisa berkuliah dengan bekerja di rumah menantu Olin untuk menjaga kedua cucunya.
Adnan Bimantara, seorang laki laki dewasa. Berstatus dia dengan dua anak. Menerima Nasya bekerja dengan nya karena sudah lelah mengurus kedua anaknya yang begitu nakal dan sering membuat ulah. Adnan berharap bahwa setelah mempekerjakan Nasya, maka pekerjaan nya mengurus kedua anaknya akan berkurang. Namun, nyatanya kini malah dirinya merasa memiliki tiga orang anak.
Bagaimana kisah Nasya menghadapi dua tuyul yang selalu membuat ulah untuk para pekerja nya. Berhasilkah Nasya membuat dua anak itu takluk padanya? Atau malah sang duda yang akan takluk padanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bingung
...~Happy Reading~...
“Kamu kenapa sih Sya?” tanya Aqila ketika melihat sahabat nya datang dengan mulut komat kamit seperti mbah dukun yang sedang membaca mantra untuk pasien nya.
Bruk!
Nasya langsung mendudukkan dirinya di bangku taman sebelah Nuna dan Riska, “Aku bingung deh.”
“Bingung kenapa?” tanya Riska ikut bingung karena sangat jarang, ia melihat wajah sahabat nya terlihat begitu dilema.
Nasya pun akhirnya menjelaskan kepada para sahabat nya. Tentang mengapa dirinya kebingungan, yang tak lain dan tak bukan karena sikap majikan nya yang begitu membingungkan nya. Tentang, dimana ketika dirinya pulang ke rumah malam malam di antar oleh Nuna dan langsung di tuduh asik pacaran. Walau sebenarnya tidak salah bagi Adnan, karena memang Nuna adalah type cewek tomboy, ia suka memakai pakaian seperti cowok, dan juga meski rambut nya panjang, namun sering ia sembunyikan di balik topi nya. Hanya nama saja yang terlihat manis, Nuna, nyatanya sikap nya begitu tomboy dan bar- bar. Tak lupa, Nasya juga menceritakan tentang dimana dirinya di tatap dengan senyuman manis, namun ketika dirinya bertanya malah dia di usir dari kantor.
“Nah, sekarang aku tanya sama kalian. Dimana salah ku? Memang nya aku salah nanya kaya gitu? Huh, malah aku di usir!” keluh Nasya langsung memanyunkan bibir nya sebal mengingat kembali perkataan Adnan yang mengusir nya tadi.
Setelah mendengar curhatan dari Nasya, seketika ketiga sahabat nya malah jadi saling menatap. membuat Nasya semakin merasa kesal di buat nya.
“Saat kalian curhat, aku dengerin dan coba kasih solusi loh. Kasih jawaban dari cerita kalian, tapi giliran aku yang curhat, tanggapan kalian malah gini. Kalian bener bener nyebelin!”cetus Nasya, ia pun mengambil tas nya kembali dan memilih untuk pergi, karena sebentar lagi kelasnya akan segera di mulai.
“Itu anak kenapa deh?” tanya Aqila menggaruk kepala nya yang tidak gatal, menatap lurus pada punggung Nasya yang semakin terlihat menjauh.
“Tanggal berapa sih? Mungkin mau dapet kali,” saut Riska yang langsung di balas anggukan kepala oleh Nuna dan Aqila.
Sementara itu, di tempat yang berbeda. Tepatnya di ruangan kantor Adnan berada. Setelah ia mengusir Nasya dari ruangan nya, ia langsung merutuki dirinya sendiri. Bohong bila ia tidak khawatir membiarkan Nasya pergi seorang diri. Padahal, ia tadi sudah mengatakan kepada Yoga bahwa ia yang akan mengantarkan Nasya ke kampus.
Mengingat bahwa Nasya masih terbilang baru berada di Jakarta, dan belum terlalu hafal dengan jalanan. Memang tadi Adnan sudah memberikan uang kepada Nasya agar naik taxi, namun entah mengapa hingga kini perasaan nya masih belum tenang dan ada sedikit rasa bersalah juga yang entah dia sendiri juga tidak tahu mengapa.
Tuuttt ... Tuuutt ...
‘Halo,” jawab seorang gadis di seberang sana, ‘Dosen saya sudah hadir Pak, maaf saya tutup. Walaikumsalam!” jawab nya lalu tanpa menunggu Adnan berkata, gadis itu segera memutuskan nya begitu saja.
“Berani nya dia mematikan sambungan telfon ku lebih dulu!” geram Adnan seketika langsung meremas ponsel nya dengan kesal.
“Terserah lah! Yang penting anak itu sudah sampai di kampus nya. Iya, biarkan saja,” gumam Adnan lagi, ia pun lalu beranjak dari tempat duduk nya dan menuju sofa, untuk membuka satu persatu kotak makan yang di bawakan oleh Nasya.
‘Memang nya aku Ryan dan Ryana! Kenapa dia membawakan ku seperti ini,’ desis Adnan menghela nafas nya kasar setelah membuka kotak makanan tersebut.
cerita tidak ber-liku2....