NovelToon NovelToon
Satu Atap Dua Rumah

Satu Atap Dua Rumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan rahasia / Wanita Karir / Keluarga / Poligami / CEO / Selingkuh
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Zara adalah gambaran istri idaman. Ia menghadapi keseharian dengan sikap tenang, mengurus rumah, dan menunggu kepulangan suaminya, Erick, yang dikenal sibuk dan sangat jarang berada di rumah.

Orang-orang di sekitar Zara kasihan dan menghujat Erick sebagai suami buruk yang tidak berperasaan karena perlakuannya terhadap Zara. Mereka heran mengapa Zara tidak pernah marah atau menuntut perhatian, seakan-akan ia menikmati ketidakpedulian suaminya.

Bahkan, Zara hanya tersenyum menanggapi gosip jika suaminya selingkuh. Ia tetap baik, tenang, dan tidak terusik. Karena dibalik itu, sesungguhnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Launcing Berujung Ricuh

Cerita Zara yang memasuki detik-detik krusial tiba-tiba buyar oleh suara keras yang dihasilkan Emily. Wanita itu ternyata datang ke acara peluncuran produk kosmetik, dari merek yang biasa dipakai Mila, yang bekerja sambilan jadi seorang Make-Up Artist (MUA). Sambilan untuk klien wisuda, pre-wedding, dan sejenisnya, tapi belum mengambil job pengantin.

Mila yang sampai mengambil cuti demi bisa hadir, mengajak Zara menemaninya. Tidak disangka, baik Mila maupun Zara sama sekali tidak tahu bahwa Emily adalah pemilik dari brand yang sedang meluncurkan varian produk baru tersebut. Usaha ini adalah bisnis sampingan Emily di bidang perawatan kecantikan, di luar bisnis milik Ayahnya yang dikelola oleh Erick.

Kedatangan Emily seharusnya menjadi moment figur bijaksana yang akan memberikan sepatah dua kata tentang keunggulan produk barunya dan motivasi merawat kecantikan. Namun kedatangan Emily justru membuat orang-orang menatapnya heran. Pasalnya, Emily berjalan bak model, sampai ia tak menyadari menyenggol salah satu pengunjung. Pengunjung itu kehilangan keseimbangan, lalu menyenggol properti di sana hingga pecah berantakan.

Emily sempat berhenti sejenak, menoleh, dan kembali berjalan anggun alih-alih meminta maaf. Emily memang terlalu enggan untuk meminta maaf kepada siapapun, sama halnya dengan sulitnya ia berucap kata terima kasih atau tolong.

Usut punya usut, si pengunjung yang tersenggol Emily justru dimintai pertanggungjawaban oleh tim penyelenggara dari pihak Emily. Pengunjung itu berusaha menjelaskan bahwa ia tidak sengaja karena dirinya terdorong, dan menyebut hati-hati bahwa ia tersenggol oleh wanita yang baru saja lewat. Pihak tim penyelenggara terkesan tidak mau tahu, pokoknya harus ada penggantian perusakan properti.

Semua mata yang menjadi saksi merasa heran sekaligus kasihan pada pengunjung yang bernasib sial itu. Padahal, jelas bukan kesalahannya, tapi malah dimintai pertanggungjawaban. Meskipun dengan nada pelan, membahas hal seperti itu di ruang publik terasa kurang beretika.

Emily, yang terus berjalan ke arah podium wawancara (sofa untuk acara talkshow karena dia adalah bintangnya), harus melewati tempat Mila dan Zara berdiri. Tepat di dekat Mila, Emily menghentikan langkah. Tatapan mata Emily yang terkesan mengintimidasi, menyorot ke arah Mila karena wanita itu telah menghalangi jalannya.

"Minggir," satu kata itu saja terucap sembari mengusir dengan gerakan mata. Tanpa embel-embel minta tolong atau kata-kata sopan lain.

Jantung Mila langsung berdegup kencang, darahnya langsung mendidih. Sombong sekali perangai wanita ini, batinnya. Ia pun baru menyadari kalau itu adalah Emily, istri pertama Erick. Mila langsung merasa iyuuuh. Mila yang pada dasarnya konyol dan barbar, menyahut "Disitu masih lega, kan?"

Emily yang disahuti seperti itu langsung mendidih. Ia memang sedang dalam mood buruk sejak di rumah karena Erick yang tidak bisa diajak berdebat, meskipun dompetnya kini telah dibuat menjadi nol.

"Apa kau bilang? Kau tidak tahu siapa saya, hah?" Nadanya sangat kecil, tapi isi kalimatnya menusuk.

Mila baru akan menyahut lagi, tetapi Zara segera melerai. Ia menarik lembut Mila, terkesan memeluknya, agar Mila tidak terlibat lebih jauh dengan Emily.

Zara pun menganggukkan kepala, pertanda pamit pergi, ke arah Emily dan asistennya. Keduanya tidak ada yang membalas. Mereka kembali berjalan.

Asisten Emily berbisik, "Bu Emily, saya khawatir terjadi penurunan penjualan mengingat sikap Anda yang seperti ini. Orang-orang selain melihat keunggulan produk, mereka juga menilai keramahan. Apalagi di zaman sekarang, seseorang yang melanggar etika akan diserang habis-habisan oleh netizen."

"Kau tak perlu khawatir, aku tahu apa yang harus ku perbuat."

Emily menoleh ke belakang lagi entah kenapa, mungkin ingin melihat Mila yang terkesan "sok" di hadapannya. Saat menoleh, justru Emily melihat pemandangan Zara tengah bertanggung jawab atas si pengunjung yang tidak sengaja merusak properti.

Emily yang seharusnya masuk ke ruang tunggu sebelum acara dimulai sepuluh menit lagi, langsung berbalik melangkahkan kaki ke arah Zara dan Mila berada.

"Kenapa kau yang bertanggung jawab yang bukan kesalahanmu?" tanya Emily kepada Zara.

"Aku hanya sedang berusaha menolongnya," ucap Zara sambil tersenyum.

"Biasakan siapa yang salah, dia yang bertanggung jawab. Tindakanmu hanya akan membuatnya besar kepala." Tukas Emily.

Mila menarik napas panjang, hampir saja ia protes panjang lebar bahwa yang salah itu Emily, dan kenapa Zara yang berusaha menolong orang lain malah dinilai salah.

Akan tetapi Mila segera dihentikan Zara dengan gerakan tangan. "Tapi, Ra--"

Zara berbicara lewat sorot mata, mengisyaratkan kalimat begini, Iya Mil aku ngerti, tapi diam sebentar lebih baik daripada berbicara dalam keadaan meledak-ledak. Mau tak mau Mila diam, ia serahkan situasinya kepada Zara.

"Ah begitu ya, bagus sekali prinsip Anda. Kalau begitu Mbak ini seharusnya tidak mengganti karena dia pun tak sengaja terdorong orang lain," ujar Zara sambil menunjuk sang pengunjung yang bernasib sial itu.

Salah satu hadirin menimpali, "Katanya benar juga sih, dia juga begitu karena terdorong," ucapnya sambil melihat Emily. Ia tahu yang menyenggol itu Emily, tapi sengaja tidak disebut, seperti cara Zara.

Bisik-bisik yang membenarkan perkataan Zara semakin terdengar santer. Emily melihat sekeliling dan teringat akan kata asistennya bahwa ia harus menjaga sikap di depan umum. Dia menarik napas panjang, seraya berkata bijak.

"Saya tidak tahu jika Anda terdorong orang lain. Tadi saya hanya melihat siapa yang salah maka ia bertanggung jawab. Ini adalah kesalahan teknis dari tim kami, jadi Anda tidak usah melalukan ganti rugi. Atas ketidaknyamanannya, mohon dimaklumi." Begitu kata Emily kepada hadirin yang disenggolnya.

Zara berujar lagi, "Dan jangan lupakan dengan kalimat siapa yang salah dia yang bertanggung jawab. Bukankah Mbaknya ini terdorong orang lain?"

"Memangnya siapa yang melakukannya?" Tanya Emily pura-pura polos. Tapi mata semua orang menjurus ke Emily semua.

Emily menarik napas, seraya memejamkan mata sebentar. "Oke, ehm, sepertinya saya tidak menyadarinya tadi. So, saya akan bertanggung jawab sendiri untuk kerusakan ini meskipun ini acara saya."

Meskipun Emily sudah berujar begitu, Zara masih di situ, belum menimpali apapun. Si pengunjung yang bersangkutan juga masih diam saja. Mereka semua masih sama-sama melihat intens ke Emily, seolah ada yang kurang. Asisten langsung berbisik ke telinga Emily. "Bu, sepertinya Anda harus berujar kata maaf." Emily mendengus, tapi ini satu-satunya jalan agar nama baik brand-nya tetap meroket.

Emily pun meminta maaf. Zara tersenyum lebar seraya menyanjung Emily berjiwa besar. Zara memanggil Emily dengan sebutan Bu Emily.

"Kau tahu nama saya rupanya?"

"Iya, Bu Emily, wanita karier cerdas yang lumayan punya nama. Apalagi pemilik brand ini, tentu saya mengenal Anda."

Emily manggut-manggut. Urusan itu pun kelar.

Mila yang sudah tidak mood melanjutkan menonton acara, langsung mengajak Zara pulang saja. Tujuannya sekalian mau menggibahi Emily, sepertinya ia ingin mencak-mencak.

...****...

Selesai acara, Emily memiliki waktu luang untuk melepaskan penat. Ia menyesap minumannya, sambil berpikir sejenak. Tangannya mengetuk-ngetuk meja, lalu berhenti ketika teringat sesuatu. Ia harus menghubungi mata-mata yang dia minta untuk membuntuti Erick, orang yang sama yang dijadikan mata-mata oleh Erick.

Kali ini berhasil tanpa gangguan drama terpotong. Tahukah apa katanya? Orang itu bilang Erick hanya pergi ke bar, pergi main dengan teman-temannya. Padahal kita semua tahu Erick aslinya pergi ke mana.

Asisten Emily berujar, "Bu Emily, saya rasa lebih baik kita tidak perlu informasi darinya. Saya melihat dia akrab dengan Pak Erick. Coba saya kerahkan orang lain untuk mencari tahu apa yang dilakukannya."

Asistennya pun sigap berkutat dengan ponselnya, sampai suatu ketika, Asistennya melotot, terpekik karena menemukan fakta baru.

"Bu, sepertinya saya mengenal wanita yang tadi bersinggungan dengan Anda."

"Yang mana? Yang ku senggol?"

"Bukan, Bu."

"Yang songong itu kah? Tak mau geser memberi jalan?"

"Bukan. Tapi yang temannya, yang berusaha tanggung jawab kepada orang yang Ibu senggol. Dia namanya, Zara. Wanita itu pernah saya calling untuk menjadi caregiver untuk Pak Erick, sewaktu dirawat di rumah sakit."

"Hmm, begitu rupanya. Setelah tahu itu, aku jadi berpikir, ia tahu nama ku adalah hal mencurigakan."

.

.

Bersambung.

Flasbacknya ditunda dulu ya, soalnya udah mau masuk babak ketahuan. Ntar dilanjut lagi.

1
〈⎳ FT. Zira
dari emak🙄🙄
〈⎳ FT. Zira
kapan dua ini sadarrr🤧🤧
〈⎳ FT. Zira
ternyata sebijak ini si bapak🥲
〈⎳ FT. Zira
padahal dirimu gak lebih baik🙄🙄
tinie
memang ginjal Zahra kemana,
di donorin buat Erick ya,
paska sakit 😁😄
🔵 Muliana
Wah, baiknya pak hartono.
🔵 Muliana
org diam, kalo marah. ternyata parah ya
🔵 Muliana
Kenapa gak suruh anak mu ataupun dirimu bercermin lebih dulu? apakah org kaya gak punya cermin di rumah?
nowitsrain
Kalaupun Zara nggak sama Erick, yang pasti nggak boleh sama kau juga sih Rayhan 😌😌
nowitsrain
Idih idihh
nowitsrain
Kostumnya mana Milaaaaa
〈⎳ FT. Zira
pacar apaan oiii/Curse/
〈⎳ FT. Zira
mila bisa diandalkan disegala situasi ya ternyata
🔵 Muliana
ini pasti akibat stress
🔵 Muliana
apa ini perintah ayah emily?
🔵 Muliana
sesuatu apa? kagum? anda telat
🔵 Muliana
dalam keadaan genting gini aja, kamu masih melindunginya
Dewi Payang
Semiga saja kandunganbya baik² aja...
nowitsrain
Ekhem... permisiiii, mbaknya juga selingkuh tapii
nowitsrain: Tapi aku nggak membenarkan tindakan Erick ya. No no ☝️☝️
total 1 replies
nowitsrain
Kan yang mulai duluan your bos yh..

Yaaa tapi kan hukum di negeri enih bisa dibeli 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!