Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar Dagang Chaoming
Ibukota Haiming, jantung Kekaisaran Great Ming, bukanlah sebuah kota. Ia adalah sebuah pernyataan teologis yang dipahat dari marmer dan emas.
Berbeda dengan kota-kota di wilayah barat yang kacau dan pragmatis, Haiming dibangun di atas simetri yang menindas. Jalan-jalan utamanya selebar sepuluh kereta kuda, ditarik lurus seperti benang nasib yang tidak boleh bengkok. Di setiap persimpangan, berdiri kuil-kuil ortodoks dengan atap melengkung yang dihiasi lonceng perak, senantiasa mendentingkan nada-nada "pemurnian jiwa" yang bagi telinga Lu Changzu terdengar seperti suara garpu yang digesekkan ke piring keramik—mengganggu dan sok suci.
Namun, yang paling mendominasi cakrawala bukanlah istana kaisar, melainkan Patung Kaisar Pendiri.
Tingginya tujuh ratus meter, menjulang menembus awan rendah. Patung itu terbuat dari Logam Cahaya Putih, menggambarkan sosok pria berjubah perang yang sedang menunjuk ke langit dengan satu tangan, dan memegang kepala iblis yang terpenggal di tangan lainnya. Matanya yang kosong menatap ke seluruh kota, seolah-olah sedang menghakimi setiap jiwa yang berjalan di bawah bayang-bayangnya.
"Propaganda yang mahal," gumam Lu Changzu pelan, menyatu dengan kerumunan di Pasar Timur.
Dia telah mengganti penampilannya lagi. Tidak ada lagi jubah putih cendekiawan sederhana. Kali ini, dia mengenakan jubah sutra hitam pekat dengan sulaman awan emas di ujung lengan—gaya khas bangsawan muda dari klan pedagang kaya yang baru naik daun. Rambut hitamnya diikat tinggi dengan Guan (mahkota kecil) dari giok hitam.
Wajahnya, yang telah disempurnakan oleh Teknik Pemurnian Tubuh Iblis: Tahap Kulit Ketiadaan, kini memiliki daya tarik yang berbahaya. Kulitnya sehalus porselen namun memancarkan aura maskulin yang dingin.
Saat dia berjalan, para gadis muda—dan bahkan beberapa kultivator wanita yang berbelanja artefak—mencuri pandang dengan wajah merona. Mereka melihat seorang tuan muda yang tampan dan kaya. Mereka tidak melihat bahwa di balik kulit porselen itu mengalir darah logam cair yang mengandung ribuan jarum pembunuh.
BZZZT.
Getaran halus terasa di pinggangnya. Lu Changzu menyentuh slip giok komunikasi yang tersembunyi. Pesan masuk. Enkripsi iblis tingkat tinggi.
Dia tidak berhenti berjalan. Dia membagi kesadarannya, membaca pesan itu sambil tetap menawar harga sebuah kipas lipat di pedagang kaki lima.
Suara Chen Xuan yang berat dan sedikit terengah-engah bergema di benaknya.
"Muridku... uhuk... kami sudah pindah. Gunung Iblis Hijau sudah jadi sejarah. Kami sekarang berada di Benua Samudra Timur."
Lu Changzu mengangkat alis sedikit. Benua Samudra Timur?
"Jangan tanya kenapa tempatnya jauh sekali. Ketua Sekte Chu Baole sedang paranoid. Tempat ini... gila. Di sini tidak ada aturan sekte lurus atau iblis. Yang ada hanya kekacauan murni. Gravitasinya sepuluh kali lipat Great Ming. Tekanan atmosfernya mengandung racun alami. Kultivator di bawah Ranah Master akan meledak pembuluh darahnya hanya dengan berdiri diam di sini. Dan kau baru bisa terbang jika sudah mencapai Ranah King Tahap 4 Akhir."
"Tapi sumber dayanya... melimpah ruah. Ini surga bagi orang gila sepertimu. Selesaikan urusanmu di Great Ming, lalu datanglah. Kami butuh otakmu untuk membangun ulang markas. Koordinat terlampir."
Pesan berakhir.
"Benua Samudra Timur..." Lu Changzu menutup kipas lipat yang baru dibelinya dengan bunyi TAK yang renyah. "Tempat di mana yang lemah mati hanya karena bernapas. Terdengar seperti destinasi liburan yang sempurna."
Dia menyimpan informasi itu. Prioritasnya sekarang adalah chaoming.
Saat dia melintasi jembatan batu giok menuju distrik pusat, telinganya yang tajam menangkap percakapan dari atas. Dua kultivator Ranah King Tahap 1 Awal sedang terbang melintas dengan kecepatan rendah, mengobrol santai menggunakan teknik transmisi suara yang bocor.
"Kau sudah dengar? Kamar Dagang Chaoming akan mengeluarkan barang legendaris itu di lelang lusa."
"Maksudmu 'Api' itu? Bukankah itu hanya mitos?"
"Bukan mitos. Itu Api Logam Kristal. Mereka menemukannya di reruntuhan kuno di sabuk asteroid luar angkasa. Katanya api itu bisa membakar ruang itu sendiri."
Langkah kaki Lu Changzu terhenti sesaat. Jantung logamnya berdetak satu ketukan lebih cepat.
Api Logam Kristal.
Nama itu memicu resonansi di dalam Gelang Ouroboros.
Lu Changzu menepi ke sebuah gang sepi, berpura-pura membetulkan tali sepatunya. Dia memejamkan mata, mengirim seutas kesadaran menembus Pola Rune Kedua gelang itu.
Pencarian: Api Logam Kristal.
Informasi membanjir masuk, bukan sebagai teks, tapi sebagai memori visual yang mengerikan.
[Nama: Api Logam Kristal (Crystal Metal Flame)]
[Klasifikasi: Api Bintang 4-Dimensi]
[Asal: Inti dari tiga bintang mati yang bertabrakan dan dipadatkan selama 7 juta tahun dalam lubang hitam mikro.]
[Sifat: Paradoks Termal. Api ini membakar materi fisik, membakar jiwa, membakar kewarasan (mental), dan membakar koordinat ruang. Pada saat yang sama, ia memiliki sifat 'Mengkristalkan' apa yang dibakarnya. Ia adalah api yang membekukan, dan es yang membakar.]
Dan kemudian, data tentang kultivator yang memiliki api jenis ini muncul.
[Pemilik Yang Diketahui: Xiao Xujin.]
[Ras: Entitas Tingkat 3 (Makhluk 4-Dimensi).]
[Umur: 2.400.000+ Tahun (Masih Hidup).]
[Prestasi Teratat: Menghancurkan Semesta 3Dimensi "alam semesta sektor Azure" dengan satu jentikan jari karena 'menghina keturunannya'.]
[Status Saat Ini: Mengembara di Lautan Ketiadaan.]
Lu Changzu membuka matanya. Napasnya tercekat. Keringat dingin sebesar biji jagung mengalir di pelipisnya.
Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dia merasakan teror murni. Bukan ketakutan akan kematian, tapi ketakutan eksistensial. Ketakutan semut yang baru saja menyadari bahwa di atas sana ada sepatu bot raksasa yang bisa menginjak seluruh dunianya tanpa sadar.
"Dua juta tahun..." bisiknya, suaranya bergetar. "Menghancurkan alam semesta 3Dimensi dalam sekali serang? Entitas Tingkat 3..."
Dunia Tianyun adalah Dunia Tingkat 1. Kaisar Great Ming yang dibantu alam atas adalah Entitas Tingkat 2 (awal). Dan makhluk bernama Xiao Xujin ini ada di Tingkat 3. Jarak kekuatannya bukan lagi langit dan bumi, tapi antara debu dan galaksi.
"Hah... Hahaha..." Lu Changzu tertawa kecil, menyeka keringat di dahinya. Dia memaksa logika rasionalnya kembali mengambil alih kemudi.
"Tenang, Lu Changzu. Xiao Xujin itu mungkin sedang tidur siang di galaksi lain. Jangan khawatirkan monster yang butuh jutaan tahun cahaya untuk sampai ke sini. Khawatirkan bagaimana cara mendapatkan api yang sama dengan miliknya."
"Api 4-Dimensi... Jika aku bisa mendapatkan itu dan meleburnya ke dalam tubuhku..." Mata Lu Changzu bersinar dengan ambisi yang gila. "Maka tubuhku akan berevolusi melampaui konsep materi 3-Dimensi. Aku bisa menyentuh jiwa, membakar ruang... Aku akan menjadi anomali berjalan."
Ketakutan itu lenyap, digantikan oleh keserakahan intelektual.
Dia merapikan jubahnya dan berjalan keluar dari gang. Tujuannya jelas: Kamar Dagang Chaoming.
Kamar Dagang Chaoming bukan sekadar toko. Itu adalah kota di dalam kota.
Gedung utamanya berbentuk pagoda raksasa sembilan lantai, dibangun dari perak , tembaga dan kayu cendana merah yang diawetkan dengan minyak naga. Luas dasarnya saja setara dengan stadion sepak bola. Di sini, segala sesuatu yang ada di bawah langit dijual. Pil, senjata, informasi, budak, binatang buas, hingga harapan.
Lu Changzu melangkah masuk ke lobi utama yang hiruk pikuk. Lantainya terbuat dari kaca tebal yang di bawahnya berenang ikan-ikan Koi Emas—ikan hias yang satu ekornya seharga rumah mewah.
Dia tidak pergi ke bagian belanja. Dia menuju konter "Penilaian & Akuisisi" di sayap kanan.
Tujuannya adalah mendapatkan modal. Dua juta batu spiritual yang dia miliki sekarang hanyalah uang jajan di tempat seperti ini. Untuk membeli Api Logam Kristal, dia butuh kekayaan setara negara.
Di balik konter tinggi yang terbuat dari batu obsidian, duduk seorang pria paruh baya dengan wajah masam. Pria itu, Deacon choi, sedang sibuk menolak seorang pedagang yang mencoba menjual kulit harimau berkualitas rendah.
"Pergi! Kami bukan tempat sampah!" bentak Deacon choi.
"Giliran selanjutnya," katanya ketus tanpa melihat.
Lu Changzu maju. Dia meletakkan sebuah kotak giok kecil di atas meja.
"Saya ingin melelang sebuah resep pil," kata Lu Changzu sopan, suaranya tenang dan berwibawa.
Deacon choi melirik Lu Changzu. Master Tahap 3 Akhir. Pakaian bagus. Tapi wajahnya asing. Bukan dari klan besar ibukota.
"Resep apa? Pil pengumpul Qi? Kami punya ribuan," cibir choi.
"Resep Pil Jiwa Api Tiga Raja (Three Kings Fire Soul Pill). Versi yang disempurnakan," jawab Lu Changzu.
Choi mendengus. "Pil Jiwa Api? Itu resep master yang cacat. Pil itu terkenal karena residu racun apinya yang bisa membakar meridian pengguna. Kau bilang 'disempurnakan'? Bocah, jangan menipu orang tua."
Dia membuka kotak itu. Di dalamnya ada secarik kertas kulit yang ditulis dengan tinta emas, merinci diagram alur energi dan komposisi bahan.
Choi memindainya sekilas. Matanya berhenti pada baris ketiga.
"Mengganti Akar Rumput Api dengan Darah Ular Es sebagai katalis? Menghilangkan proses pendinginan 3 jam dan menggantinya dengan kompresi instan?!" Choi tertawa mengejek, melempar kertas itu kembali ke wajah Lu Changzu.
"SAMPAH! Ini bukan resep! Ini resep bunuh diri! Mencampur Api dan Es secara langsung akan meledakkan tungku! Kau pikir kau siapa? Grandmaster Alkemis?!"
Kertas itu melayang jatuh ke lantai, mendarat di dekat tempat sampah.
Beberapa orang di antrean belakang tertawa kecil, menikmati tontonan bangsawan muda yang dipermalukan.
Wajah Lu Changzu tetap tenang. Dia tidak marah. Dia tidak memungut kertas itu. Dia hanya menatap Deacon choi dengan tatapan kasihan, seolah melihat seorang buta yang menghina lukisan agung.
"Ketidaktahuan adalah penyakit yang menyedihkan, Tuan," kata Lu Changzu pelan. "Anda baru saja membuang kunci menuju kekayaan."
"Kekayaan?! Penjaga! Usir orang gila in—"
"Tunggu."
Suara itu tidak keras, tapi memiliki otoritas yang membuat udara di lobi itu membeku.
Seorang pria tua berambut putih dengan jubah ungu panjang berjalan turun dari tangga lantai dua. Di dadanya tersemat lencana emas murni berbentuk timbangan: Simbol Tetua Eksekutif Kamar Dagang Chaoming.
Aura yang memancar darinya begitu dalam hingga Lu Changzu merasa seperti berdiri di tepi laut. Ranah King Tahap 3 Akhir.
Itu adalah Tetua Guan Long.
Guan Long sedang berjalan keluar untuk memeriksa persiapan lelang ketika dia merasakan fluktuasi aneh dari kertas yang dilempar itu. Bukan fluktuasi Qi, tapi fluktuasi logika. Dia adalah seorang Grandmaster Alkemis sebelum menjadi pedagang. Instingnya mengatakan ada sesuatu yang salah dengan penilaian Deacon choi.
Guan Long membungkuk, memungut kertas kotor itu dari lantai.
Deacon choi langsung pucat pasi, buru-buru keluar dari balik konter dan berlutut. "Te-Tetua Guan! Maafkan saya! Orang ini mencoba menjual sampah berbahaya, saya hanya—"
"Diam," kata Guan Long.
Mata tua Guan Long bergerak cepat membaca resep itu.
Awalnya, keningnya berkerut. Campuran Api dan Es? Gila.
Detik berikutnya, matanya melebar. Tunggu... rasio ini... penggunaan racun dingin untuk menetralkan residu panas... dan kompresi instan menggunakan tekanan spiritual...
Tangannya mulai gemetar. Ini bukan gila. Ini jenius.
Ini adalah solusi dari masalah yang menghantui dunia alkimia selama ratusan tahun. Dengan metode ini, Pil Jiwa Api—yang biasanya hanya memiliki tingkat keberhasilan 30% dan efek samping tinggi—bisa diproduksi dengan tingkat keberhasilan 90% dan kemurnian sempurna.
Guan Long mendongak, menatap Lu Changzu. Dia melihat pemuda itu berdiri tegak, tersenyum tipis, tanpa sedikitpun rasa takut di hadapan seorang King.
"Siapa namamu, Anak Muda?" tanya Guan Long, suaranya berubah menjadi sangat hormat.
"Nama saya Lu Changzu. Hanya seorang sarjana yang suka bereksperimen," jawab Lu Changzu, membungkuk sedikit, rendah hati namun tidak merendah.
Guan Long mengalihkan pandangannya ke Deacon choi yang masih berlutut. Tatapannya berubah menjadi dingin sedingin es kutub.
"Deacon choi," kata Guan Long pelan. "Kau bekerja di sini selama dua puluh tahun. Tapi matamu masih buta seperti tikus tanah."
"Kau baru saja melempar resep yang bisa mengubah pasar pil wilayah Selatan ke tempat sampah. Dan kau menghina tamu terhormat yang membawanya."
"Tetua! Saya tidak tahu! Resep itu tidak masuk akal!" Choi mencoba membela diri.
"Tidak masuk akal bagimu karena otakmu sekecil biji sawi!" bentak Guan Long. Suaranya menggelegar. "Berlutut di sana! Tampar wajahmu sendiri seratus kali! Jika satu tamparan kurang keras, aku akan memotong tanganmu!"
PLAK! PLAK! PLAK!
Choi tidak berani membantah. Dia mulai menampar wajahnya sendiri dengan keras, air mata mengalir di pipi gemuknya.
Guan Long tidak mempedulikannya lagi. Dia berbalik ke Lu Changzu, wajahnya berubah ramah penuh senyum dagang.
"Tuan Muda Lu, maafkan ketidaksopan bawahan saya. Mata anjing memang sulit mengenali Gunung emas."
Guan Long memegang resep itu seperti memegang bayi. "Resep ini... revolusioner. Kami, Kamar Dagang Chaoming, bersedia membelinya. Berikan harga Anda."
Lu Changzu tersenyum. "Saya tidak tahu harga pasar, Tetua. Saya percaya pada reputasi Chaoming."
Itu adalah taktik klasik. Melemparkan bola kembali, memaksa pihak lawan memberikan penawaran terbaik demi menjaga muka.
Guan Long merenung sejenak. "15 juta batu spiritual rendah."
Itu harga yang sangat tinggi. Cukup untuk membeli kota kecil.
Lu Changzu tidak menjawab. Dia hanya menatap ikan koi di lantai kaca.
"20 juta," Guan Long menaikkan tawaran. "Dan kartu keanggotaan VIP Ungu seumur hidup."
Lu Changzu menoleh. "Sepakat.",
Bisikan dari sekitar mulai terdengar.
"Siapa pemuda ini , resep apa yang dibawanya"
"Harga yang gila itu pendapatan keluarga ku selama 100 tahun"
"siapa pemuda tampan itu aku ingin menikahinya" ucap wanita yang mengatri di sekitar.
Guan Long menghela napas lega. Dia tahu resep ini akan menghasilkan ratusan juta dalam jangka panjang.
"Mari, kita selesaikan transaksinya di ruang VIP," ajak Guan Long.
"Tunggu sebentar, Tetua," kata Lu Changzu. Dia merogoh lengan bajunya lagi. "Sebenarnya, resep tadi hanyalah... pembuka. Saya punya satu lagi yang ingin saya titipkan untuk dilelang di acara utama nanti."
Lu Changzu mengeluarkan sebuah gulungan bambu kuno yang memancarkan aura darah samar.
Dia menyerahkannya pada Guan Long.
Guan Long membukanya dengan hati-hati. Begitu dia membaca judulnya, lutut Tetua Ranah King itu lemas.
[Resep Kuno: Pil Pembentukan Darah Sembilan Raja (Nine kings Blood Forging Pill) - Tingkat Grandmaster]
Ini adalah resep legendaris yang hilang 5000 tahun lalu. Pil yang bisa membantu seorang Master menerobos ke Grandmaster dengan memperkuat sumsum darah, meningkatkan peluang keberhasilan hingga 40%. Di dunia di mana Grandmaster adalah salah satu pilar sekte , resep ini adalah harta strategis nasional.
Guan Long menutup gulungan itu dengan tangan gemetar. Dia menatap Lu Changzu dengan horor dan kekaguman.
Pemuda ini... siapa dia sebenarnya?
Ranahnya hanya Master Tahap 3. Tapi dia mengeluarkan resep tingkat Master Sempurna dan sekarang resep tingkat Grandmaster yang hilang seperti mengeluarkan permen dari saku.
Apakah dia monster tua yang menyamar? Utusan dari Alam Atas? Atau murid dari pertapa yang bersembunyi di luar dunia fana?
Keringat dingin membasahi punggung Guan Long. Dia menyadari satu hal: Dia tidak boleh menyinggung orang ini.
"Tuan Muda Lu..." suara Guan Long serak. "Tuan... silakan lewat sini. Ruang VIP Diamond di lantai 9 terbuka untuk Anda. Saya pribadi yang akan melayani Anda."
Lu Changzu mengangguk santai. "Terima kasih, Tetua Guan. Teh di lantai 9 pasti lebih enak."
Dia melangkah mengikuti Guan Long, melewati Deacon Wang yang masih sibuk menampar wajahnya sendiri yang kini bengkak seperti babi.
Lelang Besar Chaoming.
Aula Lelang Chaoming adalah sebuah amfiteater raksasa di dalam ruang formasi dimensi saku. Ribuan kursi melayang di udara, mengelilingi panggung pusat.
Lu Changzu duduk di Ruang VIP Diamond No. 3. Ruangan itu mewah, dindingnya transparan satu arah, dilengkapi dengan pelayan cantik dan buah-buahan roh. Di sini, identitasnya terlindungi mutlak.
Di bawah sana, ribuan kultivator berkumpul. Grandmaster, King, bahkan beberapa aura Emperor yang samar terasa dari ruang VIP paling atas.
"Lelang dimulai!"
Seorang juru lelang wanita yang mempesona naik ke panggung.
Barang demi barang terjual. Senjata, baju zirah.
Lalu, resep Pil Pembentukan Darah milik Lu Changzu keluar.
"Resep Pil Grandmaster yang hilang! Harga buka: 5 juta!"
"10 juta!"
"20 juta!"
"50 juta! Sekte Es Abadi menginginkannya!"
Perang harga terjadi gila-gilaan. Akhirnya, resep itu terjual seharga 85 juta batu spiritual kepada Sekte Laut Biru.
Lu Changzu tersenyum di ruangannya. Total kekayaannya sekarang menembus 100 juta. Cukup untuk berperang.
"Selamat tuan muda Lu , atas terjualnya resep tersebut"suara guan long dengan nada sopan.
"Terimakasih tetua guan , sekarang sepertinya sudah saatnya saya menawar untuk barang selanjutnya" sambil merentangkan tangannya ke atas lu changzu menghirup napas panjang sambil memikirkan strategi , tidak mungkin dia menang adu harga dengan para sekte besar , apalagi ada beberapa sekte pemilik tambang spiritual.
Rencana yang lebih gila mulai disusun seperti puzzle di dalam otak lu changzu , kali ini rencana busuk dan gelap yang akan lebih gila dari sebelumnya.
"Saatnya memulai permainan" batin lu changzu yang bergejolak liar.
Bersambung...