NovelToon NovelToon
Timeless For 45

Timeless For 45

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romansa Fantasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Joy Jasmine

Spin-off dari Istri Amnesia Tuan G

Dalam beberapa jam, Axello Alessandro, seorang aktor terkenal yang diidamkan jutaan wanita jatuh ke titik terendahnya.

Dalam beberapa jam, Cassandra Angela, hater garis keras Axel meninggal setelah menyatakan akan menggiring aktor itu sampai pengadilan.

Dua kasus berbeda, namun terikat dengan erat. Axel dituduh membunuh dua wanita dalam sehari, hingga rumah tempatnya bernaung tak bisa dipulangi lagi.

Dalam keadaan terpaksa, pria itu pindah ke sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Tapi rumah itu aneh. Karena tepat pukul 21.45, waktu seakan berubah. Dan gadis itu muncul dengan keadaan sehat tanpa berkekurangan.

Awalnya mereka saling berprasangka. Namun setelah mengetahui masa lalu dan masa kini mereka melebur, keduanya mulai berkerjasama.

Cassie di masa lalu, dan Axel di masa kini. Mencoba menggali dan mencegah petaka yang terjadi.

Mampu kah mereka mengubah takdir? Apakah kali ini Cassie akan selamat? Atau Axel akan bebas dari tuduhan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19~ Jangan Mati di Rumahku!

Axel yang samar-samar mendengar suara itu mendongak dengan kaget.

"Astaga, kepalamu berdarah." Seorang wanita tua yang menyapa Axel sebelumnya itu mendekat pada pria yang jadi gelagapan.

Nenek itu mengulurkan payungnya, berusaha melindungi Axel dari air hujan.

"Sa-saya enggak papa," ujar Axel sedikit tergagap saat nenek itu semakin mendekat dan berniat memegang lukanya. Ia refleks memundurkan kepala.

"Kau takut padaku? Tidak perlu takut! Tidak perlu takut! Aku orang yang tinggal di sekitar sini."

Nenek itu berkata dengan suara keras karena derasnya hujan. Saat Axel mendengar suara yang keras namun menenangkan itu, ia baru sedikit lebih lega.

"Aku tinggal di rumah paling ujung di sana." Nenek itu berkata lagi, jarinya terangkat untuk menunjuk arah yang ia sebutkan.

Axel pun mengikuti arah itu, sementara nenek itu sudah mengulurkan tangannya. Kali ini Axel tak menolak, ia menerima tangan itu dan bangkit berdiri. Sang nenek bahkan harus mengangkat payungnya tinggi demi menyamai pria ini.

"Biar saya saja, Nek." Axel mengambil payungnya, nenek itu tersenyum.

"Apa yang terjadi sampai kau terluka seperti ini?" Sembari berjalan, nenek renta itu bertanya pada Axel.

"Aku hanya berolahraga pagi, tapi karena belum begitu kenal daerah sini jadi tersesat dan tanpa sadar jatuh ke bawah sana." Axel menjelaskan dengan wajah meyakinkan. Nenek itu pun percaya saja, hingga Axel telah sampai di depan rumahnya, pria itu berterima kasih dan berpamitan.

"Terima kasih, sudah membantuku, Nek."

"Tidak perlu sungkan. Oh iya, lukamu ini perlu diobati. Aku ada membawa obat-obatan dari rumah putriku. Ini ...."

Melihat sang nenek yang merogoh tasnya dengan susah payah, Axel cepat-cepat menolak. Lagi pula ia memiliki kotak P3K di rumah. "Tidak perlu, Nek. Saya punya obat di rumah."

Mendengarnya, wanita paruh baya itu tak merogoh lagi. "Baiklah. Kalau begitu, aku pulang dulu ya."

Axel mengangguk, memberikan payung besar itu kembali pada pemiliknya. Lalu berlari masuk ke dalam rumah, ia masih sempat menoleh, melihat tubuh renta itu berjalan pelan melawan arus hujan.

.

.

.

Saat masuk ke dalam rumah, keheningan menyambutnya. Sebenarnya tubuhnya terasa sedikit lemah sekarang, sepertinya kehujanan terlalu lama mulai membuat tubuhnya menghangat.

Namun menyadari tubuhnya yang kotor dan luka sayatan rumput di sana sini, pria itu memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Ia masuk ke kamar mandi, melepas pakaian dan membiarkannya teronggok di dalam ember. Pikirnya besok saja ia cuci.

Tidak ada air hangat seperti dulu di apartemen, ia pun malas memasak air. Jadilah pria itu mandi dengan air dingin yang bahkan seperti air es ketika menyentuh kulitnya.

"Sial, biasanya tubuhku tidak selemah ini," umpatnya sembari cepat-cepat membungkus tubuh dengan handuk. Namun pria itu sadar, mungkin karena terlalu banyak pikiran, makannya beberapa hari ini juga tidak teratur, tubuh sekuat apa pun akan ambruk jika seperti itu.

Setelah berganti pakaian, ia masih memaksakan diri untuk mencari makanan. Bahan yang dibeli Hugo cukup lengkap, namun Axel tidak punya tenaga untuk memasak lagi. Melihat mi instan cup yang tersisa, ia hanya meraih itu.

Setelah makan, ia benar-benar tidak bisa menahan lagi. Tubuhnya terasa semakin berat hingga langkah yang ia ambil pun rasanya melayang. Namun saat akan kembali ke tempat tidurnya, ujung matanya menangkap Blacky yang terparkir di sana.

Keningnya mengernyit, namun langkahnya tetap membawanya ke sana. Ia mendorong motor gede itu, memberi ruang di tempat itu kalau-kalau waktu nanti membaur.

Setelahnya, dengan langkah berat, ia kembali ke kamar. Menggulung diri dalam selimut dan memejamkan mata.

Hingga malam tiba, ia masih betah di sana. Tubuhnya kian panas, ponselnya yang terus bergetar pun tak ia pedulikan.

Saat itu akhirnya tiba. Waktu kembali melebur, Cassie yang tengah duduk di kursi memandang semua perubahan itu dengan takjub.

BRUK.

BRAK.

BRAK.

Suara yang lagi-lagi membuat wajahnya mengeras. Sialan sekali, ia sudah berbaik hati meminggirkan motornya. Tapi pria itu?

"Huft." Cassie menarik napas dalam-dalam. Untung saja kali ini motor Axel yang berada di posisi bawah. Jadi setidaknya ia merasa sedikit adil.

Tapi ke mana pria itu? Cassie mulai melirik ke sana sini, namun keberadaan Axel entah ada di mana.

Tanpa sadar tubuhnya mulai bangkit, berjalan menuju kamar dan benar saja. Pria itu tengah bergelung di bawah selimut dan tidur dengan nyenyak.

"Hei!" Cassie berteriak kencang di samping tempat tidur.

"Hei! Kau tidur atau mati?" teriak Cassie lagi saat pria itu tak memberi tanggapan.

Dengan tidak sabaran ia menarik lengan Axel, kedua matanya membelalak saat merasakan suhu tubuh pria itu.

"Astaga, kau demam sampai seperti ini? Kalau mau mati, jangan di rumahku juga!"

.

.

.

1
hatiAti
jangan bilang itu sang asisten..
hatiAti
semanis tingkah kalian.... /Heart//Heart//Heart/
Joey: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
hatiAti
yakin benci, lain dimulut lain di hati awas nanti jatuh cinta
Joey: Sama aja dua²nya. Sama-sama gengsi😂
total 1 replies
hatiAti
moga cepet terungkap pelaku utamanya, kasian Axel benar² terpuruk
hatiAti
btw Hugo orang baik kan ya bukan dia yg jerumusin axel
Joey: Masih abu² dia Kak🤫😂😂
total 1 replies
hatiAti
netizen gak tau aja kalo mereka tom n Jerry /Facepalm/
hatiAti
Darren itu siapa ya kak.... orang agensi kah, apa suaminya ferlinda agak² lupa
Joey: Asisten suami Ferlinda. Yang kemarin datang ambil komputer Cassie.
total 1 replies
hatiAti
hampa gak ada yg di ajak ribut....
Joey: Doyan ribut dia, apalagi sama Cassie😂
total 1 replies
hatiAti
Axel kek nya udah ditargetkan buat jadi kambing hitam, semua bukti mengarah padanya
hatiAti
berasa nonton dracin, seru kak thor
hatiAti: makasih KK othor /Heart/
Joey: Selalu nungguin komentar Kakak yang buat semangat ❤️
total 2 replies
hatiAti
butuh dokter cinta tuh cas...
hatiAti
zonk Axel udah sembunyi.... mencurigakan nih darren
hatiAti
KK otjor jangan lama2 up nya ya aku makin penasaran
Joey: Akan diusahakan ya kk 😁😁
total 1 replies
hatiAti
semangat ya buat up nya, selalu ditunggu
Joey: Terima kasih dukungannya🥰
total 1 replies
Anne Soraya
lanjut
hatiAti
lah mau siap² pasang kuping mau dengerin penjelasan Axel malah di gantung..../Sob/
Joey: Abisnya Cassie ngeselin🤭😂😂
total 1 replies
hatiAti
ditunggu up date nya Thor
Anne Soraya
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!