Alesia seorang gadis remaja yang baru saja merayakan hari jadinya ya Ke Delapan belas tahun bersama teman - temannya di sebuah bar ternama.
Tidak sengaja terbentur kursi saat tersandung dan langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat alexia sadar dan perlahan membuka matanya.
Dan sangat terkejut setelah melihat sekeliling, karena setelah ia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit.
Yang lebih mengejutkan lagi saat dia tak sengaja melihat kalender yang ada di ruangan itu.
" Apa dua ribu dua puluh lima, bukanlah masih tahun dua ribu dua puluh yang benar saja masa aku pingsan selama itu "
penasaran dengan kisahnya yuk langsung mampir saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama putri01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Berbeda di tempat lain saat ini kedua suami istri itu sedang tertawa senang karena telah berhasil ngeprank, sampai Xia sendiri tidak bisa berhenti tertawa membayangkan bagaimana bosannya menunggu berjam-jam.
Hahahahahah...
" Kasihan sekali mereka hahaha... Apalagi si Nella itu, pasti sudah masuk angin saking lamanya menunggu hahaha... " Xia terus tertawa.
" Kamu benar, biar mereka rasakan hahaha... Sudahlah kita lupakan saja dulu mereka, sekarang kita nikmati liburan kita di kota ini. " Brian sambil merangkul istrinya itu.
" Hmm, senangnya akhirnya bisa jalan - jalan melihat kota luar " Xia sangat bersyukur sekali di kehidupan masa depannya ia bisa kemana pun yang ia mau sekarang.
Berbeda dengan dirinya yang masih remaja, jangankan untuk jalan - jalan, memikirkan untuk sehari - hari saja dia harus sangat berhemat, karena hidup sendiri tidak semudah yang di bayangkan.
" Aku akan selalu mengajak mu dan anak kita setiap kali aku ada pekerjaan di luar kota, agar kita bisa sekalian liburan, sampai nanti Rafa sekolah baru tidak bisa sering-sering lagi, jadi mumpung Rafa belum sekolah kita puaskan saja dulu " ucap Brian yang sangat mengerti apa yang istrinya itu rasakan, karena Brian juga sangat tahu betul bagaimana kehidupan sangat istri sebelum menikah dengannya.
Saking asiknya, keduanya menikmati pemandangan kota dari balkon hotel, sedangkan Rafa anak kecil itu sudah tertidur pulas karena lelah dalam perjalanan sehingga Xia dan Brian bisa leluasa menikmati kebersamaan mereka berdua.
" Brian bisa ceritakan bagaimana kita bisa menikah hingga sampai memiliki anak sekarang, kamu tahu kan aku tidak ingat apapun tentang itu, aku sungguh sangat ingin tahu bagaimana selanjutnya yang aku ingat saat terakhir kita berada di bar saat ulang tahun ku itu saja, setelah itu aku tidak ingat apapun " pinta Xia penasaran, tidak mungkin Xia bilang kalau ia terlahir ke masa depan jadi terpaksa Xia bilang hilang ingatkan saja seperti yang sudah dokter katakan padanya.
" Sungguh kamu tidak ingat apapun setelah itu, dan benar kamu benar-benar ingin mengetahuinya? " tanya Brian sedikit ragu dan takut kalau ia ceritakan akan menimbulkan kembali ingatan istrinya yang hilang itu.
" Mm, aku tidak ingat apapun, tapi sangat ingin mengetahuinya ceritakan dong Brian, ya... " bujuk Xia memaksa, padahal Xia sangat tahu betul kekhawatiran sang suami kalau ingatannya kembali takut akan kembali jahat.
" Ya ceritakan ya... " bujuk Xia lagi dengan gaya imutnya.
Melihat itu sungguh Brian sangat - sangat gemas, dan mau tidak menuruti permintaan sang istri.
" Baiklah akan ku ceritakan, tapi harus janji satu hal " ucap Brian meyakinkan terlebih dahulu.
" Apa, cepat katakan aku sungguh tidak sabar "
" Setelah ku ceritakan, dan kamu bisa ingat kembali semuanya, ku mohon tetaplah seperti ini jangan berubah lagi seperti dulu, sungguh aku tidak mau aku hanya mau kamu yang seperti sekarang ini, berjanjilah Xia " pinta Brian dengan sepenuh hati.
" Baiklah aku janji akan tetap seperti ini Brian " ucap Xia yang langsung memeluk suaminya itu untuk meyakinkannya.
" Tentu saja aku akan tetap seperti ini, karena memang aku bukan Xia dari masa depan tapi Xia dari masa lalu, jadi mana mungkin aku bisa langsung berubah, Brian Brian " batin Xia sambil memandang wajah tampan sang suami.
" Baiklah akan ku ceritakan mulai dari kamu yang kena musibah pas hari ulang tahun mu itu hingga... " Brian perlahan menceritakan semuanya.
Mulai dari saat itu dimana dirinya juga berada di bar yang sama sampai melihat Xia terjatuh dan terbentur hingga Brian langsung menolong dan langsung membawa Xia kerumah sakit bersama semua temannya.
Sesampainya di rumah sakit setelah di rawat akhirnya Xia sadar dan setelah itu hubungan keduanya menjadi semakin dekat, bahkan bukan Xia yang menyatakan perasaannya tapi Brian sendiri karena Brian juga merasakan hal yang sama.
Setelah resmi berpacaran, selang beberapa bulan akhirnya Brian melamar Xia karena merasa tidak tega dengan kehidupan sang kekasih yang tidak mampu, Brian sungguh berniat membahagiakan sang kekasih dengan cara mempersunting nya agar bisa memberikan kehidupan yang layak pada orang yang sangat di cintainya.
Setelah beberapa bulan pacaran akhirnya mereka berdua menikah, tentu saja kehidupan mereka berdua sangat bahagia karena Brian memberikan segalanya untuk istri tercintanya itu.
Tapi bahagia yang Xia rasakan hanya ketika bersama Brian saja, kalau tidak ada Brian kebahagiaan itu tidak seindah yang di bayangkan karena ada dua orang yang tidak menyukainya siapa lagi kalau bukan ibu mertua dan adik iparnya.
Sampai akhirnya Xia hamil Rafa sampai melahirkan di ceritakan Brian semuanya, sampai kedatangan orang ketiga Brian ceritakan juga.
Sambil Brian menceritakan perlahan juga ingat itu muncul bersamaan sehingga akhirnya Xia melihat dengan jelas dalam ingatannya itu proses kehidupan masa depannya mulai dari insiden di bar saat ulang tahun hingga sekarang, semua terlihat jelas dalam ingat Xia itu sekarang.
" Sekarang kamu sudah mendengarnya, apa kamu juga sudah mengingat semuanya Xia? " tanya Brian sambil menatap dalam sang istri.
" Hmm, aku sudah ingat semuanya, terimakasih Brian " Xia langsung kembali memeluk suaminya itu, dan itu sungguh membuat Brian sangat bahagia.
Ternyata kekhawatiran Brian tidak terjadi, istrinya itu menepati janjinya untuk tidak kembali seperti dulu lagi, dan tetap menyanyanginya sungguh Brian sangat bersyukur sekali sekali.
" Oh ya kalau boleh tahu, bagaimana ceritanya kamu bisa bertemu pria bajingan itu, sampai dia bisa jadi penyelamat mu? "Brian sangat penasaran dengan hal itu karena selama ini Xia tidak pernah mengatakannya.
" Saat itu aku sangat terpuruk karena terus di sakiti mama dan Lila, aku sampai di usir dari rumahku sendiri, akhirnya aku berada sendiri di jalanan sampai sebuah mobil hampir menabrak ku dan pada saat itulah Dimas menyelamatkan ku, maka dari itu aku sangat berterima kasih padanya karena kalau bukan karna dia aku pasti sudah mati di tabrak mobil itu. " jawab Xia karena begitu yang Xia lihat dalam ingatannya itu.
" Kenapa kamu tidak bilang padaku sayang, kalau ibu dan adikku sudah berbuat seperti itu padamu, kalau saja aku tahu akau tidak akan membiarkan mereka terus menyakitimu, dan masalah insiden itu sebenarnya... " Brian berhenti sejenak.
" Sebenarnya apa Brian? " Xia langsung penasaran.
" Sebenarnya aku sudah menyelidikinya, kejadian itu sebenarnya sudah di rencanakan mereka Xia, semua itu sudah di atur oleh mama, mama sengaja mengusirmu, lalu menyuruh Nella menabrak mu dan memerintah Dimas agar menjadi penyelamat mu, semua sudah mereka aturan sedemikian ruma sehingga seolah terjadi seperti kebetulan padahal sudah mereka rencanakan sebelumnya, dan aku baru mengetahui semuanya setelah insiden kamu terjatuh di kamar mandi hingga hilang ingatan seperti ini, maafkan aku Xia, aku tidak becus tidak bisa melindungimu. " peluk Brian erat istrinya itu.
" Jadi begitu, semua adalah rencana mereka, awas mereka nanti, tidak akan ku lepaskan mereka " batin Xia sangat kesal tapi bisa Xia tahan karena saat ini berada dalam pelukan sang suami.