Timeless For 45

Timeless For 45

Bab 1 ~ Skandal

12 Januari 2025.

"Pemirsa. Seorang aktor ternama berinisial AA, terciduk memiliki hubungan istimewa dengan wanita bersuami yang merupakan bos besar sebuah agensi, dimana aktor tersebut bernaung ...."

Di sebuah restoran, suara tayangan televisi berhasil menambah panasnya skandal yang beredar beberapa jam terakhir. Para pengunjung sibuk menekan ponsel untuk mengikuti berita tersebut.

"Aku sungguh tidak percaya. Axello seperti itu?" ujar salah satu wanita dengan tangan yang menutup mulut.

"Benar! Aku juga tidak menyangka. Selama ini citranya sangat bersih dan tidak pernah terlibat dengan aktris mana pun."

"Siapa yang sangka, ternyata seleranya ibu-ibu bersuami."

"Menjijikan! Tapi dengan wajah tampan seperti itu, tentu mudah menarik perhatian wanita kaya. Aku penasaran, berapa harganya sekali service."

"Hahaha. Kenapa? Jangan bilang kau mau sewa juga?"

"Kalau pun aku punya uangnya juga aku enggak mau. Bekas nenek-nenek, ih."

Mereka tertawa setelah cukup puas mengejek sang aktor. Padahal sebelum skandal muncul, mereka masih memuja-muji bahkan bermimpi menjadi pasangan pria itu.

Sementara seorang wanita yang baru turun dari lantai dua di mana kantornya berada, dibuat geram saat mendengar perkataan mengejek para pengunjung. Ia berjalan ke arah pintu, lalu memutar kartu tulisan open menjadi close.

Wanita itu bernama Elodie, ia berbalik dan berjalan menuju meja kasir dan berdiri di sana. Dengan menepuk tangan beberapa kali, wanita itu berhasil menarik atensi para pengunjung.

"Mohon maaf para pengunjung sekalian, hari ini restoran akan tutup awal 10 menit lagi karena urusan pribadi! Jadi silakan menyelesaikan makan siang kalian dan juga mengambil bonus ayam goreng gratis di sebelah sana!"

Beberapa wanita yang sebelumnya bergosip itu tampak berbinar. Mereka yang memang sudah selesai makan sejak tadi, langsung berdiri dan menghambur ke arah yang ditunjukkan Elodie.

"Oh, maaf. Ayam gorengnya belum siap, kalian pulanglah lebih dulu!" ujar Elodie dengan tatapan datar.

Sementara beberapa wanita itu saling memandang kemudian tertawa kecil. "Tidak masalah, kami akan menunggu saja."

Elodie memandang dingin. "Pulanglah, bonus ini khusus untuk anak-anak, paruh baya dan mereka yang tidak bergosip."

"Apa maksudmu?" tanya salah satu wanita mulai tersulut emosi. Elodie tetap menatap datar, wanita itu tak gentar meski beberapa wanita di depannya sudah unjuk gigi.

"Aku bilang bonus ini tidak untuk orang yang suka bergunjing di belakang orangnya."

"Kau! Apa begini cara kerja restoran ini?"

Elodie akan membalas lagi namun urung saat seorang pria yang baru masuk menahan lengannya.

"Biarkan mereka mengambil, Sayang! Mereka terlalu banyak bicara, jadi harus disumpal banyak makanan agar diam."

Para wanita yang awalnya sempat terpana pada pria dengan wajah tegas nan tampan itu berakhir mendengus kesal.

"Kami akan beri review jelek! Kalian tunggu saja!" Wanita-wanita itu berjalan pergi dengan kaki yang tersentak-sentak.

Namun sepasang suami istri itu tidak peduli. Gray memandang Elodie yang wajahnya kusut. "Kau seperti khawatir sekali padanya?" tanya pria itu dengan sedikit sindiran yang mengandung kecemburuan.

Sementara Elodie menoleh dan membalas pria itu dengan cemberut. "Ini bukan saatnya cemburu, Sayang! Kasus pembunuhan itu bukan kasus kecil, terlepas dari Axel yang adalah mantan aku. Kami sudah berteman lama, aku tentu khawatir padanya."

"Tapi kau sedang hamil, Sayang. Aku enggak mau kau terlalu banyak pikiran."

Elodie menghela napasnya. Ia mengelus lengan sang suami dengan lembut. "Aku tahu."

"Elli." Salah satu sahabatnya, Clara menghampiri sepasang suami istri itu. Wajahnya juga tampak cemas.

"Benarkah Axel melakukannya?"

Elodie menggeleng. "Aku enggak percaya."

"Aku juga. Kamu udah bisa menghubunginya?"

"Belum, ponselnya enggak aktif."

"Aku udah hubungi kak Alexa, tapi dia juga enggak tau Axel sekarang ada di mana."

"Aku juga udah hubungi manajernya, tapi panggilanku terus ditolak."

Kedua wanita itu saling membahas dengan tegang. Sementara dua pria di belakang, mengikuti dengan wajah tidak enak di pandang. Sembari berjalan ke lantai atas, sembari mereka saling memandang.

"Lihatlah mereka! Bicara tentang pria lain sampai kita tidak mereka pedulikan lagi." Elbert, kakak Elodie sekaligus suami Clara berbicara pada Gray di sampingnya.

Gray menoleh, menaikkan sebelah alisnya seakan tidak terpengaruh. "Aku tau kalian baru nikah kemarin. Tapi jangan terlalu cemburuan, masalah pria itu sangat mendesak."

Gray berkata seakan baik-baik saja jika Sang istri perhatian pada pria lain. Padahal tadi ia sudah menunjukkan kecemburuannya terang-terangan langsung pada orangnya.

Sementara Elbert berdecih, ia tidak percaya Gray akan semurah hati itu.

.

.

.

Di dalam sebuah ruangan yang gelap, seorang pria tengah duduk meringkuk. Tidak ada suara yang keluar, juga tidak ada pergerakan hingga seseorang membuka pintu.

"Axel." Seberkas cahaya dari sinar lampu di luar menerobos masuk mengenai wajah tampan yang sebelumnya diidamkan jutaan wanita itu.

Ia yang menunduk segera mendongak saat mendengar suara akrab yang menjadi kesehariannya.

"Kak, bagaimana? Apa aku terbukti tidak bersalah?" tanya Axel langsung, dengan wajah penuh harap.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!