Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19 ONS
Delia terbangun dari tidur nyenyak nya karena merasakan ada sesuatu yang menimpa tubuhnya. Dia langsung bangkit dari ranjang dan menatap Aryan dengan tajam.
"Kau ini benar-benar sudah gi*la, ya?" ucapnya kesal melihat Aryan yang mencampakkan beberapa pasang pakaian tepat di wajah Delia.
"Hari sudah hampir malam. Mandi dan ganti pakaianmu!" perintah Aryan, tetapi Delia tidak bergeming. "Atau mau ku paksa?" Lanjutnya hendak melangkah mendekati Delia.
"Tidak!" jawab Delia takut jika Aryan nekat membawanya ke kamar mandi. "Aku bisa pergi sendiri." Delia pun akhirnya berjalan menuju kamar mandi dengan menghentakkan kakinya di lantai.
Delia menendang dinding, dia merasa frustasi karena tidak ada jalan keluar. Semua jendela di kunci otomatis dan hanya Aryan yang tahu sandinya.
"Beginilah jadinya jika berurusan dengan konglomerat. Rumahnya sangat elit, sampai tidak ada jalan untuk keluar. Si*al si*al!" teriak Delia, untung saja seluruh ruangan kedap suara, hingga tidak ada yang bisa mendengar suara teriakan itu.
Setelah menunggu hampir tiga puluh menit, Aryan memutuskan untuk memanggil Delia. Wanita itu sudah lama di kamar mandi dan belum keluar juga. Aryan merasa khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu pada calon anaknya? Itulah yang dia pikirkan.
"Apa kau sudah selesai? Buka pintunya!" teriak Aryan, Delia yang masih berendam di dalam bathtub hanya diam saja.
"Aku punya kunci cadangan! Jika kau tidak keluar juga, maka aku akan membuka pintu ini tanpa izin darimu."
Mata Delia sontak terbuka lebar, dia membasuh tubuhnya dengan shower lalu mengambil jubah mandi yang dia gantungkan. Dirinya pun bergegas membuka pintu.
"Kenapa kau suka sekali mengancam seperti itu? Dengar, ya! Aku sudah punya calon suami, jadi jangan terlalu sibuk mengurusi hidupku."
"Aku tidak mengurusi hidupmu, aku hanya peduli dengan calon anakku."
Delia mengeraskan rahangnya. "Berapa kali harus ku katakan kalau dia ini anakku! Hanya anakku!" ucapnya dengan mata melotot.
Aryan menatap Delia tanpa ekspresi, dia menarik tangan Delia, membawanya duduk di atas ranjang. Lalu, Aryan pergi begitu saja tanpa berkata apa pun lagi.
"Dia ini, benar-benar tidak waras! Seperti jelangkung, datang tak di undang, pulang tak diantar. Pergi dan datang sesuka hatinya. Ya, aku tahu kalau rumah ini miliknya, tapi seharusnya dia tidak bersikap sesuka hatinya padaku." gumam Delia.
Pintu kamar kembali terbuka, Aryan masuk dengan nampan di tangannya. Kemudian, dia duduk di sebelah Delia.
"Makanlah! Kau pasti lapar."
"Aku tidak mau!" tolak Delia dengan tegas.
Tak ingin menjadi perdebatan panjang, Aryan pun mulai memotong daging yang ada di atas piring, lalu menyuapkan nya pada Delia. Namun, gadis itu tetap bungkam.
"Kau tidak kasihan pada bayi yang ada di dalam kandunganmu?" ujar Aryan pelan. Delia terdiam sejenak, dia tidak boleh egois. Dirinya pun merebut sendok dari tangan Aryan.
"Aku bisa makan sendiri." tukasnya.
Baru juga beberapa suap, tiba-tiba Delia merasakan mual. Dia menutup mulutnya dan meletakkan piring di atas ranjang. Lalu dirinya berlari cepat ke kamar mandi. Aryan yang merasa khawatir mengikuti Delia.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Aryan dari luar. Terdengar suara Delia yang memuntahkan seluruh isi perutnya. "Buka pintunya, Delia!" teriak Aryan.
Tak lama kemudian Delia keluar dari sana, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas. Aryan membantu wanita itu berjalan kembali ke ranjang.
"Minumlah." Aryan menyodorkan air putih.
"Wajahmu sangat pucat, bagaimana kalau kita ke rumah sakit?" tawar Aryan dengan penuh perhatian.
Delia menggeleng. "Aku hanya butuh Vitamin B6 untuk mengatasi mualku ini." ujarnya lemah.
Aryan langsung menghubungi seseorang, dan hanya hitungan menit, obat yang Delia katakan langsung ada ditangan Aryan.
"Ini, minumlah." Aryan menyerahkan vitamin itu pada Delia. Untuk sesaat Delia melongo, secepat itu Aryan mendapatkannya padahal Delia baru saja berhenti bicara.
Tanpa menunggu lama, Delia pun langsung meminum vitamin itu. Kemudian dia merebahkan dirinya. Perlahan kelopak mata Delia tertutup, dia pun mendengkur pelan dan napasnya sudah teratur menandakan dirinya sudah tertidur pulas. Aryan memandang wajah cantik alami milik Delia, entah mengapa ada desiran aneh di dalam hatinya. Dia pun mengambil selimut dan menutupi tubuh Delia hingga batas leher. Tidak ingin mengganggu istirahat Delia, dia pun keluar dari kamar itu.
Keesokan paginya.
Aryan sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Namun, sebelum itu, dia memeriksa keadaan Delia terlebih dahulu. Saat memasuki kamar, dia tidak melihat Delia di dalam sana. Dirinya mencari ke kamar mandi, tetapi tidak ada.
"Kemana wanita itu?" tanya Aryan pada dirinya sendiri. Ketika masih memegang handel pintu, Aryan mengingat sesuatu. Dia tidak mengunci pintu tadi malam.
"Pasti dia kabur. Argh!" Aryan menendang pintu dengan kekesalan yang mendalam. Dia takut jika tidak bisa bertemu dengan calon anaknya.
Secepat kilat Aryan pergi dari rumah, dia harus mencari cara untuk membawa Delia kembali kerumahnya.
Suara deru mobil terdengar, Naima— Kakak Aryan dan sang Mama sudah sampai dirumah. Mereka baru saja pulang dari luar negeri, melakukan pengobatan untuk sang Mama.
"Mama istirahat, ya? Nai buatkan makan dulu." ujar Naima tersenyum tulus.
Naima berjalan menuju ke dapur. Namun, saat melewati kamar Aryan, dia melihat pintunya terbuka. Naima hendak menutup pintu itu, tetapi dia menatap kamar adiknya yang sangat berantakan.
"Astaga, tumben sekali Aryan jorok seperti ini. Biasanya dia selalu membersihkan kamarnya." Naima menghela napas panjang, dia pun masuk ke dalam sana.
Wanita berusia empat puluh lima tahun itu mulai menyusun tempat tidur Aryan, dia mengibaskan selimut yang ada di bawah ranjang. Dirinya kaget sekaligus penasaran karena ada sesuatu yang mengusik pandangannya. Naima memperhatikan sesuatu yang ada di atas meja.
"Vitamin Ibu hamil? Milik siapa ini? Tidak mungkin kan milik Aryan? Dia itu pria." begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam otak Naima.
*****
BERSAMBUNG
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai