NovelToon NovelToon
Dendam Dua Jiwa [Mafia Cantik Di Tubuh Gadis Lugu]

Dendam Dua Jiwa [Mafia Cantik Di Tubuh Gadis Lugu]

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Dendam dua jiwa.

Jiwa seorang mafia cantik berhati dingin, memiliki kehebatan dan kecerdasan yang tak tertandingi, namun akhirnya hancur dan berakhir dengan mengenaskan karena pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.

Jiwa yang satu adalah jiwa seorang gadis lugu yang lemah, yang rapuh, yang berlumur kesedihan dan penderitaan.

Hingga akhirnya juga mati dalam kesedihan dan keputus asaan dan rasa kecewa yang mendalam. Dia mati akibat kelicikan dan penindasan yang dilakukan oleh adik angkatnya.

Hingga akhirnya dua jiwa itu menyatu dalam satu tubuh lemah; jiwa yang penuh amarah dan kecewa, dan jiwa yang penuh kesedihan dan putus asa, sehingga melahirkan dendam membara. Dendam dua jiwa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5. Penampilan yang Berbeda

"Bibi, aku lupa kamarku di mana? Bisakah kamu mengantarku?"

"Atau... mungkin aku nggak punya kamar di rumah sebesar ini?!"

Ucapan Annabella itu yang bernada datar dan dingin, terkesan santai, tentu saja membuat semua orang yang ada di situ terkejut bukan main, amat terkejut.

Dengan santai sekaligus berani Annabella berkata seperti. Mengabaikan perintah kedua kakaknya, sekaligus mengabaikan keberadaan Tuan Abraham dan Nyonya Chalinda, suatu tindakan yang belum pernah dia lakukan selama 4 tahun ini tinggal di kediaman mewah ini.

Termasuk Nindira yang mengantarnya sampai ke ruangan ini, tidak terkecuali Bibi Lastri. Bahkan dia terkejut sekaligus takut, takut majikan mudanya itu bakal mendapat penindasan dari Dareen dan Arden.

Terlebih akan mendapatkan hukuman cambuk dari Abraham Winata, ayah kandungnya.

"Apa kamu sadar yang sudah kamu ucapkan itu, Bella?" tegur Nindira di tengah keterkejutannya. "Kamu berani mengabaikan perintah Kak Dareen dan Kak Arden?"

"Cepat, berlutut di depan papa dan mama, minta maaf atas kesalahanmu karena sudah membuat Niki tersakiti," meski Nindira mengatakannya dengan lembut, tapi tetap saja itu sebuah perintah yang harus dilakukan.

"Nona Nindira, sebaiknya..., jika kamu nggak tahu cara berbuat baik kepadaku, sebaiknya kamu diam saja!" kata Annabella alias Fiorella bernada datar dan dingin seraya menatap tajam pada Nindira. "Nggak usah sok-sok baik, seolah-olah kamu berada di pihakku..., tapi nyatanya nggak!"

"Kamu...!" kejut Nindira, makin terkejut, tidak menyangka Annabella berani berkata begitu kepadanya, suatu hal yang belum pernah dia lakukan.

Dan pula Annabella berbicara kepadanya seperti bukan berbicara dengan kakaknya, seperti berbicara dengan orang lain yang bukan keluarganya.

Apakah sikap dan perilaku yang berbeda dan aneh ini efek sehabis Annabella bangun dari koma?

Sejurus lamanya semua orang yang ada di situ masih syok dengan adegan yang ditampilkan Annabella.

Belum hilang keterkejutan mereka dengan sikap Annabella yang mengabaikan perintah Dareen dan Arden. Kini gadis yang kini berprilaku aneh itu berani menegur Nindira.

Sementara Nikita juga masih merasa aneh dengan perangai Annabella kali ini. Tapi cepat-cepat dia menepis pikirannya itu. Dia segera berasumsi jika sikap Annabella itu hanyalah akting belaka.

Annabella sok-sok tegar dan berani sekarang, seolah itu hasil dari dia dapatkan sehabis bangun dari koma.

Tingkahnya itu tidak lain hanyalah ingin menarik perhatian dari papa-mama dan kakak-kakaknya.

"Kamu pikir tingkah konyolmu itu akan menarik perhatian papa-mama dan kakak-kakak, Bella?!" dengus Nikita dalam hati bernada sinis. "Bahkan tingkahmu itu semakin membuat mereka ilfil kepadamu."

Seketika Annabella beralih menatap Nikita saat Nikita menyuarakan suara hatinya seperti itu. Tatapan dan ekspresi Annabella seperti bisa mendengar suara hati Nikita.

Apakah benar sepeti itu?

Tampak Annabella alias Fiorella tersenyum samar. Senyum yang lebih mirip senyum dingin bercampur sinis.

Tapi sejurus kemudian perhatiannya beralih pada Arden. Belum lama dia menatap dingin pemuda itu, Arden langsung melontarkan ucapan kasar, penuh penghinaan padanya.

"Dasar kamu memang anak sialan, Bella! Kamu sekarang sudah sok-sokan berani hah?! Kamu sekarang sudah berani mengabaikan perintah Kak Dareen dan aku?! Tahu nggak, kelakuanmu itu membuatku muak!"

"Perangai anehmu ini mungkin efek dari kamu terlalu lama terbaring koma," lanjutnya penuh peremehan dan penghinaan. "Mungkin jika aku pukul kepalamu, kamu akan sadar dan kembali pada kodratmu sebagai gadis hina....!"

Kemudian dia berdiri dengan cepat. Niatnya hendak memberi pelajaran pada Annabella, seperti ucapan busuknya tadi.

★☆★☆

Tapi belum juga dia melangkah, Annabella sudah melontarkan ucapan bernada datar dan dingin, penuh dengan ancaman yang mutlak.

"Tuan Arden, percaya nggak, jika kau berani berbuat macam-macam lagi denganku, aku akan berbuat lebih sadis dan lebih kejam lagi kepadamu!"

Sejurus lamanya Arden terdiam di tempatnya, seakan terpengaruh dengan ucapan Annabella barusan.

"Kita lihat sampai di mana kamu akan bertahan berlagak berani, Bella," kembali Nikita berkata dalam hati bernada sini. Dan lagi-lagi Annabella seolah mendengar suara hati Nikita itu.

Kemudian setelah itu, Nikita bertindak seolah menahan perbuatan Arden yang hendak menindaki Annabella. Dia bertindak mencegah langkah Arden, lalu berkata.

"Kak Arden, nggak usah berlaku keras pada Kak Bella. Dia baru pulang dari rumah sakit, apalagi baru bangun dari koma yang cukup panjang. Mungkin dia masih lelah dan masih butuh istirahat yang banyak."

"Makanya dia tampak seperti sedikit stres...," lanjutnya seolah peduli, padahal hatinya tertawa penuh riang dengan nasib yang didapatkan Annabella pasca sembuh dari koma.

Lalu dia berdiri sedikit cepat. Kemudian melangkah menghampiri Annabella sambil tersenyum haru, seolah-olah. Lalu dia berkata seolah prihatin dan perduli akan keadaan Annabella.

"Maaf, Kak, jika kamu disambut dengan kurang baik oleh kami saat kamu baru pulang dari rumah sakit. Aku mewakili papa dan mama serta kakak-kakak sekalian meminta maaf kepadamu karena tidak menyambutmu dengan baik...."

Kemudian dia memegang kedua tangan Annabella dengan lembut, terus melanjutkan sandiwara busuknya, sedangkan Annabella tetap diam, membiarkan apa yang mau dilakukan Nikita.

"Nggak perlu kamu minta maaf kepadaku! Aku yang akan minta maaf. Dan maaf juga jika selama kamu di rumah sakit, aku nggak sempat menjengukmu."

Perlu diketahui, segala apa yang sudah terjadi barusan; suara hati Nikita, tindakan Arden yang hendak berlaku kasar kepadanya, serta semua sandiwara Nikita yang amat menjijikkan itu, sudah teridentifikasi ke dalam pikiran Fiorella semacam bisikan intuisi atau firasat.

Dan bisikan intuisi atau firasat yang seolah itu adalah bisikan dari Annabella terus saja terdengar dalam pikiran Fiorella, mengidentifikasikan adegan atau kejadian yang akan berlangsung nanti.

Setelah mengucapkan kata-kata penuh perhatian itu, Nikita langsung memeluk Annabella. Dan lagi-lagi Annabella alias Fiorella membiarkan saja, karena dia sudah dapat intuisi apa yang akan diperbuat oleh Nikita setelah itu.

"Kamu lihat adikmu itu, Bella!" kata Chalinda Winata seperti sudah bangun dari keterkejutannya saat melihat sifat mulia Nikita barusan. "Dia tetap saja berjiwa besar kepadamu, walau kamu sering menyakitinya."

"Dasar memang kamu tidak tahu diri, Bella!" hardik Abraham Winata yang juga sudah bangun dari keterkejutan. "Adikmu begitu baik padamu, bahkan tak malu minta maaf kepadamu, yang seharusnya kamu yang minta maaf kepadanya."

"Aduh, Niki, kenapa kamu begitu baik sekali?!" desah Nindira penuh haru. "Seandainya Bella punya sifat mulia sepertimu...."

"Kamu dengar dan lihat sendiri 'kan, Bella!" bisik pelan Nikita di telinga Annabella sambil tersenyum sinis. "Semua orang di rumah ini tetap berpihak padaku. Dan nggak ada seorang pun yang berpihak padamu."

"Sekarang kamu rasakan akibat kamu sudah berani bermain-main di depan mataku!"

Tapi sayangnya, Fiorella yang menempati tubuh Annabella sudah tahu apa yang bakal dilakukan Nikita. Maka dia cepat menyiapkan balasan.

Setelah Nikita melontarkan serangan intimidasi pada Annabella, dia langsung menghentak tubuhnya kebelakang, seolah-olah Annabella mendorongnya dengan kuat.

"Aduh!" jerit Nikita seolah dia tersakiti.

Namun, sebelum Nikita benar-benar terhentak ke belakang, Fiorella alias Annabella sudah menangkap tangan kiri Nikita dengan cepat dan memegangnya dengan erat dan sedikit kuat.

Sehingga Nikita tidak jadi terhentak jauh ke belakang, bersamaan dengan itu sandiwara Nikita gagal. Malah berganti dengan dia terkejut bukan main, Annabella tahu niat busuknya.

Kenapa bisa begini, keluhnya dalam hati.

"Niki!" seru terkejut Chalinda Winata dan Abraham Winata serta Nindira hampir bersamaan.

"Apa yang kamu lakukan pada Niki, anak brengsek?!" berang Arden terkejut murka mendengar jeritan Nikita.

Fiorella --yang berada di tubuh-- Annabella tidak menggubris kelebaian kedua orang tuanya dan kedua kakaknya itu. Dia langsung menatap Dareen yang menatap tajam kepadanya.

Dia sudah diidentifikasikan berupa bisikan firasat di dalam pikirannya akan apa yang hendak dilakukan Dareen untuk menyikapi situasi ini.

Benar saja, pemuda kulkas itu langsung berdiri dengan cepat tanpa kata. Lalu melangkah ke arah Annabella dengan niat yang sudah terencana.

"Tuan Dareen, jika kau masih meneruskan niatmu, kau akan tahu sendiri akibatnya!" kata Annabella bernada dingin seolah mengingatkan sekaligus mengancam.

Dareen tidak perduli ucapan Annabella yang menurutnya tidak berguna itu, dia terus saja melangkah dengan niat jahat kepada Annabella.

★☆★☆★

1
Aretha Shanum
kenapa harus bertahan disitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!