NovelToon NovelToon
Jodohku Tetanggaku

Jodohku Tetanggaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Ayudia Larasati, gadis cantik yang sudah berkali - kali gagal mendapatkan pekerjaan itu, memilih pindah ke desa tempat kelahiran ibunya setelah mendapatkan kabar kalau di sana sedang ada banyak lowongan pekerjaan dengan posisi yang lumayan.
Selain itu, alasan lain kepindahannya adalah karena ingin menghindari mantan kekasihnya yang toxic dan playing victim.
Di sana, ia bertemu dengan seorang pria yang delapan tahun lebih tua darinya bernama Dimas Aryaseno. Pria tampan yang terkenal sebagai pangeran desa. Parasnya memang tampan, namun ia adalah orang yang cukup dingin dan pendiam pada lawan jenis, hingga di kira ia adalah pria 'belok'.
Rumah nenek Laras yang bersebelahan dengan rumah Dimas, membuat mereka cukup sering berinteraksi hingga hubungan mereka pun semakin dekat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Senyuman

"Aduh, piye iki, mbak ? (Gimana ini, mbak?)" Nila dan Laras tampak kebingungan karena motor mereka tiba - tiba mogok.

"Gak ada bengkel di sekitar sini?" Laras celingukan.

"Gak ada, mbak. Jauh di depan sana adanya." Kata Nila.

"Yaudah, kita dorong aja ke sana." Ajak Laras.

Dua gadis itu dengan kompak mendorong motor tua yang mati. Cuaca yang cukup terik, membuat peluh keduanya bercucuran hingga jilbab mereka basah.

"Mbak, mandek sek mbak. Aduh, arep pedot napasku! (Mbak, berhenti dulu mbak. Aduh, mau putus nafasku!)" Keluh Nila yang ngos - ngosan.

Karena tubuhnya yang lumayan gemuk, membuat Nila gampang ngos - ngosan. Hampir lima belas menit mereka mendorong motor, sudah dua kali Nila meminta berhenti untuk istirahat.

" Yaudah, kita duduk disini dulu." Laras mengajak Nila berteduh di bawah pohon asem yang rindang.

"Masih jauh ya bengkelnya?" Tanya Laras.

"Masih, mbak." Jawab Nila yang mengibas - ngibas kerudungnya.

"Di tengah sawah gini kok sepi banget ya, gak ada yang lewat. Padahal siang - siang." Keluh Laras yang juga merasa lelah.

"Iyo, to, mbak. Uwong do istirahat bar dhuhuran. Opo meneh adewe neng tengah sawah, gek iki dalan tembusan, jelas jarang sing liwat. (Iya lah, mbak. Orang pada istirahat setelah sholat zuhur. Apa lagi kita di tengah sawah, lalu ini jalan alternatif, jelas jarang yang lewat.)" Sahut Nila.

"Huhuhu, gimana dong?." Laras mulai resah.

"Aku yo bingung e mbak. Arep mbalik neng pondok adoh, arep neng bengkel yo jek adoh. Padahal agi telung dino bar di dandan motor iki. (Aku ya bingung mbak. Mau balik ke pondok jauh, mau ke bengkel juga masih jauh. Padahal bari tiga hari lalu di servis motor ini.)" Sahut Nila.

"Kamu bawa hape, La?"

"Enggak, mbak. Mbak Laras juga gak bawa ya?" Tanya Nila yang di jawab gelengan oleh Laras.

Laras semakin resah karena memikirkan Uti yang pasti mencarinya karena belum juga pulang. Harusnya, mereka sudah sampai di rumah Uti dari tadi.

"Uti pasti nggolek i sampean iki, mbak. Yohalah! (Uti pasti mencari kamu ini, mbak. Yohalah!)" Nila juga tampak resah memikirkan Uti.

"Ayo, La. Kita dorong lagi." Ajak Laras.

Dua gadis itu kembali berdiri dan bersiap untuk mendorong motor tua inventaris pabrik Uti.

Tin...

Tiin...

Suara klakson motor, dan deru suara motorpun terdengar. Nila dan Laras secara kompak menengok ke sumber suara motor.

"Kenapa?" Dimas yang masih memakai baju koko, celana panjang dan peci itu menghentikan motornya.

"Iki, mas. Motore mogok. (Ini, mas. Motornya mogok.)" Sahut Nila.

Dimas kemudian melihat ke arah Laras yang tampak berpeluh.

"Uti khawatir itu di rumah." Kata Dimas yang menatap Laras.

"Uti yang suruh mas cariin saya dan Nila?" Tanya Laras yang di jawab anggukan oleh Dimas.

"Yasudah, kamu naik aja, saya step motornya ke bengkel." Titah Dimas sambil naik ke atas motornya.

Secara kompak, dua gadis itu langsung naik ke atas motor tua yang mogok.

"Kaki saya bisa patah kalau kalian berdua naik motor itu." Kata Dimas yang membuat Laras langsung turun dari motor.

"Terus, saya di suruh nunggu di sini aja?" Tanya Laras yang ketakutan duluan, mengira Dimas dan Nila akan meninggalkannya ke bengkel.

"Kamu naik motor saya." Jawab Dimas.

Laras terdiam sesaat, kemudian menatap ke arah Nila. Nila pun memberikan kode agar Laras cepat naik ke motor Dimas.

Laraspun mendekat ke motor Dimas, namun ia justru kembali terdiam. Seolah mengerti, Dimas memberikan mengarahkan tangannya kebelakang untuk menjadi pegangan saat Laras menaiki motornya.

Nila yang melihat adegan itu, langsung membuang pandang sambil tersenyum - senyum sendiri. Seperti Hilman kemarin, Nila pun terkikik geli melihat ekspresi canggung keduanya.

"Makasih, mas." Kata Laras setelah ia berhasil duduk di boncengan.

Dimas pun langsung menstep motor yang ditumpangi oleh Nila. Nila sendiri sudah pernah mengalami hal seperti ini, sehingga ia tampak santai saat Dimas dengan menggunakan kakinya yang bertumpu pada step belakang, mendorong motor yang ia tumpangi.

"Assalamualaikum, ti." Dimas menelfon Uti ketika mereka sudah sampai di bengkel untuk memberikan kabar agar Uti tak khawatir lagi.

"................."

"Njih, ti. Niki tasih ing bengkel. Motore mogok, wau kulo step teng bengkele kang Ucup. Niki njih tasih ngantri. (Iya, ti. Ini masih di bengkel. Motornya mogok, tadi saya step ke bengkelnya kang Ucup. Ini juga masih mengantri)." Kata Dimas.

"................"

"Oo, njih, ti. Mengkih kulo ngaturaken. Ti, mengkih kulo mampir teng toko sekedap njih, enten barang sing bade kulo pendet. (Iya, ti. Nanti saya sampaikan. Ti, nanti saya mampit ke toko sebentar ya, ada barang yang mau saya ambil.)" Kata Dimas meminta izin.

"..............."

"Njih, waalaikumsalam." Dimas mengakhiri panggilan telfonnya.

"Jare Uti, mengko kowe di susul lik Parno, La. (Kata Uti, nanti kamu di jemput lik Parno, la.)" Dimas menyampaikan pesan Uti.

"Njih, mas. Iki di tinggal wae motore? (Ini di tinggal saja motornya?)" Tanya Nila.

"Iyo, di jipuk sok sore, yo. Iki jek ndandan sing loro iki sebab e. (Iya, di ambil besok sore, ya. Ini masih dandan yang dua ini soalnya)" Sahut pemilik bengkel.

"Owalah, iyo kang." Kata Nila.

Setelah jemputan Nila datang, Dimas dan Laras pun ikut beranjak dari bengkel itu. Tanpa di minta, Dimas kembali menjulurkan tangannya untuk pegangan Laras saat hendak naik.

Dimas segera melajukan motornya saat memastikan Laras sudah duduk dengan benar di boncengan.

"Lho, kita mau kemana, mas?" Tanya Laras.

"Ke toko sebentar." Jawab Dimas.

"Nanti kalau Uti nyariin, gimana?" Laras tampak khawatir.

"Saya sudah izin." Jawab Dimas.

Laraspun terdiam setelah di beri jawaban oleh Dimas. Sepanjang perjalananpun keduanya hanya terdiam, hingga mereka sampai di toko percetakan milik Dimas.

"Duduk di sini dulu." Titah Dimas yang di turuti oleh Laras.

Kedatangan Dimas dengan seorang gadis, tentu saja mengalihkan perhatian para pegawai yang bekerja di toko ATK miliknya.

Tampak beberapa menggoda bos mereka itu dengan menaik turunkan alis, namun hanya di jawab gelengan oleh Dimas. Pria itu kemudian menuju ke showcase dan mengambil sebotol teh dingin.

"Ini, minum. Saya ke atas sebentar." Kata Dimas sambil memberikan teh dingin yang ia ambil.

"Makasih, mas." Kata Laras sambil tersenyum. Ia girang saat Dimas memberikannya minum, karena ia benar - benar merasa haus.

Dimas pun hanya mengangguk, lantas meninggalkan Laras menuju ke ruangannya di lantai dua.

Seulas senyuman tipis pun muncul dari bibir Dimas kala mengingat Laras yang barusan tersenyum padanya.

Laras duduk sembari melihat - lihat sekitarnya. Toko ATK milik Dimas ini sangat lengkap untuk sekelas toko yang ada di kecamatan.

Ia kemudian kembali melihat botol minum di tangannya. Ya, Dimas memang tak seburuk apa yang di bicarakan orang - orang. Sesuai dugaan Laras, pria itu memang gentle.

Dimas bahkan memberikan Laras minuman yang sudah ia lepaskan tutup segelnya, agar Laras tak kesulitan saat membuka botol dingin yang berembun itu.

"Ayo." Ajak Dimas yang tiba - tiba sudah berada di hadapannya.

Laras pun mengangguk dan mengekor pada pria yang membawanya.

"Mas sudah lama buka tokonya?" Laras memulai percakapan saat mengekori Dimas.

"Tiga tahun." Jawab Dimas.

"Mas ngambil apa? Kok gak ada yang di bawa? Katanya ada yang ketinggalan?" Cicit Laras.

"Flashdisk." Kata Dimas sambil menunjukkan flashdisk pada Laras.

Setelah menyimpan kembali flashdisk di kantung bajunya, Dimas kemudian menjulurkan tangannya untuk menjadi pegangan saat Laras akan menaiki motor.

Seperti biasa, pria di depannya ini memang tak banyak bicara. Dimas kemudian melajukan motornya, setelah memastikan Laras sudah duduk dengan benar di belakangnya.

Saat sedang asyik menikmati pemandangan, Dimas tiba - tiba mengerem mendadak motornya, hingga membuat Laras hampir terjatuh jika tangan Dimas tak refleks memegang tubuhnya.

"Maaf." Kata Dimas sembari melepaskan tangannya setelah memastikan kalau Laras baik - baik saja.

"Kok tiba - tiba berhenti, Mas?" Tanya Laras yang langsung membenarkan posisi duduknya.

"Itu." Dimas menunjukkan pemandangan di hadapannya.

"Astaghfirullah, hiii." Laras refleks menyembunyikan wajahnya di punggung Dimas saat melihat bangkai ular sanca kembang besar yang melintang di tengah jalan dengan kondisi mengenaskan.

1
Nur Wakidah
aku sg moco melu kesemsem karo guya guyu dewe ☺️☺️☺️
Sari Nande16
q seng Moco Yo kesem sem 🤣🤣
Yulay Yuli
selalu kesemsem dengan perlakuan Dimas, berasa aku yg digituin 😅😀
Dewi kunti
ojo sue2 ay mengko Ndak gur njagani jodoh nya org,sat set ngunu lho
Sari Nande16
uluh2 mas Dimas 🥰🥰
Yulay Yuli
mauuuu..... mau.... 😘😁
Yulay Yuli
lemes ya dipanggil sayang sama Ay 😂😂😂
ayu rahma
ahh dimass so sweeett,, 🥰🥰
Bungatiem
ih gemes
Yulay Yuli
udh buruan halalin thour
Dewi kunti
biasanya tambah LG up nya
Bungatiem
double upda ya Thor
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
Bungatiem
Thor ko novel rahasia pasangku ga pernah update?? padahal bagus juga lo cerita nya 😞
Faqisa Sakila
Dri cinta ugal2an pak kades sama crita ini jd novel favorit bnget ,,
update trus y kk..
sk bngt ma critany
Dewi kunti
ra usah cemburu
Dedes
makane gek endang dicencang mas 😂
Nur Wakidah
nah mas Dim , , , Hadooohhh kan kedisek an Gus Farid 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
mas Dimas isok misoh yoan 🤣🤣🤣
Nur Wakidah
awas ketikung MAS DIM , , , 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!