Berondong Atau Duda?

"Alah cungur lo tuh ya, padahal kan dulu lo juga tahu kalo lo sama gue itu udah tunangan. Terus kenapa lo masih deket sama Manda? coba jawab kenapa lo masih deket sama Manda?" tanya Glory dan Xavieer lagi-lagi menghela nafas pelan.

"Harus berapa kali lagi sih gue bilang sama lo, kalo gue sama Manda itu pure cuman temenan doang gak lebih," ucap Xavieer yang masih membela dirinya sendiri.

Glory yang mendengar alasan itu memutar bola matanya malas, hah apa temanan doang? temenan ke sonoan dikit gitu maksud nya?

"Lo seriusan cuman anggap Manda temen lo doang?" ledek Glory kepada Xavieer.

"Terus lo maunya gue anggap Manda tuh kaya apa?" tanya Xavieer yang heran dengan tingkah Glory.

"Ya terserah sih lo mau anggap dia temen masa kecil, pembantu juga gue gak masalah. Cuman masalahnya di sini lo selalu belain dia ketimbang gue!" bentak Glory yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap egois Xavieer.

Xavieer yang memang notabe nya tidak suka di bentak, terlihat dari urat-urat lehernya. Bahwa dia sedang menahan emosi.

Glory yang melihat dan tahu kalo Xavieer sedang marah, ia tersenyum licik karena memang ini tujuannya dari awal.

"Lo bisa turunin nada bicara lo? gue gak suka," kata Xavieer datar.

"Lo siapa hah? sekarang aja lo bisa bilang sama gue buat nurunin nada bicara gue, padahal dulu aja lo sering bentak gue bahkan main fisik ke gua!" ucap Glory dan lagi-lagi itu membuat Xavieer kehilangan kendali.

"Dulu sama sekarang itu beda? kenapa sekarang lo berani banget sama gue," ucap Xavieer dan Glory memutar bola matanya malas.

"Udah deh aelah gue males banget berurusan sama manusia kaya lo gini, kalo lo emang gak nyaman sama gue yang sekarang ya udah kita udahan aja gitu doang kok repot," ucap Glory dan dia memilih untuk pergi dari sana daripada dia harus terusan menahan amarah yang ada dia malahan makin tambah tua.

Xavieer yang melihat Glory pergi meninggalkan nya begitu sana mengusap wajahnya dengan kasar, tidak tahu kenapa sekarang Xavieer membenci diri Glory yang sekarang karena Glory yang sekarang sudah banyak hal yang membantah dirinya.

Tanpa banyak basa-basi, Xavieer langsung menahan tangan Glory dan mencengkramnya dengan kuat.

"Lepasin gak? sakit!" ucap Glory dan baru saja Xavieer mau melepaskan tangan Glory.

"Kok lo sekarang banyak ngelawan sama gue sih? biasanya juga lo selalu oke-oke aja," heran Xavieer dan Glory memutar bola matanya malas.

"Ya menurut lo aja gimana hah, lagian gue juga capek kalo harus terus-menerus nurutin sama sikap lo Sendiri aja buat gue bingung. Yang sebenarnya tunangan lo itu gue atau Manda," ucap Glory dan Xavieer lagi-lagi hanya bisa menghela nafas pelan.

Bisa tidak ya dalam pertengkaran ini tidak membahas atau membawa orang lain dalam pertengkaran mereka, pikir Xavieer.

"Lo kenapa sih selalu aja bawa-bawa Amanda di tengah huru hara kita?" tanya Xavieer dan ingin sekali Glory membogem wajah Xavieer yang so iyeu itu.

"Si anjing ya kau hah, kurang jelas sama apa yang gue omongin hah? jangan karena lo itu ketua geng terus lo bisa seenaknya sama gue, udahlah kita udahan aja. Tenang aja gue yang bilang sama orang tua kita kalo kita itu udah gak cocok lagi!" ucap Glory yang malah emosi mendengar Xavieer yang sepertinya dia tidak merasa bersalah sedikit pun.

Memang sulit memiliki hubungan dengan orang yang tidak memiliki perasaan itu.

Xavieer yang lagi-lagi di tinggalkan oleh Glory hanya diam, Xavieer juga bingung dengan dirinya. Jadi ini adalah salah siapa?

Xavieer yang kebingungan, dan Glory yang sudah tidak tahan dengan itu semua balik lagi ke kelas yang untungnya di kelas tidak ada guru. Dan watadosnya dia duduk di samping Naomi.

Naomi yang lagi main hp, dan langsung menoleh ke arah Glory yang sedang marah.

"Heran bener dah gue sama lo Glory, lo kenapa muka lo di tekuk gitu hah? ada masalah apa?" tanya Naomi yang kepo tentang keadaan Glory.

"Lo tahu gak sih kalo si Xavieer itu gak pernah banget sama kesalahannya, padahal udah jelas-jelas banget kesalahannya tuh di depan mata!" ucap Glory yang dengan emosi menceritakan nya kepada Naomi.

Naomi diam membiarkan Glory mencurahkan semua isi hatinya itu, dan Naomi yakin Glory akan meminta sarannya sendiri jika dia sudah tenang kalo sudah bercerita semuanya.

"Gue bingung Naomi mau dia apa, gue ajak putus gak mau. Tapi kalo di ajak lanjut yang ada gue yang sakit gue yang stres," curhat Glory yang seakan-akan memiliki hubungan dengan Xavieer akan membuat dirinya gila.

"Menurut lo gue harus gimana Naomi?" tanya Glory yang akhirnya meminta saran kepada Naomi.

"Lo masih sayang sama dia?" tanya Naomi yang membuat Glory terdiam.

"Susah sayang kalo lo masih ada perasaan sama Xavieer, mau gue kasih saran apa pun gak bakalan mempan deh serius. Akhirnya juga nanti Lo balikan lagi sama Xavieer," ucap Naomi yang sudah capek memberikan saran kepada Glory yang mana ujung-ujungnya nanti Glory bakalan tetap nempel dengan Xavieer.

"Iya sih, tapi kan gue juga capek anjir mau gimana juga dia itu jahat. Masa iya gue di jadiin bahan pilihan gak banget," ucap Glory yang tidak terima di jadikan bahan pilihan oleh Xavieer.

"Bacot lo banget dah, emang lo gak inget apa kemaren kalo lo sendiri yang maksa-maksa mau sama Xavieer? padahal gue ini yang notabennya sebagai sahabat baik lo udah ngingetin buat gak terlalu kecintaan, eh gak taunya," ucap Naomi yang sangat ingat betul kalo Glory ini kalo sudah bucin memang tidak ingat apa pun lagi.

Yang ada di dalam otaknya itu hanya bagaimana membuat Xavieer bisa nyaman ada di dekatnya, emang cegil itu sangat meresahkan ya!