NovelToon NovelToon
Little Bride

Little Bride

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:567.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: nenengsusanti

Menjadi gadis yang bernasab pada ibunya membuat Violet ragu menerima lamaran sahabat kecilnya, bukan karna tak memiliki perasaan yang sama, hanya saja keluarga pria itu adalah Shaka Rahardian Wijaya.


Mampukah mereka bersama diatas bayang masa lalu kelam orang tua Violet?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Little Bride 19

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Diem, Vi. Aku capek!" Shaka langsung menepis tangan Violet dari bagian inti tubuhnya yang tak merespon apa yang di lakukan Sang istri.

Shaka benar-benar lelah dan ingin tidur, hanya itu yang di pikirkan olehnya malam ini, bahkan tak perduli meski Violet telAnjAang sekalipun di depannya.

"Oh, maaf. Tidurlah," ujar Violet yang langsung sesak dadanya, bahkan kedua matanya yang selalu di puji oleh Shaka kini sudah berkaca-kaca.

Violet membenarkan posisi tidurnya yang bukan di pelukan Sang suami dan itu rasanya begitu aneh mengingat ia selalu terlelap dalam kenyamanan dan keamanan sepanjang malam.

Kamu kenapa? apa salahku, Kha. Jangan membuat ku takut.

Air mata yang tergenang di pelupuk mata pun akhirnya jatuh juga. Sakit rasanya di abaikan seperti ini meski ia tahu alasan yang sebenarnya jika Shaka memang benar-benar lelah, terbukti kini Violet sudah mendengar dengkuran halus dari Sang suami.

Pikiran jelek dan buruk pun di tepis oleh Violet, perlahan ia tenangkan hatinya dengan mengingat segala yang pernah mereka lalui selama belasan tahun lalu, terutama saat indahnya di awal pernikahan.

Aku percaya padamu..

Berkali-kali Violet tekankan itu dalam benaknya, tak ada yang pantas ia curiga dari seorang Shaka yang punya cinta luar biasa, tapi jika melihat perubahan sikapnya hari ini terutama barusan, sanggupkah Violet mempertahankan cinta pertamanya itu??

.

.

.

"Pagi, Sayang," sapa Violet saat Shaka baru keluar dari kamar.

Tak perduli sepedih apa hatinya semalam, ia harus tersenyum dengan tangan tetap cekatan mengurus keperluan suaminya.

"Aku buat nasi goreng, tapi ada roti juga, kamu mau yang mana?" tanya Violet yang belum duduk di kursi meja makan karena ia masih menuangkan air minum ke gelasnya dan juga gelas Shaka.

"Nanti saja, aku belum lapar," tolak Shaka dengan tangan melipat di atas meja.

Violet sampai mengernyitkan dahi karna ia tahu jika sarapan adalah hal yang tak pernah terlewatkan di keluarga Rahardian.

"Tumben, atau ingin yang lain?" tawar Violet sambil menarik kursinya di samping Shaka.

"Aku gak laper, Vi. Hari ini kamu berangkat kuliah di antar supir ya, aku--"

"Mau kemana lagi kamu?" tanya Violet yang langsung memotong ucapan Sang suami saking tak sabarnya.

"Aku ada urusan sebentar, mungkin langsung ke kampus," jawab Shaka sambil bangun dari duduknya, ia mencium kening Violet lalu benar-benar pergi.

"Bahkan aku belum jawab iya atau tidak, Kha," ucap lirih Violet.

Ia yang masih kaget dengan perintah dan pamitnya Shaka hanya bisa duduk lemas dengan otak yang tak bisa berpikir apapun, hanya satu pertanyaan dalam benak wanita itu.

Pergi kemana Shaka sepagi ini?

.

.

.

Langkah panjang seorang pria muda begitu tergesa di sepanjang lorong rumah sakit. Hatinya selalu takut saat ia sudah sampai disana dan sialnya ia selalu kembali ke tempat itu hampir setiap hari di satu minggu terakhir ini meski tak pernah lama. Namun sepertinya tidak hari ini, karna dokter meminta Shaka untuk datang pagi-pagi sebab ada yang ingin di bicarakan.

Cek lek

"Selamat pagi, Dok," sapa Shaka saat ia membuka pintu ruangan Dokter yang bukan berada di rumah sakit milik keluarganya.

"Selamat pagi juga, Tuan. Silahkan duduk."

"Terima kasih," jawab Shaka sambil tersenyum, ia lalu duduk di depan Pria baya kisaran setengah abad itu dengan hanya sebuah meja kaca sebagai penghalang.

Tak ingin berlama-lama dan tak ingin mendengar basa basi, Shaka pun langsung bertanya pada inti permasalahan tentang kondisi seseorang yang kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, tapi dari ekspresi yang Dokter tunjukan malah membuat jantung Shaka semakin berdebar hebat.

"Begini, Tuan. Dari serangkaian hasil pemeriksaan yang sudah di jalani, Pasien hanya punya sedikit kemungkinan untuk ia kembali sadar karna ada penyumbatan di otaknya, untuk menjalani operasi pun cukup besar resikonya," jelas Dokter dengan nada berat takut Shaka kecewa dengan hasilnya.

"Tak ada cara lain yang bisa membuatnya sadar lagi, Dok?" tanya Shaka dengan meremas tangannya sendiri, bagaimana pun ia tetap takut hal buruk aka terjadi pada orang itu.

"Masih kami usahakan, tolong bantu doa saja," ungkapnya lagi yang masih ingin memberi harapan meski rasanya itu jauh dari kata mungkin.

"Lakukan yang terbaik, apapun itu, kalau bisa saya akan bawa dia ke luar negeri," mohon Shaka dengan nada bicara bergetar.

Pria itu takut, khawatir dan juga cemas sebab ia memikul masalah ini seorang diri bahkan istrinya pun belum ia beritahu sama sekali, andai semua baik-baik saja, ia akan mengubur masalah ini dalam-dalam hidupnya, tapi....

.

.

.

"Entah Shaka dimana sekarang, Mah," adu Violet sambil terisak sedih dalam kamarnya.

Wanita itu pikir kejadian kemarin sudah selesai dengan di anggap nya tak penting, namun semua itu di patah kan saat Shaka justu pergi begitu saja. Jangankan basa basi mengajaknya, untuk jujur kemana ia pergi sepagi itu pun tak di lakukan sama sekali oleh Shaka.

"Kenapa tak kami ikuti, Vi?"

"Mah--,"

"Jangan bodoh, Sayang. Buat apa kamu menangis di Apartemen? harusnya kamu cari tahu, Vi," potong Mama kesal dengan sikap tak sigap anaknya dalam menghadapi masalah rumah tangga.

"Air matamu tak bisa menjawab pertanyaan kemana suamimu pergi, bukankah begitu?"

Violet yang bingung masih saja sesegukan, ia harus mencari kemana sedangkan ia tak berani bertanya pada Shaka sebab penolakan semalam saja sudah membuatnya terluka, haruskah itu di tambah lagi??

"Aku akan tunggu dia pulang saja, Mah."

"Kamu tak kuliah?" tanya Mama.

"Apa aku bisa berpikir di saat perasaanku kacau seperti ini, hem? di tambah aku pun harus bersikap biasa saja di depan Shaka yang seolah tak terjadi apa apa, padahal jelas aku curiga padanya," ungkap Violet, andai ia bisa ingin rasanya wanita itu menjerit meluapkan rasa kesalnya tapi ia masih ingat jika orang yang bicara dengannya itu adalah orang tuanya sendiri meski bukan pemilik Surga yang sesungguhnya.

Ibu Ajeng yang belum normal betul di ajak berkomunikasi tak bisa menjadi teman untuk menceritakan masalahnya kecuali menceritakan tentang kesehariannya yang jadi hiburan bagi Sang Ibu.

"Pulang lah kalau begitu, agar Shaka bisa paham jika yang ada dirumahnya itu adalah seorang istri bukan seorang patung yang tak punya hati. Bisa bisanya ia mengabaikanmu seperti ini, Vi." balas Mama yang mulai emosi dengan kelakuan menantunya.

"Tak apa, Mah. Aku akan menunggunya saja disini, aku tak bisa keluar rumah tanpa izin suamiku," jawab Violet di sela isak tangis, bagaimana pun ia masih ingat pesan mertunya selama ini.

1
Enik Dwi Maritanias
😘
pipi gemoy
lanjut Thor
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂😂
pipi gemoy
lupa gue nama anak anaknya si terompet, baca ulang lapaknya dulu bentar 👻
pipi gemoy
hadir Thor sambil nunggu Ara n Agam up☝🏼😎
kalea rizuky
harusnya belajar sama melisa cara ngurus ank angkat melisa aja sayang bgt ma langit
Jumi Eko
Luar biasa
WaTea Sp
thor ini bersambung kah
WaTea Sp
ini blum tamat kan thor
WaTea Sp
wah mo cari gara2 ni
WaTea Sp
goodjob
WaTea Sp
cakeppppp
WaTea Sp
wkkkkkwkkk...nyamuk kelapa hitam tu lala
WaTea Sp
goo vio...smoga mancing lala dpt adek vayi
WaTea Sp
waduh......ko smp vio bahaya neh bisa perang dunia
WaTea Sp
wkkkkkkkkwkkkk
raditha astriani
ini masi da lanjutannya apa gimana ya kak....
WaTea Sp
wkkkkk....kompak
WaTea Sp
wkkkkk
WaTea Sp
ehem ehem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!