Shanum namanya.. wanita periang nan cantik.
Tanpa sebuah rencana, tanpa sebuah aba-aba. Seorang pria tampan dan sukses memintanya untuk menjadi pacarnya. Ya.. "Sebatas Pacar Sewaan" demi menutupi kepergian kekasihnya.
"Satu tahun, hanya satu tahun, berpura-puralah menjadi pacarku." Pinta Pria itu.
"Kenapa mesti aku?" Tanya Sha dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan.
Hari demi hari mereka jalani bersama. Cinta hadir tanpa mereka sadari. Tawa dan air mata menghampiri keduanya. Menjadi sebuah kenangan menuju masa depan.
"Aku hanya sebatas pacar sewaan saja. Harusnya aku siap jika saat perpisahan itu tiba, kenapa aku tak rela sekarang."
Mampukah Sha menjalankan hari-harinya? Mari tertawa dan menangis bersama ya.. Yuk, kita kepoin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kurniasih Paturahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebatas Pacar Sewaan
Entah kenapa aku berharap yang kau katakan diawal itu adalah yang sesungguhnya. Tapi ternyata aku keliru. Ternyata itu sebuah mimpi indah dan kemudian aku terbangun dan terjatuh. Kecewa namun rasanya aku tak pantas untuk merasakan kecewa.
-Shanum-
🍁🍁🍁
Shanum sudah sampai di ruang kerjanya. Sosok Keenan belum hadir pagi itu. Ia tarik kursi dan kemudian duduk, meletakan tas miliknya tepat di atas meja.
Beberapa menit kemudian, suara pintu terbuka dan ada sosok Keenan di balik pintu itu. Terhenti melangkah dan saling menatap satu sama lain.
"Pagi.." Sapa Sha pada Keenan.
Keenan melangkah kemudian, menuju Shanum terlebih dahulu.
"Pagi Sha.." Sapa Keenan dan lalu melangkah pergi meninggalkan Shanum.
Shanum menatap kepergian Keenan saat itu. Keenan menuju kursinya, dan duduk kemudian. Keenan menjatuhkan bahunya dan bersandar dengan cepat pada kursi yang didudukinya, lalu ia memejamkan matanya.
"Ada apa dengan dirinya?" Tanya Sha dalam hati dan kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Keenan masih memejamkan matanya, ia teringat dengan seseorang yang menghubunginya tadi. Rasanya ia sudah lelah, apa yang mesti ia lakukan sekarang.
"Kamu tidak lupa dengan janjimu kan Keen?"
"Oma, Apa kabar?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan."
"Bukan seperti itu maksud Keen, Oma."
"Oma tunggu kehadiran kalian?"
"Ya.. Oma." Jawab Keen dan pembicaraan itu terhenti.
Keenan membuka matanya kemudian, pandangannya menatap Shanum dari kejauhan, entah kenapa tiba-tiba ia mempunyai ide gila. Namun ia menggeleng dengan cepat dan menghapus idenya itu.
Pagi hingga siang, suasana di ruang Keenan begitu sunyi. Keenan masih berpikir keras mengenai pertemuan dengan Omanya nanti. Sedangkan Shanum berpikir bagaimana ia harus mengucapkan terima kasih mengenai sikap Keenan semalam yang telah menggendongnya, entahlah rasanya sangat malu bagi Sha untuk mengatakannya.
"Kau tak makan Keen?" Tanya Sha saat jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang.
Keenan terkejut mendengarnya, kehadiran Shanum yang sudah berdiri di hadapannya tidak disadari Keenan.
"Oh.. ya nanti ku makan."
"Ehm.. mau ku belikan sesuatu?"
"Tidak.. tidak usah."
"Hemm.. baiklah, kabari saja jika ingin sesuatu." Ucap Sha lagi sambil menunjuk handphone miliknya berharap Keenan menghubunginya nanti.
"Ok.." Jawab Keen dan kemudian tersenyum.
Shanumpun kemudian membalikan tubuhnya, mencoba melangkah perlahan meninggalkan Keenan, namun tiba-tiba Shanum memutuskan kembali membalikan tubuhnya dengan cepat mencoba menatap Keenan lagi.
"Lagi ada masalah?" Tanya Shanum tiba-tiba dan membuat Keenan terdiam dan terkejut.
"Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Sha lagi dan kali ini Keenan menggeleng dan tersenyum.
"Ok, katakan saja kalau kau perlu bantuan." Ucap Sha lagi dan lagi dan kali ini kembali melangkah meninggalkan Keenan, namun tiba-tiba Keenan memanggil namanya. Membuat Shanum kembali membalikan tubuhnya dan menatap Keenan untuk kesekian kali.
"Ya." Jawab Sha, sambil melihat kedatangan Keenan menghampiri dirinya.
"Kau bisa membantuku?" Tanya Keenan dan kali ini menatap dekat wajah Sha, membuat Sha benar-benar berhenti melangkah.
"Mungkin." Jawab Sha gugup, karena diri Keenan sudah begitu dekat dengan dirinya.
"Kamu sungguh bisa membantuku?" Tanya Keenan lagi dan membuat Sha bingung harus berkata apa.
"Bantu apa?" Tanya Sha dan begitu gugup saat mengatakannya karena Keenan terus menatapnya dan sangat dekat saat ini.
"Jadilah pacarku Sha..." Ucap Keenan akhirnya dan tiba-tiba saja salah satu tangannya sudah melingkar di pinggang Shanum dan berhasil memeluknya.
Shanum tertawa mendengar ucapan Keenan, mustahil.. pasti Keenan kepentok pintu saat perjalanannya ke kantor tadi.
"Kau pasti bercandakan?" Tanya Sha kemudian.
"Aku serius Sha... jadilah pacarku.... sebatas pacar sewaan ku."
"Hah.. kau mulai gila." Ucap Sha dan mencoba melepaskan diri dari Keenan. Namun makin Shanum berusaha, makin kuat Keenan memeluk Sha saat itu.
"Bantu aku."
"Tidak." Tolak Sha cepat.
"Ku mohon."
"Kau punya Yuna.."
"Dia tak di sini."
"Aku punya Andre."
"Hubunganmu hanya pura-pura dengannya."
"Bagaimana kau tau."
"Itu tak penting."
"Jangan paksa aku Keen."
"Kau bisa berpura-pura berpacaran dengannya, kenapa kau tidak mau berpura-pura berpacaran denganku."
"Itu hal yang berbeda." Jawab Sha.
"Kau bisa mendapatkan apapun yang kau mau, selama menjadi pacarku."
"Serendah itu kah aku di matamu." Jawab Sha dan kali ini wajahnya menunjukkan kesedihan.
"Bukan itu maksudku."
"Kau menakutiku Keen." Ucap Sha dan kali ini setetes air mata turun di pipinya.
"Maapkan aku Sha.. Maapkan." Ucap Keenan dan pelukannya merenggang dan melepaskan tubuh Sha akhirnya.
Keenan kembali ke kursinya, kembali menyentuh file-file yang tergeletak di mejanya. Wajahnya terlihat kacau seketika.
"Kenapa kau harus mencari pacar sewaan?" Tanya Sha akhirnya.
"Aku berjanji pada Oma, untuk menemui mereka akhir minggu ini."
"Bagaimana dengan Yuna?"
"Dia tak bisa pulang."
"Kenapa kau tak mengatakan yang sebenarnya pada omamu."
"Aku tak sanggup mengecewakan omaku. Kesehatannya pasti memburuk."
"Dengan cara berbohong."
"Lalu aku harus melakukan apa, mengatakan yang sebenarnya, aku ga mau sha..aku takut kehilangan omaku. Setidaknya aku bisa membuatnya bahagia sekarang ini."
"Pergilah Sha, jam makan siangmu sudah terbuang banyak." Ucap Keenan lagi dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Shanumpun pergi perlahan, meninggalkan Keenan sendiri akhirnya. Hatinya tak menentu, pikirannya berputar terus tentang perkataan Keenan padanya.
"Apa yang harus ku lakukan." batin Sha berbicara.
Terus melangkah, meraih pintu dan membukanya dan akhirnya benar-benar meninggalkan Keenan.
Perasaanya begitu buruk. Awalnya ia begitu sangat terkejut dengan perkataan Keenan, ketika Keenan memintanya untuk menjadi pacarnya. Itu berhasil membuat jantungnya berdetak tak menentu. Seperti sebuah mimpi indah.
Namun semua menjadi jelas, saat Keenan mengatakan padanya untuk menjadi sebatas pacar sewaan. Memang mustahil bagi seorang Keenan meminta dirinya menjadi pacar sungguhan. Siapa dirinya, jauh dari kata sempurna. Kecewa begitu cepat menghampirinya saat itu.
"Bodoh kamu Sha." Batin Sha bersuara kembali.
Shanum sudah berdiri di sebuah lift dan hendak turun ke lantai dasar saat itu. Wajahnya masih terlihat kacau seperti halnya dengan Keenan. Saat pintu lift terbuka ada seseorang yang hendak keluar dari lift itu. Saling menatap dan mengingat. Seorang wanita yang pernah Shanum temui. Ia melangkah keluar dan sekarang berdiri di hadapan Shanum dan tersenyum.
.
.
.
.
Siapa lagi yak🤔
Semoga suka dan terus ikuti kisahnya. Mohon dukungannya juga ya.
Like, favorite, vote dan ratenya ya kakak semua.
Jika berkenan memberikan Gift, author ucapkan terika kasih😚
Semoga betah disini dan tetap setia menanti UPnya🙏
baru sadar kamu sekarang, tapi Uda terlambat 😅😂🤪