 
                            plakkkk.....
suara tamparan menggema.
b****h.... menjerat dia saja tidak becus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pulang.....
" papiiiii"
teriak Tian saat melihat Vano berjalan mendekat ke arah nya dengan langkah cepat.
Hap....
Vano langsung menangkap putranya lalu menggendongnya.
"jagoan papi....," Vano mengelus rambut Tian dengan sayang.
"kenapa ikut kesini....,? ini sudah malam loh...!" tanya Vano lembut.
"tadi siang Tian tidurnya lamaaa sekali, jadi sekarang Tian tidak bisa tidur " ucapnya cemberut.
"tapi papi jangan bilang-bilang sama mommy ya, tadi Tian kabur, karena semuanya sudah tidur " kata Tian memegang kedua telinganya sendiri....tapi sesaat kemudian dia tertawa.
Deg.....
" mommy" gumam cinta pelan.
" lain kali tidak boleh begitu ya, Tian harus izin dulu sama mommy kalau mau kemana saja!" tutur Vano yang di angguki oleh putranya
" mommy sudah tidur, yang lainpun sama, tidur, Tian tidak mau ganggu mommy"
Tian menoleh ke arah samping papinya.
" siapa Tante itu ...?" tanya Tian penasaran melihat wanita cantik yang bertubuh mungil.
" ohhhh kenalin, ini mami ..... istrinya papi" jawab Vano menoleh ke arah istrinya.
Tian mengerutkan keningnya karena merasa heran dengan wanita yang ada di samping papinya.
" Kenapa tidak seperti mommy....?" tanya Tian penasaran, karena Tian ingin maminya seperti mommy, memakai jilbab.
" belum sayang, semuanya butuh proses, dulu mommy juga begini, nanti kita ajarin pelan-pelan ya, yang penting mami ini , orangnya sangat baik " bisik Vano lembut tanpa di dengar cinta.
Tidak mungkin kan Vano asal memperistri orang kalau tidak lebih dulu mengenal sifat aslinya. Ya ... walaupun dari mata-mata yang ia kirim, untuk selalu Mengintai cinta saat di luar rumah.
Tian mengangguk, dia mengerti sekarang.
" apa kabar mamii.....!" sapa Tian sangat sopan . Tian turun dari gendongan papi nya lalu meraih tangan maminya untuk di cium punggung tangan nya.
cinta sangat tersentuh dengan awal pertama berjumpa, tidak seperti rumor di luar sana,... yang mengatakan bahwa putra Tuan Devano sangat nakal.
" baik sayang....siapa namamu tampan ?" cinta berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan anak tirinya.
" namaku Tian mami....." jawabnya tersenyum.
" nama mami siapa....?" lanjutnya....
" nama yang bagus...." pujinya.
" kalau nama mami... cinta sayang, sekarang Tian sudah jadi anak mami....oke...?." ucap cinta lembut membuat hati Vano yang memperhatikan mereka merasa hangat.
" semoga cinta memang di takdir kan untuk menjadi ibu bagi Tian dan untuk anak-anak ku kelak" gumam Vano dalam hati penuh harap.
" baik mami.... Ayo kita pulang " ajak tian menggandeng tangan maminya....
Cinta menoleh ke belakang, melihat ke arah suaminya... sedangkan Vano hanya menganggukkan kepalanya, dia ada urusan dengan anak buahnya yang membawa Tian ikut menjemput dirinya.
"Kenapa kamu bawa Tian ke sini...?"tanya Vano tajam kepada anak buahnya.
"maafkan kami tuan... tadi Tuan muda menangis, , dan memaksa kami agar mengajaknya ikut menjemput anda" tegas anak buah Vano menunduk karena takut dengan tatapan tajam tuannya.
"kami juga tidak enak untuk membangunkan tuan Dave serta Nyonya Maura" lanjutnya....
" baiklah...lain kali jangan di ulangi lagi" kata Vano datar,lalu mengikuti dua orang berbeda usia dan jenis kelamin sedang berjalan di depannya menuju mobil yang sudah terparkir di depan pintu lobby... Sambil mengirim pesan pada saudaranya bahwa saat ini Tian sedang bersama dirinya.
....
"Silahkan,tuan...nona....tuan muda"
Anak buah Vano membukakan pintu mobilnya untuk tiga orang.
Cinta masuk terlebih dulu lalu di ikuti Tian yang di angkat oleh Vano, kemudian barulah Vano ikut naik.
"mami ... berasal dari negara mana...?kok rambut mami warnanya pirang.... kulit nya juga sangat putih? tanya Tian pada cinta yang duduk di sampingnya. saat ini Tian duduk diapit oleh orang tuanya.
" mami dari negara n , jadi rambut mami dari dulu seperti ini...." jawab cinta lembut, mengelus rambut Tian, walaupun usianya masih sangat muda tetapi jiwa keibuannya sangat terlihat, mungkin karena cinta kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya, sehingga saat pertama kali melihat Tian dirinya langsung merasa iba, dan berniat dengan sepenuh hati , ingin menjadi ibu sambung yang baik untuk Tian, dia akan menjadi sosok ibu tiri yang baik, berbanding terbalik dengan ibu tirinya. walaupun mungkin suaminya tidak bisa mencintai dirinya, begitupun Dengan Cinta yang sulit untuk membuka hatinya pada laki-laki lain lagi untuk saat ini.
Di sepanjang perjalanan, mereka berbincang, saling bercanda juga tertawa renyah, sesekali Vano yang sedang mengecek pekerjaannya lewat tablet... melirik ke arah istrinya yang sedang tertawa renyah, seperti tidak ada beban di sana.
Beberapa saat kemudian, Tian tertidur karena terlalu lelah... banyak berbicara juga tertawa, Tian menyenderkan tubuhnya pada cinta yang sedang memeluk nya, mengusap-usap punggung Tian lembut,
Diam-diam Vano mengangkat sudut bibirnya sangat tipis.
Ciiiiiiit....
Mobil berhenti tepat di pelataran rumah Vano yang begitu sangat mewah.
Dengan pelan dan kehati-hatian...Vano mengangkat tubuh kecil putranya.... membawanya langsung menuju ke kamarnya yang berada di samping kamar utama.
***
Di bandara,
keluarga Cemara sedang berjalan membawa kopernya masing-masing, Mereka hanya membawa sedikit, sisanya sudah ada yang mengirimkannya terlebih dahulu di tempat tujuan, karena sebelum pergi,tuan Agam sudah menyuruh orang untuk membeli rumah mewah di sana.
" kenapa harus sekarang pah...kita pindah....?" Sandra cemberut sambil menarik kopernya.
"lebih cepat lebih baik....kamu tidak lihat, hutang papa sangat banyak, kalau kita tidak segera pindah dan mendirikan perusahaan lagi, sudah dipastikan kita akan jatuh miskin" balas tuan Agam menarik kopernya juga.
"Sandra tidak akan pernah miskin, bukankah sebentar lagi Sandra akan menikah dengan Roger...?" timpal Nyonya Veronica tersenyum.
"benar mah.... kalau tidak ada Roger disana, mana mau , Sandra pindah ke sana " tutur Sandra tersenyum penuh arti.
"kamu memang pintar cari calon suami," ucap nyonya Veronica bangga.
" besok malam, papa dapat undangan dari Iqbal.... katanya mereka akan melakukan resepsi putranya .... Affan " kata tuan Agam menyesal.
"seharusnya.... cinta yang ada di sana sebagai menantu Iqbal...tapi ya sudahlah... namanya belum jodoh... Memang sudah nasib cinta saja yang harus menikah dengan seorang Duda beranak satu" timpalnya tersenyum penuh arti, padahal dalam hatinya dia tidak rela kalau sampai cinta menikah dengan Affan ,
" iya dong.... Sandra akan meminta Roger cepat-cepat menikahi Sandra, tidak ada tunangan-tunangan " ucapnya penuh harap.
" bener itu Sandra, Roger itu tampan, kaya pula, pasti banyak gadis yang mengincarnya..." kata nyonya Veronica.
" gak mungkin mah, Roger itu sudah cinta mati sama Sandra " kilahnya.
" pastilah Roger cinta mati sama Kamu, kamu itu anak mama yang paling cantik, bahkan bukan hanya Roger saja yang tergila-gila pada mu, mama yakin , saat kamu berada di sana juga pasti akan menjadi pusat perhatian" nyonya Veronica sangat bangga pada putrinya itu.
"
lanjut kak
lanjut berkarya kak
lanjut kak
mak dan anak sama sama toxic parasit
nanti saat sekertaris affan mengundurkan diri juga pasti alea akan merekomendasikan diisi oleh nesya😄
lanjut kak