Sebagai anak perempuan tertua di keluarganya, Ayesha di tuntut untuk segera mencari pasangan hidup. Namun, trauma di masa lalunya, membuat Ayesha tidak jua mencari jodoh di saat umurnya yang sudah mencapai 30 tahun.
Begitu pula dengan Azlan yang merupakan anak tunggal dari keluarga terkaya yang sampai saat ini masih melajang di karenakan sebuah penyakit yang di deritanya.
Bagaimana jadinya, jika kedua insan tersebut bertemu dan melakukan kesepakatan untuk menikah. Akan kah Ayesha menerimanya? atau malah tidak menyetujuinya, karena ia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup dan tentunya ingin memiliki keturunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafasya Alfindra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kinanti adalah orang yang dikenal Rezel
"Saya permisi keluar dulu, Pak!" Atika pamit undur diri, ia enggan sekali menatap ke arah Marco. Marco membuatnya sedikit ketakutan bahkan tadi ia sudah berani mendekap tubuhnya. Atika paling anti dengan sikap lelaki kurang ajar seperti itu.
Atika sangat bersyukur memiliki bos seperti Azlan. Didalam surat perjanjian awal ia menandatangani kontrak sudah dijelaskan kalau Azlan tidak ingin bersentuhan dan itu sudah terbukti, baik Azlan maupun Atika tidak pernah saling bersentuhan sehingga membuat Atika aman bekerja dengan Azlan. Namun ternyata lain halnya dengan Marco. Kesan awal lelaki itu terlihat jelas dan Atika mesti menghindarinya.
"Marco, bagaimana keadaannya?" Rezel memulai percakapan setelah sekretaris puteranya keluar.
Marco gelagapan, terlihat sekali ia kehilangan fokus setelah kepergian Atika tadi.
"Tadi sudah saya berikan obat penenang, Om. Karena Azlan sempat kejang-kejang."
"Baguslah kau datang dengan tepat waktu." Rezel mengusap pelipisnya ia cukup pusing dengan penyakit di derita puteranya.
Hem ...
"Bolehkah saya menanyakan sesuatu?"
Rezel mengerutkan keningnya. "Menanyakan apa?"
"Kalau Om tidak keberatan. Barangkali ini juga ada hubungannya dengan Om sendiri."
"Dengan saya?" Ucapan Marco seakan menjadi tanda tanya, apa maksud dari perkataan sahabat puteranya tersebut.
"Iya, barangkali seperti itu Om!"
"Coba ceritakan Marco. Saya belum paham!"
"Begini Om. Bukan maksud saya untuk ikut campur masalah pribadi seseorang. Namun, saya sedikit penasaran dengan pertemuan saya waktu itu dengan Azlan. Disana ada dua orang perempuan yang duduknya tidak terlalu jauh dari kami. Awalnya Azlan bersikap seperti biasa bahkan masih sempat bercanda dengan saya. Namun beberapa menit setelah itu, Azlan tidak sengaja melihat kearah dua orang perempuan tadi."
"Lalu?" Rezel terlihat kebingungan mencerma ucapan Marco. Ia tidak begitu memahami maksud dari ucapannya.
"Saat itu, kelihatan sekali kalau Azlan terlihat berubah bahkan terlihat ketakutan."
"Apakah kamu yakin, bahwa perempuan itu yang menjadi penyebabnya?"
"Sangat yakin Om. Dan usia perempuan itu, sepertinya seumuran dengan tante Vira." Rezel terlihat manggut-manggut ia mulai mencerna ucapan Marco barusan.
"Kamu masih mengenal wajah perempuan itu?" Rezel semakin penasaran, sebab selama ini Azlan tidak pernah bercerita dengannya. Mungkin dengan mengetahui semuanya dari Marco, ia dapat mengetahui penyebab puteranya seperti itu. Rezel seakan habis kesabaran menghadapi Azlan, ia begitu ingin Azlan menikah dan memberikan cucu untuknya.
"Kalau bertemu kembali dengan perempuan itu, saya masih mengenalinya. Namun ada satu hal lagi ..." Rezel semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya, terlihat sekali ia beberapa kali mengganti posisi duduknya agar memfokuskan pendengarannya akan berita yang disampaikan Marco.
"Ya, apa itu?"
Marco meminta izin keluar sebentar, ia ingin menemui Atika untuk meminjam tablet yang tadinya Atika perlihatkan kepada Marco.
Marco membuka pintu. Atika seketika terkejut saat melihat Marco yang terlihat akan menghampiri dirinya. Atika langsung berdiri dan mengambil sebuah buku untuk melindunginya nanti, apabila Marco berbuat yang tidak baik dengannya.
Marco yang melihat itu hanya tersenyum simpul, sekarang bukan waktunya untuk ia iseng mengerjai Atika. Ia perlu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Azlan terlebih dahulu.
"Saya bisa meminjam tablet kamu?" Atika terlihat bingung namun Marco mengetahui akan arti tatapan Atika tersebut.
"Saya mau memperlihatkan kepada Om Rezel tentang video barusan. Mungkin saja Om Rezel mengenalnya."
Atika mengangguk dan menyerahkan langsung ke tangan Marco.
"Terimakasih, sayang." Marco langsung berlalu meninggalkan Atika.
"Dasar dokter gila."
Marco datang dengan membawa sebuah tablet ditangannya, ia perlu memperlihatkan video tersebut kepada Rezel agar menemukan titik terang tentang permasalahan yang dialami Azlan.
Marco duduk disamping Rezel dan langsung menyodorkan tablet tersebut. Rezel memutar video yang berdurasi tiga menit itu. Rezel memusatkan matanya, ia sepertinya mengenali perempuan yang ada di video tersebut.
"Bagaimana Om?"
"Ya, saya mengenalinya." Rezel menimang-nimang, apa hubungan Azlan dengan Kinanti.
"Om mengenalinya?" Marco semakin yakin, ada kisah tertentu yang ada hubungannya dengan Rezel sehingga berdampak terhadap puteranya.
siapa itu pengamen ?
semogga Marco menemukan Ayesha