Di dunia futuristik yang dipenuhi konflik dan ambisi, *Meraa*, seorang putri terbuang dari pencipta permainan DGP, berjuang menemukan jati dirinya. Dibuang ke bumi sejak kecil demi keselamatannya, ia tumbuh dalam kesepian—hingga takdir membawanya kembali ke panggung utama kehidupan.
Setelah melalui pengkhianatan, kesedihan, dan kehancuran, Meraa bangkit sebagai pemimpin Kota Kiryu, wilayah yang dulu menjadi ladang eksperimen keji. Dalam perjalanannya, ia tak hanya memulihkan kota, tapi juga menghadapi bayang-bayang masa lalu: rival yang haus kekuasaan, rahasia tentang asal-usulnya, dan kekuatan luar biasa yang mulai terbangkit dalam dirinya.
Saat matanya terbuka sebagai sang *Dewi*, Meraa harus memilih—menjadi simbol harapan bagi dunia, atau alat ambisi mereka yang ingin menjadikannya boneka ilahi.
_“Majesty”_ adalah kisah tentang luka, harapan, dan kebangkitan seorang wanita yang ditakdirkan membawa cahaya dalam dunia yang nyaris tenggelam oleh kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meraa shuellyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 27 final episode granute amarah terakhir sang dewi
Setelah kekalahan Mera saat melawan murovas kini kota kiryu hanya menyisakan puing puing bangunan yang hancur dan korban yang berjatuhan tapi Mera mulai memikirkan strategi untuk mengalahkan nya.
Mera lalu berdiskusi dengan liara untuk memikirkan strategi melawan murovas.
"dia sangat kuat nona Bagaimana anda bisa melawan nya?"
"tanya liara"
"sekuat apapun makhluk pasti memiliki kelemahan"
"ucap mera"
sementara itu disisi lain murovas sedang memulihkan kekuatan nya dan mulai melakukan evolusi.
"kehancuran akan segera tiba"
"ucap murovas"
Lalu tiba tiba murovas muncul diatas langit kota kiryu dan mulai melakukan evolusi,namun sebelum itu terjadi meraa mencoba untuk mengagalkannya dengan menghujaninya dengan anak panah beracun namun sayang nya usahanya sia sia murovas sudah terlanjur berhasil berevolusi.
"huh?" meraa shuel...semuanya sudah sudah terlambat hahahaha hhaaaaaaaaaaaaaa"
"ucap murovas sebelum akhirnya berevolusi menjadi monster kepala 3"
"lalu murovas kemudian mulai membakar seluruh kota dengan api yang keluar dari mulutnya.
"hah kita terlambat..."
"ucap mera"
"tidak... tidak mungkin apa itu berarti kita harus rela dunia hancur"
"ucap liara sambil menangis"
"hah jangan menangis liara dia berevolusi bukan berarti dia tidak punya kelemahan"
"ucap meraa sambil menggenggam pedangnya dan terbang melesat ke arah murovas"
Namun karena sudah terlalu kuat murovas sulit untuk dihancurkan dan membuat Mera berkali kali terpental.
Namun Mera kembali bangkit dan kemudian melanjutkan pertarungan sengit nya dalam wujud manusia yang hanya menggegam sebuah pedang.
Tiba tiba terdengar suara teriakan dari para warga dibawah yang membuat Mera terkejut seketika.
"presiden meraa!!!!!!ayo jangan menyerah begitu saja!!!!!"
"ucap para warga yang mendukung nya"
"meraa kau pasti bisa!!!!!!"
"ucap liara"
"souka..."
"ucap meraa lalu mulai menebas murovas berkali kali.
Namun karena terlalu kuat meraa berkali kali terpental jauh dan jatuh ke tanah.
lalu dengan cepat murovas mengikat Mera dengan tentakelnya dan membuangnya ke laut.
"hah sampah"
"ucap murovas sebelum akhirnya membuang Mera yang sudah tidak berdaya ke dalam laut'
"argghhhhhhhh"
"Mera berteriak sebelum akhirnya tenggelam ke dalam laut"
"meraaaaaaa!!!!"
"ucap liara sambil berteriak dan menangis"
"tidak mungkin nona meraa!!!!"
"ucap salah satu warga"
Lalu semua warga menangis ketika melihat hal itu.
sementara itu didalam laut tubuh meraa terjatuh ke tumpukan batu karang.
"apakah ini akhir hidup ku huhh tapi aku tidak ingin pergi saat kiryu membutuhkan ku ?"
"tanya Mera sambil perlahan menutup mata"
"ia lalu mulai mengingat masa kecil nya saat bersama arletta"
"kak arletta......"
"ucap meraa sebelum akhirnya benar benar tak sadarkan diri "
Tiba tiba saja terdengar suara yang membuat nya terbangun perlahan
"meraa... jangan berkata begitu ini belum berakhir kau jangan mudah menyerah... Kiryu membutuhkan mu dan hanya kau lah yang bisa menyelamatkan nya"
'ucap suara misterius itu"
"kak arletta...."l?
"ucap mera yang mulai terbangun"
"mera bangun lah...dunia membutuhkan mu..."
"ucap suara itu"
"tapi aku lelah...dan Ayah ku mengkhianati ku"
"ucap mera"
"buktikan pada nya bahwa kau bukan senjata untuk nya tapi kau adalah Dewi yang akan menyelamatkan semua orang!"
"ucap suara itu"
"hah kurasa kau benar...tapi apakah bisa aku menyelamatkan mereka... tubuh ku sudah lemah... dan seperti nya aku sudah tidak lama lagi..."
"ucap mera"
"kau tidak akan pernah mati karena kau adalah wanita spesial yang dianugerahkan kekuatan keabadian bangkit lah meraa shuellyin!!!"
"ucap suara itu"
"hah souka "
"ucap meraa"
Lalu tiba tiba meraa terbangun dan mulai berusaha naik ke daratan.
Ia langsung keluar dari dalam laut dan langsung melompat serta menebas murovas.
"brakkkk!!!!
"murovas terpental jauh"
"hah tidak mungkin wanita itu bangkit!!!!"
"ucap murovas"
"hah beruntung nya aku memiliki kekuatan keabadian.... Henshin!!!!
"ucap mera sebelum akhirnya berubah menjadi Kamen rider Impresza"
"hah mustahil kau bisa mengalahkan ku"
"ucap murovas yang mulai menyerang Mera dengan tentakelnya"
Pada akhirnya meraa kembali terpental dan berubah kembali ke wujud manusia nya.
"arggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhggghh"
"meraa kemudian terbaring diatas puing puing bangunan yang sudah hancur dalam keadaan terluka"
"sudah kubilang aku tidak akan mempan dengan kekuatan Kamen rider mu yang lemah hahahaha"
"ucap murovas"
"argghhhhhhhh dasar mahkluk sialan"
"ucap mera"
Tiba tiba saja kalung liontin biru tua milik meraa yang diberikan oleh presiden bocca zeludac sang pemimpin dunia granute bersinar terang.
Meraa lalu menatap kalung itu dan melepaskan nya.
"ada apa dengan kalung ini?"
"tanya Mera"
Lalu tiba tiba saja murovas menyerang Mera dengan tentakelnya tanpa ampun.
beruntung nya meraa langsung lompat ke atas gedung yang belum sepenuhnya hancur.
lalu Mera meletakkan kalung itu dibagian perutnya dan tiba tiba muncul sebuah ikat pinggang dengan simbol granute diperutnya.
"hah apa ini?"
"tanya Mera"
Meraa lalu mulai melepaskan benda dengan simbol granute yang berada diikat pinggang dan seketika meraa kemudian berubah menjadikannya sosok granute dengan sebuah lidah panjang yang keluar dari perut nya.
"hah apa!!!! granute?
"ucap murovas dengan terkejut"
" hah mau bagaimana pun wujud mu kau tetap lah lemah"
"ucap murovas sambil terus menyerang Mera dengan tentakelnya namun dengan cepat meraa mematahkan tentakel itu dengan pedang laser nya"
"°hqh apa !!!! Tidak mungkin!!!!
"ucap murovas"
meraa lalu berlari cepat dan langsung terbang ke atas langit dan langsung menebas ketiga kepala naga yang dikendalikan oleh murovas
"brakkkkkk!!!!"
"arggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhggghh"
"murovas berteriak kesakitan sebelum akhirnya jatuh ke tanah"
"tapi sebelum itu meraa langsung mengeluarkan lidah panjang yang keluar dari perut nya dan langsung mengikat murovas yang sudah tidak berdaya"
"arggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhggghh sejak kapan kau bisa berubah menjadi wujud granute!!!"
"ucap murovas"
namun Mera hanya terdiam sebelum akhirnya merubah murovas menjadi hitopress(gambar yang terikat tali merah).
"nona meraa!!!!!"
"ucap liara sambil berteriak"
Namun Mera hanya terdiam dan kemudian kembali ke wujud manusia nya dalam keadaan lemas.
"nona meraa!!!!"
"ucap liara sebelum menangkap nya ketika nyaris terjatuh ke tanah"
" apa yang terjadi?"
"tanya Mera"
"kau berubah menjadi wujud Granute menggunakan kalung liontin biru tua pemberian presiden bocca"
"jawab liara"
"granute?"
"tanya Mera"
"ah sudahlah yang penting nona baik baik saja sekarang"
"ucap liara sambil memapahnya"
Lalu kemudian Mera kembali bangkit dan kemudian menggunakan kekuatan Dewi nya untuk membuat langit kota kiryu menjadi normal.
"huhh syukurlah"
"ucap mera"
lalu dari kejauhan meraa disambut baik oleh warga nya dengan ucapan terima kasih.
"tuan presiden meraa!!!!"
"ucap salah satu warga!"
"hah?"
"Mera menoleh ke arah mereka"
Terlihat dari kejauhan para berlari dan mengucapkan terima kasih pada Mera"
"terima kasih atas kebaikan anda menjaga kota ini"
"ucap salah satu warga yang menggendong putrinya"
"nona meraa kami bangga memiliki presiden seperti anda!"
"ucap salah satu warga"
"ahhh sudah jangan berlebihan"
"ucap mera"
Lalu tiba tiba dari kejauhan terlihat ayame,mizari dan mizuki ikut berlari ke arahnya
"nona meraaaaaaaaa maaf kami tidak bisa membantu mu sebelum nya karena kami menghadapi masalah lain"
"ucap ayame"
"ya tapi pada akhirnya kami menang"
"ucap Mizuki"
"ah sudahlah tidak apa apa memang itu tugas kalian"
"ucap mera"
dan tiba tiba muncul sosok anak kecil yang langsung memeluk kakinya
"Kaka meraa terima kasih.... Kalau sudah dewasa nanti aku ingin menjadi seperti Kaka meraa yang kuat dan berani!"
"ucap gadis kecil dengan rambut yang dikuncir dua"
"ah souka...tapi yang terpenting jika ingin menjadi seperti aku kau tidak boleh mudah menyerah dan selalu menangis"
"ucap mera"
"haik"
"ucap anak kecil itu"
"syukur lah kau selamat meskipun kau nyaris saja tidak terkendali eh omong omong bagaimana kondisi kalung itu"
"tanya mizari"
"ahh kalung itu yaaa...benda itu baik baik saja dan tidak hancur sedikit pun"
"ucap mera sambil memakai kembali kalung pemberian presiden bocca zeludac dilehernya.
"souka...kurasa itu hadiah istimewa kau harus menjaganya dengan baik karena mungkin saja ada orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan kalung ini untuk kepentingan pribadi nya.
"ucap mizari"
"ya itu benar!"
"ucap mera sambil menatap ke arah matahari yang mulai menampakkan kembali sinarnya"
"kita memang sudah menang hari ini tapi ... Kita tidak tau ancaman apa yang selanjutnya akan datang"
"ucap ayame"
"masadepan ada ditangan kita"
"ucap liara"
"stormira pasti bangga melihat hal ini ya kan?"
"ucap mizari"
" ya tentu begitu juga kak arletta"
"ucap mera"
Lalu tiba tiba dari kejauhan Mera melihat roh arletta dan stormira yang tersenyum kepada nya sebelum akhirnya menghilang menjadi serpihan cahaya.
"kak arletta...., aku sudah membuktikan kepadamu bahwa aku bisa menjadi seorang pemimpin seperti yang kau impikan dan stormira terima kasih telah mengorbankan nyawa mu untuk ku hingga akhirnya aku bisa tetap berdiri disini"
"ucap mera sambil menahan air mata"
"nona Mera... aku yakin mereka bangga pada mu"
"ucap liara"
"souka"
"ucap mera"
lalu keesokan harinya meraa dan yang lainnya membantu memperbaiki fasilitas kiryu yang hancur termasuk gedung kepresidenan nya.
Ia bekerja sama dengan para warga yang lain untuk memperbaiki kota kiryu.
Satu Minggu kemudian meraa pergi ke kota amezakura untuk menerima undangan dari renjiro.
namun sesampainya disana gedung kepresidenan amezakura ia tidak melihat renjiro berada disana dan hanya beberapa pejabat dan pengawal presiden yang menyambut nya"
"dimana renjiro?"
"tanya Mera setelah turun dari mobil"
Tiba tiba saja dari kejauhan muncul renjiro yang berjalan ke arahnya sambil menaruh tangan nya dibelakang.
"nona meraa akhirnya kau datang juga"
"ucap renjiro"
"hah? Seperti nya aku merasakan aura keanehan pada dirimu"
"ucap mera"
Lalu tiba tiba saja renjiro berlutut sambil mempersembahkan sebuah buket bunga kepada Mera.
"apa apaan ini"
"ucap mera"
"meraa jika aku tidak bisa memiliki mu maka izinkan ku untuk mencintai mu"
"ucap renjiro"
"ahh dasar kau"
"ucap mera sambil merebut bunga itu dari tangan renjiro"
"jadi kau menerima cinta ku"
"tanya renjiro"
"ahh kau bilang cinta tak harus memiliki kan? Jadi biarkan bunga ini jadi pajangan diruanganku jika bunga ini tidak layu selama 5 tahun maka kau akan kuterima"
"ucap mera"
"ah baiklah terserah,tapi maukah kau berdansa dengan ku malam ini"l kumohon satu kali saja"
"tanya renjiro"
"ah souka tapi tidak lama lama"
"ucap mera"
"baiklah tuan putri ku"
"ucap renjiro"
setelah itu liara dan para pejabat lainnya bertepuk tangan sambil mengucapkan selamat pada mereka.
Lalu setelah itu pada malam harinya renjiro dan Mera berdansa ditengah sinar rembulan disaksikan oleh liara dan para pejabat disana.
Mera akhirnya kembali menjalani hidup bahagia nya setelah peperangan besar yang terus menghantui nya.
> * the end....
Terima kasih sudah membaca:)
Story by: author julia