CEO Dalam Tubuh Gadis Terlupakan

Drap drap drap...

Alvin berlari mendekati Anggun, tetapi ketika ia hendak mengulurkan tangannya untuk menahan lengan Anggun, Hendrik yang ada di sana langsung bergerak cepat menghentikan Bryan.

Merasa kesal atas kelancangan Hendrik menyentuhnya, Bryan memberi tatapan peringatan, tapi tak disangka Hendrik malah membanting Bryan ke lantai.

Bruk!

"Akhhh!" Bryan meringis memegangi punggungnya yang seperti akan patah.

Anggun menghentikan langkahnya dan berbalik melihat kemalangan Bryan, "hah,,, berhenti membuat masalah dan pergilah dari sini!" Ucap Anggun dengan acuh sebelum melanjutkan langkahnya meninggalkan Bryan.

Bryan terdiam melihat kepergian Anggun, 'kenapa? Bukankah dari dulu Anggun sangat menyukainya? Tapi kenapa sekarang Anggun bahkan tak bergeming melihatnya diperlakukan buruk oleh pengawalnya?' Bryan bertanya-tanya dalam hati, tidak menyangka perubahan Anggun akan sejauh ini.

"Silahkan tinggalkan tempat ini Nak Bryan," ucap paman Anggun yang sedari tadi memperhatikan dari jauh.

Bryan menatap sang paman, "Paman, sebenarnya apa yang terjadi? Tidak mungkin Berlin--"

"Semua yang dituntut oleh Anggun itu benar, bahkan mereka sudah lama melakukannya. Bukankah sebelumnya Paman sudah memperingatkan mu saat kau mulai meninggalkan keponakan paman dan bersama anak tiri itu?" Ucap sang paman dengan raut wajah kecewa mengejutkan Bryan, jelas-jelas paman ini bukan orang yang akan sembarang mengarang cerita.

Tapi bagaimana pun, Bryan masih sulit untuk percaya, "ini tidak mungkin paman, aku mengenal Berlin dengan sangat--"

"Kau sama sekali tidak mengenal mereka!" Tegas sang paman sebelum pergi meninggalkan Bryan sambil memberi kode pada para security untuk mengawasi Bryan.

Brian terdiam di tempatnya, dia menggertakkan gigi sebelum keluar dari hotel dan menaiki mobil untuk pergi ke kantor polisi.

Tetapi dalam perjalanan ke kantor polisi, Bryan mendapat panggilan telepon dari sang ayah.

"Ya, ayah," jawab Bryan pada orang di seberang telepon.

"Jangan pergi ke kantor polisi!" Perintah pria dari seberang telepon membuat kening Bryan mengerut.

Bryan kemudian berkata, "Apa maksud ayah? Aku yakin apa yang menimpa tante Agatha dan Berlin adalah sebuah jebakan yang dibuat oleh Anggun, aku harus membantu mereka untuk memulihkan nama baik dan kembali mengelola hotel supaya kita juga--"

"Bodoh! Kalau kau ingin keluarga kita hancur, maka pergilah menemui mereka! Ayah sudah menghubungi kepala polisi dan yang mengurus kasus ini adalah keluarga Johar!" Tegas sang ayah dari seberang telepon sebelum mematikan panggilan telepon itu membuat Bryan langsung menepikan mobilnya di bahu jalan dan memegang setir erat-erat.

Tatapan Bryan lurus ke depan dalam rasa tak percayanya, "kenapa keluarga Johar bisa terlibat sejauh ini untuk membantu Anggun? Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh Anggun?" Bryan sangat penasaran.

Akhirnya Bryan memutuskan menghubungi seorang detektif swasta untuk menyelidiki kasus ini dan tidak jadi pergi ke kantor polisi, memilih kembali ke kantor untuk bekerja.

Sementara Anggun yang berada di hotel, dia kini berada di ruang kerja Agatha yang sebelumnya merupakan ruang kerja ayahnya.

Ruangan itu telah berantakan karena komisi pemberantasan korupsi telah membongkar ruangan itu untuk mendapatkan dokumen-dokumen yang akan diperiksa sebagai bagian dari penyelidikan atas kasus penggelapan dana yang dilakukan oleh Agatha dan putrinya.

"Kau baik-baik saja?" Sebuah suara dari belakang membuat Anggun berbalik dan mendapati sang Paman berdiri menatapnya dengan mata senduh.

Anggun tersenyum, "Paman tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Sekarang semua masalah sudah selesai, hanya perlu memulai awal yang baru lagi," ucap Anggun berjalan ke arah sofa, duduk di sana diikuti oleh sang paman.

"Paman dengar perempuan gila itu berusaha mengancam mu akan membunuh ayahmu jika tidak menuruti keinginannya,, Apa kau sudah bertemu dengan ayahmu?" Tanya sang paman masih dengan raut wajah yang tampak sangat mengkhawatirkan Anggun.

"Aku sudah memindahkannya ke tempat yang lebih baik, saat ini para dokter sedang berusaha untuk memulihkan keadaannya. Meski begitu, kecil kemungkinan dia masih bisa diselamatkan setelah apa yang terjadi padanya," ucap Anggun.

"Kau Jangan berkecil hati, selalu ada keajaiban bagi orang-orang yang baik hati," kata sang paman.

Anggun mengangguk, matanya tertuju pada foto keluarga yang digantung di dinding, tidak ada gambar dirinya pada foto tersebut, hanya ada sang ayah bersama dengan ibu tiri dan adik tirinya.

Sang Paman mengikuti arah tatapan Anggun, dan akhirnya berdiri mengambil foto keluarga tersebut lalu membawanya keluar dari sana, "katakan pada Paman jika kau membutuhkan sesuatu," ucap sang Paman sebelum menutup pintu ruang kerja.

Anggun tidak berkata apapun lagi, hanya mengeluarkan ponselnya dan melihat internet sedang heboh gara-gara kasus penangkapan dan konfirmasi dari polisi yang baru saja dilakukan beberapa menit yang lalu.

Polisi mengkonfirmasi tentang penetapan Agatha dan Berlin sebagai tersangka setelah mereka menemukan bukti-bukti kejahatan yang melingkupi percobaan pembunuhan terhadap Tuan Baraya, dan penggelapan dana hotel keluarga Baraya.

Selain itu, pihak kepolisian juga mengungkapkan kemungkinan bertambahnya tuntutan terhadap Agatha dan putrinya karena saat ini para polisi masih sedang mendalami kasus kedua orang itu.

Hal tersebut membuat internet menjadi sangat ramai.

"Gila! Dia masuk ke keluarga Baraya tanpa membawa sepeser pun harta, namun ternyata bertindak sebagai ular yang melilit leher suami keduanya hingga hampir mati dan menguasai seluruh hartanya!"

"Putri keluarga Baraya sungguh kasihan, selama ini selalu beredar rumor buruk tentangnya, ternyata semua itu direkayasa oleh ibu dan anak tiri ini! Sungguh keterlaluan! Mereka itu setan!"

"Karena mereka berdua sudah ditangkap, jadi yang mengelola hotel sekarang adalah Putri asli keluarga Baraya. Sepertinya kita harus memberikan dukungan padanya dengan melakukan booking di hotel keluarga Baraya."

"Aku sudah membooking hotel di sana, tapi reservasi sudah penuh sampai minggu depan!"

Segera setelah orang-orang mendukung Anggun, maka reservasi hotel melonjak hingga beberapa bulan ke depan membuat hotel menjadi sangat sibuk.

Anggun pun tidak memecat satupun orang dari hotel, dia membiarkan semua orang bekerja seperti sebelumnya namun memperbaharui beberapa sistem yang tidak efektif untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan hotel.