NovelToon NovelToon
Suamiku, Kekasihmu

Suamiku, Kekasihmu

Status: tamat
Genre:Romantis / Badboy / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: shanayra

Kisah yang menceritakan tentang keteguhan hati seorang gadis sederhana, yang bernama Hanindya ningrum (24 tahun) dalam menghadapi kemelut rumah tangga, yang dibinanya bersama sang suami Albert kenan Alfarizi (31 tahun)
Mereka pasangan. Akan tetapi, selalu bersikap seperti orang asing.
Bahkan, pria itu tak segan bermesraan dengan kekasihnya di hadapan sang istri.

Karena, bagi Albert Kenan Alfarizi, pernikahan mereka hanyalah sebuah skenario yang ditulisnya. Namun, tidak bagi Hanin.

Gadis manis itu, selalu ikhlas menjalani perannya sebagai istri. Dan selalu ridho dengan nasib yang dituliskan tuhan untuknya.

Apa yang terjadi dengan rumah tangga mereka?
Dan bagaimana caranya Hanin bisa bertahan dengan sikap dingin dan tak berperasaan suaminya?

***
Di sini juga ada Season lanjutan ya say. Lebih tepatnya ada 3 kisah rumah tangga yang akan aku ceritakan. Dan, cerita ini saling berkaitan.

Selamat menikmati!

Mohon vote, like, dan komennya ya. Makasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shanayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Setelah percakapannya dengan Hanin malam itu, Kenan sengaja menghindari pertemuannya dengan sang istri. Hingga tak terasa, seminggu telah berlalu. Pria itu sudah mulai pulih, hanya bekas goresan yang masih tersisa dikeningnya.

Pagi ini, pria itu sengaja berangkat kekantor agak siangan. Kenan merasa sangat merindui Hanin, seminggu tak bertemu dengan sang istri sungguh membuatnya tidak waras.

Akan tetapi, sudah hampir satu jam pria duduk diruang tamu. Istri yang tengah di tunggu, tetap belum nampak batang hidungnya. "Apa dia sudah berangkat ke cafenya sepagi ini?" Kenan penasaran. Ingin rasanya dia mengetuk pintu kamar yang sudah di pandanginya dari tadi, tapi egonya yang tinggi selalu menahan aksinya.

"Bik, apa wanita itu sudah pergi?" Kenan kedapur, bertanya pada bik Yem, asisten rumah.

"Sudah tuan." Wanita paruh baya itu menjawab.

"Sepagi ini? Tapi biasanya gadis itu berangkat agak siang." Kenan penasaran.

"Nona Hanin, perginya minggu lalu tuan, bukan pagi ini." Jawab bik Yem, lagi.

Kenan tersedak teh yang baru di teguknya.

"uhuk.. uhuk.. Apa bik, Minggu lalu, Maksudnya?" Kenan semakin mendekat kearah bik Yem, dia ingin memastikan pendengarannya.

"Iya tuan, nona Hanin pindahannya minggu lalu. Semua barangnya juga sudah di angkut." Iyem mulai terlihat bingung.

Kenan langsung berlari ke kamar sang istri, membuka ruangan yang ternyata sudah kosong. Lemari kayu yang terletak di sudut kamar itu pun, tak luput dari pemeriksaannya. Pria itu menarik gagangnya, dan benar semuanya memang sudah kosong.

Lelaki 31 tahun itu, akhirnya terduduk di ranjang. Meremas rambutnya beberapa kali. "Aahhk." Pria itu memukul-mukul guling, melampiaskan kekesalannya.

"Bik, kalau Hanin sudah pergi selama itu. Kenapa bibik nggak melapor pada Kenan?" Pria itu sudah kembali kedapur.

"Kata nona Hanin, dia pergi karena disuruh sama tuan. Jadi, bibik rasa tuan pasti sudah tau." Bik Yem menjadi merasa bersalah.

Kenan terduduk di kursi makan, tak tau harus berkata apa. Memang benar, dialah yang menyuruh gadis itu untuk pergi. Tapi, tidak dengan cara mendadak seperti ini. Setidaknya, gadis itu mau berpamitan padanya terlebih dahulu.

"Ber, cari tau kemana gadis itu pindah!" Kenan memerintah, pada sang asisten begitu sampai dikantornya.

"Gadis yang mana tuan?" Berryl terlihat bingung.

"Istriku. Dia sudah pergi dari rumah seminggu yang lalu." Akhirnya kata keramat istriku keluar juga dari mulut pria arogant itu.

"Istriku?" Berryl merasa ada yang janggal dengan perkataan sang atasan. Alisnya terlihat menyatu.

"Bisakah kau menjalankan tugasmu tanpa bertanya?" Kenan mulai terlihat kesal.

"Baik tuan," Berryl menunduk hormat, kemudian melangkahkan kaki kembali keruangannya, pria itu menelpon anak buahnya untuk mencari tau keberadaan istri dari bos besar yang terlihat sedang tersulut emosi itu.

Satu jam berlalu.

"Tuan, nona Hanin sudah seminggu ini pindah ke rumah kontrakan yang berada di belakang cafe beliau." Berryl melapor.

"Dapatkan alamat lengkapnya, kita kesana sore ini!" Perintah Kenan lagi.

"Baik tuan." Berryl berbalik ingin kembali ke ruangannya. "Pantas saja si bos seminggu ini uring-uringan. Ternyata dia baru ditinggal kabur oleh istrinya. Lagian apa susahnya sih, kalau suka tinggal bilang aja. Kan gampang." Berryl bergumam dalam hati.

"Tapi tuan, kenapa nona bisa pergi?" Pria itu berbalik, dan memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Ceritanya panjang, nanti akan kuceritakan. Pergilah, selesaikan pekerjaanmu! Sore ini kita akan menjumpai gadis itu." Kenan meraih berkas yang menumpuk didepannya. Sedangkan Berryl masih menerka-nerka di sela langkahnya, "apa yang terjadi dengan pasangan aneh itu?"

"Hah.. berani sekali kau pergi tanpa ijin dariku. Aku bahkan seperti orang gila, karena berusaha menghindarimu setiap hari. Hanindya ningrum... Aku akan membuat perhitungan denganmu." Kenan merutuk. Terlihat senyum penuh devil dimatanya.

"Tok, tok, tok. " Hanin mendengar ketukan pintu, saat dia baru mengucap salam. Bertanda shalat Asharnya baru selesai.

"Sebentar." Gadis itu menjawab dengan sedikit teriakan. Berjalan menuju pintu. Hanin merasa, kalau tamunya mulai tidak sopan. Orang yang ada di luar itu mulai mengetuk pintunya dengan keras.

"Iya, siapa?" Wajah yang tadinya sudah terlihat kesal, berubah menjadi semakin kesal, saat melihat siapa tamunya yang berkunjung.

"Dari mana mas tau kalau aku pindah kesini?" Hanin bertanya pada sang tamu, yang tak lain adalah Kenan, Suaminya.

"Apa itu kalimat yang bisa kau ucapkan pada suami yang sudah seminggu ini kau tinggalkan?" Kenan mengernyitkan keningnya.

"Maaf mas, aku hanya berusaha menjaga batasan kita. Persis seperti yang mas inginkan." Hanin ingin menutup kembali pintunya, namun terlambat. Kaki Kenan sudah menghalanginya di bawah.

"Apa yang mas inginkan?" Hanin menetap tajam. Terlihat kemarahan disana.

"Aku haus, beri aku minum. Setelah itu, aku akan pergi." Kenan masih memandang wajah cantik sang istri. Wajah yang membuatnya gila dalam seminggu ini. "Meski sedang marah, kau masih bisa menggetarkan hatiku" gumamnya.

Hanin terdiam sesaat, mencoba menimbang.

"Baiklah, hanya sebentar. Aku tidak ingin orang-orang komplek datang, dan menggerebek kita disini. Gadis itu memberi jalan masuk.

"Apa yang kau takutkan, aku adalah suamimu" Pria itu menjawab dengan entengnya.

"Sejak kapan dia mulai menyadari statusnya?" Hanin bergumam disela langkahnya menuju dapur. Meninggalkan Kenan diruang tamu.

Mata pria itu masih liar melihat sekeliling. Menilai-nilai rumah yang menurutnya sangat kecil itu. "Seleranya memang rendah. Bagaimana bisa dia menolak apartemen mewah, dan memilih tinggal di kontrakan kecil ini?" Rutuknya.

Tak lama Hanin datang membawa jus Apel, juga beberapa potong kue. "Minumnya mas!" Hanin menaruh bawaannya di meja kecil, tepat di depan suaminya duduk. Ruang tamu itu masih terlihat kosong, hanya ada sepasang kursi santai dan satu TV LED yang tergantung didinding.

"Apa kau betah tinggal dirumah kecil ini?" Kenan bertanya. Dia mengambil jus, lalu mulai menyeruputnya. "Dia masih ingat dengan jus kesukaan ku." Gumamnya lagi.

"Aku berasal dari keluarga sederhana. Jadi, tinggal di rumah seperti ini, sudah lebih dari cukup." Hanin mendudukkan dirinya Di kursi, samping Kenan.

"Tapi, aku tidak mengijinkanmu tinggal disini. Menurutku lingkungannya tidak aman. Bereskan barangmu, dan kembalilah kerumah." Kenan menaruh kembali gelasnya yang telah kosong.

"Maaf mas, mulai sekarang bisakah mas berhenti membuatku bingung? Bukankah minggu lalu mas yang mengusir ku, lalu kenapa hari ini mas datang kesini dan menyuruhku untuk kembali kerumahmu lagi!" Hanin mulai tersulut emosi.

"Aku melakukan ini, karena aku masih suamimu. Dan kau masih menjadi tanggung jawabku." Kenan menatap wanita itu.

"Apa mas tau, apa arti kata suami yang mas ucapkan? Apa mas sudah berprilaku selayaknya seorang suami selama ini? Sudahlah mas, aku sudah capek. Dan aku masih punya harga diri. Berhentilah merendahkan diriku." Hanin terlihat berkaca-kaca.

"Aku sedang berusaha, supaya semuanya bisa tetap berada di jalur yang benar. Meski menurutmu aku pria yang kejam. Tapi, aku tetap harus melakukan ini." Ucap Kenan,

"Bisakah mas berbicara dengan kalimat yang mudah ku mengerti? Sudah 2 tahun, mas. Kita masih baik-baik saja. Tak ada yang salah. Lalu, kenapa mas tiba-tiba mengusirku?" Hanin menatap Kenan, tajam.

"Bukan mengusir, aku hanya memindahkanmu ketempat lain." Kenan menjelaskan. "Sebab, jika kau tetap disisiku. Aku takut, hati ini semakin tak bisa dikendalikan." Gumam pria itu.

"Ok, kalau menurut mas itu bukan mengusir. Lalu kenapa aku harus pindah? Bukankah lebih baik mas segera memberiku sebuah thalak. Dan kita semua bisa terbebas dari ikatan rumit ini. Setelah perceraian kita, mas bisa menikahi Nesya, dan aku bisa menjalani hidupku dengan benar." Hanin, mengepalkan tangan. Menahan rasa perih, saat harus mengatakan kalimat itu pada suaminya.

Kenan terdiam, dia merasa terpukul dengan ucapan yang keluar dari mulut sang istri. Dia juga bertanya-tanya. Kenapa sangat berat kata Thalak keluar dari mulutnya, dia bahkan tak pernah berani memikirkan hal itu.

"Ada apa ini? apa kalian sedang bertengkar?" Suara seorang wanita membuyarkan pandangan Kenan pada wanita yang sedang menangis.

Terlihat Nesya sudah berdiri di pintu. Mata wanita itu nyalang menatap kearah mereka.

TBC

Selamat membaca, mohon bantu vote, like, jadikan favorit dan silahkan tinggalkan komentarnya.

Makasih Readers.

1
Wahyu Kasep
sudah gwa duga Hanin dengan Kenan

sorry gwa baca sampe sini
Lisda Diawan
g jadi baca pas baca komentar,g suka sama laki2 yg sudah tidur sama perempuan lain selama 2 tahun lagi.menjijikkan,ini menceritakan merendahkan seorang istri,istri yg g punya harga diri.terus tetap bertahan menjijikkan
Ray
please Berryl jangan libatkan wanita lain untuk menguji kecemburuan istrimu, wanita mudah baper, kasihan nanti kalo Syafa baper, apalagi kalian pernah terlibat hubungan asmara,,,
Nenie Chusniyah
luar biasa
Soraya
mampir thor
asya yussi
Luar biasa
Rika
bagus
Ananda Muthaharoh
syafa ternyata ruba betina yg mau memanfaatkan amesia berrly aja, pura2 pusing dll, semoga rmh tngga afril baik2 saja, sampai ingatan berrly sembuh, dan ga akan ada pelakor yg datang, buang mantan pd tempatnya. semngat thor
Erwin Sitewar
ini la contoh kesabaran
BeeYounge AwaliAzka
mewek dg keadaan Kenan
YS
ada apa dengan huruf "p" kau benci kah, laptop jadi labtob, menginap jd menginab, coba buka lagi kbbi nya.
Afria Susanti
rasain lo kenan sakit hati ngak tuh
Afria Susanti
kamu kenan yg menyakiti hati hanin duluan rasain deh lo
Afria Susanti
rasain gimana kamu sebagai suami yg di zholomi makany kamu kenan jangan berzina terus dgn wanita bukan mahrom kok ngak nyadar ya
Afria Susanti
siiiiii kenan mulai cemburu dengan sakala itu makany hanin di suruh matamatain
AndTea
kasiaN Hanin 😭😭😭
Nuraini Aini
trimaksh thor ceritanya keren konfliknya g ribet cpt terselesaikan mantap👍❤
Nuraini Aini
senjata makan tuan😄😅
Nuraini Aini
berarti ini daerah pesisir disumatra ya thor...
Jue
Pake Hijab itu hukum Allah SWT untuk menutup Aurat untuk semua ummat wanita beragama Islam , Apa kena mengena dengan cerita Anin , Kira bagus kalau Anin beritahu kalau tidak padan saja dengan muka siapa suruh usir isteri dari rumah , Isteri yang patut dijaga tetapi dijadikan seperti tiada harga , Hanya kerana terlampau sayang pada Adik , Please lah tak payah nak bersabit dengan Jilbab atau tudung mahupun hijab .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!