NovelToon NovelToon
Nikah Muda Karena Terpaksa

Nikah Muda Karena Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Damian pemuda urakan, badboy, hobi nonton film blue, dan tidak pernah naik kelas. Bahkan saat usianya 19 tahun ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Gwen, siswi beasiswa. la murid pindahan yang secara kebetulan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah milik keluarga Damian. Otaknya yang encer membuat di berkesempatan bersekolah di SMA Praja Nusantara. Namun di hari pertamanya dia harus berurusan dengan Damian, sampai ia harus terjebak menjadi tutor untuk si trouble maker Damian.

Tidak sampai di situ, ketika suatu kejadian membuatnya harus berurusan dengan yang namanya pernikahan muda karena Married by accident bersama Damian. Akan tetapi, pernikahan mereka harus ditutupi dari teman-temannya termasuk pihak sekolah atas permintaan Gwen.

Lalu, bagaimana kisah kedua orang yang selalu ribut dan bermusuhan ini tinggal di satu atap yang sama, dan dalam status pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Apaan sih lo nyeret-nyeret gue, sakit tahu!" seru Gwen. Ia menyentak tangan Damian yang mengenggam lengannya cukup kasar, setelah mereka berada di taman belakang sekolah.

"Balikin duit tuh cowok!" sentaknya.

"Duit yang mana maksud lo?"

Damian memutar jengah kedua bola matanya. Dia ini harus ektra sabar jika harus bicara dengan Gwen, sudah menggunai-gunainya, sekarang malah bermain drama pura-pura amnesia.

"Jangan pura-pura nggak ngerti, anjir. Duit yang dia kasih buat bayar bakso lo tadi lah. Lo pikir duit yang mana lagi. Gue lagi serius, dan lo jangan pakai drama amnesia lagi, bosen gue."

Gwen tahu, jadi Damian tak terima Axel mentraktirnya. Terus kenapa dia harus marah-marah seperti ini. "Oh soal itu, ngapain lo harus marah-marah kek gitu. Lihat nih lengan gue sampai merah-merah. Nggak bisa apa diomongin baik-baik, heran gue sama lo. Jadi cowok kok kasar banget."

"Dia nggak bisa gue baikin, makin lama bikin gue makin enek karena...." Damian langsung membungkam bibirnya, tak mau melanjutkan kata-katanya lagi, atau Gwen nanti besar kepala, dan malah menjahilinya.

Akan tetapi, Gwen sudah paham. Ya, sangat paham malah kini memilih menyipitkan mata, lalu tertawa sinis.

"Oh, gue paham. Lo pasti cemburu, 'kan?" godanya.

Damian langsung gelagapan dituduh seperti itu. Ia mengalihkan tatapannya ke arah lain, asal bukan ke sang istri.

"Jangan asal, gue cuma nggak mau mempermalukan diri sendiri. Istri seorang Damian masa minta dibayarin sama orang lain, dipikir gue nggak punya duit apa. Jangan bikin malu dong lo!" sentaknya.

Gwen gemas sekaligus kesal, yang ingin membuat Damian kesal juga siapa. Dia juga tak sengaja menghilangkan uangnya. Lagipula, ia tadi sudah berusaha menelpon Damian, namun Axel justru mematikan sambungan teleponnya.

"Siapa juga yang mau bikin lo malu. Emang mereka tahu gue istri lo? Kecuali lo umumin tuh ke seluruh penjuru sekolahan."

"Diem lo!" kesal Damian. "Banyak alasan lo."

"Gue nggak banyak alasan, Damian. Duit gue beneran ilang, gue tadi udah nelpon lo mau minjem duit, eh dimatiin sama si Axel. Lo kenapa sih? Dia cuma mau bantuin gue kok. Kalau lo cemburu tuh ngaku. Jangan diem aja kek orang bego, mana gue ngerti kalau lo nggak jelasin."

Damian meradang, iya dia cemburu. Namun, ia tak mau mengakuinya pada Gwen, maaf saja harga dirinya terlalu tinggi.

"Sorry, ya. Jangan kegeeran lo. Gue nggak cemburu, gue cuma nggak mau selama lo terikat sama gue, lo minta duit sama orang lain."

"Gue nggak minta duit, Dam"

"Bodo, gue nggak minta penjelasan dari lo." Damian merogoh saku celananya. Mengeluarkan dompet berwarna dark brown dengan merek terkenal, yang Gwen tahu harganya pasti sangat mahal. Pemuda itu menarik beberapa lembar uang kertas berwana merah, lalu ia sodorkan pada Gwen.

"Nih, balikin ke si cowok sok iyes itu," titahnya.

Melihat lembaran uang berwarna merah di tangan Damian, Gwen mendorong tangan sang suami kembali.

"Nggak perlu, gue bisa ganti sendiri pakai duit gue."

"Kapan lo bakal gantiinnya, mana lo punya duit. Duit lo juga ilang. Balikin sama dia, gue nggak mau lo ngemis sama tuh cowok. Cepetan balikin." Wajah Damian sudah merah padam menahan emosi.

"Kok lo maksa, masukin lagi tuh duit ke dompet. Nggak perlu lo kasih, kalau cara lo kasar begini." Gwen juga emosi. Ia berbalik bermaksud kembali ke kantin, namun lengannya lagi-lagi ditarik oleh Damian. Ia menaruh lembaran uang kertas itu di tangan Gwen dengan paksa.

"Balikin duit tuh cowok, atau dia gue habisin, paham nggak lo."

Gwen melihat keseriusan di wajah Damian. Apalagi, aura yang diperlihatkan suaminya ini membuat bulu kuduk meremang. Gwen terpaksa menerima uang dari Damian, tak mau jika Axel benar-benar dihajar oleh si pemuda berandalan tersebut.

"Ya udah gue terima, gue balikin sama Axel. Tapi nggak sebanyak ini juga."

"Ambil aja," ujarnya, dan Damian langsung meninggalkan Gwen seorang diri di sana.

Gwen berdecak. "Dasar orang kaya, gue cuma mau bayar bakso bukan mau beli rumah." Karena Damian sudah tak terlihat di pandangannya. Gwen juga lantas pergi dari sana kembali lagi ke kantin.

Tak butuh waktu lama, ketika Gwen kembali. Axel langsung berdiri duduknya. "Lo nggak diapa-apain sama tuh preman sekolah, 'kan, Gwen?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Nggak lah lo tenang aja. Oh ya, Xel. Ini duit lo tadi."

Gwen menyerahkan satu lembar uang berwarna merah pada Axel.

"Eh, kenapa lo balikin? Gue bilang nggak usah."

"Udah terima aja, ya udah gue pergi dulu nemuin Pak Yus."

Gwen langsung pergi dari kantin, bahkan Axel belum sempat bertanya dari mana Gwen mendapatkan uangnya. Lagipula nominalnya juga terlalu besar hanya untuk membayar semangkok bakso.

"Gwen!" serunya. "Padahal nggak usah dibalikin, orang gue niatnya emang bayarin."

"Ya udah lah, Xel. Simpen aja duitnya. Ntar balikin pas pulang sekolah." Jane menimpali.

Axel menatap pintu kantin, di mana sosok Gwen sudah tak terlihat lagi di sana, lalu mengangguk.

***

Seperti biasa Gwen pulang paling sore setiap hari kamis di antara teman-temannya, karena harus mengurus ini dan itu sebagai ketua kedisiplinan.

Tadi, Axel sudah menawarinya tumpangan, namun Gwen menolaknya. Takut Damian tahu, dan Axel dalam bahaya nanti.

Gwen berjalan menuju pintu gerbang utama sekolah, sebelum lengannya ditarik oleh seseorang dengan cukup kencang.

"Apaan sih lo, lepasin!" sentaknya. Ia menepis tangan orang itu dengan kasar, dan saat ia menoleh. Ia tahu siapa pelakunya.

Alicia and the genk.

"Lo lagi, kalian mau ngapain lagi? Gue udah nggak ada urusan sama lo dan genk lo ini, Nenek lampir."

Alicia yang dipanggil seperti itu, tentu saja marah. Ia kesal, enak saja namanya sudah bagus, justru dipanggil nenek lampir oleh musuhnya ini.

"Sembarangan banget lo manggil gue kek gitu."

"Kan emang pantes lo dipanggil gitu, lo tukang bully, attitude lo buruk, jadi salahnya di mana?"

Tak terima dengan ucapan Gwen, Alicia mengangkat tangannya ke udara guna menampar wajah Gwen. Sialnya, Gwen itu pemegang sabuk hitam taekwondo. Jadi, hanya gerakan seperti itu saja mudah sekali ia baca. Lihatlah kini, dengan cepat istri Damian itu menahan lengan Alicia yang hampir mendarat di pipinya.

"Jangan harap lo bisa mukul wajah gue."

Alicia menggeram emosi, Lusy, Nita, dan Agnes pun tak jauh beda. Wajah-wajah itu penuh amarah dengan mata menghunus tajam tepat ke arah Gwen.

"Habisin aja sih, Al. Nih cewek songong banget. Kalau nggak, dia bakal terus-terusan gangguin Damian." Agnes berkata.

Gwen hanya terkekeh mendengar ucapan Agnes.

"Habisin? Lo pikir gue ini nyamuk, semut, tikus? Lo kalau ngomong pakai otak. Lo itu anak sekolah, pelajar, tapi kelakuan lo kaya pembunuh berdarah dingin. Gue nanya sama lo pada. Masalah gue sama lo apaan? Sampai lo mau habisin gue? Bahkan semut pun berhak hidup tenang dari gangguan manusia."

"Nggak usah ceramah di depan kita-kita," Lusy menimpali.

Gwen kembali terkekeh, dia masih bersikap tenang. Ia memilih melipat kedua tangannya di depan dada. Berjalan memutari keempat gadis tersebut.

"Gue nggak lagi ceramah, lo pikir gue lagi syiar agama? Gue lagi ngomongin fakta. Kalau lo pada itu sekolah, tapi attitude kalian nol besar. Sekolah bukan buat jadi preman, bukan jadi sok jagoan. Sekolah buat memperbaiki norma, sekolah didikan etika. Bukan kaya lo pada ini. Terus kalau kalian kelakuannya kek gini, orang tua kalian pada bangga gitu? Pantes sih kalau lo lo pada nanti pada jadi beban negara seperti kata Pak Yus."

Alicia mengepalkan kedua tangannya erat, emosi menguasi dirinya, selama ini tak ada yang pernah berani melawannya. Dia dijuluki queen of bully di sekolah ini. Jadi, merasa ada yang berani padanya, tentu gadis itu tak terima.

"Heh cewek miskin, lo itu siapa? Gue bahkan bisa nendang lo dari sekolah ini. Lo 'kan cuma siswa beasiswa, belagu lagi. Lo nggak tahu, gue ini calon istri Damian Alexander Pranata, calon menantu keluarga Prananta yang punya sekolah ini, terus orang terpandang di kota ini. Gue bisa tuh ngedepak lo dari sini kalau gue mau."

Jengah, itulah yang Gwen rasakan saat ini. 'Mimpi aja sono lo, orang Damian aja udah nikah sama gue. Lah lo baru mimpi, mengkhayal, 'batinnya.

"Ya udah depak aja kalau bisa."

"Lo nantangin gue?" Kembali, Alicia tersulut emosi.

"Maaf, gue nggak mau jadi jagoan di sini. Gue cuma mau sekolah dengan tenang, menuntut ilmu sampai gue bisa lulus dengan nilai terbaik, dan gue bisa kuliah lewat jalur beasiswa. Ngebanggain orang tua dengan prestasi. Gue nggak mau buang-buang masa depan gue buat hal-hal nggak berguna kaya lo ini. Ya contohnya ngeladenin lo lo pada ini. Sorry, gue nggak mau nyari masalah sama lo, jadi udah cukup jangan bawa-bawa gue dalam masalah lo sama Damian, oke."

Gwen bukan tipe orang yang suka mencari masalah.

Maka dari itu, ia pun tak ingin terlalu banyak berdebat dengan Alicia. Dia bukan tipe penakut, lebih ke malas saja.

Dia belajar ilmu bela diri pun dulu atas dorongan mendiang sang ayah. Ayah Gwen adalah pelatih taekwondo, namun beliau harus meninggal karena kecelakan kerja.

Tak terima dengan semua ucapan Gwen, Alicia melirik ke arah Agnes, Nita, dan Lusy. Ia memberi kode pada ketiganya.

Ketiga tangan itu terangkat ke udara, dan membentuk simbol oke.

Alicia tersenyum jahat, namun sebelum mereka sempat menarik rambut panjang Gwen dari belakang tiba-tiba....

Axel sejak tadi gelisah duduk di atas motornya. Melirik jam di pergelangan tangan yang sudah menunjuk jam 15.30 sore.

"Kok Gwen belum keluar, ya." Ia melongokan kepalanya ke arah lorong panjang kelas satu, dari tempat parkir yang memang bisa melihat jelas aktifitas di lorong kelas. Detik berikutnya bibirnya tersenyum lebar.

"Nah itu Gwen."

Ia baru saja ingin menyusulnya, namun ketika dirinya melihat sosok Alicia menarik tangan sang pujaan hati. Axel buru-buru turun dari motor. Ia menaruh helmnya kembali, dan segera mencari keberadaan Gwen.

Cukup lama ia berputar-putar di area sekolah, hingga telinganya menangkap suara berisik dari lorong laboratorium Kimia, yang terletak dekat dengan perpustakaan. Buru-buru Axel berlari ke sana.

Ia datang tepat ketika ketiga orang genk Alicia ingin menarik rambut panjang Gwen. Sebelum mereka berhasil melakukannya, Axel lebih dulu menarik rambut ketiganya.

"Lo!" seru Alicia, yang membuat Gwen kembali menoleh ke belakang.

"Axel, ngapain lo di sini?" tanya Gwen.

"Nyariin lo, Gwen. Nih Nenek lampir mau ngapain lo lagi?"

"Hei, apa-apaan lo pakai ikut manggil gue gitu?"

Axel tertawa. "Emang kenapa? Nggak terima, itu 'kan nama yang cocok buat lo, dan genk lo itu. Udah sono pada balik, jangan ngebully orang terus, mau gue laporin kepala sekolah?"

Alicia tentu saja takut, jika sampai Pak Arthur tahu hal ini. Maka ia akan dicopot sebagai calon menantu keluarga Pranata.

Menghentakkan kakinya di lantai, Alicia kemudian pergi dari sana dengan menahan kesal. Bahkan ia dengan sengaja menyenggol bahu Gwen dengan kasar.

"Urusan lo belum selesai sama gue."

Gwen mendecih. "Urusan apaan sih nggak selesai-selesai, kek urusan pemerintahan aja. Heran gue."

Alicia melotot padanya, namun Gwen hanya tertawa saat itu. Alicia bertambah kesal, lantas pergi dari sana diikuti anggota genknya.

"Lo nggak apa-apa, Gwen?"

"Nggak apa-apa, tenang aja. Dia itu nggak bakalan bisa ngebully gue, Xel. Oh ya, kok lo belum balik?"

"Nungguin lo, gue khawatir."

"Nggak usah khawatirin gue, gue bukan anak kecil. Ya udah ayo balik, ntar kesorean gue nggak dapat bus."

Axel menahan lengan Gwen. "Balik bareng gue aja, udah sore."

Gwen ingin menolak, namun Axel justru memaksanya. "Jangan keras kepala deh."

Gwen tak mau Damian tahu, nanti jadi masalah lagi.

"Xel, gue bisa balik sendiri."

"Nggak, Gwen. Gue khawatir kalau lo balik sendiri mending gue anterin."

Bisa gawat, kalau Axel yang mengantar nanti pemuda itu tahu rahasia Gwen lagi.

"Beneran, Xel. Gue nggak apa-apa balik sendiri."

"Nggak, lo balik sama gue," titahnya. Axel mencekal lengan Gwen, dan bermaksud menyuruhnya naik ke atas motor. Namun dengan tiba-tiba seseorang juga menahan lengan Gwen, yang spontan membuat Gwen maupun Axel menoleh ke samping.

"Damian."

...***Bersambung***...

1
Lasmin Alif nur sejati
kenapa aku ikut deg degan ya 🤣🤣🤣🤣
Lasmin Alif nur sejati
ceritanya seru thorr, semangat terus nulisnya ya thorr🤭
Ciaaaa: Terima kasih banyak kak, author makin semangat nulis kisahnya🤩
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk yg banyak q ksih bunga lagi deh
kalea rizuky
q ksih bunga biar banyak up ya thor
Ciaaaa: hihii boleh dong, tapi sabar yaa author lagi ada kerjaan nanti di up lagi😊
total 1 replies
kalea rizuky
nah gt jangan mau di injak injak Gwen gue suka cwek. tegas g menye2
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thor
Ciaaaa: sabar ya kak, masih mikir kata" yang akan di rilis😄
total 1 replies
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr
Lasmin Alif nur sejati
mau jadi suami bucin nantinya 🤣
Lasmin Alif nur sejati
kasihan sekali si gwen
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr💪
Ciaaaa: Terima kasih kak, silahkan baca bab selanjutnya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
jangan mau Gwen cowok bekas
kalea rizuky
dih Damian tukang celup ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!